• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dalam bab ini dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian, implikasi dan rekomendasi penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi hubungan kausal antar variabel melalui analisis jalur, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas; yaitu kompetensi guru dalam pembelajaran ekonomi, faktor psikologis siswa dan faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran ekonomi. Hal ini mengandung makna bahwa semakin tinggi kompetensi guru dalam pembelajaran ekonomi, dan faktor psikologis siswa semakin kondusif dalam menerima pelajaran serta ditunjang dengan kondisi faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga semakin kondisif maka semakin efektif pembelajaran ekonomi.

2. Hasil analisis dan pengujian menunjukkan bahwa faktor psikologis siswa dilihat dari aspek sikap, persepsi, motivasi, komitmen moral dan keribadian siswa terhadap pemahaman konsep ekonomi secara langsung mempunyai pengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran ekonomi siswa. Ini berarti bahwa semakin positif sikap dan persepsi siswa terhadap ekonomi, komitmen dan kepribadian siswa serta semakin tinggi motivasi

(2)

siswa dalam mata pelajaran ekonomi maka semakin tinggi efektivitas pembelajaran ekonominya.

3. Bardasarkan hasil analsisis jalur menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam proses pembelajaran ekonomi dilihat dari aspek penguasaan materi pelajaran, penguasaan kurikulum, mengelola program belajar, pengelolaan kelas, penggunaan media sumber belajar, mengelola interaksi belajar dan evaluasi proses belajar mengajar mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi guru dalam penguasaan materi pelajaran, penguasaan kurikulum ekonomi, pengelolaan program belajar, pengelolaan kelas, penggunaan media pembelajaran dan penguasaan dalam evaluasi pembelajaran maka efektivitas pembelajaran ekonomi semakin tinggi.

4. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran ekonomi. Artinya semakin kondusif faktor lingkungan sosial ekonomi dilihat dari aspek tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, dan tempat tinggal orang tua mempunyai pengaruh yang positif terhadap efektivitas pembelajaran ekonomi siswa.

5. Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian analisis jalur menunjukkan bahwa nilai-nilai perilaku ekonomi siswa pada taraf pemikiran (covert behaviour) dipengaruhi secara langsung oleh oleh efektivitas pembelajaran siswa dalam ekonomi. Hal ini mengandung arti bahwa semakin efektif pembelajaran ekonomi maka semakin positif dalam membentuk nilai-nilai

(3)

perilaku ekonomi siswa pada taraf pemikirannya. Hasil pengujian juga ditemukan fenomena bahwa nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran juga dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh kompetensi guru dalam pembelajaran ekonomi, faktor psikologis siswa dan faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga dan sekolah meskipun intensitas pengaruh dari setiap variabel berbeda. Faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga ternyata mempunyai pengaruh langsung yang cukup tinggi terhadap permbentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran bila dibandingkan dengan variabel struktural lainnya. Hal ini sesuai dengan kajian teoritis bahwa faktor lingkungan sangat dominan dalam membentuk nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran. 6. Hasil pembahasan dan analisis jalur menunjukkan kompetensi guru proses

belajar mengajar ekonomi dilihat dari aspek penguasaan materi pelajaran, penguasaan kurikulum, mengelola program belajar, pengelolaan kelas, menggunakan media sumber belajar, mengelola interaksi belajar dan evaluasi proses belajar mengajar secara langsung mempunyai pengaruh yang lemah, hal ini menunjukkan sesuai dengan konsep teoritis. Kompetensi guru mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran melalui efektivitas pembelajaran. 7. Dilihat dari hubungan kausal antar variabel melalui analisis jalur maka

disimpulkan bahwa faktor psikologis siswa dilihat dari aspek sikap, persepsi, motivasi, komitmen moral dan keribadian siswa mempunyai pengaruh langsung yang cukup bermakna terhadap nilai-nilai perilaku

(4)

ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour), hal ini berarti bahwa pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran sangat dipengaruhi oleh sikap, persepsi, motivasi dan komitmen moral yang dimiliki individu siswa yang bersangkutan, hal ini sangat sesuai dengan kajian teori perilaku tersebut.

8. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis jalur dapat disimpulkan bahwa pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour) dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh factor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Hal ini berarti bahwa pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial ekonomi siswa. Hasil penelitian empirik menunjukan bahwa lingkungan perkotaan dan industri kecenderungan mempiliki nilai-nilai perilaku ekonomi yang individualistis, sedangkan daerah pinggiran kota memiliki kecenderungan nilai-nilai perilaku ekonomi yang bersifat kebersamaan dan kekeluargaan.

9. Dilihat dari segi hubungan kausal antar variabel melalui analisis jalur, maka dapat disimpulkan bahwa kelima variabel bebas; efektivitas pembelajaran ekonomi, kompetensi guru, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga dan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour) secara bersama-sama menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan perilaku ekonomi siswa pada taraf senyatanya (overt behaviour), meskipun koefisien path

(5)

masing-masing menunjukkan hasil yang cukup bervariasi, akan tetapi sesuai dengan kontruk kerangka teoritis penelitian.

10.Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis jalur menunjukkan bahwa perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour) dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pembelajaran. Hal ini berarti bahwa efektivitas pembelajaran siswa memiliki kecenderungan yang kuat dalam membentuk perilaku ekonomi pada taraf senyatanya. Ditemukan fenomena bahwa perilaku ekonomi yang muncul sebagai hasil proses pembelajaran bukan perilaku ekonomi yang berasas kebersamaan dan kekeluargaan tetapi perilaku ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai individualis. 11.Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar ekonomi dilihat dari

aspek penguasaan materi pelajaran, penguasaan kurikulum,mengelola program belajar, pengelolaan kelas, menggunakan media sumber belajar, mengelola interaksi belajar dan evaluasi proses belajar, mempunyai hubungan lemah secara langsung terhadap pembentukan perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour), hal ini sesuai dengan kajian teoritis bahwa kompetensi guru mempunyai tidak langsung terhadap perilaku ekonomi tetapi tetapi melalui efektivitas pembelajaran ekonomi. 12.Berdasarkan hasil analisis jalur diperoleh kesimpulan bahwa perilaku

ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour) dipengaruhi secara langsung maupun tak langsung oleh faktor psikologis siswa dilihat dari aspek sikap, persepsi, motivasi, dan komitmen moral terhadap ekonomi. Hal ini mengandung arti bahwa pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi

(6)

pada taraf senyatanya sangat dipengaruhi oleh sikap, persepsi, motivasi dan komitmen moral yang dibawa oleh setiap individual. Fenomena ini sesuai dengan kajian teoritis yang menyatakan bahwa sikap merupakan kegiatan pra tindak, artinya nilai-nilai psikologis akan sangat menentukan terhadap apa yang akan dilakukannya.

13.Tingginya pengaruh faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga dalam dalam pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf senyatanya, ini mengandung arti bahwa disamping proses pembelajaran yang mempengaruhi pembentukan perilaku ekonomi, juga faktor lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berada pada lingkungan perdagangan dan industri memiliki kecenderungan yang rendah terhadap nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, gotong royong, dan perilaku yang berdasar asas kekeluargaan. Sedangkan siswa yang berada pada daerah pinggiran kota memiliki kecenderungan yang tinggi nilai-nilai perilaku ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, gotong royong, dan perilaku yang berdasar asas kekeluargaan.

(7)

5.2 Implikasi Penelitian

Bertolak dari kesimpulan-kesimpulan penelitian, maka implikasi penelitian yang diajukan ini mengisyaratkan bagaimana menumbuhkembangkan nilai-nilai perilaku ekonomi berdasar asas kekeluargaan. Atas dasar pemikiran tersebut maka, beberapa implikasi penelitian yang dapat diajukan sebagai hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas pembelajaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor psikologis siswa, kompetensi guru dalam pembelajaran ekonomi serta faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Maka untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran ekonomi perlu ditumbuh kembangkan faktor psikologis siswanya adalam arti bagaimana menumbuhkembangkan sikap, motivasi, persepsi dan komitmennya. Demikian juga karena kompetensi guru sangat besar pengaruhnya dalam menentukan efektivitas pembelajaran siswa maka peningkatkan kompetensi guru melalui studi lanjut atau peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan latihan merupakan upaya yang harus dilakukan. Disamping itu faktor eksternal seperti lingkungan sosial ekonomi seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan jenis pekerjaan dan lain-lain sangat mempengaruhi, artinya kesadaran dari orang tua untuk keberhasilan pendidikan anak tidak terlepas dari aspek biaya dan fasilitas pendidikan, oleh karena itu tanpa ada penunjang kemampuan biaya dalam memenuhi fasilitas pendidikan, kecil kemungkinan prestasi anak dapat optimal. Oleh

(8)

karena itu untuk meningkatkan prestasi perlu ditunjang dengan dukungan biaya pendidikan yang mencukupi inilah sebagai wujud tanggung jawab masyarakat dan pemerintah dalam pendidikan.

2. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis siswa dilihat dari aspek sikap, persepsi, motivasi, dan komitmen moral dalam pemahaman konsep-konsep ekonomi mempunyai pengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran ekonomi siswa. Oleh karena itu untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran ekonomi maka perlu adanya kesiapan mental dari siswa melalui menumbuh kembangkan minat, persepsi, agar motivasi siswa dalam belajar semakin kuat, dengan demikian komitmen moral dan pribadinya semakin tinggi, bahwa hanya dengan belajar yang serius dalam berbagai bidang akan menjamin masa depannya.

3. Konsekuensi dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi guru. Maka untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran perlu ditingkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran melalui peningkatkan dalam aspek penguasaan materi pelajaran, peningkatan penguasaan kurikulum ekonomi, peningkatan pengelola program belajar dan pengelolaan kelas yang kondusif, peningkatan kemampuan penggunaan media sumber belajar ekonomi, peningkatan kemampuan dalam interaksi belajar dan evaluasi proses belajar siswa.

(9)

4. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Oleh karena itu, maka untuk meningkatkan efektivitas hasil pembelajaran siswa, faktor lingkungan sosial ekonomi perlu mendapat perhatian seperti tingkat pendidikan dalam arti kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan, tingkat pendapatan yang berhubungan perlu adanya kesadaran bahwa proses pendidikan memerlukan biaya, dan aspek-aspek lingkungan lain didorong untuk mendukung kondisi aktivitas belajar siswa.

5. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran dipengaruhi oleh efektivitas pembelajaran, dan juga dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh faktor psikologis siswa, kompetensi guru, dan faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Maka untuk membentuk perilaku ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan diperlukan hasil belajar ekonomi koperasi yang efektif. Untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai perilaku ekonomi dan hasil belajar ekonomi koperasi yang efektif, perlu juga didukung oleh kondusifnya faktor psikologis siswa, kompetensi guru dalam proses pembelajaran, dan faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga.

6. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa kompetensi guru mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour), maka untuk membentuk perilaku ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour)

(10)

yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan juga perlu ditingkatkan kompetensi guru yang profesional dilihat dari aspek penguasaan materi pelajaran ekonomi dan koperasi, penguasaan kurikulum, mengelola program belajar, pengelolaan kelas, menggunakan media sumber belajar, mengelola interaksi belajar dan evaluasi proses belajar mengajar.

7. Karena hasil penelitian menunjukkan faktor psikologis siswa mempunyai pengaruh langsung yang cukup bermakna terhadap nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour). Maka untuk membentuk perilaku ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan perlu ditingkatkan faktor psikologis siswa dari aspek kesiapan mental dari siswa melalui menumbuh kembangkan minat, persepsi, agar motivasi siswa dalam belajar semakin kuat, dengan demikian komitmen moral dan pribadinya semakin kokoh.

8. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf pemikiran (covert behaviour) dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Maka untuk membentuk perilaku ekonomi yang memiliki nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan diperlukan lingkungan sosial ekonomi keluarga yang sesuai dengan nilai-nilai kekeluargaan, artinya karena ini sebagai faktor lingkungan eksternal maka perlu adanya suatu kebijakan pemerintah yang mendukung bahwa sistem ekonomi yang digunakan juga harus berdasar asas kekeluargaan.

(11)

9. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour) dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas hasil pembelajaran dan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (covert behaviour), demikian juga dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh faktor psikologis siswa, kompetensi guru, dan faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Maka untuk membentuk perilaku ekonomi senyatanya yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan diperlukan hasil belajar ekonomi yang efektif dan sikap terhadap ekonomi yang juga memiliki nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan. Untuk menumbuh kembangkan perilaku ekonomi pada taraf senyatanya perlu ditumbuhkan sikap yang positif terhadap nilai-nilai perilaku ekonomi yang kebersamaan dan berasas kekeluargaan yang dipengaruhi oleh efektivitas pembelajaran ekonomi yang didukung oleh kondusifnya faktor psikologis siswa, kompetensi guru dalam proses pembelajaran, dan faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga.

10. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour) dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pembelajaran. Berarti bahwa untuk membentuk perilaku ekonomi pada taraf senyatanya yang memiliki nilai-nilai kebersamaan dan berasas kekeluargaan maka efektivitas pembelajaran ekonomi harus ditingkatkan dengan lebih berorientasi pada materi kurikulum Ekonomi Koperasi.

(12)

11.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour), maka untuk membentuk perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour) yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan juga perlu ditingkatkan kompetensi guru yang profesional dilihat dari aspek penguasaan materi pelajaran ekonomi dan koperasi, penguasaan kurikulum yang lebih menekankan pada materi Koperasi, mengelola program belajar, pengelolaan kelas, menggunakan media sumber belajar, mengelola interaksi belajar dan evaluasi proses belajar mengajar. Perlu dilakukan reorientasi pembenahan kurikulum ekonomi di persekolahan secara komprehensif, baik untuk tingkat SLTP maupun SMA tidak perlu mempelajari ilmu ekonomi secara mendalam, sebagai bagian proses pembelajaran ilmu ekonomi secara murni, sebab terlalu dini diajari ilmu ekonomi akan membentuk sikap dan perilaku ekonomi kapitalis. Dan ilmu ekonomi secara utuh itu cukup untuk di perguruan tinggi. Pengintegrasian mata pelajaran ekonomi pada tingkat persekolahan melalui mata pelajaran IPS sebagai alternatif yang terbaik dalam membentuk nilai-nilai dasar moral berperilaku ekonomi. Perlu dilakukan perubahan kurikulum ekonomi secara mendasar pada tingkat persekolahan, yaitu materi pelajaran ekonomi pada tingkat persekolahan, diselaraskan dengan tujuan normatif bangsa. Dengan menitik beratkan pada pelajaran Ekonomi Koperasi mencapai 75 persen dan ekonomi internasional sebesar 25 persen

(13)

agar perilaku ekonomi berdasarkan asas kekeluargaan, sebagai pembentuk moral ekonomi bangsa menjadi utuh.

12.Karena hasil penelitian menunjukkan faktor psikologis siswa mempunyai pengaruh langsung yang cukup bermakna terhadap nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour). Maka untuk membentuk perilaku ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan perlu ditingkatkan faktor psikologis siswa dari aspek kesiapan mental dari siswa melalui menumbuh kembangkan minat, persepsi, agar motivasi siswa dalam belajar semakin kuat, dengan demikian komitmen moral dan pribadinya semakin kokoh.

13.Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf senyatanya (overt behaviour) dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga. Maka untuk membentuk perilaku ekonomi yang memiliki nilai-nilai kebersamaan dan asas kekeluargaan diperlungan lingkungan sosial ekonomi keluarga yang sesuai dengan nilai-nilai kekeluargaan, artinya karena ini sebagai faktor lingkungan eksternal maka perlu adanya suatu kebijakan pemerintah yang mendukung bahwa sistem ekonomi yang digunakan juga harus berdasar asas kekeluargaan. Perlu dilakukan perubahan orientasi pembelajaran ekonomi di sekolah, tidak berorientasi pada kemampuan pemahaman ilmu ekonomi secara kognitif saja seperti apa yang ada sekarang. Tetapi lebih menekankan pada bagaimana kemampuan hidup dalam masyarakat yang didasari oleh tatanan nilai-nilai

(14)

kebersamaan, kekeluargaan dan religius, bukan orientasi kompetitif, individualis dan hedonis. Hal ini perlu memasukan nilai-nilai religius, lingkungan, budaya dan wawasan kebangsaan, hal inilah pentingnya pembelajaran IPS sebenarnya. Oleh karena itu perlu peningkatan pembelajaran IPS secara komprehensif baik pada tingkat SLTP maupun SMA sebab pada masa usia inilah pembentukan sikap idiologis ditanamkan.

5.3 Rekomendasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian dan temuan-temuan yang dihasilkan dalam studi ini, maka diajukan beberapa rekomendasi penelitian sebagai berikut:

5.3.1 Rekomendasi untuk penentu Kebijakan

1. Model implementasi pendidikan nilai-nilai perilaku ekonomi kekeluargaan, membuat konsekuensi adanya rekomendasi kepada Komunitas ilmiah pendidikan Ekonomi (Guru, LPTK, Perancang Kurikulum Ekonomi) perlu mengubah paradigma pendidikan ekonomi neoklasik atau ekonomi kapitalis kepada pendidikan Ekonomi Koperasi. 2. Konsekuensi dari implikasi rekomendasi pertama, maka dibutuhkan

Strategi pembelajaran pendidikan Ekonomi Koperasi pada tingkat persekolahan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Atas (SMA), perlu mengubah model

(15)

delivery system pembelajaran dari mono disiplin menjadi inter disipliner (IPS) dengan pendekatan induktif agar sasaran pembentukan idiologi nilai-nilai perilaku ekonomi kekeluargaan menjadi lebih efektif.

3. Efektifnya pembentukan sikap dan perilaku ekonomi kekeluargaan melalui pembelajaran Ekonomi Koperasi perlu didukung melalui kebijakan dan keputusan politik Pemerintah dalam bidang pendidikan.

4. Rekomendasi untuk model pembelajaran Ekonomi Koperasi disekolah SD, SMP dan SMA lebih berorientasikan pembentukan nilai-nilai Kompetensi dasar idiologi ekonomi pada tataran afektif dan psikomotorik bukan orientasi keilmuan.

5. Rekomendasi bersifat akademik teoritis, beberapa temuan dan kajian yang dilakukan dalam penelitian ini setidaknya memberikan implikasi teoritis bahwa efektivitas pembelajaran ekonomi merupakan fungsi dari faktor internal siswa dan faktor eksternal serta faktor proses pembelajaran di kelas. Ketiga aspek ini menyangkut kajian-kajian yang bersifat psikologis, teori perilaku, teori nilai, dan teori belajar, merupakan suatu integritas yang membentuk keberhasilan studi. Pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi merupakan derivasi hasil belajar yang dituangkan dalan aspek kognitif, afektif dan psikomotor, perilaku ekonomi merupakan aspek psikomotor dalam dimensi hasil belajar.

(16)

5.3.2 Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan

Penelitian lanjutan dapat dilakukan berdasarkan peluang-peluang yang muncul dari hasil studi ini, baik penelitian yang bersifat perluasan cakupan, pendalaman studi yang lebih mengungkap indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian secara komprehensif. Oleh karena itu beberapa tema-tema untuk menjadi bahan diskusi yang dapat diidentifiaksi adalah sebagai berikut:

1. Model struktur paradigma penelitian perilaku ekonomi berdasar asas kekeluargaan perlu didalami secara lebih cermat, baik dari faktor ekstern maupun dari proses pembelajaran sehingga, pembentukan perilaku ekonomi itu benar-benar dapat dicari prima kausanya. Artinya perluasan model dan penembahan variabel dalam penelitian akan menghasilkan temuan penelitian yang lebih bermakna.

2. Dalam studi ini, indikator perilaku ekonomi kekeluargaan baik pada taraf pemikiran (covert behaviour) maupun taraf senyatanya (overt behaviour), masih perlu ada pengembangan yang lebih akurat dan mendasar dari indikator-indikator yang digali dari konsep ekonomi kerakyatan dan nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat.

3. Dalam studi ini cakupan studi masih terbatas, pada ruang lingkup kota saja dan perlu dikaji secara lebih luas jangkauan studinya, misalnya dengan memperluas wilayah, indikator pembagian karakteristik yang mendukung fenomena penelitiannya.

(17)

4. Dalam studi ini subyek penelitian, masih terbatas, dan belum memperlihatkan keragaman yang dari setiap jenjang pendidikan, perkembangan psikologis siswa. Oleh karena itu perlu ada penelitian lanjutan yang lebih mengkhususkan penelitian pada setiap jenjang pendidikan apakah di SD, SMP atau SMA tentang fenomena ini sehingga pembentukan sikap dan perilaku yang paling efektif dapat ditentukan pada jenjang mana.

5. Dalam studi ini belum memasukan unsur-unsur materi pendidikan Koperasi yang harus ditanamkan menjadi bahan belajar yang efektif, oleh karena itu perlu ada penelitian lanjutan tentang pengembangan keilmuan Ekonomi Koperasi sebagai bahan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Anak usia 21 bulan dengan diagnosa Delay De V elopment dan masih di tangani Dokter Sp.A dan di rujuk untuk ke fisioterapi.anak mengalami keterlambatan pada motorik kasarnya,

Itulah sebabnya banyak persoalan, keributan, atau konflik dalam gereja, karena ada pemimpinnya yang melayani menurut pola “apa yang dipikirkan manusia.” Maka

Menimbang, mengenai petitum keempat yaitu : menyatakan secara hukum Para Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji atau wanprestasi kepada Penggugat karena tidak

Desa-desa pesisir di Kecamatan Palangga Selatan diidentifikasikan menjadi 3 karakteristik, yaitu (1) desa pesisir yang mayoritas wilayah desanya berupa dataran rendah, yaitu

Satuan suara atau tekanan suara tidak dapat praktis digunakan sebagai satuan dari gangguan kebisingan karena : (a) kekuatan suara mempunyai kisaran yang sangat

Selain itu, pada tahun 2021 pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi 10 juta keluarga penerima manfaat. Namun program BST ini

Analisis penelitian dimulai dengan menganalisa struktur organisasi perusahaan, kemudian sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pembelian serta persediaannya, dan

Meskipun ketika individu mencapai prestasi akademik yang tinggi, hal tersebut berperan dalam pembentukan kepercayaan diri dan motivasi dalam bidang pendidikan individu tersebut