KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kebijakan Dana Perimbangan:
Evaluasi 2016 dan Pelaksanaan 2017
1
Disampaikan oleh:
Direktur Dana Perimbangan, Ditjen Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
KEMENTERIAN KEUANGAN
2
Outline - Esensi Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Evaluasi Dana Perimbangan 2016
- Pokok-Pokok Kebijakan Dana
Perimbangan 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
3
Esensi Kebijakan Desentralisasi Fiskal
KEMENTERIAN KEUANGAN
4 Kebijakan serta Alokasi Transfer
ke Daerah dan Dana Desa merupakan salah satu
instrument penting dalam:
• Perbaikan pelayanan dasar publik yang lebih berkualitas, penurunan kesenjangan
antar daerah, pengentasan kemiskinan maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat
• Implementasi Nawacita, Khususnya Cita ke 3
“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”
Esensi Desentralisasi Fiskal
SKEMA PENDANAAN DAERAH
(UU 33/2004 dan Implementasinya sd 2017)
Pemerataan dan mendanai kebutuhan
daerah (seluruh urusan)
PAD
DBH
Block grant by origin
DAU
Equalization grant (block grant) berbasis formula fiscal gap + Alokasi Dasar
(berbasis Gaji PNSD)
Mendanai kebutuhan khusus
daerah (dukungan belanja
modal)
DAK FISIK REGULER
Dukungan pendanaan khusus untuk daerah pada
bidang-2 sesuai RKP
DAK FISIK PENUGASAN
Dukungan pendanaan khusus untuk daerah pada
bidang-2 sesuai RKP
Mendanai kebutuhan belanja
operasional
DAK FISIK AFIRMASI
Dukungan pendanaan khusus untuk daerah tertentu, yaitu tertinggal,
perbatasan dan kepulauan
DAK NON FISIK
Dukungan pendanaan khusus untuk belanja operasional berbasis
unit cost
Reward
Dana Insentif Daerah
Insentif kepada daerah tertentu yang
mempunyai kinerja baik
Pengaturan Khusus
Dana Otsus
&
Dana Keistimewaa
n DIY
Dukungan pendanaan khusus
untuk daerah tertentu yg diatur dg
UU khusus
Mendanai kebutuhan non-
reguler
Hibah
Dukungan pendanaan khusus untuk daerah yang bersifat temporer
dan dilakukan dengan perikatan
perjanjian
Pinjaman
Percepatan pembangunan daerah khususnya
bagi daerah-2 dengan kapasitas
fiskal tinggi
KEMENTERIAN KEUANGAN
Peningkatan Anggaran TKDD Untuk Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Nawacita
Belanja K/L
Dana Transfer
VS VS VS
2001 2016 2017
Rp95,9 triliun
Rp81,1 triliun
Rp153,0 triliun
Rp130,0 triliun
Rp763,6 triliun
Rp764,9 triliun
Implementasi UU 25/1999 Implementasi UU 33/2004
VS 2004
Rp767,8 triliun
Rp776,3 triliun
Rp14,8 T Rp23,0 T Rp8,5 T Rp1,3 T
8X
9X
2017 2001
2017 2001
6
KEMENTERIAN KEUANGAN
1
Dana Insentif Daerah
2
Bantuan Operasional Sekolah
3
Tunjangan Profesi Guru PNSD
4
Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil
5
Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2)
2015 2016 & 2017
I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH A. Dana Perimbangan A. Dana Perimbangan
1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum 2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil 3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus C. Dana Keistimewaan DIY a. DAK Fisik
D. Dana Transfer Lainnya b. DAK Nonfisik B. Dana Insentif Daerah C. Dana Otsus dan Dana
Keistimewaan DIY
II. DANA DESA II. DANA DESA
No Jenis DAK Nonfisik
1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2 Tunjangan Profesi Guru (TPG)
3 Tambahan Penghasilan Guru (Tamsil) 4 Tunjangan Khusus Guru di Daerah sangat
terpencil
5 Bantuan Operasional Kesehatan dan Keluarga Berencana (BOK dan BOKB) 6 Bantuan Operasional Penyelenggaraan
PAUD (BOP PAUD)
7 Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (P2UKM).
8 Pelayanan Administrasi Kependudukan Postur TKDD mengalami perubahan dengan reklasifikasi dan refocusing Dana Transfer lainnya selain Dana Insentif Daerah menjadi DAK Non Fisik
Perubahan Postur Transfer Ke Daerah & Dana Desa (TKDD) Dalam APBN
7
KEMENTERIAN KEUANGAN
8
Evaluasi Dana Perimbangan 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
URAIAN 2015 2016
APBN APBN-P APBN APBN-P
Transfer ke Daerah 637,9 643,8 723,2 729,3
A. Dana Perimbangan 516,4 521,7 700,4 705,5
1. Dana Transfer Umum 480,4 462,8 491,5 494,4
a. Dana Bagi Hasil 127,6 110,0 106,1 109,1
1) Pajak 50,5 54,2 51,5 68,6
2) Sumber Daya Alam 77,1 55,8 54,6 40,5
b. Dana Alokasi Umum 352,8 352,8 385,4 385,4
2. Dana Transfer Khusus 140,2 163,2 208,9 211
a. DAK Fisik 35,8 58,8 85,4 89,8
b. DAK Non Fisik 104,4
*)104,4 123,5 121,2
B. Dana Insentif Daerah 5,0 5,0
C. Dana Otonomi Khusus & Dana Keistimewaan DIY
17,14 17,64 17,7 18,8
1. Dana Otsus 16,6 17,1 17,2 18,3
2. Dana Keistimewaan DIY 0,547 0,547 0,547 0,547
Dana Desa 9,0 20,7 46,9 46,9
JUMLAH 647,0 664,6 770,1 776,3
(dalam triliun Rp)
Kebijakan APBN-P 2016
Kebijakan APBN-P 2016
• Anggaran TKDD lebih besar daripada belanja K/L.
• Diskresi perluasan
penggunaan DBH CHT dan DBH Dana Reboisasi.
• DAU untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah.
• Penghematan DAK Fisik berupa pemotongan sebesar 10% melalui self- blocking.
*) ket: Dana Transfer lainnya
KEMENTERIAN KEUANGAN
Penghematan belanja TKDD
Rp72,9T
Pengendalian Belanja Negara
Langkah-langkah Pengamanan APBN-P TA 2016
Pengendalian Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2016
Optimalisasi Peningkatan
Penerimaan Perpajakan
Penghematan belanja K/L
Rp114,7T
NonfisikDAK Rp23,8 T
PajakDBH Rp16,7 T Rp19,4 TDAU Rp4,2 TDBH
Dana Rp2,8 TDesa DAK Fisik Rp6,0 T
Penghematan Alamiah Penundaan
Menjaga defisit prognosis APBN-P
2016 tetap dibawah 3,0 %
terhadap PDB
1. Pemulihan
ekonomi global yang lambat 2. Penurunan
Harga
Komoditas Utama
3. Risiko pasar finansial yang meningkat
Shortfall Penerimaan
Negara TANTANGAN
10
KEMENTERIAN KEUANGAN
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
11
2015 2016
Realisasi mencapai Rp710,9 T, lebih tinggi dari realisasi belanja K/L Rp677,6 T
Penundaan DAU tidak jadi
dilaksanakan dan seluruh DAU yang semula sebagian ditunda sudah
ditransfer pada bulan Desember 2016.
Realisasi TKDD 2016 secara nominal lebih tinggi Rp87,8 T (14,1%) dari realisasinya pada tahun 2015. Namun persentase realisasi TKDD 2016 lebih rendah (91,6%) dibandingkan tahun 2015 (93,8%), terutama berkaitan dengan:
Lebih rendahnya realisasi DBH Rp18,5 T dari pagu APBN-P 2016 (Penundaan Tw. IV Rp11,5 T dan penghematan alamiah Rp7 T),
Lebih rendahnya realisasi Dana Transfer Khusus Rp46,5 T dari pagu APBN-P 2016, terutama karena:
• Penghematan alamiah DAK Non Fisik Rp32 T,
• Penyerapan DAK Fisik yang belum optimal Rp14,6T.
KEMENTERIAN KEUANGAN
12 o Total pagu DBH dalam APBN-P TA 2016 Rp109,1 triliun, dengan rincian:
DBH TA berjalan Rp80,1 triliun
Kurang Bayar DBH s.d. TA 2015 Rp28,9 triliun
o Penghematan DBH tahun 2016 dalam rangka pengamanan pelaksanaan APBN-P TA 2016 Rp18,5 triliun, dengan rincian:
Penurunan alamiah karena tidak tercapainya penerimaan negara yang dibagihasilan Rp7,0 triliun.
Penundaan DBH TW IV (carry over ke tahun berikutnya) Rp11,5 triliun.
o Prognosa Realisasi DBH TA 2016 Rp73,1 triliun (turun sebesar Rp7,0 Triliun, dari pagu APBNP 2016 sebesar Rp80,1 triliun, terutama karena turunnya penerimaan negara yg
dibagihasilkan).
o Realisasi penyaluran Rp90,5 triliun (83%), dengan rincian:
DBH TA berjalan Rp61,6 triliun (77%) TW IV tunda salur (Rp11,5 triliun)
Kurang Bayar DBH s.d. TA 2015 Rp28,9 triliun (100%).
Realisasi DBH tahun 2016 lebih rendah sebesar Rp18,5 triliun dari pagu dalam APBN-P 2016
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Dana Bagi Hasil
KEMENTERIAN KEUANGAN
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Realisasi DAU PMK No.192/PMK.07/2016
INPRES Nomor 11 Tahun 2016
Penundaan penyaluran sebagian DAU sebesar Rp19,4 triliun
(Penundaan terhadap 169 daerah dalam PMK Nomor
125/PMK.07/2016)
Dana Alokasi Umum
Penghematan belanja dilakukan terhadap belanja pusat
(Kementerian/Lembaga) dan juga belanja daerah (transfer ke daerah dan Dana Desa)
Shortfall Penerimaan Negara PEMBERIAN DISKRESI KEPADA DAERAH:
Memanfaatkan sementara sisa dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang penggunaannya sudah ditentukan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek;
a. Pemantauan dan evaluasi pengendalian TKDD.
b. Penyaluran kembali Transfer ke Daerah yang ditunda pada akhir tahun 2016 apabila penerimaan negara mencukupi atau tahun 2017.
c. Penyiapan pedoman pemanfaatan sementara kas di daerah bersumber dari sisa TKDD yang penggunaannya sudah ditentukan.
a. Penyiapan pedoman bagi Pemda untuk penyesuaian APBD 2016.
b. Penyiapan pedoman penghematan belanja APBD.
c. Pemantauan, evaluasi & fasilitasi administrasi keuangan daerah.
a. Penyesuaian pendapatan dan belanja dalam APBD.
b. Penghematan belanja, dengan tetap menjaga belanja prioritas untuk pelayanan dasar
Jenis sisa dana yang dapat dimanfaatkan sementara :
DBH: Cukai Hasil Tembakau, SDA Kehutanan Dana Reboisasi, SDA migas dalam rangka otsus Aceh, Papua dan Papua Barat;
DAK Fisik;
Dana Tunjangan Profesi Guru dan dana Tambahan Penghasilan Guru;
Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY; dan
Dana Desa.
KEMENKUkEMEN DAGRIPEMDA
Semua telah tersalur 100% pada tahun 2016
REALISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN
14
NO URAIAN Pagu Salur
TIDAK SALUR* %
TIDAK SALUR TW/
TAHAP I
TW/
TAHAP II
TW/
TAHAP III TW IV JUMLAH
1 Reguler 51.996,39 44.835,11 0 337,37 1.570,25 5.246,73 7.154,35 14%
2 IPD 24.861,40 21.786,66 0 85,67 691,23 2.297,84 3.074,74 12%
3 Affirmasi 2.605,73 2.113,01 0 33,83 127,41 338,39 499,64 19%
4 Tambahan 10.345,85 6.472,72 141,20 587,43 3.144,51 3.873,15 37%
Total 89.809,37 75.207,50 141,20 1.044,30 5.533,40 7882,96 14.601,87 16%
Dalam miliar Rupiah
* DAK Fisik 2016 sebagian tidak salur dikarenakan Daerah tidak memenuhi syarat penyaluran:
• Tidak menyampaikan laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan
• Menyampaikan laporan melampaui batas waktu yang ditentukan
• Menyampaikan laporan namun tidak lengkap/tidak sesuai (tidak sesuai antara hardcopy dan softcopy, penyerapan dana dan capaian output tidak sesuai)
EVALUASI PELAKSANAAN DAK FISIK TA 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
15
REKAPITULASI PENYALURAN DAK FISIK PER 31 DESEMBER 2016
(Miliar Rupiah)
No. Uraian Alokasi
(APBNP)
Realisasi Penyaluran Sisa
TW I TW II TW III TW IV Jumlah % Rupiah %
Total 89809,36 29149,90 21975,96 17262,93 6818,71 75207,50 83,74% 14601,87 16,26%
1. DAK Reguler 62342,24 20042,76 15125,04 11750,64 4389,38 51307,83 82,30% 11034,41 17,70%
a Bidang Pendidikan 2665,34 799,60 632,13 563,08 246,02 2240,83 84,07% 424,51 15,93%
b Bidang Kesehatan dan Keluarga
Berencana 16485,96 4933,35 4048,17 3592,60 1322,05 13896,16 84,29% 2589,79 15,71%
c Bidang Perumahan, Air Minum, dan
Sanitasi 729,73 250,59 155,88 121,11 39,78 567,36 77,75% 162,37 22,25%
d Bidang Kedaulatan Pangan 7381,73 2494,72 1745,91 1447,61 637,05 6325,29 85,69% 1056,44 14,31%
e Bidang Energi Skala Kecil 451,57 177,94 74,94 56,76 30,07 339,72 75,23% 111,85 24,77%
f Bidang Kelautan dan Perikanan 1146,81 385,66 272,27 204,35 92,92 955,19 83,29% 191,62 16,71%
g Bidang Prasarana Pemerintah Daerah 291,93 95,17 70,63 54,93 21,60 242,33 83,01% 49,60 16,99%
h Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1396,68 480,61 320,06 249,09 96,62 1146,37 82,08% 250,31 17,92%
i Bidang Transportasi 19578,24 6471,93 5007,44 4247,58 1822,68 17549,63 89,64% 2028,60 10,36%
j Bidang Sarana Perdagangan 1294,87 434,78 281,28 219,70 80,60 1016,36 78,49% 278,51 21,51%
k Kekurangan Penyaluran DAK 2015 573,52 555,86 555,86 96,92% 17,66 3,08%
l Jalan/Jembatan (Tambahan) 8279,50 2404,63 2092,95 811,65 ,00 5309,23 64,12% 2970,27 35,88%
m Irigasi (Tambahan) 987,98 288,11 238,21 139,96 ,00 666,28 67,44% 321,71 32,56%
n Pasar (Tambahan) 170,51 15,84 9,16 8,11 ,00 33,12 19,42% 137,40 80,58%
o Kesehatan (Tambahan) 907,86 253,98 176,00 34,11 ,00 464,09 51,12% 443,77 48,88%
2 DAK Infrastruktur Publik Daerah 24861,40 8261,59 6245,64 5013,96 2265,47 21786,66 87,63% 3074,74 12,37%
3 DAK Affirmasi 2605,73 845,55 605,28 498,33 163,85 2113,01 81,09% 492,72 18,91%
a Bidang Perumahan, Air Minum, dan
Sanitasi 468,50 153,55 106,97 84,01 22,27 366,80 78,29% 101,70 21,71%
b Bidang Kedaulatan Pangan 464,86 148,92 112,96 93,02 39,36 394,26 84,81% 70,60 15,19%
c Bidang Transportasi 1672,37 543,08 385,34 321,31 102,22 1351,95 80,84% 320,43 19,16%
No. Jenis DAK Nonfisik Jumlah
(Rp triliun) Faktor yang mempengaruhi
1. TPG 30,60
a. Optimalisasi penggunaan sisa dana di RKUD 19,7 sisa dana di kas daerah s.d 2015
b. Perubahan data jumlah guru penerima sertifikasi 3,7 jumlah guru penerima TPG PNSD berkurang dari 1.300.758 menjadi 1.221.946 orang c. Penyesuaian dengan kebutuhan riil di TW3 dan TW 4 7,2 Penghematan TW3 (Rp5,1 T), TW4 (Rp0,2
T), dan Dana Cadangan (Rp1,9 T)
2. Tamsil 0,20 sisa dana di kas daerah s.d 2015
3. P2D2 0,20 Berdasarkan hasil audit BPKP
4. BOK dan BOKB 0,93 Keterlambatan menyampaikan laporan
realisasi *)
5. PK2UKM dan Naker 0,02 Keterlambatan menyampaikan laporan
realisasi *)
Total 31,95
*) laporan realisasi merupakan syarat penyaluran tahap berikutnya
Evaluasi Pelasksanaan DAK Nonfisik TA 2016
Penghematan DAK Nonfisik TA 2016 sebesar Rp32 Triliun
KEMENTERIAN KEUANGAN
17
Pokok-Pokok Kebijakan Dana
Perimbangan 2017
18
KEBIJAKAN UMUM PENGALOKASIAN DANA PERIMBANGAN TA 2017
1. Meningkatkan alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN 2017 lebih besar dari anggaran Kementerian/Lembaga (Belanja K/L), untuk memperkuat:
a. implementasi nawacita, yaitu cita ketiga membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat pembangunan daerah dan desa dalam kerangka NKRI.
b. pelaksanaan desentralisasi fiskal.
2. Memperbaiki pengalokasian dan optimalisasi penggunaan Dana Transfer Umum, melalui:
a. Perbaikan bobot Alokasi Dasar dan/atau variabel dalam formulasi alokasi DAU guna meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah, dengan mempertimbangkan pengalihan kewenangan dari kabupaten/kota kepada provinsi (sesuai UU No. 23/2014 tentang Pemda).
b. Perbaikan pengalokasian, penyaluran, dan arah penggunaan DBH.
3. Memperbaiki pengalokasian Dana Transfer Khusus untuk percepatan peningkatan pelayanan dasar publik dan pencapaian prioritas nasional, melalui:
a. Pengalokasian DAK fisik berdasarkan proposal based dan prioritas nasional.
b. Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi.
c. Pengalokasian DAK Nonfisik sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung peningkatan pelayanan
publik di daerah.
KEMENTERIAN KEUANGAN
URAIAN 2016 2017 Selisih terhadap
APBN APBN-P Outlook Realisasi APBN Outlook APBN
Realisasi APBN-P
Transfer ke Daerah 723,2 729,3 659,1 664,2 704,9 45,8 40,7
A. Dana Perimbangan 700,4 705,5 635,3 640,4 677,1 41,8 36,7
1. Dana Transfer Umum 491,5 494,5 463,8 475,9 503,6 39,8 27,7
a. Dana Bagi Hasil 106,1 109,1 88,1 90,5 92,8 4,7 2,3
1) Pajak 51,5 68,7 50,8 50,6 58,6 7,8 8,0
2) Sumber Daya Alam 54,6 40,5 37,3 39,9 34,2 -3,1 -5,7
b. Dana Alokasi Umum 385,4 385,4 375,7 385,4 410,8 35,1 25,4
2. Dana Transfer Khusus 208,9 211,0 171,5 164,5 173,4 1,9 8,9
a. DAK Fisik 85,4 89,8 81,4 75,2 58,3 -23,1 -16,9
b. DAK Non Fisik 123,5 121,2 90,1 89,3 115,1 25 25,8
B. Dana Insentif Daerah 5,0 5,0 5,0 5,0 7,5 2,5 2,5
C. Dana Otsus & Dais DIY 17,7 18,8 18,8 18,8 20,4 1,6 1,6
1. Dana Otsus 17,2 18,3 18,3 18,3 19,6 1,3 1,3
2. Dana Keistimewaan DIY 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8 0,3 0,3
Dana Desa 47,0 47,0 44,2 46,7 60,0 15,8 13,3
JUMLAH 770,2 776,3 703,3 710,9 764,9 7,6 54
(dalam triliun Rp)
Kebijakan TKDD 2017:
Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa
19
KEMENTERIAN KEUANGAN
20
DANA TRANSFER UMUM TA - 2017
• Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;
• Menetapkan alokasi DBH secara tepat;
• Membagi penerimaan PBB bagian pusat kepada seluruh Kabupaten/Kota;
• Memperluas penggunaan DBH CHT untuk kegiatan yang lain sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah (block grant) dengan porsi 50%.
• Menyempurnakan sistem penganggaran dan pelaksanaan atas PNBP yang dibagihasilkan ke daerah;
• Mengalokasikan DBH SDA Kehutanan dengan Provinsi sebagai Penghasil
• Mendorong peningkatan optimalisasi dan efektivitas penggunaan DBH SDA
• Menegaskan sifat DBH SDA sebagai dana block grant dengan menghilangkan earmarked 0,5% dari DBH SDA Minyak dan Gas Bumi untuk bidang pendidikan.
• Mempercepat penyelesaian kurang/lebih bayar DBH; dan
• Memperbaiki pola penyaluran.
21
Pokok-pokok kebijakan DBH Tahun 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
22 22
DANA BAGI HASIL – TA 2017
PAJAK
• PBB-P3
• PPh
• CHT
SDA
• Kehutanan
• Minerba
• Migas
• Panas Bumi
• Perikanan
o DBH PBB dan PPh dibagi kepada daerah penghasil sesuai dengan porsi yang ditetapkan dalam UU No. 33/2004.
o DBH CHT dan DBH SDA dibagi dengan imbangan Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar, dan Daerah lain (dalam provinsi yang bersangkutan) mendapatkan bagian pemerataan dengan porsi tertentu yang ditetapkan dalam UU.
Penyaluran DBH berdasarkan realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan (Pasal 23 UU 33/2004)
PEMBAGIAN : By Origin
PENYALURAN: Based on Actual Revenue
DBH
Arah:
DBH merupakan pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Tujuan:
Untuk memperbaiki keseimbangan
vertikal antara pusat dan daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil.
KEMENTERIAN KEUANGAN
23 23
PAGU ALOKASI DBH TA 2017
Penurunan DBH Pajak dan DBH SDA disebabkan karena turunya rencana penerimaan negara yang dihasilkan.
Alokasi Kurang Bayar DBH Pajak Rp5,5 triliun dan DBH SDA Rp5,3 triliun merupakan kurang bayar DBH s.d tahun 2015 yang dihitung berdasarkan penerimaan negara yang telah diaudit BPK.
Rincian alokasi Kurang Bayar DBH Pajak dan SDA untuk setiap Provinsi/Kab/Kota yang akan disalurkan dalam APBN TA 2017 akan ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan
1 2 3 4 5=4-3 6
1 DBH Pajak 68.619,6 58.576,5 (10.043,1) -15%
1. PPh 31.629,1 33.798,8 2.169,7 7%
2. PBB
16.583,3 16.224,7 (358,6)
-2%3. CHT 2.834,0 2.997,6
163,6 6%Kurang bayar
17.573,2 5.555,5 (12.017,7) -68%
2 DBH SDA 40.456,3 34.216,9 (6.239,4) -15%
1. Migas 13.250,7 11.917,8 (1.332,9) -10%
2. Minerba 13.231,9 14.188,9 957,0 7%
3. Kehutanan 1.596,4 1.521,1 (75,3) -5%
4. Perikanan 554,4 760,0 205,6 37%
5. Panas Bumi 504,6 527,7 23,1 5%
Kurang bayar
11.318,3 5.301,4 (6.016,9) -53%
109.075,8 92.793,4 (16.282,5) -15%
Total
%
No DBH APBN-P Selisih
2016 APBN 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan Dana Bagi Hasil 2017
Penyelesaian Kurang Bayar DBH
• Kurang bayar DBH sd 2015 sudah sebagian diselesaikan (Rp28,9 T)
• Masih terdapat sisa Kurang Bayar Rp25,4 T, termasuk penundaan TW IV Tahun 2016 (Rp11,5 T).
• Telah dianggarkan Rp10,9 T pada APBN 2017, sehingga kurang bayar yang belum dianggarkan sebesar Rp14,5 T.
Penggunaan DBH Perluasan Diskresi daerah dalam penggunaan DBH CHT dan DBH Dana Reboisasi (Sebagian dapat digunakan
sesuai kebutuhan dan prioritas daerah)
Minimal 25% DAU dan DBH digunakan
untuk Infrastruktur
24
• Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah dan digunakan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
• Pengalokasian DAU memperhatikan besaran APBN, kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum, dan Kapasitas fiskal daerah yang dihitung dalam suatu formula:
25
Dana Alokasi Umum (DAU)
FORMULASI PERHITUNGAN DAU
Menghitung Kebutuhan (KbF):
• Memperbaiki bobot Alokasi Dasar
• Memperhitungkan dampak pengalihan pendidikan SMA/SMK dan urusan lainnya dari kab/kota ke provinsi.
• Memberikan afirmasi kepada daerah kepulauan dengan meningkatkan bobot luas wilayah laut dalam variabel luas wilayah.
• Proporsi DAU untuk provinsi sebesar 10% – 12% dan proporsi untuk kabupaten/kota sebesar 88% – 90%.
• PDN Neto adalah penerimaan negara yang berasal dari pajak dan bukan pajak setelah dikurangi dengan Penerimaan Negara yang Dibagihasilkan kepada
daerah.
• Pagu DAU TA 2017 tidak bersifat final (menyesuaikan dengan perubahan PDN dalam APBN-P)
27
Pokok-pokok kebijakan DAU Tahun 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
DAU MURNI Rp401,13 T PDN Neto Rp1.326,91 T
DAU Formula Rp380,82 T
(28,7% PDN Neto)
Pengalihan Kewenangan Kab./Kota ke
Provinsi Rp15,4 T
Tambahan Alokasi Kab./Kota
Rp4,84 T
Kurang Bayar atas Penundaaan DAU
TA 2016 Rp9,71 T
Rencana penundaan DAU tahun 2016 Rp19,42 T
Telah disalurkan kembali (Nov-Des 2016) Rp9,71 T
Sisa penundaan DAU akan dibayarkan Januari 2017 Rp9,71 T
PENGALOKASIAN DAU TA 2017
28
Tujuan:
Meminimumkan ketimpangan fiskal antar daerah,
sekaligus
memeratakan
kemampuan antar daerah.
Mekanisme Pengalokasian:
berdasarkan formula
(alokasi dasar plus
celah fiskal)
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan Dana Alokasi Umum 2017
Pagu DAU tidak final.
• Penyesuaian alokasi DAU pd APBN-P dan APBD-P
• Diperlukan kesiapan daerah
• Implikasi: Penyesuaian kontrak, belanja
operasional/modal
• Solusi: fleksibilitas kontrak, cash planning
Pengalihan urusan pemerintahan.
• Beban pengalihan sdh
ditampung Rp15,4 T pd APBN 2017
• Potensi tambahan beban pengalihan Rp3,6 T.
• Solusi: Penyesuaian porsi DAU dlm APBN-P.
Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.
• Pengalihan urusan konkuren butuh Rp3 T (belum termasuk BPKB dan Dikti
kesehatan)
• Implikasi: 6 bulan pembayaran belanja pegawai telah dan akan menjadi beban APBD 2017.
• 6 bulan pembayaran belanja pegawai
selanjutnya menjadi beban APBN (Rp1,5 T).
• Solusi: Sebesar Rp 756 M akan
diperhitungkan sebagai pengurang DAU.
29 Minimal 25% DAU dan
DBH digunakan untuk
Infrastruktur
KEMENTERIAN KEUANGAN
Perkiraan Kebutuhan Anggaran Akibat Pengalihan Urusan Pemerintahan Konkuren
Kem. Perhubungan Kem. ESDM Kem. Kelautan dan
Perikanan BKKBN BPKB
Perkiraan Kebutuhan
Belanja Pegawai (miliar Rp) 569,5 30,07 373,3 2.026,70
241,75 (belanja operasional &
pegawai) Jumlah PNS yang dialihkan
(orang) 5.373 966 3.198 15.777 619
Per orang per bulan (Rp) 8.832.744 2.594.030 9.727.434 10.704.929
Jabatan
Pengelola Terminal
Penumpang A & Jembatan Timbang
Inspektur Tambang Penyuluh Perikanan Penyuluh KB/Petugas
Lapangan KB Pegawai BPKB
Perka BKN
No. 8/2016 No. 10/2016 No. 7/2016 No. 6/2016 No. 19/2016
Alokasi di RKA-K/L 2017
Sudah diajukan Kemen.
Perhubungan (blokir, sesuai arahan Presiden dalam Ratas 30 Mei
2016)
Sudah diajukan Kemen.
ESDM
(blokir, sesuai arahan Presiden dalam Ratas 30
Mei 2016)
Belum dialokasikan Belum dialokasikan Anggaran sudah disiapkan
Jumlah kebutuhan Dana: Rp2.999,57 miliar (belum termasuk BPKB)
Jumlah personel yg dialihkan (berdasarkan perhitungan K/L): 25.933 orang
Urusan pemerintahan konkuren terkait pengelolaan pendidikan tinggi kesehatan belum tersedia data kebutuhan anggarannya.
Catatan: data pegawai berdasarkan catatan BKN untuk KKP sebesar 3.090 orang.
KEMENTERIAN KEUANGAN
31
DANA TRANSFER KHUSUS TA - 2017
• Pengertian:
1. dialokasikan untuk daerah tertentu
2. mendanai kegiatan khusus urusan daerah 3. sesuai dengan prioritas nasional.
• Tujuan:
1. membantu penyediaan infrastruktur 2. mendorong pencapaian prioritas nasional
3. mengatasi ketimpangan layanan publik antar daerah PERMASALAHAN
1. Pengalokasian, bersifat
topdown
, berakibat:
mismatch
alokasi dengan kebutuhan daerah Ketidaksinkronan perencanaan pusat-daerah
komitmen daerah kurang.
2. Penyaluran :
Berdasarkan pagu alokasi per daerah
Belum berdasarkan kinerja penyerapan 3.Pelaporan, hanya laporan realisasi dana 4. Pelaksanaan:
Wajib dana pendamping 10%
Juknis terlambat
32
DAK Fisik: Konsep, Tujuan, dan Distribusi
Formulasi DAK 2015 & sebelumnya
1. Pengalokasian DAK berdasarkan Proposal;
2. Menghilangkan kewajiban Dana Pendamping;
3. Penetapan juknis dengan Perpres, dan berlaku 3 (tiga) tahun;
4. Memperbaiki Penyaluran DAK:
a. secara triwulan per bidang;
b. berbasis kinerja penyerapan (performance based) ;
5. Mewajibkan daerah melaporkan capaian output/outcome;
6. Menyempurnakan pelaporan DAK berbasis sistem aplikasi.
1. DAK REGULER
Untuk membantu pemenuhan SPM dalam pelayanan publik dan mendukung kegiatan perekonomian daerah
2. DAK PENUGASAN
• Untuk pencapaian
sasaran prioritas nasional dalam RKP
• Menu dan lokus terbatas
3. DAK AFFIRMASI
Untuk mempercepat
penyediaan infrastruktur dan sarana/prasarana di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi 1)Pendidikan;
2)Kesehatan;
3)Perumahan dan Permukiman;
4)Pertanian;
5)Kelautan dan Perikanan;
6)Sentra Industri Kecil; dan 7)Pariwisata
1)Pendidikan SMK;
2)Kesehatan (RS dan Rujukan);
3)Air Minum;
4)Sanitasi;
5)Jalan;
6)Pasar;
7)Irigasi; dan
8)Energi Skala Kecil
1)Perumahan dan Permukiman;
2)Transportasi (Transportasi Desa, Dermaga Kecil, dan Tambatan Perahu)
3)Kesehatan (Puskesmas)
33
DAK Fisik: Kebijakan dan Bidang 2017
KEBIJAKAN DAK FISIK:
34
Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan
Prinsip Percepatan Penyediaan Infrastruktur
di Daerah
Prinsip Sinkronisasi
Pendanaan Pembangunan
Daerah
Prinsip Pengalokasian
DAK Berbasis Kinerja Penyerapan Usulan kegiatan harus:
1. Menjadi kewenangan daerah;
2. Bagian dari RPJMD dan RKPD yang telah disinkronisasi dengan prioritas nasional; dan
3. Kegiatannya harus menghasil- kan output/ outcome yang bermanfaat langsung bagi masyarakat
Usulan kegiatan harus disinkronisasikan antara:
1. Bidang yang satu dengan bidang lainnya;
2. Daerah yang satu dengan daerah lainnya, termasuk antara
kabupaten/kota dengan provinsi; dan
3. Kegiatan DAK dengan kegiatan yang didanai dari non DAK
Pengalokasian DAK diprioritaskan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah yang terkait dengan:
1. pelayanan dasar untuk pemenuhan SPM;
2. pengembangan industri,
perdagangan, pariwisata, sektor perekonomian lainnya
Pengalokasian DAK
memperhitungkan tingkat
penyerapan DAK tahun sebelumnya, dengan tujuan agar:
1. Daerah punya komitmen untuk melaksanakan apa yang telah diusulkan;
2. Daerah melaksanakan DAK sesuai dengan terget output dan lokasi kegiatan serta batas waktu yang ditetapkan.
DAK Fisik: Prinsip-prinsip Pengalokasian Tahun 2017
Maret
•Penetapan
Bidang/Subbidang
April-Mei
•Penyusunan dan Penyampaian Usulan DAK
Juni
•Penilaian dan Pembahasan hasil penilaian oleh K/L, Bappenas, dan Kemenkeu
Oktober
•Penetapan Alokasi DAK per Daerah
Sept-Okt
•Pembahasan RUU APBN bersama DPR
Agustus
•Pertimbangan DPD atas arah kebijakan DAK
Agustus
•Penghitungan alokasi
sementara DAK
Juli-Agustus
•Penentuan pagu per jenis/Bidang/
subbidang
Sinkronisasi dan Harmonisasi rencana kegiatan
DAK di Provinsi Juli-Agustus
PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT
K/L Teknis Bappenas Kemenkeu
Penilaian mengacu pada:
a. data teknis Usulan DAK;
b. perbandingan data teknis usulan daerah dengan data teknis K/L;
c. tingkat pencapaian SPM;
d. target output dan outcome:
• jangka menengah;
• per tahun secara nasional;
• dari dana TP dan KP.
Menilai usulan skala prioritas per bidang/subbidang mengacu pada:
a. Data teknis Usulan DAK;
b. lokasi prioritas;
c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD dan RPJMD dengan prioritas
nasional dalam RKP dan RPJMN.
Menilai satuan biaya:
a.Standar Biaya Masukan;
b.Standar Biaya Keluaran usulan K/L;
c.Indeks kemahalan konstruksi.
d.kinerja penyerapan DAK dan tingkat capaian output fisik tahun sebelumnya.
35
DAK Fisik: Mekanisme Pengalokasian Proposal Based
JENIS & BIDANG DAK APBN P 2016
Dana Alokasi Khusus Fisik 89,8
A. DAK Reguler 62,3
1. Pendidikan 2,7
2. Kesehatan dan KB 15,4
3. Perumahan, Air Minum dan Sanitasi 0,7
4. Kedaulatan Pangan 4,1
5. Energi Skala Kecil 0,5
6. Kelautan dan Perikanan 1,1
7. Prasarana Pemda 0,3
8. Lingkungan Hidup & Kehutanan 1,4 9. Transportasi (Infrastruktur Jalan,
Perhubungan, dan Transportasi Desa) 0,8 10.
Sarana Prasarana Perdagangan (Sarana Perdagangan, IKM dan Pariwisata)
1,3
11. Penyelesaian Kurang Salur 0,6
12. Sarpras Penunjang (Jalan, Irigasi, Air
Minum, Kesehatan dan Pasar) 45,1
13. Tambahan DAK 10.3
B. DAK IPD 24,8
C. DAK AFIRMASI (Air Minum, Sanitasi,
Irigasi dan Kesehatan) 2,6
JENIS & BIDANG DAK APBN 2017
Dana Alokasi Khusus Fisik 58,3
A. DAK Reguler 20,4
1. Pendidikan 6,1
2. Kesehatan dan KB 10,0
3. Perumahan dan Permukiman 0,6
4. Pertanian 1,6
5. Kelautan dan Perikanan 0,9
6. Sentra IKM 0,5
7. Pariwisata 0,5
B. DAK Penugasan 34,5
1. Pendidikan SMK 1,9
2. Kesehatan (RS Rujukan dan Pratama) 4,8
3. Air Minum 1,2
4. Sanitasi 1,2
5. Jalan 19,7
6. Pasar 1,0
7. Irigasi 4,0
8. Energi Skala Kecil (Listrik) 0,5
C. DAK AFIRMASI 3,5
1. Perumahan dan Permukiman 0,4
2. Transportasi (Jalan dan TransDes) 0,8
3. Kesehatan (Puskesmas) 2,2
(dalam trilliun Rupiah)
36
DAK Fisik: Postur DAK Fisik dalam APBN 2017
Bali Nusa Tenggara
Maluku
Irigasi dan Pertanian
• Baru : 5.000 Ha
• Rehab :755.200 Ha
• 10.000 unit embung
Jalan Kondisi Mantap:
Provinsi: 71,75%
Kab/Kota:
60,76%
Air Minum
49.000 rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Perumahan
• Rehab Ruang
Belajar: 27.140 unit
• Ruang Kelas Baru:
3.590 unit
169.500 SR
1.026 unit IPAL USK
348.000 unit tangki septik individu
TPS 3R sebanyak 700 unit.
Sanitasi
Pendidikan
• Rumah Sakit : 453 unit
• Puskesmas : 5.059 unit
Sumatera Rp15,99T
Jawa Rp11,86T
Kalimantan Rp6,83T
Bali & Nusa Tenggara Rp5,45T
Sulawesi Rp9,99T
Maluku & Papua Rp8,21T
Sebaran Alokasi dan Target Output DAK Fisik 2017
Kesehatan
• 448 SPAM bagi716.352 rumah tangga.
• Akses air minum layak bagi688.436 rumah tangga
37
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik 2017
Penyaluran DAK Fisik berdasarkan kinerja pelaksanaan:
• Kinerja Penyerapan
• Kinerja Capaian Output
Rencana Penyaluran DAK Fisik melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN):
• Verifikasi dilakukan oleh KPPN.
• Efisiensi, waktu dan biaya untuk penyampaian laporan.
• Good Governance, karena realisasi dapat dipantau secara langsung.
Akan dilakukan perubahan mekanisme penyaluran
dengan meningkatkan syarat besaran penyerapan untuk penyaluran DAK Fisik setiap Triwulan/Tahap.
38 Kurang Bayar DAK Fisik 2016
• Direncanakan di-carry over pd APBN-P 2017 (perkiraan Rp6,5 T s.d Rp 7 T).
• Syarat Carry over:
output tercapai 100% pd 2016
Telah menyampaikan laporan penyerapan dan output fisik
dilakukan verifikasi administrasi dan output fisik
Pentunjuk Teknis DAK Fisik
• Juknis DAK 2017 ditetapkan dengan Peraturan Presiden (No 123/2016) dan dapat berlaku lebih dari 1 tahun
• Lokasi dan Target Output per daerah ditetapkan oleh Menteri Teknis.
39
MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK TA 2016
BERBASIS KINERJA PENYERAPAN DAN OUTPUT FISIK
Triwulan I = 30% Triwulan II = 25% Triwulan III = 25% Triwulan IV = 20%
Syarat:
Perda APBD
Laporan realisasi &
capaian output kegiatan TA sebelumnya.
Syarat:
Laporan realisasi &
capaian output kegiatan triwulan I dengan
penyerapan minimal 75%
Syarat:
Laporan realisasi & capaian output kegiatan triwulan II dengan penyerapan
minimal 75% dan capaian output 30%
Syarat:
Laporan realisasi & capaian output kegiatan triwulan III dengan penyerapan
minimal 90% dan capaian output 60%
1) Penyaluran DAK Fisik (Non Tambahan) PMK No. 187/2016 tentang Perubahan atas PMK No.
48/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Batas waktu penyampaian laporan paling lambat 12 hari kerja sebelum TA berakhir (15 Des 2016)
Tahap I = 30% Tahap II = 30% Tahap III = 40%
Syarat:
1. APBD Perubahan/Perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD
2. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
3. Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output DAK Fisik Reguler bidang/subbidang yang sama sampai dengan Triwulan II untuk TA 2016
Syarat:
Laporan realisasi & capaian output tahap I dg
penyerapan minimal 90%
2) Penyaluran Tambahan DAK Fisik PMK 186/2016 tentang Pelaksanaan DAK Fisik dalam Perubahan APBN TA 2016
Syarat:
Laporan realisasi & capaian output tahap II dg
penyerapan minimal 90%
Batas waktu penyampaian laporan paling lambat 7 hari kerja sebelum TA berakhir (22 Des 2016)
ARAH PERUBAHAN MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK
(REVISI PMK 187/2016 jo. PMK 48/2016)
PENYALURAN DAK FISIK
KEGIATAN DI BAWAH 1
MILIAR
KEGIATAN YANG TIDAK
DAPAT DIANGSUR TW-1
(30%)
TW-2 (25%)
TW-3 (25%)
Syarat: Perda APBD, Lap. Realisasi dan capaian output kegiatan TA sebelumnya
Penyaluran paling cepat bulan Februari dan paling lambat 30 April
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan = 31 Maret
syarat: Laporan realisasi & capaian output kegiatan triwulan I dengan penyerapan minimal 75%; dan kontrak kegiatan
Penyaluran paling cepat bulan April dan paling lambat 31 Juli
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan = 30 Juni
Syarat: Laporan realisasi & capaian output kegiatan triwulan II dengan penyerapan minimal 75% dan capaian output 30%
Penyaluran paling cepat bulan Juli dan paling lambat 31 Oktober
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan = 30 September
sebesar kekurangan pembayaran kepada pihak ketiga
Syarat: Laporan realisasi & capaian output kegiatan Tw 3 dengan penyerapan min 90% dan capaian output min 70%, dan rekap SP2D sampai dengan output kegiatan 100%
Penyaluran paling cepat bulan Oktober dan paling lambat 31 Desember
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan = 30 November
TW-4
Penyaluran secara triwulanan dengan nilai sesuai
rekomendasi K/L
Syarat: Perda APBD, Lap.
realisasi & capaian output kegiatan TA sebelumnya, Kontrak kegiatan, dan
Rekomendasi penyaluran dari K/L
Periode penyaluran dan batas waktu penyampaian
dokumen persyaratan sama dengan penyaluran DAK Fisik (umum)
Penyaluran sekaligus 100%
Syarat: Perda APBD, Lap.
realisasi & capaian output kegiatan TA sebelumnya, dan Kontrak kegiatan
Penyaluran paling cepat bulan Februari, paling lambat bulan Agustus.
Dokumen persyaratan disampaikan paling lambat 31 Juli.
Dana Alokasi Khusus Non Fisik :
Kebijakan Pengalokasian Tahun 2017
41
Arah Kebijakan
1. Meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) terutama di bidang pendidikan dan kesehatan
2. Meningkatkan kapasitas koperasi dan usaha kecil dan menengah
3. Menjamin keberlanjutan dan keamanan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu
Diarahkan untuk
mendukung operasional pelayanan publik
Pengalokasian
disesuaikan dengan kebutuhan riil di daerah
Perbaikan &
penyederhanaan sistem pelaporan
Penguatan sistem
monitoring dan evaluasi.
Penyaluran berdasarkan kinerja pelaksanaan.
APBNP Realisasi % thd
APBNP APBN
a.Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 43,923.6 43,923.6 100.0 45,120.0 1,196.4 b.Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD 2,281.9 2,281.9 100.0 3,581.7 1,299.8 c.Tunjangan Profesi Guru PNSD 69,762.7 39,167.6 56.1 55,573.4 16,405.8 d.Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,020.5 820.1 80.4 1,400.0 579.9 e.Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus - - 1,669.9 1,669.9 f.Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi 400.0 199.3 49.8 - (199.3)
g.BOK dan BOKB 3,559.9 2,630.6 73.9 6,910.0 4,279.4
h.Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM & Ketenagakerjaan 264.3 237.5 89.8 100.0 (137.5) i.Bantuan Pelayanan Administrasi Kependudukan - - 750.0 750.0
121,212.9
89,260.5 73.6 115,105.0 25,844.5 DAK Nonfisik
(miliar rupiah)
Selisih APBN 2017 dengan Realisasi 2016
2016 2017
J U M L A H
PENGALOKASIAN DAN SASARAN DAK NONFISIK TA 2017 (1)
42
No Jenis DAK Nonfisik Pengalokasian
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (Dana BOS)
Dihitung dari jumlah siswa dikalikan dengan unit cost:
- Unit cost BOS SD/SDLB sebesar Rp800.000,-
- Unit cost BOS SMP/SMPLB/SMPT sebesar Rp1.000.000,- - Unit cost BOS SMA/SMK sebesar Rp1.400.000,-
2. Dana Bantuan Operasional Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini
(Dana BOP PAUD)
Dihitung dari jumlah peserta didik dikalikan dengan unit cost.
Unit cost = Rp.600.000 /peerta didik/tahun x jumlah peserta didik
3. Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (Dana TP Guru PNSD)
Diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok PNS yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak termasuk untuk bulan ke-13.
4. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD (DTP Guru PNSD)
Besarnya adalah Rp250.000,00 per bulan selama 12 bulan
5. Dana Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus
(TKG Guru PNSD)
Diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok PNS yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak termasuk untuk bulan ke-13.
PENGALOKASIAN DAN SASARAN DAK NONFISIK TA 2017 (2)
43
No Jenis DAK Nonfisik Pengalokasian
6. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
BOK: biaya operasional Puskesmas x ∑ Puskesmas;
Akreditasi Rumah Sakit: biaya akreditasi rumah sakit x ∑ rumah sakit yang akan diakreditasi ;
Akreditasi Puskesmas: biaya akreditasi Puskesmas x ∑ Puskesmas yang akan diakreditasi ;
Jampersal: biaya sewa rumah tunggu kelahiran ditambah transportasi ibu bersalin, operasional rumah tunggu kelahiran dan konsumsi ibu bersalin dengan pendamping.
7. Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)
Jumlah Balai Penyuluhan dikalikan unit cost (Rp45 juta).
Jumlah Fasilitas Kesehatan dikalikan unit cost (Rp1,2 juta).
Jumlah kab/kota untuk Penggerakan Program KB di Kampung KB dikalikan dengan unit cost (Rp102 juta).
Jumlah Kader Pembinaan Program KKBPK dikalikan dengan unit cost (Rp4,523 juta).
8. Dana Peningkatan Kapasitas
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dana PK2UKM)
Jumlah peserta pelatihan dikalikan biaya per paket pelatihan.
Jumlah tenaga pendamping dikalikan (honorarium selama 6 bulan ditambah fasilitasi selama 6 bulan).
9. Dana Pelayanan Administrasi Kepen-dudukan
Provinsi : berdasarkan jumlah dinas yang menangani dukcapil, jarak tempuh ke kab/kota, besaran uang transport, hotel dan uang saku di provinsi, jumlah wajib KTP-el di provinsi.
Kab.Kota : berdasarkan jumlah kecamatan, jarak tempuh ke provinsi, besaran biaya transport, hotel dan uang saku pada kab/kota, dan jumlah penduduk di kab/kota.
KEMENTERIAN KEUANGAN
44
KEBIJAKAN DAN CAKUPAN DAK NON FISIK
No Jenis DAK Nonfisik Kebijakan Cakupan
1 Dana Bantuan Operasional Sekolah (Dana BOS) diarahkan untuk mempercepat pencapaian program wajib belajar 12 tahun dan mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada satuan pendidikan, yang
belum memenuhi SPM dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi yang sudah memenuhi SPM.
Peserta didik pada Jalur pendidikan formal mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah
2 Dana Bantuan Operasional Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini (Dana BOP PAUD)
Diarahkan kepada penyelenggara satuan PAUD yang
mempunyai Nomor Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN), yang memiliki peserta didik kurang mampu atau wilayah sulit.
Peserta didik pada pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
3 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (Dana TP Guru PNSD)
a. untuk meningkatkan etos kerja dan kesejahteraan bagi guru PNSD
b. untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kesejahteraan guru.
Diberikan kepada Guru PNSD yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan 4 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD (DTP
Guru PNSD)
a. untuk meningkatkan etos kerja dan kesejahteraan guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) yang belum menerima TPG
b. untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui
peningkatan kesejahteraan guru yang belum mendapatkan TPG
Diberikan kepada Guru PNSD yang belum memiliki sertifikat pendidik.
KEMENTERIAN KEUANGAN
45
KEBIJAKAN DAN CAKUPAN DAK NON FISIK
No Jenis DAK Nonfisik Kebijakan Cakupan
5 Dana Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus (Dana TKG PNSD)
untuk memberikan kompensasi atas kesulitan hidup dalam melaksanakan tugas di daerah khusus, yaitu desa yang termasuk dalam kategori sangat tertinggal menurut indeks desa membangun dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Diberikan kepada Guru PNSD yang bertugas di daerah khusus
6 Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Percepatan pencapaian SPM dan perwujudan tanggung jawab pelaksanaan program nasional dan/atau
komitmen negara terhadap program dunia yang telah ditandatangani seperti SDG’s.
Meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan, khususnya
pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas dan dinas kesehatan.
7 Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)
untuk mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan kependudukan dan KB
Operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian tujuan program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga secara Nasional
KEMENTERIAN KEUANGAN
46
No Jenis DAK Nonfisik Kebijakan Cakupan
8 Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dana PK2UKM)
Pemberdayaan Koperasi dan UKM di daerah. a. peserta pelatihan (pengurus koperasi, pengawas koperasi, anggota koperasi, pengelola koperasi dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, wirausaha pemula dan/atau kelompok strategis)
b. tenaga pendamping koperasi dan UKM di 31 Provinsi.
9 Bantuan Pelayanan Administrasi Kependudukan
Untuk menjamin keberlanjutan dan keamanan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu dalam
menghasilkan data dan dokumen kependudukan yang akurat dan seragam di seluruh Indonesia sebagaimana amanat UU 24 Tahun 2013 tentang Administrasi
Kependudukan.
Dinas yang menangani
kependudukan dan pencatatan sipil pada provinsi dan kab/kota serta masyarakat di seluruh provinsi dan kab/kota.