• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR,

Menimbang : a. bahwa dengan kendaraan tidak bermotor sebagai salah satu alat transportasi darat di Daerah Kabupaten Lombok Timur perlu dilakukan pengaturan tentang pendaftaran, pengujian dan ketentuan penggunaannya oleh Pemerintah Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a, perlu

membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Kendaraan Tidak Bermotor.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4380);

(2)

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 426, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

7. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara nomor 3831);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993, Tentang Pengawasan Kendaraan Bermotor Di Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993, Nomor 3528);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 , Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993, Nomor 60 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3229); 10.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4838);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dearah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022);

(3)

12.Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

13.Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70).

14.Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 31, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR TENTANG RETRIBUSI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Timur.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Lombok Timur.

4. Dinas Perhubungan dan Pariwisata adalah Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur.

(4)

5. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat yang berwenang mengelola Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Bupati.

6. Kendaraan Tidak Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh tenaga hewan.

7. Cidomo Dokar adalah Kendaraan Tidak Bermotor yang ditarik oleh hewan dan dipergunakan sebagai angkutan orang.

8. Cikar Gerobak adalah Kendaraan Tidak Bermotor yang ditarik oleh hewan dan diperuntukkan sebagai angkutan barang.

9. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

10. Jalan adalah jalan umum yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

11. Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor adalah rangkaian kegiatan menguji dan atau memeriksa bagian-bagian Kendaraan Tidak Bermotor, penilaian persyaratan teknis, peralatan perlengkapan dan penentuan daya angkut pada Kendaraan Tidak Bermotor yang digerakkan oleh tenaga hewan dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang dan atau barang.

12. Laik Jalan adalah suatu kondisi teknis dari Kendaraan Tidak Bermotor secara dinamis memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

13. Pengujian berkala Kendaraan Tidak Bermotor yang selanjutnya disebut uji berkala adalah Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor yang dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.

14. Buku Uji Berkala yang selanjutnya disebut buku uji adalah tanda bukti lulus uji berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian Kendaraan Tidak Bermotor.

15. Tanda Samping adalah tanda yang berisi informasi tingkat hasil uji berkala, yang dicantumkan/dipasang secara permanen dengan menggunakan cat pada bagian samping kanan kiri Kendaraan Tidak Bermotor.

16. Surat Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor yang selanjutnya di sebut STNKTB adalah surat tanda bukti bahwa Kendaraan Tidak Bermotor telah didaftarkan.

(5)

17. Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor atau Plat Nomor berbentuk lempengan tipis persegi empat adalah tanda yang menyatakan kode wilayah pendaftaran, nomor pendaftaran dan masa berlakunya STNKTB.

18. Surat Izin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor selanjutnya di sebut SIMKTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada pengemudi (kusir/sais) Kendaraan Tidak Bermotor yang dinyatakan mampu dan memenuhi syarat untuk mengemudikan Kendaraan Tidak Bermotor.

19. Pengemudi adalah kusir/sais yang mengendalikan Kendaraan Tidak Bermotor.

20. Tempat Pemberhentian Kendaraan Tidak Bermotor adalah prasarana umum yang dipergunakan sebagai tempat-tempat pemberhentian Kendaraan Tidak Bermotor / berpangkal atau berkumpul.

21. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atau jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

22. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

23. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Kendaraan Tidak Bermotor, dipungut retribusi atas setiap pelayanan terhadap Kendaraan Tidak Bermotor.

(2) Obyek Retribusi adalah setiap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah berupa pengujian, pendaftaran, perizinan, dan penggunaan/ pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

(3) Subyek Retribusi adalah setiap orang pribadi/badan hukum yang memiliki Kendaraan Tidak Bermotor (cidomo, dokar, cikar) yang menikmati

(6)

pelayanan jasa pengujian, pendaftaran, perizinan, dan penggunaan/ pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

(4) Wajib Retribusi adalah orang pribadi/badan hukum yang menurut Peraturan Daerah ini wajib membayar retribusi.

BAB III

PERSYARATAN UMUM KENDARAAN TIDAK BERMOTOR Bagian Pertama

Persyaratan Teknis Pasal 3

(1) Konstruksi dari Kendaraan Tidak Bermotor yang dipergunakan untuk angkutan orang dan/ atau barang yang beroperasi di jalan harus cukup kuat yang terdiri dari rangka landasan, roda/as roda, rem dan/atau ganjar roda, boom dan/atau galah-galah, tempat lampu dan /atau spot light.

(2) Persyaratan kelengkapan komponen pendukung Kendaraan Tidak Bermotor terdiri dari :

a. Kaca spion, cambuk/pecut,

b. Abah-abah hewan yang sempurna, c. Tuter atau lonceng/bel,

d. Kantong untuk menampung kotoran dari karung, e. Skop, sapu, ember, dan alat tanda arah/stopan,

(3) Hewan/ternak yang digunakan untuk menarik Kendaraan Tidak Bermotor harus menggunakan jenis hewan jantan,

(4) Daya Angkut Maksimal Kendaraan Tidak Bermotor yang dipergunakan sebagai angkutan penumpang umum adalah sebagai berikut :

a. 4 (empat) orang dewasa termasuk pengemudi ditambahan 40 kilogram barang apabila ditarik oleh 1 (satu) ekor kuda,

b. 6 (enam) orang dewasa termasuk pengmudi ditambah 60 kilogram barang apabila ditarik oleh 2 (dua) ekor kuda.

(5) Daya Angkut Maksimal Kendaraan Tidak Bermotor yang dipergunakan sebagai angkutan barang adalah 300 kg (tiga ratus kilogram).

(7)

Bagian Kedua

Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor Pasal 4

(1) Setiap Kendaraan Tidak Bermotor angkutan orang dan barang umum yang dioperasikan di jalan, wajib diadakan pengujian.

(2) Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.

Pasal 5

(1) Pelaksanaan pengujian Kendaraan Tidak Bermotor dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur.

(2) Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan oleh tenaga penguji yang memiliki kualifikasi teknis tertentu

(3) Pengangkatan dan pemberhentian tenaga penguji sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur.

Pasal 6

(1) Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 yang dinyatakan lulus uji diberikan buku uji dan dilengkapi dengan Tanda Samping.

(2) Buku Uji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya berisi data mengenai :

a. Nomor Uji Kendaraan Tidak Bermotor, b. Nama Pemilik,

c. Jenis Kendaraan Tidak Bermotor, d. Daya Angkut,

(8)

(3) Tanda Samping sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai :

a. Daya Angkut, b. Masa Berlaku.

(4) Bentuk, ukuran dan isi Buku Uji, ketentuan tata cara penempatan tanda samping serta persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan pengujian berkala Kendaraan Tidak Bermotor akan diatur dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga

Pendaftaran Kendaraan Tidak Bermotor Pasal 7

(1) Semua jenis Kendaraan Tidak Bermotor baik angkutan orang maupun angkutan barang umum (cidomo/dokar, cikar/gerobak) yang dioperasikan di jalan, wajib didaftarkan oleh pemilik/pengusahanya.

(2) Sebagai bukti telah didaftarkan diberikan Surat Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (STNKTB), dan Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (TNKTB) / Plat Nomor.

(3) Surat Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (STNKTB), dan Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (TNKTB) sebagaimana dimaksud ayat (2) berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak didaftarkan dan dapat diperpanjang.

Pasal 8

(1) Surat Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (STNKTB) sekurang-kurangnya berisi data mengenai :

a. Kode Wilayah Pendaftaran, b. Nomor Pendaftaran,

c. Nama Pemilik, d. Alamat Pemilik,

e. Jenis Kendaraan Tidak Bermotor, f. Tanggal Pendaftaran,

(9)

(2) Bentuk, ukuran dan isi STNKTB, serta bentuk, warna ukutan Tanda nomor Kendaraan Tidak Bermotor dan persyaratan, tata cara pengajuan permohonan pendaftaran Kendaraan Tidak Bermotor diatur dengan Keputusan Bupati.

Bagian Keempat Pengemudi

Pasal 9

(1) Setiap pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor, wajib memiliki Surat Izin Mengemudi.

(2) Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

(3) Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati Lombok Timur atau instansi yang ditunjuk.

Pasal 10

(1) Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor (SIMKTB) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tata tertib dan peraturan lalu lintas di jalan;

b. Umur minimal 16 tahun, c. Sehat jasmani dan rohani,

d. Memiliki keterampilan mengemudikan Kendaraan Tidak Bermotor. (2) Bentuk, ukuran, dan isi Surat Izin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor

serta tata cara untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor akan diatur lebih lanjut degan Keputusan Bupati.

(3) Setiap pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor angkutan orang dan barang umum harus berpakaian rapi dan sopan serta tidak boleh menggunakan sarung.

(10)

BAB IV

TEMPAT BERPANGKAL DAN WILAYAH OPERASI Pasal 11

(1) Jalur-jalur wilayah operasi Kendaraan Tidak Bermotor angkutan orang dan barang umum, diarahkan pada jalur yang belum dilayani oleh angkutan kendaraan bermotor umum,

(2) Jalur-jalur wilayah operasi Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diarahkan dan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati setelah mendengarkan pertimbangan instansi terkait.

Pasal 12

(1) Setiap Kendaraan Tidak Bermotor angkutan orang dan barang umum baik cidomo, dokar, dan cikar yang beroperasi di wilayah Kabupaten Lombok Timur, wajib berpangkal (berkumpul) pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan tempat-tempat lain (badan jalan pada ruas jalan arteri) sepanjang tidak mengganggu arus lalu lintas umum lainnya serta menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan sekitarnya

(2) Untuk menjaga ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas lainnya, pada tempat-tempat tertentu akan disediakan tempat-tempat pemberhentian/ berpangkal di luar jalan arteri utama.

(3) Tempat-tempat berpangkal (berkumpul), pemberhentian serta tempat-tempat umum (di badan jalan pada ruas-ruas jalan arteri primer) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) akan ditetapkan dan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 13

Setiap Kendaraan Tidak Bermotor angkutan orang dan atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dilarang berpangkal sementara selain di tempat-tempat yang telah ditentukan baik berupa bangunan pelataran tempat berpangkal/berkumpul atau tempat-tempat lain (badan jalan) yang dinyatakan dengan rambu-rambu lalu lintas sebagai tempat pemberhentian Kendaraan Tidak Bermotor.

(11)

BAB V

KETENTUAN RETRIBUSI Bagian Pertama

Tarif Retribusi Pasal 14

(1) Tarif reteribusi digolongkan atas setiap pemberian pelayanan yang meliputi sebagai berikut:

a. Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor, b. Pendaftaran Kendaraan Tidak Bermotor,

c. Pemberian Izin Operasi Kendaraan Tidak Bermotor (Jaringan Lalu Lintas KTB),

d. Pemberian Surat Izin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor,

e. Penggunaan/pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

f. Karoseri / rancang bangun Kendaraan Tidak Bermotor, (2) Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut :

a. Pengujian Berkala Kendaraan Tidak Bermotor :

1. Untuk angkutan orang (per enam bulan) Rp. 1.500,- 2. Untuk angkutan barang (per enam bulan) Rp. 1.500,- 3. Plat Samping (per enam bulan) Rp. 1.500,- b. Pendaftaran Kendaraan Tidak Bermotor :

1. Surat Tanda Nomor Nomor KTB (STNKTB) (Per tahun) Rp. 1.500,- 2. Plat Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (Per tahun) Rp. 1.500,- c. Izin Operasi Kendaraan Tidak Bermotor (Trayek)(Per tahun) Rp. 1.000,- d. Surat Izin Mengemudi KTB (Per tahun) Rp. 2.000,- e. Retribusi Tempat Berpangkal (pertahun) Rp. 9.000,-

Bagian Kedua Tata Cara Pemungutan

Pasal 15

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan surat Ketetapan Retribusi Daerah atau Dokumen lain yang dipersamakan.

(12)

(2) Hasil Pemungutan Retrisbusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) disetor seluruhnya ke Kas Daerah.

(3) Kepada petugas pemungut retribusi diberikan uang perangsang sebesar 5 % (lima persen) dari jumlah pungutan yang telah di setor ke kas Daerah.

(4) Ketentuan mengenai tata cara pemungutan dan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Untuk kelancaran pemungutan dan pembinaan kepada pengelola disediakan

biaya operasional yang besarnya 15 % (lima belas persen) dari jumlah pungutan yang telah disetor ke Kas Daerah

Bagian Ketiga

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 16

Tingkat penggunaan jasa pengujian, pendaftaran, perizinan, dan penggunaan/pemanfaatan fasilitas diukur berdasarkan jumlah Kendaraan Tidak Bermotor, jenis Kendaraan Tidak Bermotor dan jangka waktu.

Bagian Kempat

Prinsip dan Sasaran Komponen Biaya Dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif

Pasal 17

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian pelayanan pengujian, pendaftaran, perizinan, dan penggunaan/pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan memperhitungkan komponen biaya retribusi.

(2) Komponen biaya retribusi meliputi : a. Biaya survey lapangan,

b. Biaya transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian,

c. Biaya administrasi dan pembinaan serta memperhatikan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

(13)

Bagian Kelima Wilayah Pemungutan

Pasal 18

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat pelayanan pengujian, pendaftaran, perizinan, dan penggunaan/pemanfaatan fasilitas yang diberikan.

Bagian Keenam Sanksi Administrasi

Pasal 19

Wajib retribusi yang tidak dapat membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua perseratus) sebulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

Bagian Ketujuh

Keringanan, Pengurangan dan Pembebasan Pasal 20

(1) Bupati dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan pembayaran terhadap pokok dan atau bunga.

(2) Ketentuan mengenai tata cara untuk memperoleh keringan, pengurangan dan pembebasan pembayaran terhadap pokok dan/ atau bunga diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Bagian Kedelapan Kedaluwarsa Penagihan

Pasal 21

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kedaluwarsa, setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi

(14)

dinyatakan kadaluarsa kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(2) Kedalaluwarsa Penagihan dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat ditangguhkan apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau;

b. Ada pengakuan hutang Retribusi dari wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Pedoman tata cara penghapusan piutang retribusi yang kadaluarsa diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB VI

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 22

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Permerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah agar keterangan dan laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi Daerah tersebut;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidan di bidang retribusi Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain esrta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

(15)

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

i. Memanggil seseorang untuk didengan keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undangundang Nomor 18 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB VII

KETENTUAN PIDANA Pasal 23

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

(16)

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur.

Disahkan di Selong

Pada tanggal 28 Juni 2004

BUPATI LOMBOK TIMUR,

H. MOH. ALI BIN DACHLAN

Diundangkan di Selong Pada tanggal 28 Juni 2004

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR,

H. LALU KAMALUDDIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2004 NOMOR 13

(17)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

I. UMUM

Transportasi memiliki peranan penting dan strategis sebagai urat nadi dalam segala aspek kehidupan masyarakat baik ekonomi, sosial, politik maupun pertahanan keamanan.

Dengan semakin berkembangnya sektor lalu lintas di Kabupaten Lombok Timur seiring dengan berkembangnya sektor lalu lintas di Kabupaten Lombok Timur maka agar kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang mantap, jelas serta tegas dapat terpenuhin dalam bidang lalu lintas.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Thaun 2000 maka pengujian Kendaraan Tidak Bermotor merupakan Kewenangan Kabupaten.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas untuk meningkatkan pembinaan dan pengaturan maka Kendaraan Tidak Bermotor dikenakan Retibusi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas

(18)

Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas

(19)

Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 5 Pada praktikum ini praktikan melakukan percobaan dari persiapan bijih galena serbuk sampai dengan proses flotasi, untuk tahapan

Polutan partikulat yang berasal dari kendaraan bermotor umumnya merupakan fasa padat yang terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa padatan tersebut berasal dari

Partisipasi masyarakat dalam mewujudkan hutan desa antara lain cara masyarakat memberi respon terhadap program Hutan Desa, serta cara masyarakat mengelola Hutan

Pengetahuan yang akan dinilai pada PPKn di SMP/MTs berkaitan dengan l angkah- langkah untuk mewujudkan Pancasila sebagai Dasar Negara; Isi alinea dan pokok pikiran yang terkandung

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh sifat mekanik bioplastik untuk uji kuat tarik didapatkan komposisi : 5 gram pati dan 2 ml gliserol dengan nilai 2,02966

Dimulai dengan menjabarkan kembali bentuk proses formasi identitas dari budaya Betawi, kemudian menganalisa bagaimana cara melestarikan buda ya Betawi yang mulai mengalami

Pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai PT dan aPTT memendek pada semua penderita sepsis dengan luaran decompensated DIC, hasil ini sesuai dengan teori

1) Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek masih belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaannya untuk