• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOPING NITROGEN (N) TERHADAP SIFAT OPTIK DAN STRUKTUR KRISTAL ZNO Nurnadiyah Syuhada, Paulus Lobo Gareso, Eko Juarlin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DOPING NITROGEN (N) TERHADAP SIFAT OPTIK DAN STRUKTUR KRISTAL ZNO Nurnadiyah Syuhada, Paulus Lobo Gareso, Eko Juarlin"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH DOPING NITROGEN (N) TERHADAP SIFAT OPTIK DAN STRUKTUR

KRISTAL ZNO

Nurnadiyah Syuhada, Paulus Lobo Gareso, Eko Juarlin

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

THE INFLUENCE OF NITROGEN DOPAND TO OPTICAL AND STRUCTURE CHARACTERIZATION OF ZNO FILMS

Nurnadiyah Syuhada, Paulus Lobo Gareso, Eko Juarlin

Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, Hasanuddin University

Abstrak. Penelitian mengenai doping Nitrogen terhadap sifat optik dan struktur Kristal film ZnO telah diteliti menggunakan alat uji XRD dan Spektrofotometer UV-Vis. Film ZnO:N dibuat dari Zinc asetat Dyhidrate sebagai prekursor, etanol sebagai pelarut, dan stabilizer Deatonolamin (DEA). Film ZnO diputar diatas spin coater dengan laju putaran 3000 rpm selama 30 detik dan annealing pada suhu 300 oC, 400oC, 500oC, dan 600oC selama 60 menit. Hasil XRD menunjukkan film ZnO:N yang terbentuk adalah Heksagonal Wurtzite dengan nilai parameter kisi a= 3.261 A dan c=5.229 A. Nilai optimal ukuran kristal rata-rata Kristal 199,22 nm diperoleh pada suhu

ZnO:N adalah 920.9 nm. Foto SEM memperlihatkan lapisan yang halus dan rata, hal tersebut mengindikasikan bahwa film ZnO:N telah homogen.

Kata kunci: ZnO doping Nitrogen, Spin coating, XRD, UV-Vis, SEM

Abstract. The influence of nitrogen dopand to optical and structure characterization of ZnO films have been studied using XRD and spectrophotometer UV-Vis. ZnO films were prepared from zinc acetate dehydrate as precursor, etanol as solvent and diethanolamine as stabilizer, ZnO films were spined on the spin coater with the speed of 3000 rpm for 30 seconds. The sample were annealed with various temperature at 300oC, 400oC,500oC and 600oC for 60 minutes. XRD result show that structure of ZnO films is hexagonal wurtzite with lattice parameters are a=3.261 Å and c= 5.229 Å. The optimal value average crystallite size of ZnO films is 199,22 nm obtained at temperature 500oC. The transmittance UV-Vis measurement result showed energy gap (Eg) is smaller after annealing and reach the smallest value 3.152 eV at temperature 500oC. SEM result showed ZnO films thickness was 920.9 nm. SEM images ZnO layers showed smooth and flat, this is indicated that films of ZnO:N was homogeneus.

Keywords: Nitrogen doped ZnO, Spin Coating, XRD, UV-Vis, SEM

Pendahuluan

Globalisasi membawa dampak positif terhadap perkembangan riset teknologi material. Beberapa penelitian difokuskan pada bahan semikonduktor. Salah satu contoh penggunaan material semikonduktor diantaranya dalam pembuatan divais sel surya. Beberapa material yang dapat digunakan untuk membuat divais sel surya

adalah silikon (Si), Gallium Antimoni (GaSb), Gallium Arsenat (GaAs), dan ZnO. ZnO adalah bahan semikonduktor golongan II-VI yang memiliki celah pita langsung (direct bandgap) dengan lebar sekitar 3,3 eV [1-3]. Bahan semikonduktor ZnO memiliki potensi aplikasi dalam berbagai bidang teknologi seperti piranti optoelektronik, dan berbagai aplikasi elektronik lainnya. ZnO

500oC. Hasil transmitansi optik menunjukkan nilai energi gap (Eg) lebih kecil setelah pemanasan. Eg mencapai nilai terkecil 3.152 eV pada suhu 600oC. Hasil SEM menunjukkan ketebalan film

(2)

2

memiliki transmitansi optik yang tinggi pada daerah cahaya tampak, sehingga ZnO sangat potensial untuk dibuat divais sel surya.

Dalam berbagai aplikasi, khususnya sebagai komponen piranti optoelektronik, bahan ZnO biasanya dibuat dalam bentuk lapisan (film) tipis.

ZnO murni memiliki energy gap yang lebar sehingga hanya memiliki efisiensi fotokatalitik sebesar 5 % dari energy matahari. Agar penggunaan energy matahari dapat efektif, maka perlu dilakukan usaha untuk memperkecil energy gap dan memperbesar penyerapan cahaya. Salah satu caranya menggunakan doping. Doping dapat diartikan sebagai penambahan pengotor pada material dengan tujuan memodifikasi karakteristik elektroniknya [1].

Metode doping yang umum digunakan adalah menambahkan berbagai senyawa dye organic dan mendoping semikonduktor dengan logam. Dari berbagai unsur tersebut, nitrogen adalah dopan yang paling efektif karena ukurannya yang tidak jauh berbeda dengan oksigen dan energy ionisasinya kecil. Selain itu nitrogen juga dapat memperbaiki sifat optik ZnO sehingga dapat meningkatkan kualitas lapisan tipis [1]. Dalam hal ini kami mencoba menggunakan ammonia (NH3) untuk didopingkan pada

ZnO dengan harapan bahwa electron-elektron pada ammonia lebih leluasa bergerak dari satu atom ke atom yang lain sehingga berhasil mempersempit energy gap secara signifikan.

Film ZO dapat dibuat dengan berbagai metode, seperti elektrodeposisi [2,3,4], sol-gel dip coating [2,3,4,8], sputtering [5], pulsed laser deposition [7] dan deposisi kimia (chemical bath deposition). Metode-metode tersebut memerlukan persyaratan-persyaratan yang cukup kompleks. Sebagai

alternatifnya, dipilih metode spin coating. Selain murah, kualitas lapisan tipis yang dihasilkan juga cukup baik [1].

Dalam mengkaji besarnya energy gap lapisan tipis yang diperoleh akan digunakan metode optis, yaitu dengan melihat spectrum serapannya. Berdasarkan pemaparan di atas maka dilakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh doping Nitrogen terhadap karakteristik sifat optik dan struktur lapisan tipis ZnO dengan metode spin coating.

TINJAUAN PUSTAKA Semikonduktor

Bahan semikonduktor merupakan bahan setengah penghantar yang berada di antara isolator dan konduktor. Bila lebar celah pita energi (band gap energy) sangat besar sekitar 6 eV (Intan), maka bahan tersebut dikategorikan sebagai bahan isolator. Sebaliknya, apabila lebar celah pita energi sekitar 0.1 eV maka bahan tersebut dikategorikan sebagai konduktor. Jenis semikonduktor dapat dikategorikan dalam dua kelompok berdasarkan jenis pembawa muatan yakni semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik. Semikonduktor intrinsik adalah semikondutor yang masih murni belum terjadi sisipan dari atom lain (doped). Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah mengalami penyisipan atom dari atom lain. Semikonduktor ini dikelompokkan lagi menjadi 2 tipe yaitu semikonduktor ekstrinsik tipe-p dan tipe-n.

Gambar 1. semikonduktor tipe-n dan semikonduktor tipe-p Pada Silikon

(3)

3

Untuk tipe-n mayoritas pembawa muatan adalah elektron, dan minoritas adalah hole. Sebaliknya, semikonduktor tipe-p mayoritas pembawa muatan adalah hole dan minoritas adalah elektron[3].

Struktur Kristal dan Parameter Kisi ZnO Secara umum ZnO membentuk struktur kristal heksagonal wurtzite. Struktur ini dapat digambarkan sebagai kombinasi bergantian subkisi hexagonal-close-packed (hcp).

Gambar 2. Struktur kristal wurtzite ZnO

Gambar 2.2 memperlihatkan struktur kristal

wurtzite ZnO. Atom O digambarkan sebagai

bola putih besar, atom Zn digambarkan sebagai bola hitam yang yang lebih kecil, dan garis hitam menggambarkan unit sel. Parameter kisi ZnO untuk struktur wurtzite pada temperatur 300 K adalah a = 3,2495 Å dan c = 5,2069 Å[4].

Sifat Optik ZnO

ZnO adalah semikonduktor dengan celah pita energi langsung (direct band gap). Nilai celah pita energi untuk ZnO adalah antara 3,1-3,3 eV pada temperatur ruangan. Absorpsi fundamental yang bersesuaian dengan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi semikonduktor dapat digunakan untuk menentukan sifat dan celah pita optik bahan semikonduktor.

Tabel 1 Parameter fisis ZnO[5]

Hubungan antara koefisien absorpsi () dan energi foton datang (hv) dapat ditulis sebagai [7].

)

(

)

(

1/ g n

E

hv

A

hv

(2.1)

A adalah sebuah konstanta dan Eg adalah

lebar celah pita optik bahan semikonduktor, sedangkan eksponen n bergantung pada jenis transisi di dalam bahan. Untuk transisi langsung n = 1/2 dan untuk transisi tak langsung n = 2. Absorbansi dituliskan sebagai

I

I

Alog 0 (2.2)

Koefisien absorpsi () ditentukan berdasarkan data absorbansi untuk setiap panjang gelombang. Koefisien absorpsi () dapat dituliskan sebagai [7]

t A 303 , 2 

(2.3) Formulasi yang dilakukan di atas untuk menghitung nilai pita energi ZnO.

Doping

Doping adalah salah satu teknik yang

digunakan untuk menambahkan sejumlah kecil atom pengotor ke dalam struktur kristal semikonduktor.

(4)

4

Tujuan pendopingan adalah untuk mengoptimalkan sifat dari suatu material. Ketika semikonduktor didoping dengan impuritas maka semikonduktor menjadi ekstrinsik. seng oksida memiliki beberapa kelemahan seperti area permukaan yang kecil atau ukuran partikel yang besar dan energi celah pita yang kurang sesuai (Eg=

3,4 eV) apabila diaplikasikan pada cahaya tampak [2].

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, nanostruktur doping dengan logam transisi adalah salah satu metode yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan energi tingkat permukaan dari ZnO. Hal ini dapat dilakukan dengan merekayasa konsentrasi material yang didoping sehingga sifat-sifat fisik, terutama sifat optik dapat ditingkatkan [2].

Kebanyakan ZnO memiliki karakteristik tipe-n bahkan tanpa adanya pendopingan. Pendopingan tipe-n mudah dicapai dengan menggantikan Zn dengan kelompok unsur golongan III yaitu Al, Ga, In atau menggantikan oksigen dengan kelompok unsur golongan VII yaitu klorin atau yodium. Pendopingan ZnO yang memiliki karakteristik tipe-p sulit dilakukan karena sifat kelarutannya yang rendah. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk ZnO tetapi juga untuk senyawa seperti GaN dan ZnSe.

Adanya ZnO tipe-p tidak membatasi aplikasi elektronik dan aplikasi optoelektronik yang biasanya membutuhkan sambungan tipe-n dan material jenis tipe-p. Adapun dalam penelitian ini akan dikhususkan untuk menganalisis pengaruh doping Nitrogen terhadap karakteristik sifat optik dan struktur kristal ZnO.

Sol Gel Spin Coating

Spin coating dapat diartikan sebagai metode untuk membuat lapisan dari bahan polimer

photoresist yang dideposisikan pada

permukaan silikon dan material lain yang berbentuk wafer. Setelah larutan (sol-gel) diteteskan di atas wafer, kecepatan putar diatur oleh gaya sentrifugal untuk menghasilkan lapisan tipis yang homogen.

Metode sol-gel spin coating

menggabungkan meteode fisika dan kimia biasa, di mana metode ini sangat mudah dan efektif untuk membuat lapisan tipis dengan hanya mengatur parameter waktu dan kecepatan putar serta viskositas larutan Spin coating memiliki dua proses dasar yaitu gel, larutan atau cairan diletakkan di pusat substrat dan substrat siap untuk diputar. Setelah substrat diputar dengan kecepatan konstan larutan akan menyebar ke tepi substrat [9] .

METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat

Bahan dan alat penelitian yang digunakan antara lain: zinc acetate dehydrate (Zn(CH3COO)2.2H2O), etanol, ammonia,

dan substrat kaca. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah gelas ukur, spin coater, alat uji XRD (X-Ray Diffraction), Hotplate magnetic stirrer, spektrofotometer UV-Vis, dan tungku (furnace).

Pembuatan Film ZnO

Film ZnO dibuat pada substrat kaca dengan metode spin coating melalui proses sol-gel [3-6]. Pertama-tama dibuat sol-gel ZnO dari larutan Zinc acetate dihydrate (Zn(CH3COO)2.2H2O) ditambahkan 25 ml

etanol. Untuk larutan stabilizer (DEA=diethanolamin) sebanyak 2,5 ml. adapun ammonia yang digunakan sebanyak 2.5 ml. Campuran ini diletakkan diatas pelat pemanas dilengkapi pengaduk magnetik, lalu diaduk selama 80 menit sambil dipanaskan pada suhu 60 C hingga terbentuk sol sebagai prekursor pembuatan film ZnO. Setelah sol terbentuk, segera

(5)

5

dilakukan pembuatan film ZnO dengan teknik spin coating pada substrat kaca Sebelumnya substrat lebih dahulu dibersihkan dengan HCl kemudian dibilas dengan akuades. Substrat kaca diletakkan diatas pelat spin coater dan prekursor diteteskan diatas substrat kemudian berputar (spinning) selama 30 detik pada laju 3000 rpm. Substrat film gel ZnO dikeringkan diatas hotplate pada suhu 300oC selama 10 menit, kemudian dipanaskan pada suhu 400C sampai dengan 600oC selama 60 menit di dalam tungku pemanas. Pemanasan ini dimaksudkan untuk menghilangkan residu pada film juga dalam rangka proses kristalisasi film ZnO.

Karakterisasi Film ZnO

Gambar 3. Bagan alir penelitian

Untuk mengetahui sifat dan kualitas film ZnO, dilakukan karakterisasi terhadap sampel film ZnO yang diperoleh. Struktur kristal film ZnO dianalisis dengan metode difraksi sinar-X (XRD). Film ZnO dipindai pada rentang sudut 2θ dari 20° sampai 75° menggunakan peralatan XRD dengan sumber tegangan 30 kV dan arus 20 mA. Sumber sinar-X menggunakan CuKα yang menghasilkan panjang gelombang 0,154 nm. Sifat optik film n-ZnO diamati dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, data yang diperoleh berupa karakteristik spektrum transmitansi film ZnO. Data spektrum transmitansi akan digunakan pula untuk menentukan celah pita optik film ZnO. Sedangkan untuk mengetahui ketebalan film diukur dengan scanning

electron microscopy (SEM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Uji Karakterisasi X-Ray

Diffraction (XRD)

Gambar 2 memperlihatkan spektrum X-RD dari bahan ZnO dengan doping dan tanpa doping sebelum dan sesudah pemanasan. Suhu pemanasan mulai dari 300oC sampai dengan 600oC. Puncak-puncak ZnO dengan karakteristik intensitas tertinggi berada pada sudut 2 theta= 34,3 yang sangat dominan dibandingkan puncak-puncak lainnya. Puncak ini bersesuaian dengan bidang Kristal (002) sebagai orientasi yang disukai (preferred orientation). Pola difraksi berikutnya berturut-turut muncul pada 31.7, 36.2, 47.6, 56.7 dan 62.9, masing-masing bersesuaian dengan bidang Kristal (100), (002), (101), (110), dan (103). Berdasarkan pola-pola difraksi ini diketahui bahwa film ZnO telah mengalami kristalisasi dengan baik.

(6)

6 2 Theta (deg) 30 40 50 60 70 In te n sit a s (a. u ) N:ZnO-As grown N:ZnO (400oC) N:ZnO (500oC) N:ZnO (600oC) (1 0 0 ) (0 0 2 ) (1 0 1 ) (1 0 2 ) (1 1 0 ) (1 0 3 ) (1 0 0 ) (1 0 0 ) (1 0 0 ) (0 0 2 ) (0 0 2 ) (0 0 2 ) (1 0 1 ) (1 0 1 ) (1 0 1 ) (1 0 2 ) (1 0 2 ) (1 0 2 ) (1 1 0 ) (1 1 0 ) (1 1 0 ) (1 0 3 ) (1 0 3 ) (1 0 3 ) Suhu (oC) 250 300 350 400 450 500 550 600 650 Uk uran kr ista l (nm ) 30 40 50 60 70 80 Doping Tanpa Doping

Gambar 4. Spektrum X-RD dari film n-ZnO

Berdasarkan pola-pola difraksi, tampak bahwa hamper semua puncak ZnO muncul, sehingg sampel ZnO merupakan polikristal. Hasil ini mirip dengan penelitian sebelumnya [1,3,4,8]. Parameter struktur film ZnO (d) dirangkum pada

Tabel 2. ZnO doping Nitrogen

Dari spektrum X-RD ukuran kristal D ZnO dihitung dengan menggunakan persamaan Debye Scherrer

D = kλ/β cosθ (1) Dimana k adalah konstanta, λ, β, and θ adalah panjang gelombang sinar X, lebar FWHM, dan sudut Bragg.

Table 3. parameter kisi ZnO

Sample a (T.D) a (D) c (TD) c (D)

ZnO 3.230 3.232 5.077 5.114

Hubungan antara ukuran kristalin terhadap suhu dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 5. Hubungan ukuran Kristal dan suhu

Tabel 4. Ukuran Kristal ZnO

Suhu Ukuran Kristal (nm)

Doping Tanpa Doping

300 47.53 38.13

400 49.48 40.15

500 64.77 75.85

600 52.01 63.91

Hasil Uji UV-Vis

Gambar 6. Transmitans optik UV-Vis film n-ZnO dan ZnO doping aluminium

Sampel h k l 2 Ө Fwhm dhkl 300 0 0 2 35.526 0.1493 2.547 400 35.091 0.14 2.553 500 35.035 0.12 2.556 600 35.222 0.109 2.571 Panjang gelombang (nm) 200 300 400 500 600 700 800 900 T ransm it ansi (% ) 0 20 40 60 80 100 ZnO ZnO Doping N

(7)

7 Panjang gelombang (nm) 300 400 500 600 700 T ran sm it a n si (%) 0 20 40 60 80 100 ZnO:N 300o C ZnO:N 400o C ZnO:N 500o C ZnO:N 600o C Suhu (oC) 300 400 500 600 E nerg i Gap (eV ) 3.14 3.16 3.18 3.20 3.22 3.24 3.26 3.28 3.30 3.32 3.34 Tanpa Doping Doping Nitrogen Profil transmitans optik UV-Vis mateial

ZnO dan ZnO doping Nitrogen terhadap panjang gelombang dapat dilihat pada Gambar.2. Seperti yang dilihat pada gambar tersebut, nilai transmitans untuk material ZnO dengan aluminium sebagai doping adalah berkisar 20-95% yang lebih besar dibandingkan dengan nilai transmitans material ZnO tanpa doping (65-90%) . Selain itu lebar pita transmitans optiknya lebih sempit pada bahan ZnO tanpa doping dibandingkan dengan ZnO dengan doping. Ini menunjukkan bahwa melalui doping nilai transmitansi dapat ditingkatkan. Selain itu terjadinya pergeseran pita energi ZnO akibat doping aluminium

Gambar 7. Spektrum transmitansi film ZnO:N

Gambar 8. Energy gap ZnO doping Nitrogen

Gambar 7 merupakan Touc plot antara

( ) terhadap dari 4 film ZnO pada setiap suhu 300o C, 400o C, 500o C, dan 600o C. Nilai energi gap (Eg) ditentukan dari

perpotongan bagian linier kurva dengan sumbu energi (hv). Nilai Eg masing-masing

sampel berturut-turut adalah 3,167 eV, 3,164 eV, 3,152 eV dan 3,166 eV. Nilai Eg terkecil diperoleh pada suhu 500 oC.

Gambar 9. Hubungan Suhu dan Energi gap

Untuk melengkapi hasil transmitans optik UV-Vis,spektrum X-RD, dilakukan penghitungan ketebalan sampel dengan menggunakan scanning elektron microscopy (SEM). Ketebalan sampel yang diperoleh yaitu 920.9 nm.

Gambar 10. Hasil SEM

KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil dari X-RD, lapisan film ZnO memiiki struktur polikristal heksagonal (wurtzite) dengan nilai parameter kisi a= 3.261 A dan c=5.229 A. hasil xrd juga menunjukkan bahwa sebelum pemanasan film ZnO masih

hv (eV) 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4  hv 2 (eV ) 0 1013 2x1013 3x1013 4x1013 5x1013 6x1013 7x1013 300 oC = 3.166 eV 400 oC = 3.163 eV 500 oC = 3.156 eV 600 oC = 3.151 eV

(8)

8 bersifat amorf dikarenakan ukuran kristal masih

relatif kecil. Sesudah pemanasan terjadi peningkatan ukuran kristal yang cukup signifikan.

Hasil karakterisasi optik memperlihatkan film ZnO dengan doping memiliki transmitansi optic yang lebih panjang disbanding tanpa doping berturut-turut yaitu 65-90% dan 7-95%. Nilai celah pita optic film ZnO diperoleh dari ekstrapolasi kurva plot (ahv)2 terhadap hv berturut-turut sebesar 3,167 eV, 3,164 eV, 3,152 eV dan 3,166 eV. Nilai Eg terkecil diperoleh pada suhu 600 oC.

Daftar Pustaka

1. J.C.fan, C.C.Ling and Z.Xie. 2011. Fabrication and characterization of As Doped p-type ZnO films Grown by Magnetron Sputtering, Optoelectronics material and techniques, Prof.P.Preedep (Ed.), ISBN : 978-953-307-276-0

2. C. Jagadish, and S. Pearton (Ed). 2006. Zinc Oxide Bulk, Thin Film and Nanostructures, Elsevier.

3. J. Weng, Y.J. Zhang, G. Han, Y. Zhang, L. Xu, J. Xu, X. Huang, and K. Chen. 2005. Thin Solid Films 478-25

4. Muhammad Saleem,, Liang Fang, Aneela Wakee, M. Rashad. 2011. Simple Preparation and Characterization of Nano-Crystalline Zinc Oxide Thin Films by Sol-Gel Method on Glass Substrate. World Journal of Condensed Matter Physics 10-15.

5. Kumar, K. B, and Rajiv, P. 2011. Synthesis and Characterization of Nano Zinc Oxide by Sol Gel Spin Coating. Recent research in science and technology, 3:48-51

6. Byeong Kjun Choi, Dong Hoon Chang, Yung Sup Yeon, Seong Jun Kang. 2006. Optical characterization of ZnO thin film by sol-gel method, J. mater Sci: Meter. Electron, 17: 1011-1014

Gambar

Gambar 2. Struktur kristal wurtzite ZnO
Gambar 3. Bagan alir penelitian
Table 3. parameter kisi ZnO
Gambar 7.  Spektrum transmitansi film ZnO:N

Referensi

Dokumen terkait

Biaya AHSP proyek memberikan nilai biaya yang sama rata untuk pekerjaan beton bertulang yang sama (Kolom, Balok, Pelat) dan AHSP proyek lebih murah akibat tidak bisa memberikan

Ini dilakukan dengan pelepasan hak atas tanah dengan mendapat ganti rugi yang tidak berupa uang semata akan tetapi juga berbentuk tanah atau fasilitas lain.5 Berdasarkan pemaparan

4 方法 調査対象 関東地区 11 大学における関東学生リーグ 1 部から 4 部のチームに所属する学生に対して調査を 実施し,そのうち 603 名(男性

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 butir item pernyataan pada angket perencanaan, didapatkan 27 dari 45 responden telah melaksanakan perencanaan pembelajaran

Berdasarkan tabel diatas yang termasuk faktor ekstern penyebab terjadinya perubahan sosial budaya ditunjukkan pada nomor.... Seorang anak mengalami keterbatasan dalam

Pengembalian elemen fasad bangunan dan perancangan exhibition center pada lokasi Pecinan Ketandan ini di harapkan mampu mengembalikan citra kampung Pecinan sehingga

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan patient safety dalam pembangunan kesehatan mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diatas,

Analisis korelasi memperlihatkan pixel-pixel di dalam cipher-image tidak berkorelasi satu lain (memiliki koefisien korelasi yang mendekati nol), sehingga