• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS

PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ICHSAN

D11108263

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

A B S T R A K

Dalam perkembangan dunia konstruksi khususnya di Indonesia maka peranan perusahaan sangat penting dalam menunjang kesuksesan pembangunan dimana pada kenyataannya pembangunan merupakan prioritas utama masyarakat dalam menghadapi era globalisasi. Dalam dunia konstruksi dikenal dua jenis perusahaan yaitu kontraktor dan konsultan. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana kinerja perusahaan konstruksi berupa kontraktor yang berada dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk mengukur kinerja kontraktor tersebut, maka akan dianalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dengan cara memberikan kuisioner/angket kepada pihak yang menggunakan jasa kontraktor tersebut dalam hal ini yaitu Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar yang selanjutnya disebut responden. Kuisioner yang diedarkan berisi beberapa pertanyaan terkait faktor kinerja yang akan menjadi variable dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan hasil dari kuisioner tersebut, maka kuisioner kemudian diolah untuk mengetahui valid dan reliable kah data yang didapatkan tersebut. Semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliable yang artinya para responden telah mengerti maksud dari seluruh pertanyaan kuisioner. Data kemudian dianalisis dengan mencari nilai mean (rata-rata) yang didasarkan kepada perolehan skor dari item pertanyaan kuisioner yang menggunakan skala likert. Hasil dari analisis ini diketahui bahwa terdapat tujuh belas variable kinerja yang telah memuaskan responden dan sembilan variable yang cukup memuaskan responden. Dalam perjalanan ke depannya diharapkan kontraktor mempertahankan ketujuh belas kinerja tersebut dan lebih meningkatkan lagi sembilan variable yang masih dalam kategori cukup puas.

(3)

ABSTRACT

In the development of the construction world, especially in Indonesia, the company is very important role in supporting the success of development where in fact the development is a top priority of society in the era of globalization. In the world of construction there are two types of companies, they are contractors and consultants. In this research will be investigated how the performance of a construction company in the form of contractors that are within the scope of the Public Works Department of the city of Makassar, South Sulawesi. To measure the performance of the contractor, it will be analyzed the factors that most influence by giving questionnaires to those who use the services of the contractor in this case the Department of Public Works Makassar hereinafter called the respondent. Questionnaires were circulated contains some questions related to performance factors that will be variable in this study. After getting the results of the questionnaire, the questionnaire is then processed to determine whether the data is valid and reliable. All items declared valid and reliable questions which means that the respondent has understood the purpose of the whole question questionnaire. Data were analyzed by finding the mean (average) based on the acquisition of scores from a questionnaire question items which using a Likert scale. Results of this analysis is known that there are seventeen variable performance has been satisfactory respondents and nine variables are quite satisfactory respondents. In future development, the contractors are expected to maintain the seventeenth and further improve the performance of the nine variables that are still in the category of pretty satisfied.

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT yang senantiasa memberikan pertolongannya dalam segala situasi terhadap hambaNya. Shalawat dan Salam kita kirimkan atas Nabi Muhammad SAW sebaik – baik suri tauladan yang membawa manusia menuju jalan kebenaran.

Terwujudnya laporan tugas akhir dengan judul “STUDI KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR” yang dibuat sebagai syarat penyelesaian studi pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini tidaklah lepas dari berkah dan rahmat Allah SWT sehingga puji syukur tak hentinya saya ucapkan kehadiratNya.

Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya ucapkan atas bimbingan, arahan, bantuan, dorongan dan partisipasi dari semua pihak yaitu :

1. Bapak dan Ibu Syamsul Bahri,S.Sos dan Herlinah, BA selaku orang tua yang telah melahirkan saya ke dunia ini dengan tidak henti – hentinya memberikan doa dan kasih sayang serta bimbingannya.

2. Bapak Dr. Ir. Rusdi Usman Latif, MT. selaku pembimbing I Semua yang telah memberikan arahan, bimbingan dan bantuannya hingga selesainya laporan tugas akhir ini

(6)

3. Bapak M. Asad Abdurrahman, ST, M.Eng, PM. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan bantuannya mulai dari awal penelitian, selama penelitian hingga selesainya laporan tugas akhir ini

4. Saudara Mukminin dan Saudari Nur Masyitah Hajar, S.Si dan Arwini Muslimah, SH yang selalu memberikan bantuan pikiran dan saran dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Saudara Muh.Sadam, ST, Haady Muqtadir, ST, Andi Nuryadin, ST, Andi Rahmat, ST, Asdam Tambusay, ST, Ashadi Amir, ST dan Muh.Ali Akbar sebagai rekan dan teman selama menjalani perkuliahan di jurusan sipil

6. Teman – teman angkatan 2008 (cikopank08) yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah menemani saya dalam menjalani hari – hari di Jurusan Sipil 7. Senior serta junior yang selama ini bersama – sama menjalani kehidupan

kampus yang memberikan pengalaman yang sulit untuk dilupakan.

Akhir kata, semoga semua ilmu yang diperoleh selama ini dapat benar – benar kami manfaatkan di kehidupan nyata dan membawa manfaat bagi semua orang.Semoga semua dukungan dan doa yang telah diberikan kepada kami dibalas kebaikan oleh Allah SWT dan membawa kami menjadi manusia yang lebih baik ke depannya.

Kami mengetahui bahwa keterbatasan pengetahuan dan ilmu yang dimilki membuat laporan ini tidak akan lepas dari kekurangan oleh karena itu kritikdan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan tugas akhir ini.

(7)

Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca terlebih lagi penulis.

Makassar, Januari 2015

(8)

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... I -1 1.2 Rumusan Masalah... I - 4 1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

I.3.1 Maksud Penulisan... I - 4 I.3.2 Tujuan Penulisan... . I - 4 1.4 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah ... I - 4 1.5 Metode Penelitian ... I - 4 1.6 Sistematika Penulisan ... I - 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(9)

2.1.1 Pengertian Jasa Konstruksi ... II - 1 2.1.2 Penggolongan Jasa Konstruksi ... II - 2 2.1.3 Kualifikasi Jasa Konstruksi ……… ... II – 3 2.2 Kinerja…………... II – 14

2.2. 1 Pengertian Kinerja……….. .. II - 14 2.2.2 Pengukuran Kinerja…… ... II – 15 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kinerja ... II – 16 2.2.4 Indikator Kinerja……… II – 22 2.3 Kepuasan Pelanggan Konstruksi... II - 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bagan Alir Penenilitian ... III - 1 3.2 Lokasi dan Objek Penelitian ... III - 2 3.3 Jenis dan Sumber data... ... . III – 2

3.3.1 Jenis Data... III – 2 3.3.2 Sumber Data... ... III – 3 3.4 Metode Pengumpulan Data ... III – 3 3.5 Populasi dan Sampel... III – 5 3.4.1 Populasi... ... III - 5 3.4.2 Sampel... ... III - 5 3.6 Variabel Penelitian... III – 7 3.7 Metode Analisis Data... III – 9

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identitas Responden ... IV - 1 4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... IV – 3 4.3. Analisis Deskriptif……….. ... IV - 7 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... V - 1 5.2. Saran ... V - 1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kekayaan Bersih Perusahaan……… II-11 Tabel 2.2 Kemampuan Menangani Pekerjaan………... II-12

Tabel 2.3 Klasifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi……… II-14 Tabel 2.4 Definisi Kepuasan Pelanggan……… II-27 Tabel 3.1 Responden Kuisioner Penelitian……… III-6 Tabel 3.2 Variabel Penelitian………. III-7 Tabel 4.1 Output Uji Validitas………III-4 Tabel 4.2 Output Uji Reliabilitas……….IV-5 Tabel 4.3 Item-Total Statistics……… IV-5

Tabel 4.4 Analisis Deskriptif……….. IV-8 Tabel 4.5 Definisi Kinerja Konstruksi……… IV-9

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian……….. III-1

Gambar 4.1 Jabatan Responden………. IV-1

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian

LAMPIRAN II Input Data

LAMPIRAN III Output Analisis Validitas dan Reliailitas

LAMPIRAN IV Output Analisis Statistik Deskriptif

LAMPIRAN V r-Table (Pearson Product Moment)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kebutuhan masyarakat di berbagai bidang kehidupan mengalami peningkatan yang cukup signifikan termasuk di antaranya adalah di bidang pembangunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan merupakan prioritas sebagian besar masyarakat dan pemerintah untuk dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini. Pembangunan tersebut tidak lepas dari besarnya peranan industri konstruksi yang melibatkan banyak pihak untuk saling bekerjasama satu dan lainnya sehingga terbentuk suatu organisasi konstruksi yang baik.

Konstruksi secara umum di terjemahkan segala bentuk pembuatan infrastruktur (contoh jalan, jembatan, gedung, irigasi, gedung) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur tersebut (Yannu M.,2008.). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen untuk mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara, yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak.

(15)

Industri konstruksi memiliki kontribusi yang cukup besar bagi negara yaitu sebesar 4%–8% dari total PDB (Produk Domestik Bruto).. Data aktual yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor konstruksi, bersama-sama dengan sektor utilitas dan jasa, merupakan penyumbang utama pertumbuhan PDB. Dengan besarnya peran industri konstruksi bagi pembangunan maka keberhasilan industri konstruksi tersebut sangat tergantung kepada perusahaan yang merupakan pelaksana atau pengawas pekerjaan konstruksi tersebut. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mengerjakan suatu proyek, dilihat dari seberapa besar kinerja dari perusahaan tersebut.

Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu hasil yang dicapai ketika mengerjakan sesuatu atau tugas (Nyoman K.,2011). Keberhasilan suatu organisasi diukur dengan kinerja organisasi, dimana kinerja organisasi sendiri sangat ditentukan oleh kinerja masing-masing individu dalam organisasi tersebut. Kinerja perusahaan yang baik dapat dilihat dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat bertahan dengan semakin banyaknya perusahan yang lain yang turut serta dalam pekerjaan proyek konstruksi.

Saat ini di Indonesia telah terdapat beberapa perusahaan konstruksi khususnya di Sulawesi Selatan baik berupa kontraktor ataupun konsultan yang menangani beberapa pekerjaan/proyek konstruksi. Dengan banyaknya perusahaan konstruksi maka tentu saja kinerja dari perusahaan-perusahaan tersebut berbeda satu sama lain

(16)

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan studi tugas akhir dengan memilih judul sebagai berikut:

“ Studi Kinerja Perusahaan Konstruksi Dalam Lingkup Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar”

(17)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar

2. Faktor apa yang paling mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) dalam menjalankan pekerjaan pekerjaan di dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

1.3.1. Maksud Penulisan

Untuk menganalisis faktor apa saja yang paling mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) pada lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar.

1.3.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) yang ada dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar.

1.4. Pokok Bahasan dan Batasan Masalah

Berdasarkan tujuan di atas, maka pokok bahasan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kinerja dari perusahaan konstruksi dalam lingkup Dinas

(18)

Pekerjaan Umum kota Makassar sehingga memberikan manfaat yang baik dan optimal dalam pelaksanaan proyek konstruksi.

Untuk menghindari agar penulisan ini tidak terlepas dari materi pokok pembahasan maka penulis membatasi ruang lingkup materi pembahasan hanya pada perusahaan konstruksi yang ada dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan yaitu berupa kontraktor.

1.5. Metodologi Penelitian

Metode penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian seperti yang disebutkan dalam buku “Metodologi Penelitian” karya Sumadi Suryabrata yakni:

Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis,faktual,dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi daerah tertentu.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang merupakan gambaran dari keseluruhan isi penulisan yang dapat diuraikan secara singkat pada masing-masing bab yaitu sebagai berikut:

(19)

Mencakup latar belakang masalah , rumusan masalah, maksud dan tujuan masalah, pokok bahasan dan batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori dasar dari perusahaan konstruksi serta kepustakaan yang mendukung studi kinerja perusahaan konstruksi

BAB III : METODOLOGI PENULISAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi perusahaan konstruksi, metode pengambilan data serta tahapan-tahapan penulisan.

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pembahasan tentang analisa serta pembahsan mengenai kinerja perusahaan konstruksi

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran berdasarkan hasil penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar bahan-bahan bacaan, literatur, jurnal, dan tulisan lainnya sebagai referensi yang mendukung pemahaman terhadap penulisan tugas akhir ini.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jasa Konstruksi

2.1.1. Pengertian Jasa Konstruksi

Menurut Undang-undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya.

Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 mendifinisikan jasa konstruksi sebagai layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh perencana konstruksi dan/atau layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh pelaksana konstruksi dan/atau layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh pengawas konstruksi. Sedangkan Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian dari rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang menyangkut pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan, masing masing beserta

(21)

kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.

2.1.2. Penggolongan Jasa Konstruksi

Berdasarkan Keputusan Dewan Lembaga pengembangna Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 tentang Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional, maka Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional dibagi dalam tiga golongan yaitu Golongan Besar, Golongan Menengah, dan Golongan Kecil, yang digolongkan berdasarkan modal kerja yang berasal dari modal setor atau kekayaan yang dimiliki, dengan keketentuan sebagai berikut :

1) Badan Usaha Golongan Kecil memiliki modal kerja setinggi-tingginya Rp. 1Milyar.

2) Badan Usaha Golongan Menengah memiliki modal kerja lebih dari Rp. 1 Milyar sampai dengan Rp. 10 Milyar.

3) Badan Usaha Golongan Besar memiliki modal usaha di atas Rp. 10 Milyar Untuk badan usaha golongan menengah dan golongan besar harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT) serta telah disahkan oleh menteri terkait.

2.1.3. Kualifikasi Jasa Konstruksi

Menurut Nyoman Koriawan (2009), Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Nasional didasarkan pada tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usahanya yang ditinjau dari :

(22)

1. Aspek Penanggung Jawab Badan Usaha atau Prinsipal (PJBUP), yaitu Direktur Utama atau anggota Direksi atau Pimpinan Badan Usaha untuk Kantor Pusat dan Kepala Cabang/Perwakilan untuk Kantor Cabang/Perwakilan yang bertanggung jawab atas berjalannya operasional Badan Usaha.

2. Pemilikan Tenaga Inti sebagai Penanggung jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha untuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan seluruh pekerjaan teknik yang dilakukan oleh Badan Usaha untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dan Penanggung jawab Bidang/Sub Bidang (PJSB), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang memiliki sertifikat tenaga ahli/terampil dari asosiasi profesi/institusi pendidikan dan pelatihan dan diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha untuk bertanggung jawab atas penyelenggaran pekerjaan teknik di Bidang/Subbidang Pekerjaan Konstruksi dan untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.

3. Tenaga teknik pendukung sebagaimana yang dipersyaratkan, adalah Tenaga Ahli Inti yang terdiri atas Tenaga Ahli dan atau Tenaga Terampil di bidang teknik yang harus ada pada suatu Badan Usaha untuk memenuhi persyaratan klasifikasi dan kualifikasi pada bidang dan sub bidang pekerjaan konstruksi yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.

(23)

Berdasarkan tiga aspek tersebut, maka Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanan Konstruksi Nasional terdiri atas :

1. Badan Usaha Kualifikasi Kecil, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha yang dapat merangkap sebagai penanggung jawab Bidang atau merangkap sebagai tenaga teknik pendukung, diberi :

a. Kualifikasi K3, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi sampai nilai Rp. 100 juta.

b. Kualifikasi K2, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp. 100 juta sampai dengan nilai Rp. 400 juta.

c. Kualifikasi K1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp. 400 juta sampai dengan nilai Rp.1 Milyar.

2. Badan Usaha Kualifikasi Menengah, memenuhi persyaratan memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha dan penanggung jawab bidang untuk setiap bidang pekerjaan ditambah sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung, diberi :

a. Kualifikasi M2, bagi yang mempunyai kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan kosntruksi lebih dari nilai Rp. 1 Milyar sampai dengan Rp. 3 Milyar.

(24)

b. Kualifikasi M1, bagi yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp. 3 Milyar sampai dengan nilai Rp. 10 Milyar.

3. Badan Usaha Kualifikasi Besar, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang penggung jawab teknik badan usaha dan seorang penaggung jawab bidang/sub bidang masing-masing untuk setiap bidang/sub bidang sesuai bidang/sub bidang pekerjaan dalam kualifikasinya, sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam persyaratan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi, diberi kualifikasi B, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp. 10 Milyar.

Sedangkan menurut PerLem LPJK No.11a Tahun 2008 Penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, yang selanjutnya dibagi menurut kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria risiko, dan/atau kriteria penggunaan teknologi, dan/atau kriteria besaran biaya, dapat dibagi jenjang kompetensinya dalam Gred sebagai berikut :

a. Kualifikasi usaha besar berupa: i) Gred 7

(25)

b. Kualifikasi menengah berupa: i) Gred 5

c. Kualifikasi usaha kecil berupa: i) Gred 4

ii) Gred 3 iii) Gred 2 iv) Gred 1

Menurut Nyoman Iwan Surya (2011), Penggolongan kualifikasi usaha jasa konstruksi dibagi dalam gred yaitu:

1. Kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil terdiri dari:

a. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 2 adalah: 1) Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan

2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-300 juta 3) Memiliki kekayaan bersih 50-600 juta

4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang

5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 2 tahun

6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta

(26)

benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

b. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 3 adalah 1) Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan

2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-600 juta 3) Memiliki kekayaan bersih 100-800juta

4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang

5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 5 tahun

6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

c. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 4 adalah 1) Dapat mengerjakan 3 (tiga)paket pekerjaan

2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-1 miliar 3) Memiliki kekayaan bersih 400 juta -1 miliar 4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang

5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 10 tahun

(27)

6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

2. Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi gred 5 adalah

a. Dapat mengerjakan 5 (lima) paket pekerjaan

b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar – 10 miliar c. Mempunyai kekayaan bersih 1 miliar – 10 miliar

d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang

e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang , berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 2 tahun

f. Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 2 tahun

g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

h. Kriteria resiko sedang dan teknologi madya, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan sedikit peralatan berat serta memerlukan sedikit tenaga ahli i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha kecil

(28)

3. Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi gred 6 adalah

a. Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan

b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar – 25 miliar c. Mempunyai kekayaan bersih 3 miliar – 25 miliar

d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang,

e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 5 tahun

f. Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 5 tahun

g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

h. Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta memerlukan banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil

i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha menengah minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakir

j. Memiliki organisasi badan usaha, memiliki devisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia.

4. Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi usaha besar termasuk badan usaha asing yang membukan kantor perwakilan adalah

(29)

a. Dapat mengerjakan 8 (delapan) atau (1,2 N) N= jumlah paket sesaat. b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar – tak terbatas c. Mempunyai kekayaan bersih 10 miliar sampai dengan tak dibatasi d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang

e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 8 tahun

f. Penanggung jawab bidang 1 orang, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 8 tahun.

g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

h. Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta memerlukan banyak tenaga ahli dan tenaga terampil

i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha besar minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir

j. Memiliki organisasi badan usaha , memiliki devisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia

k. Badan usaha yang memiliki sertifikat ISO

Menurut Nyoman Koriawan (2009), Kualifikasi merupakan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman/kompetensi dan kemampuan usaha yang dijalankan dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :

(30)

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan kualifikasi usaha berdasarkan potensi kemampuan tenaga kerja sebagai keunggulan kompetitif dalam melakukan pengelolaan usaha. Sumber daya manusia yang digunakan harus memiliki kualifikasi dan klasifikasi yang sesuai seperti pendidikan, keterampilan kerja, keahlian kerja serta pengalaman kerja.

2. Kekayaan Bersih

Kekayaan bersih merupakan kemampuan modal keuangan yang digunakan untuk membiayai pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan pekerjaan, juga dapat digunakan sebagai penilaian atas kemampuan badan usaha dalam menetapkan kualifikasi perusahaan.

Tabel 2.1. Kekayaan Bersih Perusahaan

No Gred Kekayaan Bersih

(Dalam Rupiah) 1 1 Tidak Disyaratkan 2 2 50.000.000 s/d 600.000.000 3 3 100.000.000 s/d 800.000.000 3 3 400.000.000 s/d 1.000.000.000 4 4 1.000.000.000 s/d 10.000.000.000 5 5 3.000.000.000 s/d 25.000.000.000 6 6 10.000.000.000 s/d tak dibatasi

(31)

3. Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan

Kemampuan menangani paket pekerjaan merupakan batasan kompetensi perusahaan berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam menangani paket pekerjaan kurun waktu tujuh tahun terakhir. Pengalaman tersebut dapat juga dilihat dari nilai minimum kumulatif pekerjaan yang diselesaikan dan jumlah paket pekerjaan yang dapat ditangani pada gred sebelumnya selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.

Tabel 2.2. Kemampuan Menangani Pekerjaan

No Gred

Jmlh Paket Pekerjaan

Batas Nilai Suatu Pekerjaan (Dalam Rupiah) Pengalaman Nilai Minimal Kumulatif Pekerjaan 1 1 1 0 s/d 100.000.000 Tidak dipersyaratkan 2 2 2 0 s/d 300.000.000 200.000.000 3 3 3 0 s/d 600.000.000 400.000.000 4 4 3 0 s/d 1.000.000.000 800.000.000 5 5 5 >1.000.000.000 s/d 10.000.000.000 2.500.000.000 6 6 8 >1.000.000.000 s/d 25.000.000.000 12.000.000.000 7 7 8 >1.000.000.000 s/d tak terbatas 32.000.000.000

(32)

4. Peralatan

Peralatan pada dasarnya merupakan teknologi yang digunakan sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan operasional pekerjaan. Kriteria dalam penggunaan teknologi pada pelaksanaan pekerjaan ditentukan berdasarkan besaran biaya dan volume pekerjaan yang terdiri dari :

a. Badan usaha perseorangan gred 1, 2, dan gred 3 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi sederhana mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan alat kerja sederhana dan tidak menggunakan tenaga ahli.

b. Badan usaha gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi madya mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan sedikit peralatan berat dan memerlukan sedikit tenaga ahli.

c. Badan usaha gred 5, gred 6 dan gred 7 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi tinggi mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan banyak alat berat dan tenaga ahli yang terampil.

Lebih lanjut dalam PerLem LPJK No.11a Tahun 2008, pasal 14 disebutkan bahwa Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 2, Gred 3, dan Gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan kriteria risiko kecil, berteknologi sederhana, dan berbiaya kecil.

(33)

2.2. Kinerja

2.2.1. Pengertian Kinerja

Kinerja atau performance sering diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung.

Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang telah disusun.

Mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Wibowo, 2007, dalam Nyoman Koriawan, 2011 ). Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.

Menurut Gibson, dkk (1990) dalam Nyoman Koriawan (2011) kinerja merupakan suatu keberhasilan mencapai suatu tujuan. Kinerja organisasi merefleksikan suatu pencapaian dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan organisasi, baik yang diukur dari visi, misi, tujuan dan target sasaran. Pencapaian ini tidak terlepas dari individu-individu yang bekerjadalam organisasi tersebut.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kepuasan kerja individu akan mempengaruhi kinerja. Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya bahwa kinerja justru mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja merupakansuatu proses kegiatan dalam organisasi

(34)

dalam upaya untuk mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi, serta menunjukkan hasil yang telah dicapai dalam upayatersebut.

2.2.2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan pekerjaan terhadap penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan (Nyoman Koriawan, 2011).

Sedarmayanti (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) menguraikan bahwa terlepas dari besar, jenis, sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya cenderung tertarik pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut:

1. Aspek Finansial

Meliputi anggaran suatu organisasi. Karena aspek finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh manusia, aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja.

2. Kepuasan Pelanggan

Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas, maka organisasi dituntut untuk terus menerus memberikan pelayanan berkualitas prima.

(35)

3. Operasi bisnis internal

Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam rencana startegis.

4. Kepuasan karyawan

Karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran strategis karyawan sangat nyata.

5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders

Kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari

stakeholders. 6. Waktu

Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja. Kita sering membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan, namun informasi tersebut lambat diterima, kadang sudah tidak relevan/kadaluarsa.

2.2.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Wibowo (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, sebagai berikut:

(36)

1. Personal factor ditunjukkan oleh tingkat keterampilan kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.

2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja.

4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.

5. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Mahmudi (2005) dalam Nyoman Koriawan (2011) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

1. Faktor personal/individu, meliputi : pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individuFaktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan

team leader;

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader; 3. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang

(37)

4. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

Menurut Nyoman Koriawan (2011) Ada beberapa komponen pokok yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan yaitu :

1. Keuangan (Money)

Keuangan berkaitan dengan adanya dukungan modal dalam suatu perusahaan yang berguna untuk memperlancar program peningkatan kinerja. Keuangan dalam suatu perusahaan adalah modal yaitu dana yang disiapkan untuk pendanaan jangka panjang, yang difungsikan untuk membiayai seluruh aktivitas dan kebutuhan perusahaan dalam melakukan suatu pekerjaan dan dalam pengelolaan proses manajemen perusahaan. Sumber pendanaan bagi suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :

a. Modal sendiri (equity capital), diperoleh melalui penerbitan saham baru atau menahan laba dalam kurun waktu tertentu.

b. Modal dari luar, berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Tenaga Kerja (Man Power)

Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan, dengan menilai kemampuan, motivasi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi. Syafarudin Alwi (2001) menjelaskan bahwa tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang kompetitif sebagai suatu

(38)

keunggulan daya saing yang difungsikan untuk mampu mengantisipasi perubahan dan melakukan pengelolaan terhadap perubahan secara cepat sehingga sumber daya manusia pada manajemen organisasi dapat menentukan tingkat keberhasilan dalam persaingan atau sering disebut dengan keunggulan kompetitif.

3. Peralatan dan mesin-mesin (Machines)

Peralatan merupakan modal lain yang harus dimiliki oleh perusahaan sebagai peningkatan kualitas dan profesionalisme perusahaan yang mengedepankan teknologi sebagai sumbernya untuk mampu meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan, disamping menunjukkan kemampuan kualitas serta tingkat profesionalisme perusahaan yang dimiliki. Dorodjatun Kuntjoro Jakti (2004), menjelaskan bahwa selain sumber daya manusia, perusahaan harus mampu memiliki object embodied technology (technopower) yang mengacu pada teknologi peralatan, perkakas, fasilitas fisik dan lain-lain sebagai penunjang kegiatan operasional. Disamping itu kesiapan peralatan yang dimiliki akan menunjukkan faktor finansial perusahaan dan menunjang proses pelaksanaan proyek.

Fandy Tjiptono (2003) berpendapat bahwa, teknologi berupa peralatan-peralatan penunjang kinerja merupakan penjelmaan secara fisik dari pengetahuan, dimana teknologi dirancang dengan baik guna memperluas kemampuan manusia untuk meningkatkan daya saing. Produktifitas dan kualitas perusahaan sebagian besar dipacu melalui proses adopsi teknologi yang memberikan dampak positif menuju era globalisasi. Semakin besar dan semakin canggihnya kemampuan teknologi

(39)

yang dimiliki oleh perusahaan akan menunjukkan tingginya kemampuan sumber daya manusia yang dipakai untuk mengoperasikan peralatan tersebut.

4. Material (Materials)

Material merupakan salah satu bagian dari sumber daya perusahaan, yang ketersediaannya dibutuhkan untuk membantu proses pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan perencanaan. Menurut Asiyanto (2004), kebutuhan material sangat tergantung dari program kerja yang telah disusun perusahaan, keberhasilan suatu hasil pekerjaan dan kualitasnya akan ditentukan oleh ketersediaan material atau stok material perusahaan yang digunakan untuk mendukung dalam proses penyelesaian suatu pekerjaan.

5. Pasar (Market)

Pasar dalam suatu dunia usaha berfungsi untuk menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui sebuah informasi, yang selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan-keputusan yang akan diambil. Selain itu menurut Fandy Tjiptono (2004), pasar secara umum mengandung pengertian bahwa pasar adalah permintaan yang dibuat oleh sekelompok pembeli potensial atau individu terhadap barang atau jasa. Keadaan pasar atau tingkat permintaan pasar dalam suatu usaha bisnis akan memberikan peluang yang besar dalam pengembangan usaha, integritas usaha, serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas daya saing

(40)

perusahaan terhadap produk atau jasa yang mempunyai sumber daya untuk dipasarkan.

6. Metode (Methods)

Metode sangat berkaitan dengan bagaimana cara mencapai hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan, dengan melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang ada untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan. Menurut Iman Suharto (1995), dalam suatu organisasi atau perusahaan dibutuhkan suatu aspek perencanaan dan pengendalian sumber daya untuk memudahkan dalam proses dan pengoperasian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan lebih mudah. Untuk memudahkan perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan dibutuhkan suatu sistem yang berbasis teknologi yaitu Sistem Informasi Manajemen (SIM), terdiri dari perangkat keras dan lunak, yang digunakan untuk mendukung operasi unit fungsional dalam struktur perusahaan. Sistem ini merupakan kombinasi personil, kebijakan, prosedur dan sistem (manual atau komputer) yang membantu terlaksananya kegiatan, pengendalian dan kinerja perusahan.

Pada sistem penilaian kinerja tradisional, kinerja hanya dikaitkan dengan faktor personal, namun dalam kenyataannya, kinerja sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar faktor personal, seperti sistem, situasi kepemimpinan, atau tim. Proses penilaian kinerja individual tersebut harus diperluas dengan

(41)

penilaian kinerja tim dan efektivitas manajernya. Hal itu karena yang dilakukan individu merupakan refleksi perilaku anggota grup dan pimpinan.

2.2.4. Indikator Kinerja

Menurut Sedarmayanti (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan selesai.

Nyoman Koriawan (2011) menjelaskan bahwa ada tujuh indikator kinerja sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus dilakukan.

2. Standar

Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. 3. Umpan Balik

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan

(42)

balik, dilakukan terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.

4. Alat atau Sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan.

5. Kompetensi

Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.

6. Motif

Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

7. Peluang

Peluang perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.

2.3. Kepuasan Pelanggan Konstruksi

Telah disebutkan di atas bahwa salah satu pengukuran kinerja perusahaan konstruksi atau kontraktor ialah kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berarti mencerminkan kualitas dari kinerja yang diberikan oleh perusahaan.

(43)

Produk jasa berkualitas rnempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan (Riqi Radian, 2013), dengan demikian semakin berkualitas kinerja pelayanan dan produk yang diberikan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan dan tentunya dapat juga menimbulkan keuntungan bagi penyedia jasa, karena diharapkan dengan tercapainya tingkat kepuasan akan timbul pembelian kembali (repeat order) dari pelanggan yang memilih untuk tidak pindah pada penyedia jasa yang lain. Berikut beberapa definisi mengenai kepuasan pelanggan yang di kutip dari berbagai narasumber seperti pada table berikut:

Tabel 2.4. Definisi Kepuasan Pelanggan

Sumber Definisi Kepuasan Pelanggan

Oliver ( 1997) The consumer's fulfillment response", yaitu penilaian

yang diberikan konsumen terhadap produk atau jasa yang mereka dapatkan, termasuk tingkat under-ffilfillment dan over-fulfillment.

Halstead,Hartman & Schmidt (1994)

Respon afektif yang sifamya transaction-specific dan dihasilkan dari hasil perbandingan antara kinerja produk dengan beberapa standar pra pembelian dari konsumen Fomell ( 1992 ) Evaluasi setelah pembelian secara keseluruhan. West b r o o k &Oliver

(1991)

Penilaian setelah memilih produk yang menyangkut seleksi pembelian spesifik.

Oliver & Swan (1989) Fungsi dari fairness, preferensi,dan diskonfirmasi. Tse & Wilton (1988) Respon konsumen pada evaluasi persepsinya terhadap

perbedaan antara ekspektasi awal dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk tersebut

Cadotte, Woodruff & Jenkins (1987)

Kepuasan dikonseptualisasikan sebagai perasaan yang timbul setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk.

(44)

Westbrook (1987) Penilaian evaluatif secara keseluruhan terhadap pemakaian/konsumsi

Day (1984) Respon evaluatifterhadap event konsumsi saat ini...respon konsumen dalam pengalaman konsumsi tertentu pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awaldan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah pemerolehan produk

Bearden & Teel (1983)

Fungsi ekspektasi konsumen yang dioperasionalisasikan sebagai keyakinan atribut produk dan diskonfirmasi LaBarbera & Mazursky

(1983)

Evaluasi purnabeli. Mengutip definisi Oliver (1981) Evaluasi terhadap surprise yang inheren dalam pemerolehan dan atau pengalaman konsumsi produk.

Westbrook & Reilly (1983)

Respon emosional terhadap pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli. Respon emosional dipicu proses evaluatif kognitif dimana persepsi (atau keyakinan) terhadap sebuah obyek, tindakan, atau kondisi dibandingkan dengan nilai-nilai (atau kebutuhan, keinginan, hasrat) seseorang.

Churchill & Surprenant (1982)

Secara konseptual, kepuasan merupakan basil pembelian dan pemakaian yang didapatkan dari perbandingan yang dilakukan oleh pembeli atas penghargaan dan biaya pembelian dengan konsekuensi yang diantisipasi.

Swan, Trawick & Carroll (1980)

Evaluasi secara sadar bahwa produk cocok atau tidak cocok digunakan. Dimensi lain kepuasan mencakup perasaan terhadap produk

Sumber : Kutipan Tesis Riqi Radian (2013)

Pelanggan konstruksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengguna jasa kontraktor pada beberapa proyek di kota Makassar dalam hal ini yaitu Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar. Dalam penelitian ini, pengguna jasa konstruksi tersebut dapat diwakilkan kepada manajemen konstruksi/konsultan pengawas/tim teknis ataupun perwakilan pemilik proyek yang lain setingkat manajerial dan teknis yang berkompeten.

(45)

Ada beberapa aspek kinerja yang akan diteliti dalam penelitian ini. Setiap aspek tersebut akan dinilai tingkat kinerja dan kepentinganya kepada responden yaitu pengguna jasa melalui pertanyaan dengan metode kuisioner dan wawancara untuk dapat dianalisa lebih lanjut. Terdapat beberapa aspek dalam pengukuran kinerja perusahaan yang selanjutnya dijadikan variabel dalam penelitian ini, seperti yang disebutkan Riqi Radian (2013) yaitu:

Tabel 2.5 Faktor-faktor kinerja kontraktor

No Indikator Kinerja Variabel Pengukuran

A Product

1 Performance  Pemenuhan Terhadap Fungsi Pekerjaan 2 Conformance  Lingkup pekerjaan sesuai dokumen

kontrak

 Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis

3 Aesthetics  Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan

B Service

1 Time  Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang

realistis

2 Timeliness  Ketepatan waktu penyelesaian proyek 3 Completeness  Lingkup pekerjaan sesuai dokumen

kontrak

4 Consistency  Rutin dan tertib dalam administrasi 5 Accessability &

Convinience

 Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif)

 Penanganan masalah /Gangguan (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) pada pekerjaan

6 Accuracy  Kualitas bangunan sesuai spesifikasi teknis

 Ketepatan waktu penyelesaian proyek  Shop drawing diajukan sebelum

pelaksanaan konstruksi

 Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan

(46)

 Ketepatan dalam memilih supplier dan subkontraktor

7 Responsiveness  Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi di lapangan

 Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek

8 Reliability  Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi

9 Communication  Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan

 Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi

 Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor, subkontraktor dan supplier. 9 Security  Penanganan keamanan/sosialisasi di

lingkungan proyek

10 Competence  Minimnya pengerjaan ulang

(repair/rework) selama pelaksanaan proyek

 Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap

 Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas

 Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi

 Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan

11 Tangibles  Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi

12 Assurance  Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal  Sistem manajemen mutu selama masa

konstruksi

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian

Penyusunan kerangka penelitian menjadi hal penting yang dilakukan sebelum menyelesaikan dan menyimpulkan permasalahan dalam suatu penelitian. Kerangka penelitian ini lah yang menjadi dasar pijakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, kerangka penelitian digambarkan dalam bentuk diagram alir seperti pada gambar berikut:

TIDAK

YA

Merumuskan masalah dan Tujuan Penelitian

Kajian Pustaka

Menentukan Variabel Penelitian

Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian Membuat Format Kuisioner Mulai A Uji Validitas dan Reliabilitas

(48)

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Propinsi Sulawesi Selatan tepatnya di kota Makassar dengan objek penelitian semua usaha jasa konstruksi (kontraktor) pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari responden secara langsung. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan berupa kuisioner yang didistribusikan kepada perusahaan konstruksi mengenai kinerja dari perusahaan tersebut.

Kesimpulan dan Saran A

Analisa dan Pembahasan: Kinerja Perusahaan Konstruksi dalam lingkup Dinas PU Makassar

(49)

Data sekunder adalah data yang telah diolah baik dalam bentuk laporan, buku, notulen, web site, catatan maupun dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data merupakan data yang diperoleh dari sumber berupa populasi dan sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Sugiyono (2008) dalam Nyoman Koriawan (2011) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan interview (wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai metode pengumpulan data dengan melakukan interview (wawancara) dan metode pengumpulan data dengan kuisioner (angket).

3.4.1 Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan yang dianggap penting langsung dari sumbernya dalam menunjang penyusunan penelitian ini. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan responden secara lebih terperinci.

Dalam melakukan wawancara terhadap responden atau yang mewakili, hendaknya memiliki kriteria sebagai berikut:

 Memiliki pengalaman di bidang konstruksi

(50)

 Memiliki reputasi yang baik

3.4.2 Kuisioner (Angket)

Kuisioner atau angket adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Kuisioner dibuat untuk mengukur dan menilai secara langsung tingkat kepuasan responden terhadap kinerja manajemen proyek konstruksi yang dapat dilihat dari variabel-variabel yang ditanyakan tersebut

Kuisioner dalam penelitian ini diberikan kepada 30 orang responden yang merupakan perwakilan dari empat bidang pada Dinas PU Kota Makassar yaitu bidang perumahan dan bangunan gedung, bidang sarana dan prasarana lngkungan, bidang bangunan air, dan bidang jalan dan jembatan. Adapun secara garis besar isi dari kuisioner yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Profil Umum Responden

Pada bagian ini, pertanyaan mengenai identitas responden secara umum seperti nama responden, pendidikan responden, dan posisi responden dalam proyek seperti manajer proyek, kepala bidang ataupun pengawas lapangan.

2. Pertanyaan kuisioner

Bagian ini berisikan pertanyaan mengenai bagaimana kinerja perusahaan konstruksi yang ada pada Dinas PU Kota Makassar dimana responden diminta untuk memilih satu jawaban yang menurutnya paling

(51)

tepat menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Responden memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (√ )

Kuisioner ini dibuat dengan skala likert untuk melihat tingkat kepuasan pelanggan konstruksi terhadap kinerja manajemen proyek kontraktornya. Tingkat kepuasan menggambarkan tingkat perasaan pelanggan terhadap kinerja pelayanan atau produk yang diterimanya. Untuk tingkat kepuasan dari penilaian responden diberikan skor penilaian sebagai berikut:

1. Responden yang menjawab sangat tidak puas dengan nilai 1 2. Responden yang menjawab tidak puas dengan nilai 2

3. Responden yang menjawab cukup puas dengan nilai 3 4. Responden yang menjawab puas dengan nilai 4 5. Responden yang menjawab sangat puas dengan nilai 5

3.5Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah para pelanggan konstruksi yaitu para pengguna jasa kontraktor di kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan.

3.5.2. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini yang selanjutnya disebut responden adalah pemilik proyek yang menggunakan jasa kontraktor yaitu Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar yang dapat diwakilkan kepada Pejabat Pembuat

(52)

Komitmen (PPK) atau Kepala Bidang, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Kepala Seksi, ataupun Pengawas Kegiatan/Lapangan.

Jumlah responden adalah 30 orang yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Responden Kuisioner Penelitian

No Keterangan Responden Jumlah

1 Kepala Bidang Perumahan dan Bangunan Gedung

1

2 Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Lingkungan 1

3 Kepala Bidang Jalan dan Jembatan 1

4 Kepala Bidang Bangunan Air 1

5 Kepala Seksi Bidang Perumahan dan Bangunan Gedung

1

6 Kepala Seksi Bidang Sarana dan Prasarana Lingkungan

3

7 Kepala Seksi Bidang Jalan dan Jembatan 3

8 Kepala Seksi Bidang Bangunan Air 1

9 Pengawas Kegiatan Bidang Perumahan dan Bangunan Gedung

3

10 Pengawas Kegiatan Bidang Sarana dan Prasarana Lingkungan

5

11 Pengawas Kegiatan Bidang Jalan dan Jembatan 2 12 Pengawas kegiatan Bidang Bangunan Air 8

Jumlah 30

(53)

Jumlah responden dari masing-masing bidang tidak sama, hal ini tergantung dari jumlah kepala seksi yang ada dan staf teknis di bidang tersebut yang menjadi pengawas serta jumlah kegiatan di bidang tersebut.

3.6Variabel Penelitian

Adapun untuk variabel penelitian yang ingin diteliti yaitu seperti disebutkan dalam table berikut:

Tabel 3.2. Variabel Penelitian

No Indikator Kinerja Variabel Penelitian

A Product

1 Performance  Pemenuhan Terhadap Fungsi Pekerjaan 2 Conformance  Lingkup pekerjaan sesuai dokumen

kontrak

 Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis

3 Aesthetics  Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan

B Service

1 Time  Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang

realistis

2 Timeliness  Ketepatan waktu penyelesaian proyek 3 Consistency  Rutin dan tertib dalam administrasi 4 Accessability &

Convinience

 Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif)

 Penanganan masalah /Gangguan (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) pada pekerjaan

5 Accuracy  Shop drawing diajukan sebelum

pelaksanaan konstruksi

 Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan

 Ketepatan dalam memilih supplier dan subkontraktor

6 Responsiveness  Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi

(54)

di lapangan

 Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek

8 Reliability  Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi

9 Communication  Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan

 Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi

 Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor, subkontraktor dan supplier. 9 Security  Penanganan keamanan/sosialisasi di

lingkungan proyek

10 Competence  Minimnya pengerjaan ulang

(repair/rework) selama pelaksanaan proyek

 Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap

 Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas

 Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi

 Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan

11 Tangibles  Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi

12 Assurance  Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal Sumber : Kutipan Tesis Riqi Radian (2013)

Variabel-variabel inilah yang akan diberikan skor penilaian tingkat kepuasan terhadap kinerja manajemen proyek kontraktor besar bangunan gedung melalui penyebaran kuisioner kepada pelanggan konstruksi yaitu Dinas PU Kota Makassar.

(55)

3.7Metode Analisis Data

Data dan informasi yang didapatkan dari hasil kuisioner ini kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diinginkan yaitu bagaimana kinerja perusahaan konstruksi di kota Makassar. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengujian dan analisis data dengan tahapan sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur, dalam hal ini apakah kuesioner sudah cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya jawaban yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain.

Reliabilitas pada dasarnya mengandung pengertian sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya jika hasil pengukuran tersebut dilakukan kembali akan memberikan suatu hasil yang relatif sama. (Nyoman Koriawan, 2011).

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengolah data menjadi lebih mudah dipahami dan dikelompokan sesuai kategori atau klasifikasi yang diinginkan sehingga penyampaian informasi data menjadi lebih ringkas (Riqi Radian, 2013)

(56)

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang dimaksudkan adalah metode analisis yang digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai median dari masing-masing variabel .Dari nilai rata-rata nantinya, maka diharapkan akan didapatkan hasil sementara dari pertanyaan secara garis besar.

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden

Responden pada penelitian ini adalah kepala bidang, kepala seksi bidang, dan pengawas kegiatan pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Makassar yang berjumlah 30 orang. Responden ini lah yang akan menilai sejauh mana kinerja yang diberikan oleh perusahaan konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan pada Dinas Pu tersebut. Penilaian kinerja perusahaan konstruksi dilakujakan dengan mengukur tingkat kepuasan responden tersebut. Di bawah ini merupakan informasi mengenai jabatan dan pendidikan responden.

 Berdasarkan jabatan responden

Gambar 4.1 Jabatan Responden

13%

27% 60%

persentase berdasarkan jabatan

Kepala Bidang Kepala Seksi Pengawas lapangan

(58)

Pada gambar di atas menunjukkan identitas responden berdasarkan jabatan, di mana terlihat sebagian besar responden menjabat sebagai pengawas kegiatan/pengawas lapangan yaitu sebanyak 60%, kemudian sebanyak 27% menjabat sebagai kepala seksi bidang, dan sebagi kepala bidang yaitu sebanyak 13%.

 Berdasarkan pendidikan responden

Gambar 4.2 Pendidikan responden

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah S1 teknik yaitu sebanyak 77%, kemudian Diploma/D3 sebanyak 16% dan sebanyak 7% yaitu S2 teknik.

7%

16%

77%

persentase berdasarkan pendidikan

S2 Teknik Diploma/D3 Teknik S1 Teknik

(59)

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur (Duwi, 2011). Setelah data kuisioner diolah dengan menggunakan skala Likert, maka akan didapat skor tiap item pertanyaan. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah pengukuran yang digunakan dapat tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha Cronbach’s.

Untuk uji validitas, pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut ( Dr. Riduwan, M.B.A, 2004 dalam Novia, 2013):

(60)

 Jika r hitung ≥ r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)

 Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)

Untuk uji reliabilitas, pengujian juga menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut ( Dr. Riduwan, M.B.A, 2004 dalam Novia, 2013):

 Jika alpha ≥ r tabel, maka dinyatakan reliabel

 Jika alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel

Berikut ini merupakan hasil output pengujian validitas dengan menggunakan program SPSS:

Tabel 4.1 Output Uji Validitas

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

Sumber : Hasil Analisa SPSS

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa telah diteliti sebanyak 30 responden (N=30) dan 100% sudah valid sehingga tidak ada yang dikeluarkan dari analisis penelitian.

(61)

Selanjutnya untuk hasil pengujian reliabilitas data, maka akan didapat nilai

cronbach’s alpha dari hasil pengolahan dengan bantuan program SPSS yang hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Output Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,941 ,944 26

Sumber: Hasil Analisis SPSS

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas di atas secara keseluruhan, maka dapat juga dihasilkan output pengujian validitas dan reliabilitas untuk tiap item dengan melihat nilai r hitung (Corrected Item-Total) dan juga nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

Tabel 4.3 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item1 77,8000 178,993 ,579 ,939 item2 77,9000 179,679 ,540 ,940 item3 78,2667 177,168 ,477 ,941 item4 78,1333 178,947 ,543 ,940 item5 78,2333 175,495 ,535 ,940 item6 78,5667 173,289 ,585 ,940 item7 78,4000 174,110 ,711 ,938 item8 77,9333 176,064 ,735 ,938 item9 78,2667 179,789 ,512 ,940

Gambar

Tabel 2.1. Kekayaan Bersih Perusahaan
Tabel 2.2. Kemampuan Menangani Pekerjaan
Tabel 3.1 Responden Kuisioner Penelitian
Tabel 3.2. Variabel Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Respon khalayak terhadap penggunaan unsur budaya asing dalam iklan televisi Nu Green Tea pada penelitian ini dapat dilihat melalui interpretasi khalayak terhadap bentuk unsur

Segala puji senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang sempurna, rahmat, hidayah dan kekuatan kepada penulis, sehingga

Meskipun sudah ada kepastian bahwa dan akan tetap kita terima, selama Perpustakaan tidak menyimpang dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh lembaga

Apabila salah satu PIHAK atau PARA PIHAK bermaksud untuk melakukan perubahan alamat sebagaimana dimaksud dalam ayat (l), maka PIHAK atau PARA PIHAK yang

Rasa rendah diri dan tidak percaya kepada diri sendiri banyak sekali terjadi pada pemuda pemudi remaja. Rasa rendah diri dapat menyebabkan individu lekas

Hasil ini sejalan dengan penelitian lainnya yang menggunakan intervensi latihan dengan in- tensitas berat menunjukkan terjadi peningkatan kebugaran aerobik (VO 2 max) pada remaja

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

Desain studi ini adalah pre-post interven- tion study , yaitu memberikan perlakuan kepada subjek anak SD berupa edukasi jajanan sehat, ke- mudian perilaku yang meliputi