• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Focus Group Discussion

Focus Group Discussion

Implementasi Langkah-Langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

(2)

Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran 2017

Memastikan K/L melaksanakan Belanja dengan efektif,

efisien dan optimal serta taat azas, untuk menjamin

tercapainya program strategis nasional dan

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Arahan Menteri Keuangan dalam

rangka pengendalian belanja K/L

(Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017)

Menjaga kredibilitas pelaksanaan APBN, dengan

menjamin

ketepatan waktu belanja

negara selaras

dengan

kecukupan penerimaan

dan

ketersediaan

kas Pemerintah

(3)

Langkah langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L TA 2017

(Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017)

1

Melakukan reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan

capaian kinerja

:

1. Mereviu target capaianoutput, penyerapan anggaran dan jangka waktu pelaksanaan a) memperbaiki informasi Rencana Penarikan Dana dan Rencana Penerimaan;

b) memperbaiki Rencana Pelaksanaan Kegiatan untuk pencapaian target kinerja; c) menyampaikan informasi tersebut kepada BUN/Kuasa BUN (KPPN)

2. Melakukan revisi halaman III DIPA

3. Memastikan rencana pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana penarikan dana pada halaman III DIPA sebagai dasar pencairan dana.

4. Memperhatikan capaianoutput dan tidak hanya fokus pada penyerapan anggaran

2

Meningkatkan ketertiban penyampaian data kontrak ke KPPN

KEMENTERIAN KEUANGAN

3

2

Meningkatkan ketertiban penyampaian data kontrak ke KPPN

1. Memastikan data supplier tidak terdapat kesalahan, untuk menghindari proses pembayaran yang gagal dilakukan oleh KPPN.

2. Memastikan penyampaian data perjanjian/kontrak paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak.

3. Kontrak yang ditandatangani tanggal 3 Januari 2017 sampai dengan tanggal 21 Februari 2017 didaftarkan paling lambat tanggal28 Februari 2017.

4. Kontrak yang ditandatangani setelah tanggal 21 Februari 2017 didaftarkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kontrak ditandatangani.

5. Data kontrak yang terlambat diajukan oleh Satker, pendaftaran kontrak dapat diproses setelah memperoleh dispensasi KPPN.

(4)

3

Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan

1. Tidak menunda proses pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai

2. Penyelesaian tagihan terpenuhi sesuai dengan ketentuan, mengendalikan dan mengawasi setiap tagihan.

3. Tagihan s.d tanggal 31 Maret 2017 diselesaikan paling lambat tanggal 27 April 2017. Selanjutnya, tagihan bulan-bulan berikutnya diselesaikan paling lambat17 harikerja setelah timbulnya hak tagih.

4. Norma waktu penyelesaian tagihan :

a. Tagihan kepada PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara.

b. Proses penyelesaian SPP oleh PPK kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja c. Penerbitan SPM oleh PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak SPP diterima. 5. Memastikan KPPN menerima SPM selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah

penerbitan SPM

Langkah langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L TA 2017

(Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017)

penerbitan SPM

4

1. Pengajuan UP agar dilakukan secara rasional

Pengendalian pengelolaan UP / TUP

sesuai kebutuhan operasional Satker satu bulan.

2. Segera melakukan revolvingUPtelah mencapai minimal 50%. 3. Apabila memerlukan dana lebih besar dari UP yang dimiliki, :

a. Mempercepat frekuensi Penggantian Uang Persediaan (GUP); b. Mengajukan TUP sesuai norma, yaitu:

1) Pengajuan TUP disertai dengan rincian penggunaan TUP; 2) TUP habis digunakan dalam 1 (satu) bulan;

3) TUP digunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak bersifat LS; c. Pertanggungjawaban TUP harus sesuai dengan rencana penggunaan TUP;

(5)

PETUNJUK TEKNIS

Langkah langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L TA 2017

(Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017)The image canno t be displayed. Your computer may not hav e eno ugh memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.

Reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan capaian output Satker

Monitoring Penyelesaian Tagihan KEMENTERIAN KEUANGAN 5 Monitoring Penyampaian Data Kontrak Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP)

(6)

Reviu atas perencanaan kegiatan,

penyerapan, dan capaian output Satker

1

Reviu atas rencana kegiatan

1. KPPN meminta Satker untuk mereviu rencana kegiatan berdasarkan jenis belanja pada DIPA

:

2. KPPN meminta Satker untuk mereviu rencana kegiatan berdasarkan kategori output pada kertas kerja RKA-KL/POK

2

Reviu atas rencana penyerapan/penarikan dana

1. KPPN dan Satker melakukan reviu deviasi Halaman III DIPA Satker setiap awal Triwulan menggunakan data yang disediakan pada tool ME Budget Execution untuk menilai kesesuaian rencana penarikan dana dengan realisasi Satker. 2. Meminta Satker untuk menyusun perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana pada Halaman III DIPA untuk Triwulan

selanjutnya.

3. Hasil reviu dan perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana antara KPPN dengan Satker agar dituangkan dalam

Kertas Kerja ReviudanAnalisis Ringkas Reviu.

3

Reviu atas rencana capaian output

Tiap

Triwulan

3

Reviu atas rencana capaian output

1. KPPN dan Satker melakukan reviu realisasi capaian output sesuai dengan rencana pencairan dana berdasarkan kategori output Satker setiap awal Triwulan, menggunakan data yang disediakan pada tool ME Budget Execution, untuk menilai kesesuaian rencana penyerapan/penarikan dana dengan rencana capaian output Satker

2. Meminta Satker untuk menyusun perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana pada Halaman III DIPA akibat penyesuaian rencana capaian output, untuk Triwulan selanjutnya.

3. Hasil reviu dan perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana antara KPPN dengan Satker agar dituangkan dalam

Kertas Kerja Reviu danAnalisis Ringkas Reviu

Pelaksanaan reviu antara KPPN dan Satker dilakukan dalam bentuk pertukaran data melalui media surat elektronik dan media social (email, WA dan sejenisnya), atau rapat koordinasi, focus group discussion, one-on-one meeting, dan/atau bimbingan teknis, di KPPN atau di Satker

(7)

Kertas Kerja Reviu

Bagian Anggaran

Satuan Kerja

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 1 Bel. Pegawai 2 Bel. Barang 3 Bel. Modal 4 Bel. Bansos 5 Bel. Lain-Lain Hari/Tanggal

NO PETUGAS REVIU NAMA JABATAN TTD 1 KPPN

2 SATKER

Jumlah

KERTAS KERJA HASIL REVIU RENCANA PENYERAPAN/PENARIKAN DANA

Desember No Jenis Belanja

Jumlah

Pagu DIPA

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Juni Juli Agustus September Oktober November Januari Februari Maret April Mei

KEMENTERIAN KEUANGAN

7 Bagian Anggaran

Satuan Kerja

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 1 Operasional 2Pelayanan Publik/Tusi 3 Infrastruktur 4Kesejahteraan Rakyat Hari/Tanggal

NO PETUGAS REVIU NAMA JABATAN TTD 1 KPPN

2 SATKER

No Kategori Output Pagu DIPA Jumlah

Jumlah

KERTAS KERJA HASIL REVIU RENCANA REALISASI OUTPUT

Juni Mei April Maret Februari Januari Triwulan IV Triwulan III Triwulan I Triwulan II Desember November Oktober September Agustus Juli

(8)
(9)

Reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan

capaian output Satker

KANTOR

WILAYAH

Laporan

EPA

Kertas Kerja Reviu dan Analisis Ringkas Reviu paling lambat Minggu

Pertama pada bulan berikutnya

paling lambat Minggu Pertama pada bulan

berikutnya

Direktorat PA

Evaluasi dan Analisis terhadap:

1. realisasi penyerapan menurut jenis belanja; 2. realisasi anggaran menurut kategori output;

3. rencana penyerapan triwulan berikutnya menurut jenis belanja; 4. rencana penyerapan triwulan berikutnya menurut kategori output.

KEMENTERIAN KEUANGAN

9

KPPN

SATKER

EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN (EPA)

Kertas Kerja: 1. Rencana Kegiatan;

2. Rencana penyerapan/penarikan dana; 3. rencana capaianoutput.

KPPN dan Satker melakukan reviu

ko

or

di

n

(10)

Berdasarkan Hasil Reviu....

1

Meminta Satker agar mengajukan revisi Halaman III DIPA akibat penyesuaian rencana penyerapan/penarikan dana dan rencana capaian output, kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai dengan mekanisme Revisi DIPA

2

Menyampaikan kertas kerja reviu kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan, paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya, setelah triwulan berkenaan

3

lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya, setelah triwulan berkenaan berakhir.

Mulai Triwulan I Tahun 2017, hasil reviu rencana penarikan dana dan capaian output tingkat KPPN agar disampaikan kepada Kanwil paling lambat tanggal 10 pada awal bulan, setelah triwulan periode reviu berakhir

4

Hasil reviu agar digunakan oleh KPPN untuk melakukan monitoring, evaluasi, analisis, bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan anggaran kepada Satker

(11)

Berdasarkan Hasil Reviu tingkat KPPN ...

1

Meminta agar Satker segera menyampaikan usulan Revisi Halaman III DIPA paling lambat pada minggu pertama bulan berikutnya setelah akhir triwulan periode reviu

2

3

Melakukan evaluasi terhadap data realisasi penyerapan dan capaian output triwulan sebelumnya, dan analisis terhadap rencana penyerapan/penarikan dana dan capaian output triwulan berikutnya, yang meliputi: a. Evaluasi terhadap realisasi penyerapan menurut jenis belanja;

b. Evaluasi terhadap realisasi anggaran menurut kategorioutput;

c. Analisis terhadap rencana penyerapan triwulan-triwulan berikutnya menurut jenis belanja; d. Analisis terhadap rencana penyerapan triwulan-triwulan berikutnya menurut kategorioutput

KEMENTERIAN KEUANGAN

3

Melakukan kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) melalui focus group discussion (FGD), bimbingan teknis, forum diskusi, kunjungan/konsultasi, dan kegiatan sejenis dengan mengundang Satker atau stakeholders terkait.

4

Hasil kegiatan EPA, dituangkan dalam Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) Triwulanan.

5

EPA Triwulanan agar disampaikan kepada Direktur Pelaksanaan Anggaran paling lambat pada Minggu ke-3 bulan berikutnya setelah berakhirnya triwulan periode EPA

Dalam pelaksanaan revisi DIPA yang berakibat perubahan pada Halaman III DIPA, Kanwil Ditjen Perbendaharaan meneliti kesesuaian rencana penyerapan/penarikan dana Satker menggunakan data pembanding yang disediakan pada tool ME Budget Execution

(12)

Monitoring Penyelesaian Tagihan

BAST 5 HK SPP 5 HK KPPN

Untuk batas waktu penyelesaian tagihan s.d. tgl. 31 Maret 2017 diselesaikan paling lambat tanggal 27 April 2017. Selanjutnya, tagihan bulan-bulan berikutnya diselesaikan paling lambat 17 hari

kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara.

INVOICE SPM

5 HK 2 HK

17 Hari Kerja

(13)

Monitoring Penyelesaian Tagihan

Untuk SPM-LS yang ditujukan kepada penyedia barang/jasa, paling kurang memuat:

1

Untuk SPM-UP/GUP/ TUP/PTUP, paling kurang memuat:

Nomor dan tanggal SPP

2

a. Nomor dan tanggal SPP;

menyampaikan kepada Satker bahwa

dalam

uraian

SPM

yang diajukan agar dilengkapi dengan

catatan sebagai berikut:

KEMENTERIAN KEUANGAN

3

Untuk SPM-LS yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya untuk keperluan belanja pegawai non gaji induk, pembayaran honorarium, dan perjalanan dinas, paling kurang memuat:

b. Nomor dan tanggal Perjanjian/Kontrak; dan

c. Nomor dan tanggal Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) atau Berita Acara Serah Terima BAST);

a. Nomor dan tanggal SPP;

(14)

Monitoring Penyelesaian Tagihan

1

Memproses SPM yang diajukan Satker sesuai ketentuan yang berlaku, apabila norma penyelesaian tagihan masih dalam batas jangka waktu 17 hari kerja

2

3

Dalam hal jangka waktu penyelesaian tagihan melebihi 17 hari kerja, KPPN meminta

Satker untuk melampirkan Surat Pernyataan SPM melebihi batas waktu, pada saat

pengajuan SPM

Melaporkan jumlah surat pernyataan pengajuan SPM Satker yang mengalami keterlambatan penyelesaian tagihan, kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan setiap keterlambatan penyelesaian tagihan, kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan setiap triwulan

4

Dalam rangka monitoring dan evaluasi penyelesaian tagihan, KPPN dapat melakukan koordinasi dengan Satker terkait permasalahan dalam penyelesaian tagihan

5

Laporan surat pernyataan pengajuan SPM yang penyelesaian tagihannya melebihi

batas waktu disampaikan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan paling lambat Minggu

(15)

SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN TAGIHAN LEBIH DARI 17 (TUJUH BELAS) HARI KERJA

(16)

FORMAT LAPORAN DAN REKAPITULASI SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPM YANG PENYELESAIAN TAGIHANNYA MELEBIHI 17 (TUJUH BELAS) HARI KERJA

(17)

Monitoring Penyelesaian Tagihan

KPPN

SP2D

tagihan diselesaikan paling lambat 17 hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara

SPM-LS PBJ

Nomor dan tanggal SPP

Nomor dan tanggal Perjanjian/Kontrak Nomor dan tanggal BAPP/BAST

terima

• uraian tidak lengkap; atau

lengkap

KANWIL DJPB

SPM-UP

Nomor dan tanggal SPP

Uraian SPM KPPN menyampaikan kepada Satker rekap laporan

paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya setelah triwulan berkenaan berakhir KEMENTERIAN KEUANGAN 17

SATKER

SPM-UP SPM-LS PBJ SPM-LS Bend • melebihi 17 hari.

KPPN meminta kepada KPA Satker untuk : 1. melengkapi uraian pada SPM; atau

2. melengkapi dengan Surat Pernyataan KPA keterlambatan tagihan melebihi 17 hari.

SPM-LS Bend

Nomor dan tanggal SPP Nomor dan tanggal SK/ST

(18)

Monitoring Penyelesaian Tagihan

1

Berdasarkan

laporan

surat

pernyataan

pengajuan

SPM

yang

penyelesaian tagihannya melebihi

batas waktu dari KPPN, Kanwil

Ditjen Perbendaharaan melakukan analisis dan berkoordinasi dengan

kantor wilayah K/L atau Satker bersangkutan terkait permasalahan

dalam penyelesaian tagihan.

dalam penyelesaian tagihan.

2

Hasil analisis atas laporan surat pernyataan pengajuan SPM yang

penyelesaian tagihannya melebihi

batas waktu dan hasil koordinasi

dituangkan dalam Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran.

(19)

Norma Penyampaian Data Kontrak

A

Kontrak didaftarkan ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak ditandatangani.

B

C

Kontrak tanggal 3 Januari 2017 sampai dengan tanggal 21 Februari 2017 (yang seharusnya sudah didaftarkan ke KPPN pada tanggal 28 Februari 2017) dan kontrak tanggal 21 Februari sd tanggal 3 Maret 2017, disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal 10 Maret 2017.

Kontrak yang ditandatangani setelah tanggal 3 Maret 2017, didaftarkan ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja.

D

KEMENTERIAN KEUANGAN

D

Terhadap penyampaian data kontrak yang terlambat, KPPN menerapkan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila waktu pendaftaran data kontrak tidak bersamaan dengan waktu pengajuan SPM, maka data kontrak dapat didaftarkan kembali ke KPPN setelah terlebih dahulu mendapat Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN.

2) Apabila waktu pendaftaran data kontrak bersamaan dengan waktu pengajuan SPM, maka data kontrak dapat didaftarkan kembali ke KPPN setelah terlebih dahulu mendapat Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN, dan SPM baru dapat diajukan ke KPPN paling cepat 5 (lima) hari setelah data kontrak terdaftar di KPPN.

E

Dalam kondisi mendesak, pengajuan SPM yang bersamaan dengan penyampaian data kontrak, dapat dipertimbangkan diproses oleh KPPN dengan melampirkan Surat Pernyataan dari KPA dan mendapat persetujuan Kepala KPPN.

(20)
(21)

SURAT PERNYATAAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

(22)

Monitoring Penyampaian Data Kontrak

KPPN

TERLAMBAT Proses Data Kontrak Proses Data Kontrak SPM dapat diajukan paling cepat 5 (lima) hari

kemudian

SATKER

SPM DATA KONTRAK DATA KONTRAK Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari

Kepala KPPN Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN SPM pengajuan Lebih dari 5 (lima) hari setelah kontrak di tandatangani

(23)

Monitoring Penyampaian Data Kontrak

1

KPPN melakukan monitoring terhadap pendaftaran data kontrak yang disampaikan oleh Satker

2

KPPN memastikan data supplier yang didaftarkan oleh Satker telah benar dengan mengacu pada data yang pernah dilakukan pembayaran untuk menghindari penolakan pembayaran oleh KPPN.

KEMENTERIAN KEUANGAN

23

1

Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan monitoring, evaluasi dan analisis

ketepatan waktu penyampaian data kontrak Satker dalam wilayah kerja masing-masing.

2

Hasil evaluasi dan analisis menjadi bahan koordinasi dengan Satker dalam Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan dituangkan dalam Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran.

(24)

UP

Uang Persediaan

TUP

Tambahan Uang Persediaan

 UP harus diajukan secara rasional dengan mempertimbangkan kebutuhan

operasional Satker dalam 1 (satu) bulan.

 Satker agar segera melakukan revolving UP (penggantian UP) jika

penggunaannya telah mencapai minimal 50%.

 Dalam hal Satker tidak melakukan revolving UP dalam waktu 1 (satu) bulan,

maka KPA harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada KPPN saat

mengajukan SPM-GUP

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) /

Tambahan Uang Persediaan (TUP)

TUP

 Dalam hal terdapat rencana kegiatan Satker yang memerlukan dana lebih besar dari

UP yang dimiliki, maka Satker agar melakukan:

1) Mempercepat frekuensi Penggantian Uang Persediaan (GUP). 2) Mengajukan TUP sesuai norma, yaitu:

a) Pengajuan disertai rincian rencana penggunaan TUP; b) TUP habis digunakan dalam 1 (satu) bulan;

c) TUP digunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak bersifat LS. 3) Mempertanggungjawabkan TUP sesuai dengan rencana penggunaan TUP.

 Dalam hal penggunaan TUP tidak sesuai dengan rencana, maka KPA harus

(25)

Surat Penjelasan Keterlambatan Revolving UP

(26)
(27)

Pengajuan TUP

Pertanggungjawaban TUP

 KPPN melakukan scan terhadap rincian rencana penggunaan TUP sebagai arsip

untuk dijadikan bahan pengujian SPM-PTUP pada front office KPPN

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) /

Tambahan Uang Persediaan (TUP)

KPPN meneliti kesesuaian antara penggunaan TUP dengan rencana penggunaan

KEMENTERIAN KEUANGAN

27

 KPPN meneliti kesesuaian antara penggunaan TUP dengan rencana penggunaan

TUP, dengan ketentuan sebagai berikut:

 pada saat Satker mengajukan SPM-PTUP, petugas front office KPPN

mencocokkan kesesuaian realisasi penggunaan TUP dengan rincian rencana penggunaan TUP.

 pencocokan tersebut dilakukan dengan membandingkan antara ADK

SPM-PTUP dengan arsip rincian rencana penggunaan TUP.

 dalam hal terdapat ketidaksesuaian dengan rencana penggunaan dana TUP

dan tidak disertai dengan surat penjelasan mengenai ketidaksesuaian penggunaan pada TUP oleh KPA, KPPN meminta kepada KPA untuk

(28)

Reviu Pengelolaan UP/TUP

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) /

Tambahan Uang Persediaan (TUP)

 melakukan reviu atas pengelolaan UP/TUP pada Satker mitra kerjanya secara

triwulanan, dengan menggunakan data Aplikasi Om-SPAN dan tool ME Budget Execution, yang meliputi:

1. ketepatan waktu pertanggungjawaban; 2. besaran prosentase revolving UP;

3. pengenaan sanksi pemotongan UP; dan/atau 4. frekuensi pertanggungjawaban UP\

 melakukan rekapitulasi terhadap SPM-PTUP yang tidak sesuai dengan rencana

penggunaan TUP

Tindak Lanjut Hasil Reviu

penggunaan TUP

 Atas hasil reviu pengelolaan UP/TUP dan rekapitulasi terhadap SPM-PTUP yang

tidak sesuai dengan rencana penggunaan TUP, KPPN membuat catatan dalam

daftar

 Berdasarkan hasil reviu pengelolaan UP/TUP, KPPN melakukan:

a. Menyampaikan surat teguran kepada satker yang terlambat mengajukan

pertanggungjawaban UP/TUP dengan tembusan kepada Kanwil Ditjen

Perbendaharaan

b. Tidak memberikan TUP lagi kepada Satker yang sudah melakukan perpanjangan

(29)

Catatan Pengelolaan UP

(30)
(31)

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) /

Tambahan Uang Persediaan (TUP)

KPPN dapat memberikan TUP kepada Satker yang sudah

melakukan perpanjangan pertanggungjawaban lebih dari 2 kali,

sepanjang telah mendapat ijin pemberian TUP dari Kanwil

Ditjen Perbendaharaan

&

KEMENTERIAN KEUANGAN

Ditjen Perbendaharaan

Pemberian/penolakan ijin pemberian TUP oleh Kanwil Ditjen

Perbendaharaan dilakukan berdasarkan

surat permohonan ijin

pemberian TUP dari KPPN

dan jika diperlukan, Kanwil Ditjen

Perbendaharaan dapat melakukan rapat pembahasan dengan

kantor wilayah K/L terkait atau Satker berkenaan

(32)
(33)

Pengendalian Pengelolaan UP/TUP

KPPN

penggunaan danaScanrincian cek

SP2D

sesuai SPM-UP SPM-GUP

1 bulan

SPM-GUP

penjelasan secara tertulis dari KPA kepada KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN

KPPN

SATKER

SPM-TUP penggunaan dana SP2D

Rincian Penggunaan Dana Digunakan dalam waktu 1 bulan Mendesak dan tidak bersifat LS

SP2D

SPM-PTUP cek

Surat Penjelasan dari KPA kepada KPPN tidak sesuai

KPPN dapat memberikan TUP kepada Satker yang sudah melakukan perpanjangan pertanggungjawaban lebih dari 2 (dua) kali, sepanjang telah mendapat ijin pemberian TUP dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan dengan merekam semua

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) tidak menetapkan persetujuan bersama dengan Bupati terhadap rancangan Peraturan

terdapat gambaran bahwa lansia yang memilih secara selektif jaringan sosialnya, dalam penelitian ini adalah perkumpulan lansia aktif, memiliki goal orientation yang

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BULAN JANUARI 2017.. SATKER/ KODE SATKER

Tanggapan responden mengenai perlunya menyediakan bahan belajar untuk calon jamaah haji yang bisa diakses / digunakan sewaktu-waktu di luar jadwal kegiatan manasik haji,

• From 2019 candidates cannot take Cambridge IGCSE (9–1) Co-ordinated Sciences (Double Award) (0973) with this syllabus.. Publishers’ endorsed

[r]

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat