MEMERINGKAT SUB
PERBANDINGAN
JEK MENGGUNAKAN
B RPA
O
M Universitas Sumater bstrak: Artikel ini memaparkan satu tata cara pemerin asil perbandingan antara dua subjek secara berpasangan erbedaan antara dua subjek diukur dalam interval 0 hin erbandingan berpasangan ini diagregat untuk mendaparhadap subjek-subjek lain.
bstract: The article discusses a procedure to rank sub omparisons among the subjects. The similarities or dif
terval using a function. All results of the pair compariso bject position over the other subjects.
ey wordss: Rank, pair comparisons, similarities or differences, subject domination.
. Pendahuluan
Memeringkat subjek (individu, pilihan eputusan, organisasi, kawasan, dan lain-lain) kerap itemui dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini iasanya berkaitan dengan memilih satu dari eberapa subjek tersebut. Memilih satu kecamatan ari beberapa kecamatan di satu kabupaten, memilih orang camat dari beberapa camat, dan memilih mpat berlibur dari beberapa pilihan tempat, adalah eberapa contoh proses memeringkat.
Sebelum melakukan pilihan, sudah tentu, ecamatan, seorang camat, atau tempat berlibur, isusun atau diperingkat berdasarkan keutamaan engan kriteria-kriteria tertentu. Pemeringkatan eberapa kecamatan dalam satu wilayah mungkin idasarkan, misal, pada tingkat kebersihan, eberhasilan pada bidang keluarga berencana, ngkat kriminal, dan lain-lain. Manakala
emeringkat beberapa tempat liburan boleh erdasarkan pada kriteria, misal, jarak dari tempat nggal, biaya yang harus dikeluarkan, tingkat
Pemering nan beberapa
bjek dari yang “terbaik” hingga “terburuk” atau baliknya berdasarkan satu kriteria atau lebih. riteria dalam kaitan ini merupakan satu landasan tau dasar penetapan peringkat. Peringkat terbaik tau terburuk merupakan satu keadaan, persyaratan, tau skala yang telah didefinisikan dengan jelas, baik
cara kualitatif ataupun kuantitatif. Dalam emeringkatan, kriteria-kriteria yang digunakan
ungkin saling “bertentangan” satu dengan yang lain. Sebagai contoh ialah antara kriteria tingkat kenyamanan dan biaya yang harus dikeluarkan dalam memilih tempat berlibur. Jelas bahwa tingkat kenyamanan yang diinginkan ialah maksimum.
ialah m
pada ekono
Hamp ganisasi dunia pada bidang-bidang indivi
terseb Pemer
untuk an prestasi pada sesuatu
perenc
organi daftar prestasi
masa la
negara pering pertan
organi pa kriteria yang
sesuat
bertan ak bola dunia,
organisasi tennis dunia (ITTF 2002) dan badminton (IBF 2002) juga membuat daftar pemain dari negara-negara anggotanya berdasarkan prestasi selama masa tertentu.
Penggunaan pemeringkatan juga boleh ditemui pada proses pemilihan satu lokasi dari beberapa
E
SANGAN
pen Darnius
atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, a Utara Medan
gkatan subjek. Pemeringkatan didasarkan pada nilai untuk keseluruhan subjek. Ukuran kemiripan ataupun
gga 1 menggunakan satu fungsi. Keseluruhan nilai tkan satu nilai yang menyatakan posisi satu subjek
jects. The ranking is based on the results of pair ferences between two subjects are measured in 0-1 ns are aggregated to obtain a value that indicates a
Sutarman dan
Staf Pengajar Jurusan Matematika Fakultas
A h p p te A c in su K 1 k d b b d se te b k d d b d k ti m b ti
kemudahan, keindahan, dan lain-lain. katan adalah penyusu su se K a a a se p m
Namun sebaliknya biaya yang harus dikeluarkan inimum.
2. Penggunaan
Permasalahan pemeringkatan bisa dijumpai hampir semua bidang, misal bidang olahraga,
mi, sosial-politik, pendidikan, dan lain-lain. ir semua or
ini membuat daftar tentang prestasi, baik secara du maupun negara-negara anggota organisasi ut berdasarkan satu atau lebih kriteria.
ingkatan tidak hanya dilakukan semata-mata memberi gambar
bidang, tetapi juga bisa dimanfaatkan oleh pembuat keputusan untuk mengambil satu tindakan bagi
anaan pada masa depan.
Pada bidang olahraga bisa didapati beberapa sasi, secara rutin, membuat
negara-negara anggotanya. Pembuatan daftar ini bertujuan untuk memberi gambaran prestasi selama
tertentu. Sebagai contoh, organisasi sepak bo dunia setiap bulan mengeluarkan daftar peringkat
-negara anggotanya (FIFA, 2002). Penetapan kat ini didasarkan pada pertandingan-dingan yang diadakan secara resmi oleh sasi tersebut. Bebera
digunakan di antaranya ialah kedudukan menang-kalah sesuatu pertandingan, jumlah gol, pentingnya
u pertandingan, dan kekuatan tim-tim yang ding. Selain organisasi sep
lokasi pembangunan sesu pemilihan satu lokasi in satu lokasi yang betul-betu
kriteria-kriteria tertentu. Beberapa contoh bagi pemilihan lokasi ini ialah pemi
pem diha
pembangunan pembangkit tenaga l
990; Mladineo et al. 1990), dan pembangunan udang (Keeney 1979). Kriteria-kriteria yang
ap lingkungan, dampak sio-ekonomi, jumlah buruh, biaya pembangunan,
D), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP), enengah Tingkat Atas (SMTA).
satu bentuk
rupakan satu sumb
eringkatan
subjek menggunakan n secara umum terdiri e pertama ialah menetapkan satu
atu
strictly increased. Ini bermakna bahwa jika atu projek. Tujuan daripada
i ialah untuk mendapatkan 3. Landasan Teori l sesuai berdasarkan 3.1. Konsep Dasar PemPemeringkatan
lihan lokasi bagi perbandingan berpasangabeberapa fase. Fas bangunan tempat pembuangan sampah yang
silkan oleh masyarakat (Vuk et al. 1990), fungsi yang bisa menentukan nilai penguasaan subjek lain. Fungsi ini haruslah istrik (Barda et al. subjek terhadap s
1 g
digunakan dalam memilih satu lokasi dari beberapa lokasi bergantung pada jenis proyek yang akan dibangun. Secara umum kriteria yang digunakan diantaranya berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan, dampak terhad
so
dan lain-lain.
Dalam konteks Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional (2000) setiap tahun membuat daftar sekolah-sekolah berdasarkan peringkat
restasi. Daftar itu meliputi daftar Sekolah Dasar p
(S
dan Sekolah M
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam ranking ini ialah total prestasi di kalangan pelajar dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Selain daftar sekolah, departemen ini juga, berdasarkan prestasi tersebut, membuat daftar Daerah Tingkat I (Dati I) di seluruh Indonesia. Daftar sekolah dan Dati I ini bertujuan untuk memberi gambaran prestasi sekolah-sekolah dan kemajuan Dati I berdasarkan prestasi pelajar. Selain itu penyusunan ini juga merupakan
penilaian kualitas sekolah-sekolah dan Dati I dalam bidang pendidikan. Dalam perkataan lain pembuatan daftar peringkat ini merupakan satu bentuk pengukuran derajat kecemerlangan (Grant & Leavenworth, 1996) terhadap satu standar pengajaran yang telah digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Bagi dunia pendidikan, daftar peringkat institusi seperti daftar peringkat sekolah, akademi, atau universitas akan memberi gambaran prestasi institusi-institusi tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Gambaran prestasi ini me
er informasi bagi masyarakat khususnya pelajar. Dengan informasi ini tentu pelajar bisa melakukan perbandingan di antara institusi-institusi tersebut. Oleh karena itu informasi ini bisa membantu seorang pelajar dalam memilih salah satu institusi-institusi tersebut sesuai dengan sumber dana dan kemampuan yang dimilikinya.
Pada bagian-bagian berikut akan diurai konsep dasar pemeringkatan, derajat penguasaan, indeks penguasaan, dan nilai asas pemeringkatan (NAP). Hal ini semua didasarkan pada metode pemeringkatan Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (Promethee) yang dikembangkan oleh Brans et.al (1986).
i i
x
x
<
′ makaf
(
x
i)
<
f
(
x
i′)
. Dalam hal ini xi danx
i′ masing-masing adalah suatu nilai yang berkaitan dengan subjek i dan subjeki
′
.Fase kedua ialah menentukan indeks penguasaan subjek. Indeks penguasaan subjek ini adalah nilai penguasaan sesuatu subjek terhadap
meng-agregat nilai-nilai penguasaan yang telah a.
Fase ketiga dalam pemeringkatan ialah menetapkan peringkat. Peringkat sesuatu subjek
kalangan subjek-subjek. akan diduduki oleh subjek dengan penguasaan tertinggi pertama. Sedan
subjek-subjek lain berdasarkan beberapa kriteria sekaligus. Cara yang biasa digunakan untuk menentukan indeks penguasaan ini ialah dengan diperoleh pada fase pertam
ditentukan berdasarkan tinggi atau rendah nilai indeks penguasaan di
Peringkat pertama nilai indeks
gkan peringkat kedua diduduki oleh subjek dengan nilai indeks penguasaan tertinggi kedua, dan seterusnya.
Untuk mempermudah pemeringkatan menggunakan kaedah perbandingan. Tabel 1. berikut ini menyajikan data pengamatan dengan mempertimbang p kriteria dan n subjek. Seterusnya nilai pengukuran yang berkaitan dengan subjek i (i =
1, 2, …, n) pada kriteria j (j = 1, 2, …, p) disimbolkan dengan xij.Sedangkan fj(Xj) menyatakan
fungsi penguasaan berdasarkan kriteria j. Tabel 1. Data Bagi Keperluan Pemeringkatan Metode Perbandingan
Kriteria Subjek, i X1 X2 … Xp 1 x11 X12 … x1p 2 x21 X22 … x2p … … … … … N xn1 xn2 … xnp Fungsi Penguasaan f1(X1) f2(X2) … fp(Xp)
Secara matriks data pengamatan di atas bisa dinyatakan sebagai berikut:
⎥
⎥
⎥
⎥
⎥
⎦
⎤
⎢
⎢
⎢
⎢
⎢
⎣
⎡
=
np n n p px
x
x
x
x
x
x
x
x
L
M
O
M
M
L
L
2 1 2 22 21 1 12 11X
Untuk memahami tatacara pemeringkatan menggunakan metode perbandingan, pada bagian ini akan diurai pemodelan pemeringkatan, yaitu berdasarkan satu kriteria dan beberapa kriteria.
3.2. Fungsi, Derajat, dan Indeks Penguasaan Suatu Subjek
Telah dikemukakan pada bagian sebelum ini bahwa sesuatu subjek menguasai, dikuasai, atau sama dengan subjek lain sebagai hasil perbandingan subjek. Oleh karena itu hasil perbandingan dua subjek berdasarkan sesuatu kriteria tidak memberi makna sejauh mana perbedaan dua subjek tersebut jika derajat penguasaan satu subjek terhadap subjek lain tidak diketahui.
Pada bagian berikut ini akan diurai beberapa hal berkaitan dengan fungsi, derajat, dan indeks penguasaan sesuatu subjek.
3. 3 Fungsi Derajat Penguasaan Sesuatu Subjek
Fungsi derajat penguasaan sesuatu subjek,
)
,
(
i
i
D
j′
, adalah satu fungsi yang memberi satu nilai atau derajat hasil perbandingan antara dua subjek berdasarkan hanya satu kriteria. Fungsi ini akan mempunyai nilai atau derajat daripada 0 hingga 1,0
≤
D
j(
i
,
i
′
)
≤
1
. Oleh karena itu nilai ini memberi gambaran perbedaan mulai tidak berbeda secara mutlak, nilai 0, hingga berbeda secara mutlak, nilai 1. Untuk seterusnya nilai yang menyatakan perbedaan antara dua subjek dipanggil dengan derajat penguasaan. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa derajat penguasaan satu subjek i terhadap subjeki
′
lain bermakna sebagai berikut:a. Dj(i,
i
′
) = 0 bermakna berdasarkan kriteriake-j tiada perbedaan antara subjek i dan subjek
i
′
;b. Dj (i,
i
′
) ≈ 0 bermakna berdasarkan kriteriake-j penguasaan yang lemah subjek i
terhadap subjek
i
′
c. Dj(i,
i
′
) ≈ 1 bermakna berdasarkan kriteriake-j penguasaan kuat subjek i terhadap subjek
i
′
d. Dj(i,
i
′
) = 1 bemakna berdasarkan kriteriaatakan sebagai berikut:
ke-j penguasaan mutlak subjek i terhadap subjek
i
′
Dalam penerapannya, derajat penguasaan satu subjek terhadap subjek lain ditentukan berdasarkan satu fungsi dari perbedaan dua fungsi nilai subjek. Jadi jika d menyatakan perbedaan nilai dua fungsi nilai maka fungsi derajat penguasaan berdasarkan
kriteria ke-j boleh diny
Dj(i,
i
′
) = Dj(d) (3.1)dengan d =
f
j(
x
ij)
−
f
j(
x
i′j)
. Sehingga jika fj(xij)= xij maka d =
x
ij-x
i′j. Dengan menggunakan fungsi ini, derajat penguasaan sesuatu subjek ditentukan hanya berdasarkan perbedaan nilai dua subjek.Di samping fungsi (3.1) di atas, t penguasaan juga boleh ditentukan ber
fungsi- . Salah satunya ialah fun i rasio antara dua fungsi nilai, yaitu:
)
(
)
,
(
i
i
D
r
D
j j deraja dasarkanfungsi yang lain gs
=
′
(3.2) dengan j i ij j i j ij jx
x
x
f
x
f
r
′ ′=
=
)
(
)
(
. Dengan menggunakan fungsi ini, derajat penguasaan diperoleh berdasarkan rasio antara dua nilai subjek sahaja.Gambar 4.1 berikut ini ialah salah satu bentuk fungsi penguasaan satu subjek terhadap subjek yang lain berdasarkan perbedaan nilai antara dua subjek.
1
0 d
Dj(d)
Pada Gambar 3.1 terlihat bahwa derajat penguasaan bergantung pada perbedaan nilai antara dua subjek. Semakin besar perbedaan nilai dua subjek maka semakin besar pula derajat penguasaannya. Pada Gambar tersebut ju
Gambar 3.1 Fungsi Derajat Penguasaan Subjek
ga terlihat bahwa jika tidak ada perbedaan nilai dua subjek
maka dera kosong.
Seterus derajat
sama dengan satu apabila perb a nilai subjek tersebut melebihi satu nilai te
uasa y oleh
me gunakan fun pada bar 3 an ku pad saja, yaitu dari sisi subje rtama me uasai subjek Na fun i boleh juga dilihat dari sisi subje rtam ua subjek
ked rang jika diand ikan dan
asing- adalah d sai
dan tu subjek terhadap satu sembarang bjek lain maka fungsi derajat penguasaan boleh
a
(3.3)
Dengan demikian gambar fungsi derajat penguasaan ini mengambil bentuk seperti terlihat pada Gambar 3.2.
jat penguasaan sama dengan nya penguasaan akan mempunyai
edaan du rtentu.
Derajat peng an ang diper ng
a satu sisi gsi Gam .1 h ya berlak pe
ng lain. mun gsi d atas
k pe a dik sai ua. Seka a
D
j+(
i
,
i
′
)
t)
,
(
i
i
j′
− m dikuasai saD
masing eraja menguasu
diny takan sebagai berikut: ⎪ ⎨ ⎧ ′ ′ ′ = ′ = − +(, ) jika ) , ( ) ( *d D ii D ii D j j j ⎪⎩ = < > 0 jika ), , ( ) , ( 0 d i i D i i D d j j
NDEKS PENGUASAAN SESUATU BJEK
BJEK 4. I SU
Pada bagian sebelum ini, derajat penguasaan
dipert
sai dan dikuasai berda
Pada bagian sebelum ini, derajat penguasaan
dipert
sai dan dikuasai berda
sesuatu subjek terhadap subjek lain hanya didasarkan pada satu kriteria saja. Sekarang pada bagian ini akan sesuatu subjek terhadap subjek lain hanya didasarkan pada satu kriteria saja. Sekarang pada bagian ini akan imbang derajat penguasaan satu subjek i
terhadap satu subjek lain
i
′
jika terdapat p kriteria. Derajat penguasaan berdasarkan p kriteria ini disebut dengan indeks penguasaanAndaikan bobot kriteria-kriteria wj≥ 0 (j = 1,
2, …, p).
D
j+(
i
,
i
′
)
danD
−j(
i
,
i
′
)
masing-masing adalah derajat-derajat mimbang derajat penguasaan satu subjek i
terhadap satu subjek lain
i
′
jika terdapat p kriteria. Derajat penguasaan berdasarkan p kriteria ini disebut dengan indeks penguasaanAndaikan bobot kriteria-kriteria wj≥ 0 (j = 1,
2, …, p).
D
j+(
i
,
i
′
)
danD
−j(
i
,
i
′
)
masing-masing adalah derajat-derajat menguaenguasarkan satu kriteria j, indeks menguasai dan dikuasai satu subjek i∈
ℵ
terhadap subjek laini
sarkan satu kriteria j, indeks menguasai dan dikuasai satu subjek i∈
ℵ
terhadap subjek laini
′
∈ℵ
masing-masing didefinisikan sebagai berikutdan
enunjukkan penguasaan yang
g dua subjek i dan :
∑
+ +′
=
′
Π
(
i
,
i
)
pw
D
(
i
,
i
)
(4.1) = j j j 1∑
= − −′
=
′
Π
p j j ji
i
D
w
i
i
1)
,
(
)
,
(
, (4.2)dalam kaitan ini
∑
==
j jw
11 dan
wj≥ 0.Oleh sebab nilai fungsi menguasai,
D
j+(
i
,
i
′
)
, bernilai 0 hingga 1 maka indeks menguasai subjek juga akan bernilai 0 hingga 1, yaitu 0 ≤Π
+(
i
,
i
′
)
≤ 1:+
p
a.
Π
(
i
,
i
′
)
≈
0, menunjukkan penguasaan yang sangat lemah daripada i terhadapi
′
b.
Π
+(
i
,
i
′
)
≈
1, m sangat kuat iterhadapi
′
Hal yang sama juga berlaku bagi indeks subjek i
′
−dikuasai subjek lain
i
,Π
(
i
,
i
′
)
.Gambar 4.1 berikut ini ialah gambaran perbandingan sembaran
i
′
dengana dan dikuasi dan
I ASAS PRINGKA
Dengan mempertimbangkan aspek menguasai enguasai subjek
melibatkan p kriteria. Gambar ini menggambarkan penguasaan satu subjek terhadap subjek lain dengan indeks menguas i
Π
+(
i
,
i
′
)
)
,
i
i
′
. Arah penguasaan ditandai dengan arah lintasan. Menguasai ditandai dengan lintasan yang meninggalkan sesuatu subjek. Manakala dikuasai, lintasan menuju ke subjek tersebut.)
,
(
i
i
′
Π
+(
Π
−Π
−(
i
,
i
′
)
5. NILA Tdan dikuasai, Gambar 4.1. memperlihatkan bahwa, subjek i sebagai rujukan, subjek i m
i
′
dengan indeksΠ
+(
i
,
i
′
)
dengan arah lintasan meninggalkan subjek i dan sebaliknya, lintasan akan menuju subjek i jika subjek i dikuasai oleh subjeki
′
ua
dengan indeks uk sembarang d
subjek kita mempunyai hanya dua lintasan, yaitu yang menuju atau yang meninggalkan sesuatu subjek. Sekarang jika kita membanding n subjek, jumlah lintasan yang menuju dan meninggalkan satu subjek masing-masing ialah 2(n-1). Lintasan-lintasan yang meninggalkan satu subjek ditafsir sebagai peringkat sesuatu subjek tersebut melebihi peringkat
uju ke b ngkat subje
)
,
(
i
i
′
. Jadi untΠ
− susubjek-subjek lain dan lintasan yang menjek rsebut menunjukkan bahwa perite k tersebut lebih rendah daripada peringkat subjek yang lain. Dengan demikian terdapat kekerapan menguasai dan kekerapan dikuasai subjek lain. Dengan menggunakan tafsiran ini kita bisa mendefinisi nilai penguasaan satu subjek terhadap subjek lain.
Dengan mengandaikan bahwa sembarang satu subjek i dan satu subjek lain
i
′
∈ℵ
makanilai menguasai daripada satu subjek didefinisi
sebagai rata-rata indeks-indeks menguasai subjek-subjek lain, yaitu:
∑
′ ≠ + +−
′
Π
=
i in
i
i
i
1
)
,
(
)
(
φ
(5.1)Dengan cara yang sama nilai dikuasai satu subjek oleh subjek-subjek lain boleh isikan
rikut: didefin sebagai be
∑
′ ≠ − −−
′
Π
=
i in
i
i
i
1
)
,
(
)
(
φ
(5.2)Pada (5.1) dan (5.2) te hwa nilai penguasaan satu subjek merupakan jumlah daripada indek
ua-dua nilai penguasaan di atas, rlihat ba
s-indeks penguasaan satu subjek terhadap subjek-subjek lain secara terpisah. Sekarang dengan menggunakan ked
i
Gambar 4.1. Hubungan Antara Dua Subjek i dan
i
′
)
′
)
,
(
i
i
′
Π
−,
(
i
i
Π
+ =penguasaan bersih, dipanggil juga Nilai Asas Peringkat (NAP) sesuatu subjek i boleh didefinisi sebagai perbedaan nilai menguasai dan nilai dikuasai, yaitu sebagai berikut:
(5.3)
6. CONTOH
Berikut ini ialah satu contoh penggu da
emeringk n A1, …, A6 dengan
tu asing-m
1, …, X6. Data yang berkaitan dengan
pilihan-penguasaan, dan parameter yang akan igunakan ditampilkan pada Tabel 2. Manakala ntuk mengira NAP yang akan igunakan dalam emeringkat pilihan-pilihan akan disaji juga satu ontoh tatacara pengiraan nilai-nilai menguasai dan kuasai. Dalam contoh perhitungan ini akan
ng pilihan 3 dan A4.
rkai n
m at enam piliha , yaitu
kriteria pembuatan kepu san m asing ialah
X pilihan, fungsi d
)
(
)
(
)
(
i
=
φ
+i
−
φ
−i
φ
u m d c naan pa didibandi Akaedah perbandingan yang telah diuraikan n sebelum ini. Permasalahan yang bagian-bagia
dihadapkan kepada pembuat keputusan ialah
Tabel. 2 . Contoh data yang be ta dengan fungsi penguasaan
Kriteria
Nilai Terbaik
Pilihan Fungsi Parameter
Penguasaan A1 A2 A3 A4 A5 A6
X1 Minimum 80 65 83 40 52 94 Tangga q=10
72 96 Linear p=30 X2 Maksimum 90 58 60 80 X3 Min um im 600 200 400 1 X Minimum 54 97 72 000 4 75 600 700 Linear dan Tangga q=50;t=500 20 36 Tangga q1=10;q2=60 X5 Minimum 8 1 4 7 X6 Maksimum 5 1 7 3 5 Ringkas - 10 8 6 Gaussian σ=5 n oleh: U tuk X1: d = x31 – x41 = 43
Berdasarkan asas minimum diperoleh:
(
1 1 *d
1
= 83-400
)
4
,
3
(
)
4
,
3
(
)
1=
=
=
+D
D
1
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
1 1 * 1=
=
=
−D
D
d
D
D
Untuk X2: d = 60 – 80 = -20Berdasarkan asas maksimum diper
)
4
,
3
(
)
4
,
3
(
)
(
2 2 *d
=
D
=
D
+=
D
20
30
20
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
2 2 * 2=
=
=
−D
D
d
D
= 0.6666 Untu minimum diperoleh: k X3: d = 400 – 1000 = -600 Berdasarkan asas1
)
=
4
,
3
(
)
4
,
3
(
)
(
3 3 * 3=
=
+D
D
d
D
0
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
3 3 * 3=
=
=
−D
D
d
D
30 -30 01
-20 50 -50 0 600 -600 -500 500Untuk X5:
4 – 7 = -3
Berdasa um diperoleh:
Untuk X6: d = 7 – 10 = -3
erdasarkan asas maksimum diperoleh:
Berdasarkan pengiraan di atas dan dengan me un n per 4 1) dan (4.2) dengan
pe da se m mpunyai bobot yang
sa m in ngua dikuasai bagi
pilihan ke-3 terhadap pilihan ke-4 ialah sebagai be . Untuk X5: 4 – 7 = -3 Berdasa um diperoleh: Untuk X6: d = 7 – 10 = -3
erdasarkan asas maksimum diperoleh:
Berdasarkan pengiraan di atas dan dengan me un n per 4 1) dan (4.2) dengan
pe da se m mpunyai bobot yang
sa m in ngua dikuasai bagi
pilihan ke-3 terhadap pilihan ke-4 ialah sebagai be .
Untuk X4:
d = 72 - 75 = -3
Berdasarkan asas minimum diperoleh:
0
)
4
,
3
(
)
4
,
3
(
)
(
6 6 * 6=
=
=
+D
D
d
D
1647
.
0
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
6 6 * 6=
=
=
−D
D
d
D
Berdasarkan asas minimum diperoleh:
0
)
4
,
3
(
)
4
,
3
(
)
(
6 6 * 6=
=
=
+D
D
d
D
1647
.
0
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
6 6 * 6=
=
=
−D
D
d
D
0
)
4
,
3
(
4=
+D
4+(
3
,
4
)
=
0
D
)
4
,
3
(
)
(
4 * 4d
=
D
=
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
4 4 * 4=
=
−D
D
d
D
*(
)
4(
3
,
4
)
4d
=
D
=
D
0
=
0
=
D
*(
)
4(
4
,
3
)
4(
3
,
4
)
4=
=
−D
D
d
D
d = d =rkan asas minim rkan asas minim
1
)
4
,
3
(
)
4
,
3
(
)
(
5 5 5d
=
D
=
D
=
D
5(
d
)
=
D
5(
3
,
4
)
=
D
5(
3
,
4
)
=
1
D
** ++0
)
4
,
3
(
)
3
,
4
(
)
(
5 5 * 5=
=
=
−D
D
d
D
*(
)
5(
4
,
3
)
5(
3
,
4
)
0
5=
=
=
−D
D
d
D
B B ngg ngannggngan akaakaian ian mua kriteria mua kriteria samaan (samaan ( ..ee ma
ma aka aka deks medeks me sai dansai dan rikut rikut
}
0
.
0
1
+
=
+
{
0
+
0
+
1
0
333
6
1
6
1
)
4
,
3
(
+
=
Π
+ 6(
3
,
4
)
1∑
= + j jD
=
}
{
305
.
0
165
.
0
0
0
0
667
.
0
1
6
1
)
4
,
3
(
6∑
− jD
6
1
4
,
3
1=
+
+
+
+
+
=
Π
= jengan melanjutkan perhitungan bagi perbandingan ilihan-pilihan lain dan dengan menggunakan ersamaan (6.1), (6.2), dan (6.3) diperoleh hasil
perti yang ditampilkan pada tabel 3.
TABEL 3. Hasil Pengiraan Indeks Penguasaan ilihan dan Pemeringkatan
A1 A2 A3 A4 A5 A6
)
=
(
− D p p se P)
(
i
+φ
φ
(
i
)
Peringkat A1 - 0.30 0.25 0.27 0.10 0.18 0.220 - 0.164 6 A2 0.48 - 0.39 0.33 0.30 0.396 +0.017 2 .24 0.18 - 0.50 A3 0 0.33 0.06 0.43 A4 0.40 0.50 0.247 - 0.090 5 0.31 - 0.23 0.51 0.49 0.38 - 0.45 0.455 +0.293 1 0.43 0.13 - 0.300 - 0.055 4 0.384 0.379 0.336 0.349 0.16 - - - 0.21 0.329 - 0.020 3 A5 0.44 A6 0.36 0.40 0.25)
(
i
−φ
2 0.355 10 0 -101
601/2
-60 -3 01
-3 -3 01
43DAFTAR PUSTAKA
arda, O. H., Dupuis, J., & Lencoini, P. 1990.
Multicriteria location of thermal power plants.
Dalam European Journal of Operational Research 45: 332-346.
rans, J. P. Vincke, Ph., & Mareschal, B. 1986. How ct and how to rank projects: The
PRO hod. Dalam European
Journa perational Research, 28-238.
Ebtanas. (on
http://www.websamba.com/infoebtanas/ebta200 0.htm (22 Agustus 2000).
IFA 2002. Country Rank. (on line)
http://www.fifa.com nk/index_E.html (29 Oktober 2002).
rant, E. L. & Leavenworth, R. S. 1996. Statistical Quality Control. New York: McGraw-Hill. F. 2002. Rank. (on line)
http://www.jvc-abc-.com/jvc-abc-2000/html/rankings.html (29 Oktober 2002).
2002. Rank. (on line)
/66.3 0/gen ntry/col_en.html (29 Oktober 2
eeney, R. L. 1979. luating of proposed storage sites. Operation Research 27: 49-64.
., Brans, J., & Mareschal, B. 198 ranking of alternatives
lants. Dalam
Research 31: 215-222.
Vuk, D., Koželj, B., Mladineo, N. 199 Application icriterional analysis on selection of the disposal of communal waste. Dalam
esearch 55: B B to sele METHEE met l of O 24: 2
Departmen Pendidikan Nasional. 2000.
line) F /ra G IB ITTF. http:/ 4.52.14 002). /cou K Eva Mladineo, N., Margeta, J 7. Multicriteria
location for small scale hydro p European Journal of Operation
1.
of mult location for
European Journal of Operation R
1. 2. 4. B 5. B Lampiran entuk Ringkas
⎨
⎧
=
=
0
,
jika
0
)
(
d
d
B B⎩
,
jika
d
≠
0
entuk Tangga⎪
⎧
0
−
q
1<
|
d
|
≤
q
1 *C
D
j⎪
⎪
⎩
⎪
⎨
>
≤
<
=
3 3 2 2 2 1 1 *|
|
1
|
|
)
(
q
d
q
d
q
C
d
D
j≤
<
|
d
|
q
q
C
3. Bentuk Linear⎨
⎧
≤
≤
=
d
t
t
d
t
d
)
/
jika
-(
⎩
d
<
−
t
d
>
t
entuk Linear dan Tangga
D
jatau
jika
1
*⎪
⎩
1
jika
t
<
|
d
|
entuk Gausian⎪
⎨
⎧
≤
<
−
−
≤
=
(|
|
)
/(
)
jika
|
|
|
|
jika
0
)
(
d
q
t
q
q
d
t
q
d
d
*D
j * jD
(d) = 1 – exp{-d2/2σ2}. 1 0 dRAJAH 5.7 Penguasaan Gaussian
Grafik Penguasaan Linear dan Tangga
)
(
*d
D
j * j D0
)
(
*d
D
j-
q
2q
1Grafik Penguasaan Tangga
d
A.
q
2q
-
q
1 3-
q
C
C
3 *D d
j( )
1
0
t
t
d
Grafik Penguasaan Linear
1
0
-
-
q
t
d
B.
C
Grafik Penguasaan Ringkas