• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 1962

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 1962

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa perlu menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

tahun 1962;

Mengingat : a. Pasal 23 ayat 1 Undang-undang Dasar

b. Pasal-pasal 7, 8 ayat 2 dan 10 Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960 tanggal 3

Desember 1960 ;

c. Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 tentang Perusahaan

Negara;

d. Undang-undang No. 21 Prp tahun 1960 tentang Bank

Pembangunan Indonesia;

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong

Memutuskan :

Menetapkan : Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

tahun 1962.

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

-Pasal 1.

Pendapatan Negara menurut perkiraan jumlah Rp. 61.010.101.300 terdiri

atas:

a. penerimaan anggaran Routine sebesar Rp. 50.048.101.300 dan,

b. penerimaan anggaran Pembangunan sebesar Rp. 10.962.000.000 +

pro memori,

seperti dimuat secara terperinci dalam daftar lampiran I dan II

Undang-undang ini.

Pasal 2.

Belanja Negara dirancangkan sebesar Rp.97.996.317.950 terdiri atas :

a. pengeluaran untuk Belanja Routine sejumlah.

Rp. 75.800.481.450, seperti dimuat secara terperinci dalam daftar

lampiran III Undang-undang ini;

b. pengeluaran untuk Belanja Pembangunan terdiri atas pembangunan

sipil sejumlah Rp. 22.195.836.500, dan pembangunan khusus dan

perjuangan Irian Barat masing-masing sejumlah pro memori,

seperti tercantum secara terperinci dalam daftar lampiran IV

Undang-undang ini.

Pasal 3.

Semua tindakan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negar tahun 1962 berpedoman kepada ketentuan-ketentuan seperti

tercantum dalam lampiran V Undang-undang ini, dengan berpedoman

teguh kepada ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No.

II/MPRS/1960.

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

-Pasal 4.

Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Perbendaharaan Negara

(I.C.W.) yang bertentangan dengan bentuk dan susunan Undang-undang

ini, tidak berlaku lagi.

Pasal 5.

(1) Pembangunan sipil yang mengenai proyek-proyek selfliquidating,

dibiayai oleh Bank Pembangunan Indonesian, dan yang mengenai

non-self-liquidating dibiayai oleh Anggaran Negara melalui Bank

Pembangunan Indonesian;

(2) Pembiayaan pembangunan khusus dan Perjuangan Irian Barat

dilaksanakan oleh Anggaran Negara.

Pasal 6.

Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan dan mempunyai

daya surut sampai tanggal 1 Januari 1962.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam

Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta.

pada tanggal 18 Juni 1962.

Presiden Republik Indonesia.

ttd

SUKARNO.

Diundangkan di Jakarta.

pada tanggal 18 Juni 1962.

Sekretaris Negara.

ttd

MOHD.ICHSAN.

Referensi

Dokumen terkait

3) Soft copy Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/ Walikota dan Wakil Walikota tingkat Oesa (Formulir Model OAA KWK); 4) Soft copy dokumen yang

Data APCC (1997) menunjukkan bahwa potensi bahan baku industri pengolahan sabut lcelapa nasional sangat besar dengan jumlah produksi buah kelapa sebesar 12,9155. milyar butir

300 Ruang kerja perkantoran, ruang sekolah dengan ketepatan visual tinggi, ruang pusat perhatian gedung ibadah, ruang pemeriksaan di rumah sakit, penerangan laboratorium, dan

Dengan pendekatan kualitatif analisa deskriptif, dijabarkan perbedaan inti BMC perusahaan profit dan kewirausahaan sosial ada pada variabel value proposition, customer

Yudha Triguna, ed., Estetika Hindu dan Pembangunan Bali, Denpasar: Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Bekerja Sama dengan Penerbit Widya

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu

Jadi tabel persentase kumulatif adalah tabel frekuensi yang terlebih dahulu mencari distribusi frekuensi relatif (dinyatakan dalam bentuk persentase) kemudian

Soalan: Jurulatih atau doktor yang membantu atau menggalakkan atlet mengambil bahan larangan boleh dikenakan hukuman jika ujian atlet didapati positif..