• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003305 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003305 chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan KTSP bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, ataupun prinsip

saja tetapi juga merupakan proses penemuan” (Depdiknas, 2006). Selain itu,

Widodo, dkk. (2010) mengemukakan bahwa hakikat IPA adalah produk, proses,

sikap serta sains dan teknologi.

Hal ini sejalan dengan tujuan IPA di SD atau MI yang terdapat dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diantaranya adalah

...mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan... (Depdiknas, 2006).

Pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) seharusnya tidak hanya

penyampaian pengetahuan saja, melainkan menekankan belajar sains melalui

proses penyelidikan dengan pengembangan keterampilan proses dalam upaya

problem solving. Pada dasarnya siswa bukan seperti gelas kosong, melainkan

telah membawa pengetahuan awal dalam kognitifnya berdasarkan pengalaman

yang telah didapatnya. Sehingga pengetahuan sains tidak dapat ditransfer begitu

saja, melainkan harus dibangun sendiri oleh siswa melalui proses yang

berlangsung terus menerus. Dalam hal ini guru akan berperan sebagai fasilitator,

motivator, pembimbing, dan perencana aktivitas pembelajaran. Guru hanya

membimbing dan memberikan stimulus pada siswa melalui pengalaman belajar

yang telah dirancang agar siswa aktif, termotivasi dan akhirnya mampu

(2)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai empat pilar yang dicanangkan UNESCO dalam esensi pembelajaran

yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together

(Poedjiadi, 2010, hlm. 98). Pembelajaran di kelas tidak hanya sekedar pemahaman

konsep IPA, melainkan konsep IPA tersebut yang menjadi pondasi awal bagi

siswa dalam kebermanfaatan hidup bermasyarakat.

Pada jenjang SD, selain dimantapkan konsep IPA juga harus dilatih

keterampilan proses sains (KPS) sesuai dengan tujuan mata pelajaran IPA dalam

KTSP. Berdasarkan penjelasan Devi (2010, hlm. 8), keterampilan proses dasar

yang harus dikuasai siswa yaitu pengamatan, pengukuran, menyimpulkan,

meramalkan, menggolongkan dan mengomunikasikan. IPA memberi kesempatan

siswa untuk menjadi seorang ilmuwan. Siswa diajak dalam proses penemuan,

melatih daya kreativitas, berpikir kritis dan mampu menjadi solusi dari sebuah

masalah. Selain itu, potensi siswa terhadap pembelajaran IPA bukan hanya dilihat

dari hasil belajar, melainkan dari proses pembelajaran yang dialami siswa. Namun

pada kenyataannya, mata pelajaran IPA dirasakan sebagai beban akademik yang

berorientasi hapalan tanpa memberikan makna apapun bagi siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada kelas IVB

SDN 3 Cibodas didapatkan data bahwa:

1. Proses pembelajaran IPA di kelas masih berpusat pada guru (teacher centered)

dengan metode konvensional (ceramah). Guru hanya melakukan transfer of

knowledge kepada siswa. Guru menjelaskan materi kemudian siswa

mendengar, mencatat, dan menghafal. Setelah itu guru memberikan tugas atau

mengerjakan LKS kepada siswa tanpa adanya umpan balik di akhir

pembelajaran. Pada akhirnya siswa tidak mendapatkan pengalaman bermakna

dari pembelajaran IPA dan hanya sebatas kumpulan hafalan materi.

2. Aktivitas pembelajaran IPA yang pasif tanpa media pembelajaran yang

mendukung memberikan kesan monoton dan menjenuhkan bagi siswa. Siswa

sulit memahami konsep dalam IPA, mudah lupa dan terjadi miskonsepsi.

Keterampilan proses sains siswa pun rendah, karena guru jarang membimbing

(3)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percobaan (eksperimen) maupun diskusi masalah yang berhubungan dengan

IPA. Hal tersebut mengindikasikan bahwa keterampilan proses sains siswa

perlu dikembangkan dalam diri peserta didik.

Salah satu hakikat IPA adalah sains dan teknologi saling memberikan

pengaruh yang kuat satu sama lain. Terlebih lagi, menurut Indrawati (2010)

tuntutan tujuan pengajaran sains saat ini adalah penekanan kemampuan warga

negara agar sadar sains dan teknologi (science and technological literacy). Hal ini

sejalan dengan tujuan mata pelajaran IPA dalam KTSP. Pendidikan menjadi

gerbang strategis untuk mengantisipasi kemajuan sains dan teknologi beserta

dampaknya bagi kehidupan. Dalam upaya meningkatkan penguasaan siswa

terhadap pengetahuan dan keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA,

maka guru haruslah mengaitkan pembelajaran dengan isu sosial, teknologi dan

sains yang akan bermakna di kemudian hari. Hal ini dikarenakan IPA merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu

maupun masyarakat.

Salah satu langkah strategis yang dapat dijadikan alternatif untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA adalah

model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) atau science technology

society (STS). Model pembelajaran STM merupakan model pembelajaran yang

memungkinkan untuk belajar sains dalam konteks pengalaman nyata siswa yang

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran science technology

society berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan

masyarakat (Poedjiadi, 2010). Keuntungan menerapkan model pembelajaran STM

diantaranya adalah memberikan pengalaman langsung bagi siswa dan

menyediakan pembelajaran IPA yang lebih aktif, reaktif dan solutif. Dengan isu

sosial yang tengah terjadi di masyarakat serta muatan sains dan teknologi yang

terkait didalamnya, diharapkan peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat

menjadi pemecahan solusi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata siswa.

Berdasarkan KTSP, salah satu materi pokok IPA yang harus dikuasai siswa

(4)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikuasai siswa karena berhubungan langsung dengan kehidupan siswa. Siswa

dapat mengidentifikasi teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan SDA,

mengetahui cara pelestarian alam, mengidentifikasi hasil teknologi yang

menggunakan SDA, merancang teknologi sederhana daur ulang bahan bekas dan

membuat produk baru bernilai ekonomis dan manfaat bagi kehidupan masyarakat

dari hasil informasi teknologi. Oleh karena itu, guru perlu menyajikan aktivitas

belajar bermakna dan menanamkan konsep IPA yang baik agar tujuan

pembelajaran IPA tercapai dengan meningkatnya keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada

Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran IPA

Materi Pokok Sumber Daya Alam Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Sains Teknologi Masyarakat (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IVB SD

Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester 2

Tahun Ajaran 2013/2014).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan

pertanyaan penelitian yaitu, “Apakah penerapan model pembelajaran sains

teknologi masyarakat dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada

pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam di kelas IVB SDN 3 Cibodas?”

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran sains teknologi masyarakat

pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam di kelas IVB SDN 3

Cibodas?

2. Bagaimanakah respons siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan model

pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi pokok sumber daya

alam di kelas IVB SDN 3 Cibodas?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan

model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi pokok sumber

(5)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilaksanakannya penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan model pembelajaran sains

teknologi masyarakat pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam

di kelas IVB SDN 3 Cibodas.

2. Memperoleh gambaran tentang respons siswa terhadap pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi

pokok sumber daya alam di kelas IVB SDN 3 Cibodas.

3. Memperoleh gambaran tentang peningkatan keterampilan proses sains siswa

setelah diterapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada

materi pokok sumber daya alam di kelas IVB SDN 3 Cibodas.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan di bidang

pendidikan khususnya pengembangan model pembelajaran sains teknologi

masyarakat (STM) di sekolah dasar. Selain itu, memberikan referensi bagi

pengembangan materi pokok IPA kelas IV SD semester 2 yaitu sumber daya

alam.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

yaitu:

a. Bagi Siswa

(6)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Meningkatkan literasi sains dan teknologi sehingga siswa akan lebih peka

terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat.

3) Menambah pengalaman baru dalam pembelajaran IPA.

4) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari IPA.

b. Bagi Guru

1) Memberikan wawasan baru bagi guru tentang penerapan model

pembelajaran sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran IPA materi

pokok sumber daya alam dalam meningkatkan keterampilan proses sains

siswa.

2) Sebagai referensi model pembelajaran IPA bagi terwujudnya kualitas

pembelajaran yang lebih baik di masa mendatang khususnya materi pokok

sumber daya alam.

c. Bagi Peneliti

1) Sebagai pengalaman baru dalam membantu peneliti untuk merancang

suatu pembelajaran yang lebih baik di masa mendatang, baik penerapan

model, media maupun pendekatan yang sesuai dengan karakteristik kelas.

2) Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya tentang penerapan model

pembelajaran sains teknologi masyarakat pada topik dan bidang kajian

yang lain.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

ada dalam penelitian ini, maka perlu diperjelas dahulu definisi operasional dari

istilah-istilah tersebut:

1. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh seorang siswa

dalam menampilkan keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi,

memprediksi atau membuat hipotesis, dan mengkomunikasikan. Dalam

(7)

Sella Nurmeliana,2014

Pe i gkata Ketera pila Proses Sai s Siswa Pada Pe belajara Ipa Materi Pokok Su ber Daya Ala Melalui Pe erapa Model Pe belajara Sai s Tek ologi Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tes yang dilakukan setiap akhir siklus berupa butir soal essay serta aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran.

2. Model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) adalah model

pembelajaran scientific dengan menggunakan teknologi sebagai media belajar

sains serta pemanfaatan isu atau masalah yang terjadi di masyarakat dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas. Model STM meliputi

empat tahap, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap pengajuan penjelasan

dan solusi, serta tahap pengambilan tindakan. Pelaksanaan pembelajaran IPA

dengan model STM dirancang menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang menjadi pedoman aktivitas guru dan siswa.

3. Sumber daya alam (SDA) adalah semua kekayaan alam yang diolah dan

dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. SDA

tersebut ada yang sifatnya dapat diperbaharui jika digunakan secara baik, ada

pula yang tidak dapat diperbaharui (lama kelamaan habis). Sehingga dalam

pemanfaatan dan pengolahannya harus dipikirkan secara bijak. Pengkreasian

dan pemilihan teknologi dalam pemanfaatan SDA pun harus dipilih dengan

asas ramah lingkungan.

4. Respons siswa adalah tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA materi

pokok sumber daya alam yang menerapkan model pembelajaran sains

teknologi masyarakat. Respons siswa diukur dari lembar angket yang

disediakan oleh peneliti berupa pernyataan positif dan negatif serta diberi skor

yang telah ditetapkan.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah “Penerapan model sains

teknologi masyarakat dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada materi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Meneruskan Informasi dari kemenristek dikti, bahwa akan diselenggarakan seminar  usulan penelitian Riset Terapan tahun 2017 (yakni penelitian Strategis Nasional, Penelitian

mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.

Hasil: Pembentukan karakter gemar membaca Alquran: pembelajaran membaca Alquran di dua sekolah menggunakan metode Ummi, dengan proses pembelajaran yang sama tetapi

Tinggi Nomor : 3456,83,UND/2017 Tanggal 3l Agustus 2017, maka Ketua l€mbaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas padang menugaskan

Peserta yang lolos dalam seleksi berkas untuk mengikuti program Short Course Bidang Vocational Education Tahun 2017 sebanyak 13 (tiga belas) orang dan telah diseleksi

Cara kerja alat ini adalah sensor mengukur kadar O 2 dalam ruangan dan membatasi nilai minimum kadar O 2 dalam ruangan.. Nilai minimum berfungsi untuk

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Sma Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana.. Universitas Pendidikan Indonesia |