• Tidak ada hasil yang ditemukan

delay development

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "delay development"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN STATUS KLNIS

LAPORAN STATUS KLNIS

I.

I.

KETERANGAN UMUM PENDERITA

KETERANGAN UMUM PENDERITA

 N a m a

 N a m a : : An. Anindya Sastra DewiAn. Anindya Sastra Dewi  No. Reg

 No. Reg : : 0439604396 Umur

Umur : : 21 21 bulan bulan / / 1 1 tahun tahun 11 11 bulanbulan Jenis

Jenis Kelamin Kelamin : : PerempuanPerempuan Agama

Agama : : IslamIslam Alamat

Alamat : : Sambirejo, Jiwan. Sambirejo, Jiwan. MadiunMadiun

II.

II.

DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT

DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT

(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil

(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab, radiologi, dll)lab, radiologi, dll)

-- Diagnosa Medis :Diagnosa Medis : DeDeVVelopment Delayelopment Delay

-- Hasil Lab Hasil Lab : : Pasien mengalami Pasien mengalami alergi susu alergi susu sapisapi

1.

1.

SEGI FISIOTERAPI

SEGI FISIOTERAPI

A.

(2)

1. Keluhan Utama

Pasien belum mampu duduk sendiri, jongkok, berdiri, serta berjalan secara mandiri. Pasien juga ada alergi susu sapi

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Anak usia 21 bulan dengan diagnosa Delay DeVelopment dan masih di tangani Dokter Sp.A dan di rujuk untuk ke fisioterapi.anak mengalami keterlambatan pada motorik kasarnya, khususnya untuk gerakan jongkok duduk sendiri, berdiri dan  berjalan, selain itu pasien juga mengalami keterlambatan bicara.pasien hanya bisa

mengatakan jika ingin makan. Pasien juga mengalami hipotonus padakeempat anggota gerak tubuhnya.

Pasien juga terdapat gangguan metabolisme, pasien dari usia 0 bulan smpai sekarang sering sakit batuk,demam,dan flu,selain itu pasienjg terdapat ale rgi susu sapi.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat penyakit dahulu

B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Tanda Vital

Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)  Tekanan Darah :

- Denyut Nadi : 95 kali/menit  Pernafasan : 26 kali/menit

 Temperatur : 36 °C

 Tinggi Badan :

 Berat Badan : 8 kg

(3)

a. Statis :

- Posisi pasien tidur terlentang terlihat lunglai

- Pada posisi berdiri pasien masih di pegangi oleh terapis atau ibunya

- Pada posisi di dudukkan oleh terapis pasien mampu duduk dengan kepala tegak

- Posisi trunk hiperekstensi - Flat foot (-)

- Badan kecil

- Kepala bagian frontal agak membesar

b. Dinamis :

- Pasien datang dengan di gendong ibunya.

- Pada saat di tidurkan pasien mampuberguling sendiri, namun masih di bantu oleh terapis untuk duduk

3. Palpasi

- Terdapat hipotonus pada keempat anggota gerak. - Adanya kelemahan pada m.Rectus Abdominis - Adanya spasme otot m.Uper trapezius

4. Perkusi

Dilakukan namun tidak ditemukan adanya permasalahan

5. Auskultasi

Dilakukan namun tidak ditemukan adanya permasalahn

(4)

A. Gerak aktif :

- Ekstremitas atas

Pasien tidak dapat melakukan karena tidak dapat mengerti perintah dari terapis

- Ekstremitas bawah

Pasien tidak dapat melakukan karena pasien tidak mengerti perintah dari terapis

B. Gerak pasif :

Untuk gerakan pasif pada semua anggota gerak atas dan anggota gerak  bawah. Pasien bisa melakukan dengan ful ROM tanpa ada hambatan dan end feel

normal pada semua sendi

C. Gerak Isometrik Melawan Tahanan

Tidak dapat dapat melakukan gerak melawan tahanan karena pasien tidak dapat mengerti perintah dari terapis

7. Muscle Test

(dilakukan mengunakan XOTR)

Ekstremitas Atas kanan kiri  Keterangan

- Fleksor shoulder x x X = Kekuatan normal, ada - Ekstensor shoulder x x kontraksi ada gerakan - Abduktor shoulder x x O = Tidak ada kontraksi - Adduktor shoulder x x T = Ada kontraksi, tidak - Fleksor elbow x x ada gerakan

- Ekstensor elbow x x R = Gerakan merupakan - Fleksor wrist x x reaksi /reflek

- Ekstensor wrist x x - Pronator wrist x x - Supinator wrist x x

(5)

- Fleksor hip x x - Ekstensor hip x x - Abduktor hip x x - Adduktor hip x x - Fleksor knee x x - Ekstensor knee x x - Fleksor angkle x x - Ekstensor angkle x x - InVersor knee x x - EVersi angkle x x

8. Antropometri

Dilakukan pengukuran panjang lingkar kepala,di dapati hasil : Patokan pangkal alis muter lurus 41 cm

9. ROM

Dilakukan pengukuran lingkupgerak sendi namun tidak di temukan adanya  permaslahan

10.

PEMERIKSAAN NYERI

Tidak terdapat nyeri pada pasien

11.

PEMERIKSAAN KOGNITIF, INTRAPERSONAL, INTERPERSONAL

a) Kognitif : Pasien tidak dapat menceritakan apa saja yang ia rasakan karena  pasien belum bisa bicara

 b) Intrapersonal : pasien mempunyai motivasi yang sangat kuat dan memiliki semangat untuk sembuh dengan pasien tidak rewel saat di terapi c) Interpersonal : Pasien cukup mampu memahami dan mengikuti instruktur dari

terapis.

(6)

 Pasien sudah mampu berguling  Pasien sudah mampu tengkurap

 Pasien sudah mampu sedikit merayap

 Pasien sudah mampu duduk dengan di berikan stimulasi

13. PEMERIKSAAN SPESIFIK

a. Reflek Primitif - ATNR : (+) - Moro : (+) -  Neck Righting : (+) - With drawal : (+) - Grasp Reflek : (+)

 b. Kemampuan Fungsional dengan DDST

- Tanggal pemeriksaan 2014 01 09 2012 04 06 _

1 07 03 Kesimpulan : (adanya keterlambatan pada )

1. Aspek adaptif- motorik halus

Pasien belum mampu menaruh menara kubus dari 4, ambil manik-manik di tunjuk 2. Aspek bahasa

Pasien belum mampu menunjukan 4 gambar, kombinasi kata dan mengatakan 6 kata

3. Aspek motorik kasar

Pasien belum mampu melompat, menendang bola, kedepan berjalan naik tangga dan lari.

4. Aspek personal sosial

Pasien belum mampu mencuci & mengeringkan tangan, gosok gigi dengan  bantuan dan memakai baju.

(7)

14. MEKANISME TERJADINYA PERMASALAHAN

(UNDERLYING PROCCESS)

 Impairment

 Hipotonus pada keempat anggota gerak

 Spasme otot m.Uper trapezius & m.Erector spine

 Kelemahan pada m.Rectus Abdominis.

Delay Development Gangguan Pertumbuhan

dan Perkembangan

Diagnosa Fisioterapi

Kehamilan Normal Cukup Bulan

Kelahiran Normal

Waktu Lahir Tidak Langsung Menangis Setelah Diberikan Baru

Faktor Lin kun an Faktor Metabolisme Anak

Gangguan Pertumbuhan dan Perkemban an

 Functional Limitation

Pasien belum

mampu jongkok, duduk sendiri dan berdiri.

 Dissability

Pasien belum bisa  bermain dengan teman

sebayanya hanya  bisabermain dengan

keluarganya..

 Intervensi Fisioterapi

1.  Neuro Structure

2. Mobilisasi Trunk dan Pelvic 3. Terapi latihan

- Stimulasi berguling - Stimulasi duduk - Stimulasi berjalan 4. Kobra

5. Stretching m. Uper Trapezius

Tujuan Fisioterapi

1. Menurunkan spasme otot m.uper trapezius 2. Meningkatkan kemampuan fungsional

(8)

C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment

- Hipotonus pada keempat anggota gerak - Spasme otot m.Uper trapezius

- Kelemahan pada m.Rectus Abdominis.

2. F unctional L imitation

- Pasien belum mampu jongkok, duduk sendiri dan berdiri.

3. Di sabili ty / Parti cipation restriction

-

Pasien belum bisa bermain dengan teman sebayanya hanya bisa bermain dengan keluarganya..

D. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan fisioterapi

Jangka Pendek

a) Meurunkan spasme otot m.uper trapezius  b) Meningkatkan kemampuan fungsional

c) Meningkatkan kekuatan otot perut m.Rectus Abdominis

Jangka Panjang

a) Mengajarkan pasien agar apat berguling keduduk, merangkak, berdiri, sehingga  pasien dapat melakukan aktivitas fungsional secara mandiri

(9)

2. Teknologi Intervensi Fisioterapi

a.  Neuro Structure / Stimulasi Taktil  b. Exercise : - On Sitting - Long siting 45-90° - Kobra - Duduk bersimpuh - Mobilisasi pelvic c. Latihan Stimulasi - Stimulasi Jongkok

- Stimulasi berguling ke duduk - Stimulasi berdiri

3. Edukasi / Home program

- Pasien di sarankan untuk minum susu selain susu sap, seperti susu kedelai

- Ibu di sarankan agar tetap melatih pasien seperti yang di ajarkan oleh terapis  berguling, duduk,berdiri dan berjalan

E. RENCANA EVALUASI

1. Aktivitas Fungsional  DDST 2. Kekuatan Otot  XOTR

X : Kekuatan normal, ada kontraksiada gerakan O : Tidak ada kontraksi

T : Ada kontraksi, tidak ada gerakan R : Gerakan merupakan dari reaksi reflek

F. PROGNOSIS

 Quo ad vitam : baik  Quo ad sanam : baik  Quo ad functionam : baik  Quo ad cosmeticam : baik

(10)

G.

PELAKSANAAN TERAPI

a. Neuro Structure

Diberikan sentuhan ringan dari kepala hingga ujung kaki dan setiap sendi seperti :

 Posisi pasien : Terlentang, miring dan tengkurap  Posisi terapis : Duduk sesuai posisi pasien

 Gerakan : Usapan lembut dikepala, wajah, leher, bahu, hingga di tangan.

Lalu badan anak dari dada-pelvic, paha-ujung kaki.

 Pengulangan : 1 kali presepsi dengan 3 pengulangan dapat juga dilakukan

variasi gerakan angka 8. Pada perut dan punggung, lalu gerakan merayap di  punggung dan badan.

Tujuan untuk mempersiapkan pasien untuk terapi selanjutnya dan dapat sebagai pengendalian body image. Lalu pada keempat anggota gerak diberikan tendon guard, mio facial dan mobilisasi sendi.

b. Ex er cise /Terapi L atih an

- Stimulasi duduk:

Pasien dari terlentang lalu miring di arahkan dan di stimulasi untuk dapat duduk sendiri 5x pengulangan.

- Stimulasi berguling

Pasien dari terlentang lalu dimiringkan kemudian di putar kepala pasien hingga pasien berguling. Ulangi 5 kali pengulangan kanan lalu kekiri.

- Stimulasi berdiri

Pasien didirikan dari posisi jongkok lalu diinstruksikan kepada pasien untuk pelan-pelan berdiri dgn mendorong lutut pasien kearah ekstensi.

- Stimulasi berjalan

Pasien diposisikan bediri di pegang oleh terapis lalu pelan-pelan di instruksikan pasien untuk berjalan di tetah oleh terapis.

(11)

c. Kobra

- Posisi pasien : tidur tengkurap

- Posisi terapis : memegangi bahu pasien

- Gerakan : - Angkat trunk pasien 75° ekstensi trunk. - Kedua tangan pasien ekstensi di sangga oleh kedua tangan.

d. Mobilisasi Pelvic dan Lumbal

- Posisi pasien : Merangkak

- Posisi Terapis : Dibelakang pasien memegang pelvic pasien. - Gerakan : - Memfleksi-ekstensikan lumbal dan pelvic

- Kemudian menstreching otot-otot pelvic ke arah anterior Pasien

e. Streching Uper trapezius

- Posisi pasien : Merangkak atau duduk

- Posisi pasien : di belakang pasien mempalpasi uper trapezius

- Gerakan : - Menstrech uper trapezius gerakannya elevasi bahu lalu diberikan massage kecildi otot upertrapezius agar uper trapezius terulur

H. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

a. Kekuatan Otot XOTR

Kanan kiri To T1 T2 T3 To T2 T3 - Shoulder x x x x x x x - Elbow x x x x x x x - Wrist x x x x x x x - Hip x x x x x x x - Knee x x x x x x x - Angkle x x x x x x x

(12)

b. Kemampuan fungsional DDST T0

 – 

 T3

a) Sektor personal sosial :

Pada T0 Pasien belum mampu mencuci & mengeringkan tangan, gosok gigi dengan bantuan dan memakai baju.

Evaluasi akhir terapi pasien hanya bisa menggosok gigi tanpa bantuan.  b) Adaptif motorik halus

Pasien belum mampu menunjukan 4 gambar, kombinasi kata dan mengatakan 6 kata.

Evaluasi akhir pasien belum bisa pada semua sektor c) Sektor bahasa

Pasien belum mampu menunjukan 4 gambar, kombinasi kata dan mengatakan 6 kata.

Evaluasi akhir pasien hanya bisa menunjuk 4 gambar.

d) Pasien belum mampu melompat, menendang bola, kedepan berjalan naik tangga dan lari.

Evaluasi akhir pasien hanya bisa melempar bola tangan ke terapis.

I.

HASIL TERAPI AKHIR

Pasien bernama An. Anindya usia 21 bulan dengan keluhan belum bisa duduk, merayap, bediri, dan berjalan. Setelah di berikan latihan dan terapi selama 2 minggu tampak pasien sudah mampu berguling, lalu pasien sudah mampu sedikit merangkak dan sudah mampu duduk walau sedikit di berikan stimulasi, saat posisi duduk pasien sudah mampu duduk tegak dan saat duduk dipapan keseimbangan dan bola bobath  pasien sudah tampak mengontrol keseimbangan.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN UNTUK ANAK DEVELOPMENTAL DELAY DI GRIYA FISIO.. BUNDA NOVY YOGYAKARTA” Program Studi Fisioterapi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa beberapa penyebab keterlambatan bicara dan ucapan (keterlambatan bicara) adalah (1) faktor genetik atau keturunan, bahwa

Pada anak tunagrahita sedang usia dini yang bernama RK, dimana motorik kasarnya yaitu lokomotor mengalami hambatan dalam berjalan, berlari, dan melompat, di mana cara

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul "Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Delay Develpment di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Surakata" disusun dalam rangka

Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun dan sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) sejumlah 47

Dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai keterlambatan perkembangan pada anak-anak yang akan disebut dengan terminologi baik GDD ataupun KPG yang

Anak lebih sering menunjukkan gestur tubuh dari pada berbicara saat meminta sesuatu adalah salah satu ciri-ciri anak mengalami keterlambatan bicara speech delay Untuk mengetahui

Metode Ceramah Dalam kegiatan pemaparan materi peserta diberikan penjelasan tentang keterlambatan bicara pada anak yang berkaitan dengan tanda-tanda speech delay, penyebab anak