• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 3315.030/07/2016, 18 Juli 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

KOTA

PURWODADI

JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

Pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,73. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 3 (tiga) kelompok komoditi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,10 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17 persen serta kelompok sandang 0,86 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi 0,07 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2016 sebesar 1,01 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 3,36 persen.

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan pada Juni 2016 terjadi inflasi 0,66 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,91 pada Mei 2016 menjadi 126,73 pada Juni 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2016 sebesar 1,01 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 3,36 persen.

Inflasi Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 3 (tiga) kelompok komoditi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,10 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17 persen serta kelompok sandang 0,86 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi 0,07 persen.

Kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Juni 2016 ada 3 (tiga) kelompok komoditi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen serta kelompok sandang 0,05 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil deflasi 0,02 persen.

Tabel 1

(2)

Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi bulan Juni 2016 1) Tingkat Inflasi tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun ke tahun 3) Juni 2015 Desember 2015 Juni 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 122,61 125,47 126,73 0,66 1,01 3,36 1 Bahan Makanan 125,12 133,89 138,63 3,10 3,54 9,11

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 123,26 126,13 128,37 0,17 1,78 8,40

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 120,59 122,40 123,30 -0,07 0,73 4,77

4 Sandang 115,05 114,58 117,76 0,86 2,78 4,83

5 Kesehatan 126,03 126,98 128,89 0,00 1,51 4,60

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 117,21 119,01 119,01 0,00 0,00 2,65

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 126,93 127,39 123,61 0,00 -2,97 0,98

1) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya. 2) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2016 terhadap IHK Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2016 terhadap IHK Juni 2015

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Purwodadi (2012=100) Juni 2016 (%)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi (%)

(1) (2)

U M U M 0,66

1. Bahan Makanan 0,59

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,03 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0,02

4. Sandang 0,05

5. Kesehatan 0,00

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,00

(3)

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Purwodadi Juni 2015–Juni 2016 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00 135,00 140,00

Jun-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Gambar 2

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Purwodadi (2012=100) Juni 2016 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 Umum Bah an mak anan Mak anan Jad i Per um ahan San dang Kes ehat an Pen did ikan Tran spor A n d il ( %)

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Juni 2016 mengalami inflasi 3,10 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 134,46 pada Mei 2016 menjadi 138,63 pada Juni 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, 10 subkelompok mengalami kenaikan dan 1 subkelompok mengalami penurunan. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok sayur-sayuran 8,27 persen dan terendah subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 0,22 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,27 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,59 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: beras 0,10 persen; cabai merah dan bawang merah masing-masing 0,05 persen; petai dan cabai rawit masing-masing 0,04 persen; daging ayam ras, wortel, tomat sayur dan kentang masing-masing 0,03 persen; kelapa, salak, cabai hijau dan lele masing-masing 0,02 persen; pepaya, udang basah, peda, kacang panjang, jeruk, daging sapi, semangka, buncis, cumi-cumi, gula merah, ketimun, ikan keranjang, bayam dan emping mentah masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: labu siam, melon, jagung muda, kol putih dan kacang hijau masing-masing 0,01 persen.

2. Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,17 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 128,15 pada Mei 2016 menjadi 128,37 pada Juni 2016.

Dari 3 subkelompok dalam kelompok ini, 1 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok relatif tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok minuman yang tidak berlkohol sebesar 0,86 persen dan minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,86 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah gula pasir 0,03 persen.

3. Perumahan

,

Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami deflasi 0,07 persen atau terjadi penurunan indeks dari 123,39 pada Mei 2016 menjadi 123,30 pada Juni 2016.

Dari 4 subkelompok dalam kelompok ini, 1 subkelompok mengalami inflasi, 1 subkelompok mengalami deflasi dan 2 subkelompok relatif tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi pada Juni 2016 adalah subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,86 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok biaya tempat tinggal 0,22 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah panci alumunium 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah semen 0,03 persen.

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,86 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 116,75 pada Mei 2016 menjadi 117,75 pada Juni 2016.

(5)

Dari 4 subkelompok dalam kelompok ini, 1 subkelompok mengalami inflasi dan 3 subkelompok relatif tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 3,25 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah emas perhiasan 0,05 persen.

5.

K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Juni 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 128,89.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Juni 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 119,01.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Juni 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 123,61

(6)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2016 sebesar 1,01 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 3,36 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2014 dan 2015 masing-masing 2,61 persen dan 0,95 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Juni 2014 terhadap Juni 2013 dan Juni 2015 terhadap Juni 2014 masing-masing 5,92 persen dan 6,28 persen.

Tabel 3

Inflasi Bulanan, Tahun kalender dan Tahun ke tahun Tahun 2014–2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. Juni 0,82 0,69 0,66

2. Tahun kalender (Juni) 2,61 0,95 1,01

3. Juni terhadap Juni (tahun ke tahun)

(tahun n) (tahun n-1) 5,92 6,28 3,36

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari-Juni) 2014-2016

Jan-Feb Jan Jan-Jun Jan-Mei Jan-Apr Jan-Mar -0,60 -0,30 0,00 0,30 0,60 0,90 1,20 1,50 1,80 2,10 2,40 2,70 Infl asi ( %) 2014 2015 2016

(7)

Gambar 4

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun 2014-2016

Jun-Jun Mei-Mei Apr-Apr Mar-Mar Feb-Feb Jan-Jan 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 In fl a s i (%) 2014 thd 2013 2015 thd 2014 2016 thd 2015

Perbandingan Inflasi Kota Purwodadi, enam kab/kota SBH, Jawa Tengah dan Nasional

Pada Juni 2016 dari 6 kab/kota SBH di Jawa Tengah, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tegal sebesar 0,66 persen dengan IHK 120,55 dan terendah terjadi di Surakarta sebesar 0,22 persen dengan IHK 120,91. (lihat Tabel 4).

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Purwodadi, 6 kab/kota SBH, Jawa Tengah dan Nasional

(2012=100) K o t a Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1 Purwodadi 126,73 0,66 2 Semarang 122,42 0,43 3 Surakarta 120,91 0,22 4 Tegal 120,55 0,66 5 Purwokerto 121,36 0,38 6 Cilacap 125,79 0,61 7 Kudus 128,88 0,25 Jawa Tengah 122,70 0,41 Nasional 124,29 0,66

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Lab Dalam Kepingan (LDK) Berbasis Kertas Untuk Penentuan Kadar Asam Urat, Protein, dan pH

peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, pada pasal (109) urut (7) huruf (c) apabila penawaran yang masuk kurang dari 3(tiga) peserta,

Karakteristik masyarakat Desa Waluya adalah agamis atau Islami (nyantri) karena di daerah tersebut terdapat banyak sekali pesantren. Ada dua pesantren yang cukup terkenal

Berangkat dari masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi

a) Penelitian yang dilakukan oleh Elis Darnita (2013) terdapat persamaan penggunaan variabel independen (X) yaitu ROA dan EPS, serta variabel dependen (Y) yaitu Harga

Pembuatan keputusan yang salah akan berakhir pada pengelolaan keuangan yang buruk dan tidak efektif dapat mengakibatkan perilaku masyarakat yang rentan akan krisis keuangan

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui biografi KH. Wahid Hasyim dalam pembaharuan sistem pendidikan pesantren. Abdul Wahid Hasyim relevansi pembaharuan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC