• Tidak ada hasil yang ditemukan

H17lha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "H17lha"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN BERAS ANALOG PADA

PT FITS MANDIRI BOGOR, JAWA BARAT

LUKMAN HAKIM

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PERLIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pemasaran Beras Analog pada PT Fits Mandiri Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

LUKMAN HAKIM: Strategi Pemasaran Beras Analog pada PT Fits Mandiri Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.

PT Fits Mandiri adalah perusahaan yang memproduksi beras analog. Sebagai perusahaan yang memasarkan produk baru, membuat PT Fits Mandiri untuk memformulasikan dan memilih kebijakan strategi pemasaran yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal, memformulasikan alternatif strategi, dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh PT Fits Mandiri. Penelitian ini menggunakan matriks IFE dan EFE untuk menganalisis lingkungan internal dan ekstenal. Formulasi alternatif strategi pemasaran dibuat menggunakan matriks IE dan SWOT. Penentuan prioritas strategi pemasaran dibuat menggunakan matriks QSP. Berdasarkan skor matriks IE, PT Fits Mandiri berada di sel V yang berarti PT Fits Mandiri berada dalam kondisi internal dan eksternal yang sedang dengan strategi yang dapat digunakan yaitu menjaga dan mempertahankan. Prioritas strategi pemasaran PT Fits Mandiri adalah meningkatkan intensitas promosi melalui media online dengan STAS sebesar 7.760.

Kata kunci: Beras Analog, Matriks IE, Strategi Pemasaran

ABSTRACT

LUKMAN HAKIM: Marketing Strategy of Analog Rice on PT Fits Mandiri Bogor, West Java. Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA.

PT Fits Mandiri is a company that produce analog rice. As a new company that market new products, PT Fits Mandiri has to formulate policies and choose the right marketing strategy. The purpose of this research is to analyze the internal and external environment factors, formulate alternative strategies, and to set prioritized marketing strategies which can be applied by PT Fits Mandiri. This research uses IFE and EFE matrixes to analyze the internal and external environments. As for the formulation of alternative marketing strategy is made by IE and SWOT matrixes. Priority marketing strategies is made by QSPM matrix. Based on the scores of IE matrix, PT Fits Mandiri is in quadrant V which is in a mediocre internal and external condition with a plausible strategy by holding and maintaining. Priority marketing strategies PT Fits Mandiri is increasing promotion through online media with 7.760 of STAS value.

(5)

STRATEGI PEMASARAN BERAS ANALOG PADA

PT FITS MANDIRI BOGOR, JAWA BARAT

LUKMAN HAKIM

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Strategi Pemasarn Beras Analog pada PT Fits Mandiri Bogor, Jawa Barat berhasil diselesaikan. Penelitian ini dimulai sejak bulan Oktober 2016.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir wahyu Budi Priatna MSi selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Fatimah MM dan Ibu Retno Wulandari berserta staf PT Fits Mandiri di Komplek IPB Science Park Jalan Taman Kencana No. 3 Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Popong Nurhayati, MM dan Ibu Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji sidang skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Analisis Strategi Pemasaran 4

KERANGKA PEMIKIRAN 6

Kerangka Pemikiran Teoritis 6

Kerangka Pemikiran Operasional 18

METODE PENELITIAN 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 20

Jenis dan Sumber Data 20

Metode Pengumpulan Data 20

Metode Pengolahan dan Analisis Data 21

GAMBARAN UMUM 26

Sejarah Perusahaan 26

Visi, Misi dan Tujuan 26

Struktur Organisasi 27

Kegiatan Pemasaran PT Fits Mandiri 27

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 28

Analisis Lingkungan Internal 28

Analisis Lingkungan Eksternal 32

IDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI SUKSES KEKUATAN, KELEMAHAN,

PELUANG DAN ANCAMAN 34

Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan 34

Identifikasi Peluang dan Ancaman 37

FORMULASI STRATEGI 39

Tahap Input 39

Tahap Pencocokan 42

Tahap Keputusan 46

SIMPULAN DAN SARAN 47

Simpulan 47

Saran 47

DAFTAR PUSTAKA 48

LAMPIRAN 50

(9)

DAFTAR TABEL

1 Permintaan agregat konsumsi beras nasional 1 2 Tingkat konsumsi beras beberapa negara di dunia 1

3 Produksi beras nasional 2

4 Impor beras nasional 2

5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 22 6 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) 23 7 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 25 8 Data kisaran harga produk beras analog 30 9 PDRB (miliar rupiah) harga konstan pada tahun 2011-2014 32 10 Angka harapan hidup wilayah Jawa barat pada tahun 2009-2013 38

11 Matriks External Factor Evaluation (EFE) 40

12 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 41

DAFTAR GAMBAR

1 Data penjualan beras analog per kilogram periode bulan

Januari-September 2016 3

2 Konsep pemasaran 7

3 4P dalam bauran pemasaran 10

4 Model lima kekuatan Porter 16

5 Kerangka pemikiran operasional 19

6 Matriks IE (Internal-Eksternal) 24

7 Matriks SWOT 25

8 Struktur Organisasi PT Fits Mandiri 27

9 Matriks IE (Internal-Eksternal) PT Fits Mandiri 43

10 Matriks SWOT PT Fits Mandiri 45

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai bobot faktor kunci eksternal pemasaran PT Fits Mandiri 50 2 Nilai bobot faktor kunci internal pemasaran PT Fits Mandiri 50 3 Nilai rating faktor kunci internal pemasaran PT Fits Mandiri 50 4 Nilai rating faktor kunci eksternal pemasaran PT Fits Mandiri 51 5 QSPM pada pemasaran PT Fits Mandiri 52

(10)
(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan mendasar karena berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan akan pangan harus terpenuhi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Menurut teori Maslow, pangan termasuk psychological needs dimana manusia tidak akan beranjak ke kebutuhan lebih tinggi selama kebutuhan fisiologisnya belum terpenuhi.

Konsumsi pangan pokok masyarakat Indonesia masih didominasi oleh beras. Permintaan Agregat Konsumsi Beras Nasional dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Permintaan agregat konsumsi beras nasional

No Tahun Konsumsi beras (ton)

1 2010 33 068 000

2 2011 33 056 000

3 2012 33 047 000

4 2013 32 461 000

5 2014 32 714 000

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa permintaan agregat konsumsi beras nasional pangan masyarakat Indonesia menurun pada tahun 2010 hingga 2012, akan tetapi mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013 hingga 2014. Permintaan agregat konsumsi beras nasional pada Tabel 1 hanya mencakup konsumsi rumah tangga terhadap beras, belum mencakup konsumsi beras nasional di luar rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa beras telah menjadi kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi setiap hari, bahkan di Indonesia berkembang budaya “Belum makan kalau tidak makan nasi (beras)”. Budaya ini yang akhirnya menjadikan Indonesia sebagai konsumen beras tertinggi di dunia (Tabel 2).

Tabel 2 Tingkat konsumsi beras beberapa negara di dunia

No Negara Konsumsi Beras (kg/kapita)

1 Indonesia 139

2 Malaysia 80

3 Brunei Darussalam 80

4 Thailand 70

5 Jepang 60

Rata-rata Dunia 60

Sumber: Kementerian Pertanian, 2010

(12)

Tabel 3 Produksi beras nasional

No Tahun Produksi Beras (ton)

1 2010 38 379 851.18

2 2011 41 425 109.5

3 2012 43 505 413.1

4 2013 44 905 907.5

5 2014 44 633 984.8

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa produksi beras Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014 cenderung meningkat. Kebutuhan beras masyarakat Indonesia yang tinggi tersebut dapat disediakan dengan memproduksi sendiri dan mengimpor dari negara lain. Seperti pada Tabel 4 terkait impor beras nasional.

Tabel 4 Impor beras nasional

No Tahun Impor Beras (ton)

1 2010 687 581.5

2 2011 2 750 476.2

3 2012 1 810 372.3

4 2013 472 664.7

5 2014 844 163.7

Sumber: Bada Pusat Statistik, 2014

Tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa impor beras Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014 fluktuatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun impor beras yang bertujuan untuk memenuhi kekurangan hasil produksi beras Indonesia.

Ahli gizi dan teknologi pangan mengenalkan dan mengembangkan pangan pengganti beras seperti ubi jalar, ubi kayu, sagu, jagung, kentang dan serealia lain untuk menghadapi ketidakseimbangan antara produksi padi dengan konsumsi masyarakat. Penganekaragaman pangan atau yang disebut juga diversifikasi pangan adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan tingkat konsumsi beras dengan pengenalan pangan pengganti beras. Pengenalan bahan pangan lain pengganti beras, banyak penelitian yang telah dilakukan dalam pembuatan beras analog dari bahan pangan lain pengganti beras. Kendala yang dihadapi dalam penganekaragaman pangan ini adalah dukungan besar terhadap beras dalam pola makan berbasis nasi yang menyebabkan citra produk pangan selain beras masih sangat rendah.

(13)

mengalami beberapa kendala dalam bidang pemasaran beras analog, sehingga butuh strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan beras analog yang merupakan jenis pangan baru.

Perumusan Masalah

PT Fits Mandiri dalam melakukan kegiatan pemasaran dan pengenalan Beras Analog sebagai produk yang baru, sampai saat ini PT Fits Mandiri menemui hambatan dalam menembus pasar. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut yaitu wilayah distribusi masih terbatas dan volume penjualan yang fluktuatif. Wilayah distribusi PT Fits Mandiri pada saat ini hanya di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Pada Gambar 1 menunjukkan data penjualan beras analog PT Fits Mandiri di Serambi Botani selama periode Januari hingga September 2016. Volume penjualan beras analog pada periode tersebut mengalami fluktuasi. Penjualan beras analog PT Fits Mandiri terbanyak pada bulan Februari sebesar 414.5 kg. Penjualan beras analog PT Fits Mandiri terendah pada bulan Maret 169.4 kg. Rata-rata volume penjualan beras analog secara keseluruhan dari bulan Januari hingga September sebesar 283.883. Peningkatan penjualan cenderung terjadi setiap dua bulan sekali, hal ini disebabkan karena penambahan pelanggan baru masih sedikit, hanya pelanggan tetap yang membeli secara rutin produk tersebut.

Gambar 1 Data penjualan beras analog per kilogram periode Januari-September 2016 (PT Fits Mandiri)

(14)

Berdasarkan uraian di atas, maka secara sistematis perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran PT Fits Mandiri?

2. Apa saja alternatif strategi bagi kegiatan pemasaran PT Fits Mandiri berdasarkan kondisi internal dan eksternalnya?

3. Bagaimana prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh PT Fits Mandiri?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran PT Fits Mandiri.

2. Merumuskan alternatif-alternatif strategi bagi kegiatan pemasaran sesuai dengan kondisi internal dan eksternal PT Fits Mandiri.

3. Menetapkan prioritas strategi pemasaran beras analog yang dapat diterapkan oleh PT Fits Mandiri.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT Fits Mandiri dalam menerapkan kegiatan pemasaran yang tepat.

2. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan rujukan bagi penelitian yang akan datang dalam menyempurnakan dan bisa menganalisis lebih dalam lagi khususnya penelitian pada pemasaran beras analog.

3. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam merumuskan strategi pemasaran yang tepat sebagai wujud aplikasi ilmu yang telah diperoleh.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya mencakup identifikasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan dan perumusan berbagai alternatif strategi pemasaran, serta penentuan prioritas strategi pemasaran perusahaan berdasarkan bauran pemasaran (4P) pada PT Fits Mandiri yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan saat penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Strategi Pemasaran

(15)

pemasaran yang menggunakan analisis SWOT terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap lingkungan pemasaran internal dan eksternal perusahaan yang telah dilakukan oleh Sugeng (2014) mengenai Strategi Pemasaran Buah Mangga (Studi Kasus Di Wilayah Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung), penelitian Muhammad (2014) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Perikanan (Ikan Bawal) Cv. Hasnidar Di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, dan penelitian Ida (2013) mengenai Strategi Pemasaran Jagung Hibrida Di Desa Janti Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.

Penelitian Rizwan (2011) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Peternakan Ayam CV Intan Jaya Abadi Sukabumi, menggunakan alat analisis matriks internal external (IE) dan matriks SWOT. Penelitian Sudiyarto (2011) mengenai Strategi Pemasaran Buah Lokal Jawa Timur, menggunakan alat analisis matriks SWOT dan matriks Quantitative Strategic Planing (QSP). Penelitian Budasih (2014) mengenai Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali, serta penelitian Tonni (2013) mengenai Strategi Pemasaran Sapi Potong di CV Septia Anugerah Jakarta, menggunakan alat analisis matriks internal external (IE), matriks SWOT dan matriks Quantitative Strategic Planing (QSP). Sama seperti penelitian yang menggunakan alat analisis matriks SWOT diatas dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap lingkungan pemasaran perusahaan, hanya saja ditambah dengan menggunakan alat analisis matriks internal external (IE) dan matriks Quantitative Strategic Planing (QSP).

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Palmarudi (2011) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Telur Pada Peternakan Ayam Ras Skala Besar Di Kabupaten Sidrap, mengunakan analisis pendekatan konsep manajemen strategis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi peternak ayam ras petelur dari hasil pembobotan dan rating analisis faktor internal dan eksternal maka strategi yang dapat diterapkan adalah (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) karena peternakan ayam ras skala besar berada dalam sel V : Pertahankan dan pelihara.

Penelitian Deviany (2013) mengenai Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice), menggunakan alat analisis tabulasi silang, analisis cluster (analisis kelompok) dan analisis biplot. Hasil penelitian analisis tabulasi silang dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen terhadap produk ini baik, kemudian pada analisis cluster menunjukkan bahwa cluster (segmen) yang terpilih adalah cluster 3, dan hasil penelitian pada analisis biplot membuat positioning yang dapat disusun adalah “Beras Analog merupakan beras alternatif non padi yang aman dikonsumsi karena mengandung banyak nutrisi dan bermanfaat untuk kesehatan.

(16)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Strategi

Konsep strategi yang diungkap oleh Robinson (1997) yang dikutip dalam Yoshida (2006) menyebutkan bahwa strategi merupakan pola keputusan alokasi sumber daya yang dibuat di dalam organisasi. Pola keputusan ini menyatakan tentang tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pada kepercayaan tentang hal-hal yang dapat diterima dan yang harus dihindari untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi dirancang untuk memastikan tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui implementasi yang tepat oleh organisasi itu sendiri.

Menurut pakar ahli strategi Hamel dan Prahalad yang dikutip oleh Umar (2000) menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti ini di dalam bisnis yang dilakukan.

Menurut Hax dan Majluf dalam Yoshida (2006) menyatakan bahwa strategi organisasi yang komprehensif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Strategi bersifat koheren, menyatu dan menunjukkan pola keputusan yang integratif.

2. Strategi menentukan dan menyatukan secara tersurat arah organisasi terutama dalam hal tujuan jangka panjang, program-program kegiatan yang akan dilakukan dan prioritas alokasi sumber daya.

3. Strategi digunakan untuk memilih bisnis apa yang akan dimasuki oleh organisasi saat ini atau bisnis apa yang akan ditekuni oleh organisasi tersebut dimasa yang akan datang.

4. Strategi merupakan usaha organisasi untuk mencapai keunggulan jangka panjang secara terus menerus dalam setiap bisnis yang dimasukinya dan dari ancaman yang berasal dari lingkungan bisnis yang dihadapinya.

5. Strategi menyatukan seluruh tingkatan hirarki dalam organisasi, yaitu tingkat korporasi, bisnis, dan fungsional.

6. Strategi menentukan kontribusi natural ekonomis dan non ekonomis bagi para stakeholder orgnisasi yang bersangkutan.

Menurut Assauri (2011) suatu organisasi mempunyai banyak strategi, maka strategi itu harus mempunyai bagian-bagian yang mencakup unsur-unsur strategi diantaranya adalah:

1. Dimana organisasi selalu aktif dalam menjalankan aktivitasnya? Unsur ini dikenal sebagai gelanggang aktivitas atau arena.

2. Bagaimana kita dapat mencapai arena? yaitu penggunaan sarana kendaraan. 3. Bagaimana kita dapat menang di pasar? Hal ini merupakan pembeda atau

yang dikenal dengan differentiators.

(17)

5. Bagaimana hasil yang akan dicapai dengan logika ekonomi?

Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1997) Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami para pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan pelanggan dan dapat terjual dengan baik. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli produk yang dijual. Sehingga perusahaan hanya tinggal membuat produk tersebut tersedia. Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas. Konsep pemasaran dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Konsep pemasaran Sumber : Kotler (1997)

Menurut Assauri (2007) Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya. Konsep pemasaran pada hakikatnya menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang ditujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Unsur pokok ada empat yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu: orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran terpadu, kepuasan konsumen, dan tujuan perusahaan jangka panjang (Bloom dan Boone 2006). Konsep utama dari pemasaran merupakan pertukaran nilai antar dua kelompok yaitu pembeli dan penjual. Konsep pemasaran memiliki fungsi utama yaitu untuk memahami segala kebutuhan dan keinginan dari seluruh konsumen yang ada sekarang ini, memilih serta mengembangkan produk yang dapat memuaskan seluruh konsumen dalam lingkup atau batasan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan memastikan bahwa produk yang dijual dapat mejangkau seluruh konsumen.

Strategi Pemasaran

Assauri (2004) menjelaskan bahwa strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa strategi pemasaran merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan unit bisnis.

Pasar Kebutuhan pelanggan

Pemasaran terpadu

(18)

Menurut Swastha dan Irawan (2005) penentuan strategi pemasaran dapat dilakukan oleh manajer perusahaan dengan membuat tiga macam keputusan, yakni menentukan konsumen yang dituju (target consumer), keinginan konsumen, dan bauran pemasaran (marketing mix). Ketiga elemen ini sangat menentukan arah dari strategi pemasaran perusahaan. Strategi tersebut merupakan rencana jangka panjang yang digunakan sebagai pedoman bagi kegiatan-kegiatan personalia perusahaan. Strategi juga terdiri atas berbagai elemen yang dititikberatkan pada elemen-elemen pemasaran. Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa variabel marketing mix-nya. Jadi perusahaan dapat mengembangkan strategi produk, harga, distribusi atau promosi atau mengkombinasikan variabel-variabel tersebut ke dalam suatu rencana strategis yang menyeluruh.

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal ialah segala sesuatu yang dimiliki organisasi berupa kekuatan dan kelemahan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Kekuatan merupakan potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul dari luar. Kelemahan adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan yang harus terus diperbaiki agar perusahaan mampu bersaing di pasar.

Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, organisasi perlu juga memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut (Kotler 2002). Menurut David (2009), lingkungan internal adalah lingkungan yang terjadi didalam aktivitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan adanya kekuatan dan kelemahan. Analisis lingkungan internal khususnya pada kegiatan pemasaran dianalisis melalui analisis STP dan bauran pemasaran 4P.

1. Segmentating, Targeting, dan Positioning

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), dalam pemasaran terarah, ada tiga langkah yang perlu diketahui perusahaan sebelum memasuki pasar yaitu segmentasi pasar, target pasar dan menentukan posisi pasar. Langkah pertama dimulai dengan menetukan segmentasi pasar (segmentating) yaitu membagi pasar berdasarkan kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan tingkah laku konsumen. Langkah kedua adalah target pasar (targeting) yaitu mengevaluasi setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah menetukan posisi pasar (positioning) yaitu mengatur produk pada tempat yang jelas, diinginkan dan berbeda dengan tetap mempertimbangkan produk pesaing. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Segmentasi Pasar (Segmentating)

(19)

yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam (Kotler dan Keller 2009). Menurut Oentoro (2012), terdapat beberapa variabel utama yang digunakan untuk menentukan segmentasi pasar yaitu variabel geografik, demografik, psikografik, dan tingkah laku.

i. Segmentasi Geografis, membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, wilayah negara bagian, kabupaten, kota atau pemukiman.

ii. Segmentasi Demografis, membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.

iii.Segmentasi Psikografis, membagi konsumen menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.

iv.Segementasi Tingkah Laku, membagi konsumen menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk.

b. Target Pasar (Targeting)

Tahap selanjutnya setelah penentuan segmen-segmen pasar, perusahaan dapat melakukan evaluasi lalu memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicangkup dan memilih segmen mana yang akan dilayani. Menurut Umar (2008) evaluasi dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu:

i. Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan marjin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan sesuai.

ii. Kemenarikan segmen, suatu segmen memungkinkan punya ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, namun belum tentu menarik dari sisi profitnya. Perusahaan harus mempelajari faktor-faktor struktural utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.

iii.Sasaran dan sumber daya, perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya yang berkaitan dengan segmen pasarnya. Walaupun terdapat segmen yang bagus, belum tentu dapat diterima jika tidak prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walaupun segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetapi harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya.

c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

(20)

i. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif.

Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sebagai pemberi nilai superior kepada sasaran terpilih, maka dapat memperoleh keunggulan komparatif. Posisi diperoleh dengan mengadakan pembedaan atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga perusahaan akan memberikan nilai lebih besar daripada tawaran pesaing.

ii. Memilih Keunggulan Kompetitif.

Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yang potensial. Satu keunggulan kompetitif harus dipilih sebagai dasar bagi kebijakan penentuan posisinya. Perusahaan harus menetapkan berapa banyak perbedaan dan menentukan mana yang akan dipromosikan. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi.

Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan kepada konsumen. Jika perusahaan memutuskan membangun posisi atas dasar mutu dan pelayanan yang lebih baik, maka harus mewujudkan posisi tersebut. Posisi tersebut dapat berkembang secara berangsur-angsur sesuai dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menurut Kotler (1997) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mempencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Pada bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut empat P: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Berbagai variabel pemasaran dalam masing-masing bauran pemasaran ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 4P dalam bauran pemasaran Sumber: Kotler (1997)

a. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar, tanpa ada produk yang dipasarkan maka

(21)

tidak akan ada harga, promosi dan tempat. Komponen yang termasuk kedalam produk mencakup keragaman produk, kualitas, desain, bentuk produk, merek produk, ukuran produk, pelayanan produk dan jaminan. Pemasaran dengan memberikan pelayanan produk dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar (Kotler 1997). Berdasarkan jenis kepentingannya, Kotler (2000) membagi produk menjadi tiga jenis produk yaitu produk inti, produk aktual, dan produk tambahan.

i. Produk inti adalah produk yang dikonsumsi karena manfaat yang dimiliki produk itu sendiri.

ii. Produk aktual adalah segala sesuatu yang menjadi tambahan faktor penambah nilai di mata konsumen dan lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih, seperti gaya, kemasan, corak, mutu, dan merek.

iii.Produk tambahan ialah produk yang menjadi penambah nilai produk tersebut di mata konsumen karena fasilitas yang diberikan oleh penjual, seperti pengiriman dan kredit, pelayanan purna jual, serta jaminan garansi.

Sementara itu, berdasarkan siapa konsumen yang membeli, terdapat dua macam barang, yaitu:

i. Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis.

ii. Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu untuk diubah atau diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen ataupun untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi). b. Harga (Price)

(22)

ini perusahaan menetapkan harga untuk memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal.

c. Tempat (Place)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Perusahaan pada umumnya tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Penempatan produk dan penyediaan produk harus pada tempat dan waktu yang tepat. Strategi distribusi produk meliputi sejumlah keputusan seperti lokasi dan daerah perusahaan, lokasi produk, serta jenis pengiriman produk tersebut. Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dikelompokan menjadi dua (Kotler 2000) yaitu:

i. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa penyalur.

ii. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur/agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen.

Terdapat dua macam alternatif distribusi yang digunakan dan didasarkan pada jenis barang dan segmen pasarnya, yaitu:

i. Saluran distribusi barang konsumsi, ditujukan untuk segmen pasar konsumen.

ii. Saluran distribusi barang industri, ditujukan untuk segmen pasar industri. d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh, dan berapa harganya. Konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan maka akan berbanding lurus dengan pemasarannya. Pelaksanaan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran promosi yang terdiri atas lima cara komunikasi utama, yaitu: periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan secara pribadi, dan pemasaran langsung (Kotler 1997).

i. Iklan

Iklan sebagai segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk atau memicu penjualan yang cepat.

ii. Promosi penjualan

(23)

perdagangan (potongan harga, dana iklan dan pajangan, dan barang gratis), serta promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk perwakilan penjualan, dan iklan khusus). iii.Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat dapat membantu untuk membentuk citra perusahaan atau produk. Hubungan masyarakat juga sangat efektif dalam membangun kesadaran dan pengetahuan merek serta biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil dari pada biaya iklan. Namun promosi melalui hubungan masyarakat memiliki tantangan dalam menciptakan berita atau keyakinan yang dapat menarik perhatian khalayak. Alat-alat utama yang digunakan dalam pemasaran antara lain terbitan (brosur, artikel, berita berkala, majalah perusahaan), pemberian dana sponsor, kegiatan layanan masyarakat, dan media identitas (logo perusahaan, brosur, bangunan, aturan berpakaian, dan lain-lain).

iv.Penjualan pribadi

Penjualan pribadi atau personal selling adalah alat yang paling efektif berupa proses pembelian, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Dalam operasinya, personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan yang lain, karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan konsumen, perilaku konsumen, dan dapat melihat reaksi konsumen sehingga langsung dapat mengadakan evaluasi dan penyesuaian terhadap produk. v. Pemasaran langsung

Pemasaran langsung adalah penggunaan saluran-saluran langsung konsumen untuk menjangkau atau menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Saluran-saluran ini mencakup surat langsung, katalog, telemarketing, kios, dan situs internet. Pemasaran langsung dapat menguntungkan penjual karena mereka dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan-pesan penjualan mereka. Pemasaran langsung dapat membina hubungan yang berkesinambungan dengan masing-masing pelanggan.

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal menjelaskan tentang peluang dan ancaman besar yang dihadapi oleh suatu perusahaan di masa kini ataupun masa yang akan datang, sehingga manajer dapat merumuskan strategi yang tepat guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang dan meminimalkan dampak dari ancaman yang muncul. Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting) dan penilaian (assessing). Menurut David (2009), analisis lingkungan eksternal dibagi menjadi lima kategori besar, yaitu:

1. Lingkungan Ekonomi

(24)

2. Lingkungan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketinggalan jaman.

3. Lingkungan Politik dan Hukum

Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi pula oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini terdiri dari undang-undang, lembaga pemerintah dan golongan yang berpengaruh yang mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi dan individu dalam masyarakat (Kotler 2002). 4. Lingkungan Sosial Budaya dan Demografi

Faktor sosial yang berpengaruh adalah kepercayaan, nilai sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik (David 2009).

5. Lingkungan Persaingan

Kekuatan dalam bersaing bergantung pada lima faktor, yaitu ancaman terhadap masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli, dan persaingan anggota industri (Porter 1993).

a. Ancaman Pendatang Baru.

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada. Terdapat enam sumber utama hambatan masuk, yaitu:

i.Skala Ekonomi

Skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam satu periode sehingga menurunkan biaya satuan per unit. Skala ekonomi ini menghalangi masuknya pendatang baru dengan cara memaksanya masuk dalam skala besar dengan konsekuensi menghadapi reaksi keras dari pesaing yang ada.

ii. Deferensiasi Produk

Perusahaan yang melakukan deferensiasi produk memiliki identifikasi merek dan loyalitas pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk di masa lampau atau sekedar perusahaan pertama yang memasuki industri. Deferensiasi produk memaksa pendatang baru untuk mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan.

iii. Kebutuhan Modal

(25)

iv. Biaya Beralih Pemasok

Hambatan masuk yang tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lain. Biaya peralihan meliputi biaya karyawan, biaya perlengkapan yang baru, desain ulang produk, bahkan biaya psikologis akibat hubungan yang rusak.

v. Akses ke Saluran Distribusi

Hambatan yang masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya. Bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang mapan maka perusahaan.

vi.Kebijakan Pemerintah

Pemerintah dapat membatasi bahkan menutup masuknya industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan, seperti perjanjian lisensi dan batasan-batasan akses ke bahan baku. Pemerintah juga memainkan peranan secara tidak langsung seperti standar polusi udara dan peraturan keamanan.

vii. Hambatan Biaya Terlepas Dari Skala

Perusahaan yang telah mapan memiliki keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh pendatang baru, seperti keunggulan lokasi yang strategis, teknologi rahasia, penguasaan yang menguntungkan terhadap bahan baku, subsidi pemerintah dan keunggulan kurva belajar.

b. Ancaman Produk Substitusi.

Semua perusahaan dalam suatu industri dengan produk substitusi, meskipun karakteristik berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi dan jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat jika konsumen dihadapkan pada harga yang lebih murah dan kualitas sama atau lebih baik dibandingkan dengan produk dari industri tersebut.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers).

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan menaikkan harga jual atau menurunkan kualitas produk atau pelayanan. Hubungan antara perusahaan dengan pemasok sangat penting untuk keberlanjutan usaha dalam dukungan bahan baku.

d. Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan (Buyers).

Untuk melihat seberapa jauh para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi industri untuk menurunkan harga produk, serta meningkatkan mutu dan pelayanan.

e. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri.

(26)

Gambar 4 Model lima kekuatan Porter Sumber: Porter (1993)

Menentukan Alternatif Strategi

Menurut David (2009) strategi alternatif yang dapat diambil perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian dan 13 tindakan, yaitu:

1. Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan para perusahaan untuk mengendalikan para distributor, pemasok dan pesaing. Strategi ini terdiri dari:

a. Integrasi ke depan, yaitu memiliki kendali atas distributor

b. Integrasi ke belakang, yaitu mencoba meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok

c. Integrasi horizontal, yaitu mencoba memiliki kendali atas pesaing 2. Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada. Strategi intesif terdiri dari: a. Penetrasi Pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk

produk/jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

b. Pengembangan Pasar, yaitu memperkenalkan produk/jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan Produk, yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk/jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru. 3. Strategi Deversifikasi

Strategi menjadi kurang populer karena organisasi mengetahui betapa lebih sulitnya mengelola aktivitas bisnis yang beragam. Strategi deversifikasi terdiri dari:

a. Deversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk/jasa tetapi masih terkait. b. Deversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk/jasa baru yang tidak

terkait dan ditujukan untuk para pelanggan baru.

c. Deversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk/jasa baru yang tidak terkait dan untuk para pelanggan yang sudah ada.

Produk Substitusi Pendatang Baru Potensial

Pembeli Persaingan Industri

(27)

4. Strategi Defensif

a. Usaha Patungan yaitu dua perusahaan sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dengan tujuan kerjasama.

b. Rasionalisasi Biaya yaitu menstrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.

c. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.

d. Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat.

Matriks IFE dan EFE

David (2009) mengungkapkan perumusan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat menggunakan matriks IFE dan EFE yang merupakan matriks faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang memperngaruhi perusahaan. Matriks IFE merupakan alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional. Sedangkan matriks EFE berguna untuk meringkas peluang dan ancaman dalam suatu perusahaan.

Matriks IE

Menurut David (2009) matrik IE memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE serupa dengan matrik BCG karena kedua alat itu dapat menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis. Perbedaan antara matriks BCG dengan IE yaitu sumbunya tidak sama selain itu matriks IE membutuhkan lebih banyak informasi mengenai divisi daripada matriks BCG. Selain itu juga implikasi strategis dari setiap matriks berbeda.

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opputunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats). Walaupun cenderung sederhana dan bersifat langsung dalam penggunaannya, namun dapat menyajikan suatu analisis yang komprehensif dan akurat tentang usaha yang dilaksanakan (Sulastiyono 1999). Analisis ini menyediakan kerangka yang baik dalam menggambarkan strategi, posisi dan arah perusahaan.

Analisis QSPM

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya, serta memerlukan penilaian intuitif yang baik. Kegunaan QSPM adalah menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik. Menurut David (2009) QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam beberapa hal yaitu:

1. Strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan.

2. Tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi.

(28)

Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional digunakan sebagai landasan untuk langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan di dalam penelitian. Kerangka pemikiran operasional dibuat dari kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran, Perlu diketahui faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan untuk menganalisis perumusan strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. PT Fits Mandiri merupakan perusahaan yang mengusahakan produk beras analog di Kawasan IPB Science Park Taman Kencana No 03, Bogor. Pada usaha beras analog perusahaan mengalami hambatan dalam hal menembus pasar karena beras analog merupakan produk yang baru. Permasalahan yang dihadapi oleh PT Fits Mandiri yaitu: volume penjualan yang fluktuatif dan wilayah distribusi masih terbatas.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi pemasaran PT Fits Mandiri. Penggalian informasi dari pihak perusahaan merupakan langkah awal yang menjadi kunci untuk menghasilkan strategi terbaik untuk lingkungan pemasaran terdiri dari analisis lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan tersebut dalam upaya menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Identifikasi lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan, kegiatan pemasaran dianalisis melalui analisis STP dan bauran pemasaran 4P. Identifikasi lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman perusahaan dalam memasarkan produknya dengan menganalisis lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan politik dan hukum, lingkungan sosial, budaya, dan demografi, serta lingkungan persaingan.

(29)

Gambar 5 Kerangka pemikiran operasional PT FITS MANDIRI

VISI, MISI DAN TUJUAN

MASALAH PERUSAHAAN

ANALISIS STRATEGIPEMASARAN

LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN INTERNAL

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL 1. LINGKUNGAN

EKONOMI 2. LINGKUNGAN

TEKNOLOGI

3. LINGKUNGANPOLITIK DAN HUKUM

4. LINGKUNGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN

DEMOGRAFI 5. LINGKUNGAN

PERSAINGAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL 1. SEGMENTING 2. TARGETING 3. POSITIONING

4. PRODUCT (PRODUK) 5. PRICE (HARGA) 6. PROMOTION

(PROMOSI)

7. PLACE (DISTRIBUSI)

MATRIKS EFE MATRIKS IFE

MATRIKS IE MATRIKS SWOT

ALTERNATIF STRATEGI

MATRIKS QSPM

(30)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data mengenai Strategi Pemasaran Beras Analog pada PT Fits Mandiri Bogor, dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2016. PT Fits Mandiri, bertempat di Kawasan IPB Science Park Jalan Taman Kencana No 3, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan PT Fits Mandiri merupakan sentra produksi beras analog dan sudah cukup berkembang.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang berasal dari analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Data yang diperoleh melalui analisis lingkungan internal meliputi data-data yang terkait dengan bisnis PT Fits Mandiri, sedangkan dari analisis lingkungan eksternal diperoleh data-data mengenai kondisi lingkungan seperti perekonomian, politik dan hukum, sosial dan budaya, demografi dan perkembangan teknologi, kondisi lingkungan persaingan yang dihadapi perusahaan dalam industri beras analog.

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini mencakup nilai penjualan beras analog dan data-data sekunder lainnya yang merupakan data statistik yang terkait dengan perusahaan. Data kualitatif yang diperoleh umumnya dianalisis terlebih dahulu sebelum digunakan, salah satunya adalah gambaran umum perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian yang diperoleh melalui dua cara pengumpulan data, yaitu: 1. Data Primer

a. Wawancara: Tahap pertama wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara akurat mengenai gambaran umum perusahaan. Tahap ke dua wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan pemasaran perusahaan. Tahap ketiga untuk memperoleh keadaan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. hasil wawancara mengenai keadaan lingkungan internal perusahaan dan eksternal akan memperoleh informasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PT Fits Mandiri.

b. Observasi: merupakan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. c. Kuesioner: membuat kuesioner kepada responden untuk mengidentifikasi

(31)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui literatur maupun studi pustaka yang dapat mendukung penelitian. Data-data tersebut dapat bersumber dari data laporan internal perusahaan, surat kabar, buku teks, situs-situs internet, dan data-data lainnya dari beberapa instansi terkait, antara lain Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dan analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Pada analisis kuantitatif pada penggunaan matriks faktor internal (matriks IFE), matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE dan matriks SWOT yang hasil analisis berupa bobot, rating, dan skor. Sedangkan penentuan kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal yang mempengaruhi perusahaan dianalisis secara kualitatif.

Analisis formulasi ada tiga tahap untuk penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahap yakni tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Tahap pertama adalah tahap input dimana dalam mengolah data di penelitian ini menggunakan matriks IFE dan EFE. Tahap kedua adalah tahap pencocokan dimana dalam mengolah data menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Tahap tersebut berfokus dalam pembuatan alternatif strategi yang tepat dengan mencocokan faktor eksternal dan faktor internal. Tahap ketiga, yakni tahap terakhir untuk menentukan keputusan prioritas strategi menggunakan alat analisis QSPM.

1. Tahap Masukan (Input)

Menurut David (2009) tahap input merupakan tahap pertama dalam perumusan strategi. Pada tahap masukan analisis perumusan strategi terdiri dari matriks Internal Factor Evaluation (IFE) yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal pada perusahaan. Sedangkan matriks External Factor Evaluation (EFE) akan digunakan untuk menganalisis eksternal, yakni mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Tahapan dalam menyusun IFE dan EFE dibagi menjadi lima tahap yaitu: a. Mengidentifikasi dan mendaftarkan faktor eksternal utama (peluang dan

ancaman) serta faktor internal utama (kekuatan dan kelemahan) yang dihadapi perusahaan

b. Pembobotan dari setiap faktor yang berkisar 0.0 (tidak penting) hingga 1.0 (sangat penting). Identifikasi signifikansi relatif bobot yang diberikan kepada setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah dari pembobotan harus sama dengan 1.0. Penentuan bobot akan

dilakukan dengan menggunakan metode “paired comparison” (Kinnear dan

Taylor 1991). Penggunaan metode ini untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor internal dengan skala 1, 2 dan 3, dimana:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

(32)

Keterangan : αi = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i

c. Matriks IFE nilai rating kekuatan dan kelemahan menggunakan rating antara 1 sampai 4 masing-masing faktor yang memiliki nilai: rating 1=Sangat Lemah, rating 2= Tidak Begitu Lemah, 3= rating Cukup Kuat, dan rating 4= Sangat Kuat. Pemberian peringkat peluang dan ancaman pada matriks EFE menggunakan skala: 1= rendah (respon di bawah rata-rata), 2= sedang (respon rata-rata), 3= tinggi (respon di atas rata-rata), dan 4= sangat tinggi (respon superior).

d. bobot dengan peringkat dikali untuk menentukan nilai skor pembobotan. e. Jumlah skala pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi

perusahaan. Pada matriks EFE total skor 4.0 menidentifikasi bahwa perusahaan merespon dengan cara yang kuat terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor 1.0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Pada matrik IFE jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2.5. jika nilainya dibawah 2.5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2.5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan beraksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

Tabel 5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

No Faktor Kunci Internal Bobot Rating Skor Bobot mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk menghindari ancaman-ancaman yang muncul. Nilai 4 mengidentifikasikan bahwa perusahaan saat ini telah sangat baik memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman. Nilai 2.5 menggambarkan bahwa perusahaan mampu

(33)

merespon situasi eksternal secara rata-rata. Tabel 6 memperlihatkan matriks EFE.

Tabel 6 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor Kunci Eksternal Bobo

a. Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal)

Nilai yang diperoleh pada matriks IFE dan matriks EFE kemudian dimasukkan kedalam matriks Internal-Eksternal (Internal-Eksternal Matrix) untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Lebih lanjut berdasarkan posisi tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat untuk diterapkan. Total skor bobot IFE dalam matriks IE, ditempatkan pada sumbu x dan total skor bobot EFE pada sumbu y. Sumbu x dari matriks IE, total skor bobot IFE sebesar 1.0 hingga 1.99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2.0 hingga 2.99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah kuat. Begitu pula dengan sumbu y, total skor bobot EFE dari 1.0 hingga 1.99 adalah pertimbangan rendah, skor 2.0 hingga 2.99 adalah medium, dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah tinggi. Matriks IE terbagi atas tiga bagian besar yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu:

i. Divisi yang berada pada sel I, II, atau IV dapat melaksanakan strategi mengembangkan dan membangun (growth and build). Strategi yang umum dipakai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

ii. Divisi yang berada pada sel III, V, atau VII dapat melaksanakan strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain). Strategi yang umum dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

(34)

Total Skor Bobot IFE

Gambar 6 Matriks IE (Internal-Eksternal) Sumber: David (2009)

b. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta faktor-faktor yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan. Dasar dari penggunaan matriks ini adalah memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Matriks SWOT menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan antara lain:

i. Startegi SO merupakan strategi untuk memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.

ii. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

iii.Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

iv.Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 7.

(35)

Analisis Internal

Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Tahap terakhir dari penetapan strategi bauran pemasaran adalah tahap keputusan, yaitu menentukan strategi yang menjadi prioritas berdasarkan analisis daya tarik alternatif strategi. QSPM adalah suatu teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dengan membuat peringkat strategi pemasaran untuk memperoleh daftar prioritas. QSPM diilustrasikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

Analisis QSPM memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif. Langkah-langkah yang harus diikuti untuk membuat QSPM adalah: a. Membuat daftar peluang dan ancaman kunci eksternal dan kekuatan serta

kelemahan kunci internal perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM.

b. Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan IFE.

c. Evaluasi matriks Tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.

(36)

e. Hitung total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Scores- TAS) yaitu dengan mengalikan bobot dengan Nilai Daya Tarik dalam masing-masing baris. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.

f. Hitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan Total Nilai Daya Tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS) mengindikasikan strategi mana yang paling menarik dari setiap alternatif strategi.

GAMBARAN UMUM

Sejarah Perusahaan

PT Fits Mandiri yang berlokasi di Kawasan IPB Science Park Jalan Taman Kencana No. 3 Bogor (Lampiran 6). PT Fits Mandiri didirikan secara resmi pada 19 Mei 2000 untuk mendukung kegiatan pengembangan dan produksi produk pangan inovatif secara komersial pada skala yang lebih besar. PT Fits Mandiri dibentuk pada mulanya dari sebuah program yang bernama Food Industrial Teaching System yang dibentuk oleh Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan untuk membantu para mahasiswanya untuk memahami lebih dalam tentang dunia industri pangan di lingkungan kampus. Sejak tahun 2000 hingga 2015 PT FITS Mandiri tetap beroperasi memproduksi beras analog di F-Technopark IPB namun dengan skala laboratorium yaitu dengan kapasitas 100 kg/hari.

PT Fits Mandiri di bawah payung PT Bogor Life Sceince and Technology (BLST), mulai beroperasi sejak bulan April tahun 2015 dengan memanfaatkan fasilitas Technopark Kampus IPB Dramaga sebagai tempat pelaksanaan produksi. Namun pada saat ini, seiring dengan tersedianya pilot plant serta mesin-mesin produksi dengan kapasitas 160 kg/jam pada bulan September tahun 2015, semua aktivitas PT Fits Mandiri pun mulai dilaksanakan di Kawasan IPB Science Park Taman Kencana.

Produk utama yang diproduksi oleh PT Fits Mandiri adalah Beras Analog Jagung yang merupakan hasil penelitian oleh Bapak Prof Slamet Budijanto. Beras Analog merupakan beras yang terbuat dari tepung jagung yang kaya serat dengan Indeks Glikemik rendah. Selain itu, PT Fits Mandiri juga memproduksi Mie Jagung dalam bentuk mie basah dan mulai dikembangkan pula mie jagung dalam bentuk kering.

Visi, Misi dan Tujuan

Visi

Menjadi perusahaan pangan fungsional berbasis riset terkemuka di Indonesia.

Misi

(37)

Tujuan

Mendukung pengembangan dan produksi pangan secara fungsional hasil penelitian para pakar IPB sekaligus menjadi sarana belajar mahasiswa tentang industri pengelolaan pangan, terutama pangan fungsional.

Struktur Organisasi

PT Fits Mandiri dipimpin oleh komisaris utama yaitu Bapak Prof Dr Ir Slamet Budijianto. Komisaris membawahi direktur utama dan direktur. Selanjutnya diretur membawahi manajer pabrik. Kemudian, manajer pabrik membawahi bagian supervisor produksi, research and development dan administrasi. Supervisor produksi membawahi bagian staf produksi. Research and development membawahi bagian staff packing.

8

Gambar 8 Struktur Organisasi PT Fits Mandiri Sumber: PT Fits Mandiri

Kegiatan Pemasaran PT Fits Mandiri

Bauran Pemasaran PT Fits Mandiri

Kegiatan pemasaran di PT Fits Mandiri dengan menggunakan pendekatan bauran pemasaran 4P. Produk yang sering dijual berupa produk utama PT Fits

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Komisaris Direksi

Operasional Manager

Supervisor Produksi

Research and Development

Administrasi

(38)

Mandiri yaitu beras analog. Penjualan beras analog oleh PT Fits Mandiri dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penjualan lansung dilakukan kepada konsumen perorangan, sedangkan penjualan tidak langsung dilakukan melalui perantara agen, restoran, perusahaan dan distributor. Harga yang ditetapkan oleh PT Fits Mandiri didasarkan pada Harga Pokok Produk (HPP) beras analog. HPP beras analog yaitu sekitar 70 persen dari harga jualnya. Kegiatan promosi yang dilakukan PT Fits Mandiri melalui media online dan media offline. Bahan baku beras analog terdiri dari tepung jagung, sagu, GMS dan minyak nabati yang didapatkan dari pemasok. Beras analog diproduksi langsung di PT Fits Mandiri dengan menggunakan teknologi ekstrusi. Kemasan beras analog yaitu kemasasan plastic PP dan standing pouch nylon. Produk beras analog dijual ke konsumen perorangan, agen, restoran, perusahaan dan distributor. Harga eceran beras analog sebesar Rp30 000.00/800g kepada perorangan, sedangkan harga grosir sebesar Rp20 000.00/kg kepada agen, restoran, perusahaan dan distributor.

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

Analisis Lingkungan Internal

Pemasaran

Segmenting, Targeting, dan Positioning Perusahaan 1. Segmentating

Segmentasi merupakan tahap awal yang harus dijalankan oleh perusahaan dalam menjalankan strategi pemasarannya. Dalam mensegmentasikan pasar PT Fits Mandiri memperhatikan kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan, dan manfaat yang dicari oleh pelanggan. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh PT Fits Mandiri didasarkan pada aspek geografik, demografik dan segmentasi tingkah laku.

(39)

Segmentasi yang dipilih oleh PT Fits Mandiri adalah kelas sosial dan gaya hidup. Kelas sosial yang dipilih PT Fits Mandiri untuk segmentasi pasarnya adalah masyarakat kelas menengah keatas. Sedangkan segmentasi tingkah laku merupakan proses pengelompokan berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Berdasarkan segmentasi tingkah laku PT Fits Mandiri memilih konsumen yang mencari manfaat kesehatan.

2. Targeting

Setelah mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan segmentasi pasar, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh PT Fits Mandiri adalah menentukan target atau sasaran pasar yang tepat untuk menjual produknya. Targeting adalah suatu tindakan untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Mentargetkan pasar ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh PT Fits Mandiri diantaranya adalah ukuran dan pendapatan konsumen dan sumber daya PT Fits Mandiri. Target utama dari PT Fits Mandiri adalah konsumen dengan kelas sosial menengah keatas karena gaya hidup sehat, tingkat pendidikan dan kebutuhan. Konsumen PT Fits Mandiri berupa konsumen perorangan, perusahaan, agen, restoran dan distributor di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Target pasar PT Fits Mandiri juga mencakup konsumen yang need market (kebutuhan khusus) yang ditujukan kepada penderita diabetes, penderita kolesterol dan diet.

3. Positioning

Setelah mengetahui segmen pasar yang akan dimasuki PT Fits Mandiri harus dapat menentukan posisi apa yang akan ditempati dalam segmen tersebut. Memposisikan pasar merupakan suatu proses mengatur agar suatu produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki relatif terhadap produk substitusi dibenak konsumen sasaran. Penentuan positioning produk perusahaan bertujuan untuk menciptakan image produk yang dihasilkan di benak konsumen. PT Fits Mandiri memposisikan beras analognya sebagai beras analog berkualitas dengan keunggulan produk yaitu memanfaatkan jagung lokal dan memiliki kandungan serat tinggi (10 persen) serta nilai indeks glikemik yang rendah (52) sehingga sangat baik dikonsumsi oleh penderita diabetes, obesitas dan mereka yang menjalankan gaya hidup sehat, keanekaragaman produk dan kemasan yang menarik di benak konsumen perseorangan, sedangkan bagi perusahaan dan pedagang yang ingin ditanamkan adalah beras analog yang berkualitas tinggi dengan harga yang sesuai.

Bauran Pemasaran 4P

1. Produk (Product)

Gambar

Gambar 1  Data penjualan beras analog per kilogram periode Januari-September    2016 (PT Fits Mandiri)
Gambar 4  Model lima kekuatan Porter Sumber: Porter (1993)
Tabel 5  Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Gambar 6  Matriks IE (Internal-Eksternal) Sumber: David (2009)
+6

Referensi

Dokumen terkait

21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ditentukan bahwa Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan suatu sumber alternatif yang dapat

PLS dibanding dengan CBSEM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya PLS merupakan metode yang bebas asumsi baik mengenai sebaran data maupun ukuran sampel yang tidak

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

1. Waktu penanganan surat menyurat a. Rata-rata total waktu penanganan satu surat masuk b. Rata-rata total waktu penanganan satu surat keluar 1. Ketepatan fungsi wawancara

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis, penelitian tentang Efek Lama dan Suhu Pencampuran Terhadap Sifat Fisis Dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah

[r]