• Tidak ada hasil yang ditemukan

t por 0809454 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t por 0809454 chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

119 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi pedagogik guru penjas yang mengikuti MGMP lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengikuti program MGMP penjas SMP kabupaten Pandeglang. Hal ini didukung oleh data statistik hasil penelitian kompetensi pedagogik guru Penjasorkes SMP di Kabupaten Pandeglang yang mengikuti program MGMP memiliki skor ketercapaian yang lebih tinggi (87,65%) dibanding guru yang tidak mengikuti program MGMP (65,56%) dengan selisih sebesar 19,09 point.

2. Kompetensi kepribadian guru penjas yang mengikuti MGMP lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengikuti program MGMP penjas SMP kabupaten Pandeglang, hal ini tercermin dari data statistik hasil penelitian yang menggambarkan kompetensi kepribadian guru Penjasorkes SMP di Kabupaten Pandeglang yang mengikuti program MGMP memiliki skor ketercapaian yang lebih tinggi (76,93%) dibanding guru yang tidak mengikuti program MGMP (72,07%) dengan selisih sebesar 4,87 point.

(2)

120

tampak bahwa, kompetensi sosial guru Penjasorkes SMP di Kabupaten Pandeglang yang mengikuti program

MGMP memiliki skor ketercapaian yang lebih tinggi (76,16%) dibanding guru yang tidak mengikuti program MGMP (71,78%) dengan selisih sebesar 4,38 point.

4. Kompetensi profesional guru penjas yang mengikuti MGMP lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengikuti program MGMP penjas SMP kabupaten Pandeglang. Dari hasil perhitungan statistik hasil penelitian tampak bahwa kompetensi profesional guru Penjasorkes SMP di Kabupaten Pandeglang yang mengikuti program MGMP memiliki skor ketercapaian yang lebih tinggi (75,28%) dibanding guru yang tidak mengikuti program MGMP (66,27%) dengan selisih sebesar 9,01 point.

5. Berdasarkan data di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru penjas yang mengikuti MGMP lebih tinggi dibandingkan dengan guru penjas yang tidak mengikuti program MGMP penjas. Hal ini menunjukkan juga bahwa program MGMP cukup efektif dalam meningkatkan kompetensi-kompetensi guru baik secara pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesionalisme.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :

(3)

121

2. Pengurus MGMP agar dapat lebih aktif lagi dalam memotivasi guru penjas untuk bergabung dalam wadah MGMP.

3. Guru yang terlibat dalam kegiatan MGMP penjas diharapkan lebih termotivasi dan lebih aktif lagi, sehingga kompetensi yang sudah dimiliki tidak menurun tetapi lebih meningkat lagi.

4. Untuk kepala sekolah agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada guru penjas untuk mengikuti kegiatan MGMP dan memberikan penghargaan, insentif, waktu, dan informasi agar mereka lebih terpacu untuk mengikuti kegiatan MGMP penjas.

5. Instruktur ahli dari perguruan tinggi yang berkompeten perlu dilibatkan. Selanjutnya kegiatan lebih disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan guru pendidikan jasmani sehingga memberikan kontribusi yang lebih baik lagi terhadap pengembangan kompetensinya.

6. Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten diharapkan memberikan dukungan dan bantuan dana dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana kegiatan MGMP penjas sehingga program-program MGMP dapat terlaksana dengan baik. 7. Untuk peneliti yang tertarik dengan penelitian ini, diharapkan dapat melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJAS ORKES PADA SMP DI

Untuk lebih meningkatkan keterampilan sepakbola siswa selain pendekatan pembelajaran dan motor educability diharapkan para guru penjas dapat melatih/mengajarkan

yang menggiring siswa pada keterlibatan yang maksimal dalam

lesson study yang dilakukan oleh MGMP PKn SMP Kabupaten Ogan Ilir dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru.. xv Mita

jasmani adaptif di Indonesia tidak pernah mengikuti pelatihan tentang olahraga dan penjas adaptif, dan hanya 8% guru yang mengikuti pelatihan tersebut.”Hal yang

bolavoli pada siswa SD dengan motor ability tinggi. Pendekatan tidak langsung memberikan pengaruh yang lebih baik.. dibandingkan dengan pendekatan langsung dalam

Sebagai bahan pertimbangan pada guru penjas bahwa pendekatan taktis dapat diterapkan pada pembelajaran penjas khususnya olahraga permainan untuk meningkatkan jumlah waktu

Sampai saat ini penulis tercatat sebagai pengurus PGRI Kabupaten Pandeglang, pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten