• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD. Oleh: Khoimatun STKIP NU Indramayu, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD. Oleh: Khoimatun STKIP NU Indramayu, Jawa Barat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

53

PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Oleh: Khoimatun

STKIP NU Indramayu, Jawa Barat

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur keefektifan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhapadap pembelajaran IPA. Pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah penelitian dan pengembangan (research and development atau R & D) dari Kemp. at al. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang terdiri dari 12 prinsip keterampilan proses menurut Conny Semiawan dalam Aisyah N (2011). Berdasarkan indikator tersebut maka penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan antara siswa yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sebesar 81,52% dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 71,25%.

Kata Kunci : Pembelajaran IPA, Pendekatan Keterampilan Proses, Pemahaman Konsep

PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA pada dasarnya merupakan pembelajaran yang menyenangkan apabila dikemas dan disajikan dengan penuh variasi. Baik dari segi metode, pendekatan maupun media yang menunjangnya sehingga dapat menumbuhkan kreativitas siswa secara optimal.

Pembelajaran yang ideal pada dasarnya adalah pembelajaran yang bermakna,

sehingga menjadikan siswa belajar dengan penuh kesan yang mendalam dan menyenangkan.

Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu bentuk pembaruan dalam pendidikan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaruan dalam pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.Dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kompetensi sains yang menjamin pertumbuhan penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip alam, kemampuan bekerja dan bersikap ilmiah sekaligus pengembangan kepribadian anak yang sehat dan berakhlak mulia (Agustiana, 2009). Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu bentuk pembaruan dalam pendidikan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaruan dalam pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA kelas V masih banyak siswa yang berada di bawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Jumlah siswa kelas V sebanyak 33 siswa, ada sekitar 81,81 % atau 27 siswa yang belum mencapai KKM dan hanya 6 siswa atau 18,18 % yang memperoleh nilai di atas KKM. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang efektifnya penerapan pendekatan pembelajaran, serta siswa pasif dan cepat bosan dalam pembelajaran. Alternatif yang digunakan dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengubah pendekatan tersebut dengan menggunakan pendekatan yang sesuai. Pendekatan yang diharapkan sesuai dengan materi sifat-sifat cahaya kelas V adalah menggunakan pendekatan keterampilan proses sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan

(2)

54 ketrampilan proses merupakan suatu bentuk pembaruan dalam pendidikan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaruan dalam pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Ango (2002) mengatakan bahwapengalaman-pengalaman belajar siswa dalam sains seharusnya meliputi keterampilan proses seperti mengukur, mengamati, menggolongkan, dan memprediksi. Keterampilan tersebut penting untuk mengembangkan keberhasilan pemahaman siswa pada konsep ilmiah.Keterampilan ini bisa digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses ini diharapkan siswa dapat menggali segala potensi yang dimilikinya tanpa meninggalkan pribadi yang berakhlak yang baik, keterampilan proses melatih siswa untuk berpikir kritis khususnya siswa SD yang berada pada fase menganalisis, seperti dalam Velve, B P, at al (2006:59) “To make decisions amidst a wide array of choices…and to analyse copious amounts of information. These abilities require critical thinking skills”, bahwa keterampilan berpikir kritis diperlukan dalam menganalisis berbagai informasi yang ada.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development atau R & D) dari Kemp. at al dalam Trianto (2010) yang telah dimodifikasi karena mengembangkan perangkat pembelajaran dan menguji keefektifan pendekatan pembelajaran. Pembelajaran yang akan dikembangkan adalah perangkat pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses pada materi sifat-sifat cahaya meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa (LKS).

Penelitian dilaksanakan di SDN Cangkingan III Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu. Subyek penelitian adalah siswa Kelas SDN Cangkingan III yaitu 24 siswa sebagai kelas eksperimen dan 21 Siswa sebagai kelas kontrol. Variabel bebas yaitu pendekatan Keterampilan proses, dan variabel terikat adalah pemahaman konsep siswa sekolah dasar. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada materi sifat-sifat cahaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2010). Dari pemaparan di atas dikatakan bahwa hakikat IPA sangat penting dalam pembelajaran, karena proses ilmiah diperlukan untuk memberikan siswa agar berpikir ilmiah.

Secara umum ilmu pengetahuan alam (IPA) dipahami sebagai ilmu kealaman, yaitu ilmu yang hadir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan konsep. Dalam penelitian ini langkah-langkah pembelajaran IPA yang digunakan dengan menggunakan keterampilan proses berupa observasi, penyusunan hipotesis serta penarikan kesimpulan.

Pendekatan keterampilan proses merupakan pengembangan kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa sehingga banyak digunakan di sekolah dasar dalam mempelajari konsep, fenomena alam dalam bentuk sederhana sehingga sesuai dengan taraf perkembangan berpikir siswa sekolah dasar. Keterampilan proses khususnya keterampilan proses dalam ilmu sains sangat penting untuk mengembangkan ide-ide ilmiah dan untuk membuat siswa menjadi pemikir independen. Selain itu, keterampilan proses didefinisikan sebagai urutan peristiwa yang terlibat dalam penyelidikan ilmiah dan diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu

(3)

55 Keterampilanproses sainsdasar danketerampilanproses sainsTerpadu (Yadav Badri at al. 2013).

Adapun untuk membedakan pembelajaran yang biasa dilakukan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah dilihat dari prinsip-prinsip keterampilan proses menurut Conny Semiawan dalam Aisyah N (2011) di antaranya sebagai berikut : (1) Kemampuan mengamati, (2) Kemampuan menghitung, (3) Kemampuan mengukur, (4) Kemampuan mengklasifikasikan, (5) Kemampuan menemukan hubungan, (6) Kemampuan membuat prediksi (ramalan), (7) Kemampuan melaksanakan penelitian, (8) Kemampuan mengumpulkan data, (9) Kemampuan menginterpretasikan data, dan (10) Kemampuan mengkomunikasikan hasil. Kemudian dipadukan dengan keterampilan proses dari Shinta Dewi (2008) yakni (11) Kemampuan menganalisis data dan, (12) Kemampuan menyimpulkan.

Berdasarkan hasil belajar terhadap pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran IPA diperoleh data skor rata-rata pre-test 16,75, post-test 22,05, kenaikan 5.30, dan persentase kenaikan skor 26,50%. Nilai rata-rata pre-test 64,32 dan post-test 85,35, mengalami kenaikan 21,03. Ini berarti kenaikan nilai termasuk kategori cukup.Pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan perangkat yang sudah ada diperoleh data skor rata-rata pre-test 16,39, post-test 17,20, kenaikan 0,80, dan persentase kenaikan 4,05%. Nilai rata-rata pre-test 62,25, post-test 64,37, mengalami kenaikan 2,12. Ini berarti kenaikan nilai termasuk kategori rendah. Validasi perangkat pembelajaran oleh Ahli Materi dan Rekan Guru. Validasi dilakukan untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk merevisi produk perangkat pembelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya. Validasi yang dilakukan ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran dengan materi sifat-sifat cahaya. Ahli Materi dan Rekan Guru memberikan saran/masukan serta penilaian untuk perbaikan. Berikut data hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Data Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Materi dan Rekan Guru

Aspek yang Dinilai Skor rata-rata Kategori

Silabus 4,01 Baik

RPP 3,71 Baik

LKS 3,97 Baik

Gambar. 1.1

Persentase Keterampilan ProsesSiswa dalam Percobaan IPA (Kelas Eksperimen)

72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 Me n gamat i Me n gh itu n g Me n gu ku r Me n gkla sif ika … Me n em u ka n … Me m b u at … Me lak san ak a… Me n gu m p u lk … Me n gint erp re … Me n gko m u n i… Me n gan alis is … Me n yim p u lka n PKP …

(4)

56 Gambar di atas menunjukkan persentase pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan prosessiswa dalam percobaan IPA. Persentase masing-masing keterampilan proses siswa berkisar antara 78,42% sampai 88,48%. Dari ke-12 aspek yang dievaluasi tersebut mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasikan, menemukan hubungan, membuat prediksi (ramalan), melaksanakan penelitian, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, mengkomunikasikan hasil, menganalisis data, dan menyimpulkan dikategorikan baik. Perolehan skor rata-rata keterampilan prosesadalah 82,27% dan dikategorikan baik. Adapun kategori keterampilan prosessiswa dengan persentase tertinggi adalah aktivitas mengklasifikasikan yaitu 88,48%.

Penilaian aspek keterampilan proses berdasarkan hasil observasi yang dinilai oleh observer pada saat siswa melakukan kegiatan eksperimen pemanasan sifat-sifat cahaya. Adapun aspek-aspek keterampilan proses yang dinilai sebagai berikut: Kemampuan mengamati, Kemampuan menghitung, Kemampuan mengukur, Kemampuan mengklasifikasikan, Kemampuan menemukan hubungan, Kemampuan membuat prediksi (ramalan), Kemampuan melaksanakan penelitian, Kemampuan mengumpulkan data, Kemampuan menginterpretasikan data, Kemampuan mengkomunikasikan hasil, Kemampuan menganalisis data, dan Kemampuan menyimpulkan dan aspek-aspek berpikir kritis yang dinilai sebagai berikut: memfokuskan pertanyaan, menjawab pertanyaan menantang, menyesuaikan dengan sumber, mempertimbangkan hasil keputusan, mengidentifikasi istilah, mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain.

Pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dilakukan oleh pengamat menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh dari lembar observasi selama kegiatan pembelajaranIPA dinyatakan dalam persentase. Hasil analisis secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut ini.

Gambar. 1.2

Persentase Keterampilan ProsesSiswa dalam Percobaan IPA (Kelas Konrol)

Gambar di atas menunjukkan persentase keterampilan prosessiswa dalam percobaan sains. Persentase masing-masing keterampilan proses siswa berkisar antara 68,52% sampai 75,23%. Dari ke-12 aspek yang dievaluasi tersebut, terdapat 7 aspek yang dikategorikan baik yaitumengklasifikasikan, mengumpulkan data mengamati, mengukur, membuat prediksi, mengkomunikasikan hasil dan menyimpulkan, sedangkan dari ke-5 aspek yaitu menghitung, menemukan hubugan, melaksanakan penelitian, menginterpretasikan data dan menganalisa

64 66 68 70 72 74 76 Me n gamat i Me n gh itu n g Me n gu ku r Me n gkla sif ika sika n Me n em u ka n h u b u n gan Me m b u at p re d iks i … Mela ks an ak an … Me n gu m p u lka n d at a Me n gint erp re ta sika n … Me n gko m u n ika sika n … Me n gan alis is d at a Me n yim p u lka n PKP …

(5)

57 data diketegorikan cukup baik, ini menandakan bahwa pada pembelajaran di kelas kontrol belum mampu mengoptimalkan kegiatan keterampilan proses. Perolehan skor rata-rata keterampilan proses kelas control adalah 71,25%. Adapun kategori keterampilan proses siswa dengan persentase tertinggi adalah aktivitas mengamati yaitu 75,23%.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, dapat disimpulkan beberapa hal tentang produk yang telah dikembangkan yaitu:

1) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang dikembangkan melalui perangkat pembelajaran secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa SD yaitu dengan tingkat signifikan p > 0,05 sedangkan hasil gain terhadap pemahaman konsep siswa sebesar 0,255 sehingga dikategorikan signifikan, sehingga dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa SD. 2) Berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap perangkat pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiana N. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Hand on Project Untuk Meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains. Tesis PPs Unnes : tidak diterbitkan.

Aisyah N. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses. Pengembangan Pembelajaran Matematika

SD. http://staff.uny.ac.id/ (di unduh 25 Oktober 2012)

Ango, L mary. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context University of Jos,Plateau State, Nigeria. International Journal of Educology, Vol 16, No 1.

SinthaDewi.2008.Http://repository.upi.edu/chapter2.pdf (di unduh 02 Desember 2012)

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara

Velve, B. P at al. 2006 Development Of Critical Thinking In Occupational Therapy Students. East Carolina University, USA. Vol. 13 No. 1 Hal. 59.

Yadav Badri, Mishra Krishna. (2013). A Study of the Impact Laboratory Approach on Achievement and Process Skills in Science among Is Standard Students. International Journal of Scientific and Research Publications, Tehsil-Maheshwar, Dist.Khargone (M.P.), India.Vol. 3No. 1,Hal. 2

Gambar

Gambar  di  atas  menunjukkan  persentase  keterampilan  prosessiswa  dalam  percobaan  sains

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perencanaan yang tepat, maka retak geser pada balok tidak akan terjadi karena tulangan sengkang pada arah vertikal ini telah direncanakan mampu menahan beban gaya

Penggunaan Teknik Sebar Gambar Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Bahasa Perancis.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

[r]

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 250, Tambahan

(1) Pekerjaan las yang boleh dilakukan oleh Juru las kelas I (satu), kelas II (dua) dan kelas III (tiga) tetapi dilarang mengelas jenis kelas II (dua) dan kelas Ill (tiga)

Dari kutipan dan pengertian komunikasi organisasi penulis menarik analisa bahwa komunikasi organisasi dan komunikasi korporat mempunyai keterkaitan yang sangat erat, karena

bahwa untuk mengatasi bahaya yang mungkin terjadi atau untuk melindungi tenaga kerja dalam perusahaan yang menggunakan bahan asbes dalam proses produksinya, perlu

Program pembangunan yang didasarkan pada asumsi bahwa petani perlu dididik untuk menerapkan teknologi baru dan lebih baik, hampir dapat dipastikan selalu gagal, jika tidak