• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Guru - Kelas 1 | INFORMASI PENDIDIKAN 1G TEMPAT UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan Guru - Kelas 1 | INFORMASI PENDIDIKAN 1G TEMPAT UMUM"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN GURU 1G TEMPAT UMUM

Sub Tema 1 : Sekolah

Hari I. Surat Undangan

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4 5

6

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Memerankan percakapan Melengkapi kalimat

Membuat kalimat Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia

B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu berjudul “Waktu Sekolah Usai”.

 Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Waktu Sekolah Usai”.

 Guru menjelaskan kepada siswa tentang isi lagu. 2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca percakapan berjudul “Surat Undangan” secara berpasangan.

 Guru menjelaskan arti kata-kata sulit dalam bacaan. 3. Memerankan percakapan

 Guru menugasi siswa untuk menghafalkan percakapan berjudul “Surat Undangan”.

 Guru menugasi siswa untuk memerankan percakapan berjudul “Surat Undanagn” secara berpasangan.

4. Melengkapi kalimat

 Guru menjelaskan pengertian kata tanya.

 Guru menjelaskan penggunaan kata tanya apa dan siapa dalam kalimat tanya.

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat tanya dengan kata tanya apa atau siapa.

5. Membuat kalimat

 Guru menugasi siswa untuk membuat kalimat dengan kata tanya siapa.

 Guru menugasi siswa untuk membuat kalimat dengan kata tanya apa.

6. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita. C. Catatan

”Tidak ada catatan”

D. Tugas Rumah.

B. Indonesia

(2)

1. ________________ yang menulis surat undangan? 2. ________________ yang mengambil rapor?

3. ________________ yang diambil ibu? 4. ________________ isi surat dari kakek?

5. Siapa ____________________________________? 6. Apa ______________________________________?

E. Cerita Penutup

Lebah Matahari

Ada seekor lebah muda yang ingin sekali menemukan jenis madu yang luar biasa. Setiap hari dia terbang melintasi padang dan kebun-kebun. Tapi, dia belum juga berhasil menemukan bunga yang warnanya cukup bagus. Dia juga menganggap semua bunga yang dilihatnya terlalu kecil.

Dia mencari di hutan dan tepi danau, tapi tak ada bunga yang dianggapnya pantas.

Tetapi, pada suatu siang dia kembali ke sarang dengan wajah tegang. Terengah-engah dia berteriak, ”Aku sudah menemukan bunga itu! Betul! Bagus sekali! Bundar dan warnanyakuning emas berkilauan. Sekarang, aku bisa mengumpulkan madu yang enak!”

Keesokan harinya, teman-temannya melihat lebah muda ini pagi-pagi sudah terbang.Tinggi dan makin tinggi. Tapi, sepuluh menit

kemudian dia turun lagi. Dengan air mata bercucurandia berkata, ”Bungaku jauh sekali. Aku tak bisa sampai ke sana.”

Teman-temannya kasihan dan ingin menolongnya. ”Di manakah bungamu?” tanya mereka. ”Mungkin kita bisa pergi ke sana bersama-sama.”

Dengan wajah sedih lebah itu menunjuk ke matahari. Mula-mula teman-temannya tidak mengerti. Tetapi akhirnya mereka berseru, ”Astaga! Itu kan bukan bunga! Itu matahari! Ayolah, keringkan air

matamu dan ikutlah ke taman bunga dengan kami.” Tapi, si Lebah Muda tidak mau. Dia bersembunyi di balik daun-daun sambil berisak. Seekor kadal yang ada di dekatnya bertanya, ”Kenapa dia?” Setelah mendengar cerita lebah, kadal berkata, ”Jangan sedih, Lebah kecil. Aku tahu sebuah padang yang penuh dengan bunga yang persisseperti matahari.”

”Di mana?” tanya Lebah semangat.

”Di balik hutan dengan pohon-pohon itu.” ”Terima kasih. Aku akan ke sana sekarang.”

Lebah terbang melintasi padang alang-alang dan menembus hutan. Di tepi hutan dia berhenti dengan takjub. Di depan matanya, tampak beratus-ratus matahari bergoyang-goyang tertiup angin di atas

tangkainya yang panjang. Setelah sadar dari takjubnya, lebah menari-nari dengan gembira. ”Hura!” teriaknya.

Akhirnya kutemukan juga! Tidak percuma aku mencari selama ini!” Dia lalu mulai mengumpulkan madu dengan rajin. Sore harinya dia

(3)

Madu yang berhasil dikumpulkannya berwarna kuning emas, baunya harum dan rasanya enak sekali. Lebah-lebah lain belum pernah melihat dan merasakan madu seperti itu. Madu itu madu paling enak di seluruh sarang lebah. Sejak saat itu, teman-teman lebah muda itu menamakannya: Lebah Matahari.

Sumber: Kumpulan Dongeng Binatang 2 Gramedia Pustaka Utama. Jakarta( 2001:2 3 -25)

Hari II. Pembagian Nilai Tengah Semester

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4 5

6

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Menjawab pertanyaan

Menyebutkan hak dan kewajiban anak di sekolah

Mengurangkan dua kumpulan benda Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia PKn

Matematika

B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Pergi Belajar”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Pergi belajar”.  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu.

2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Pembagian Nilai Tengah Semester”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi bacaan. 3. Menjawab pertanyaan

 Guru membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan bacaan secara lengkap.

 Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan bacaan secara lengkap.

4. Menyebutkan hak dan kewajiban anak di sekolah

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tentang hak dan kewajiban anak di sekolah.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat sesuai gambar.  Guru membimbing siswa untuk membedakan antara hak dan

kewajiban dengan cara memberi warna.

 Guru menugasi siswa untuk menuliskan hak anak di sekolah.

 Guru menugasi siswa untuk menuliskan kewajiban anak di sekolah.  Guru menjelaskan bagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban anak

di sekolah.

 Guru menjelaskan kapan hak dapat diterima oleh siswa.

(4)

5. Mengurangkan dua kumpulan benda

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan dua kumpulan benda di depan kelas.

 Guru membimbing siswa untuk menulis kalimat matematika pengurangan berdasarkan gambar.

 Guru menugasi siswa untuk menulis kalimat matematika pengurangan berdasarkan gambar.

6. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita. C. Catatan

PKn

1. Semua siswa mempunyai hak yang sama di sekolah. 2. Hak siswa di sekolah misalnya:

- mendapat rapor - menerima pelajaran

- mendapat nilai - bertanya kepada guru - mendapat perlindungan - disayang guru

- meminjam buku perpustakaan - menggunakan alat-alat belajar di sekolah

3. kewajiban siswa di sekolah:

- belajar dengan rajin - melaksanakan piket - memperhatikan guru - mengembalikan buku perpustakaan yang dipinjam

- membayar uang sekolah - melaksanakan tata tertib sekolah

4. Hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara seimbang. 5. Hak dapat kita terima setelah melaksanakan kewajiban. 6. Akibat tidak melaksanakan kewajiban dengan sungguh-sungguh:

- mendapat nilai jelek - tidak memperoleh hak

- dimarahi - bodoh

7. Sebelum bertanya kita berkewajiban untuk tunjuk jari. D. Tugas Rumah.

PKn

Tulislah hak-hak yang sudah kamu terima di sekolah! Tulislah kewajiban yang sudah kamu lakukan di sekolah! E. Cerita Penutup

Kisah Ali

Ali berdiri mengamati tempat tidurnya. Tidak ada lagi tempat tidur di situ, tidak ada lemari, dan tidak ada mainan. Hanya ruangan kosong. Semua barang Ali sudah dipak dan dimasukkan ke mobil. Keluarganya akan pindah rumah.

Ali memandang kamarnya untuk yang terakhir kali. Ada noda tinta di dinding dekat jendela. Ada cat tembok yang sedikit mengelupas karena poster-poster bintang sepak bola kesayangannya harus dilepas dan dibawa ke tempat yang baru.

”Ini kamar kesayanganku,” katanya dalam hati.

(5)

Ali keluar dan melihat Anton, sahabatnya, berdiri di tempat yang sebelumnya adalah ruangan tamu.

”Aku Cuma mampir sebentar,” kata Anton. ”Aku mau main sepak bola.”

Ali dan Anton biasanya pergi bermain sepak bola bersama-sama. Mereka berdua berdiri di dekat pintu. Ali jadi pemdiam, ia tidak ingin bicara apapun kepada Anton.

”Sekolah barumu nanti seperti apa ya, Li?” tanya Anton. ”Nanti aku kasih tahu,” jawab Ali lirih.

”Aku mau ke lapangan dulu,” kata Anton. ”Sudah dulu ya, Li?” ”Ya,” jawab Ali sedih.

Ali duduk di teras depan rumahnya. Ia memandang kepergian sahabatnya dengan sedih. Dalam hati Ali berkata, ”Aku tidak tahu apakah aku bisa bertemu Anton lagi. Ia sahabat terbaikku.” Rasanya Ali ingin menangis.

”Sudah siap, anak-anak?” tanya ayah Ali mengahampiri mereka. ”Kita tunggu ibumu sebentar lagi. Ibumu sedang pamit ke tetangga sebelah.” Ali hanya menjawab dengan anggukan kepala.

”He... kalian kenapa?” tanya ayah Ali heran. ”Kami tidak ingin pindah, ayah,” jawab Ali.

”Ayah mengerti maksudmu,” kata ayah Ali. ”Ayah juga sedih.”

”Siapa yang paling kalian rindukan nanti?” tanya ayah Ali sambil ikut duduk di lantai karena kursi di teras itu sudah diangkut semua.

”Aku akan rindu dengan Anton dan teman-teman sekolahku,” jawab Ali.

”Ayah akan rindu dengan rumah ini,” kata ayah Ali. ”Dan semua teman kerja Ayah. Ayah senang tinggal di sini.”

”Tapi, kita juga bisa bersenang-senang di rumah kita yang baru. Iya, kan?” kata ayah Ali sambil tersenyum.

”Kita akan punya banyak teman baru!” Ali menimpali lagi.

”Bukankah ini pengalaman yang mengasyikkan?” tanya ayah Ali. Akhirnya, ibu Ali datang dan mereka segera bersiap-siap untuk berangkat ke rumah baru. Mereka masuk ke mobil. Ayah Ali duduk di belakang kemudi, ibu Ali duduk di samping ayah Ali, dan Ali duduk di belakang.

”Kita akan merindukan rumah ini,” kata ibu Ali sedih.

Ibu Ali menoleh ke belakang dan tersenyum kepada Ali. Ibu Ali senang karena Ali tidak sedih lagi.

”Kita bisa mengunjungi Anton pada waktu libur,” kata ibu Ali.

”Mereka juga bisa mengunjungi kita kan, Bu?” tanya Ali. Ibu Ali mengangguk sambil tersenyum.

”Mereka nanti bisa berkenalan dengan teman baru kita,” kata Ali kemudian.

Sumber: Sad Sedih

Janine Amos, Kanisius. Yogyakarta (14 – 21)

Hari III. Menjadi Juara

A. Jadwal Kegiatan

(6)

o

1

2 3 4 5

6

Pembukaan: Menyanyi Inti:

Mengungkapkan perasaan Membuat kalimat

Melengkapi kalimat

Mengurangkan dua bilangan Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia Matematika

B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair “Lagu Gembira”

 Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Lagu Gembira”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu.

2. Mengungkapkan perasaan

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai gambar.

 Guru menugasi siswa untuk mengungkapkan perasaan senang terhadap suatu hal.

 Guru menugasi siswa untuk mengungkapkan perasaan tidak senang terhadap suatu hal.

3. Membuat kalimat

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tentang peristiwa menyenangkan dan menyedihkan.

 Guru membimbing siswa untuk membuat kalimat yang mengungkapkan perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu hal sesuai gambar.

4. Melengkapi kalimat

 Guru menjelaskan kegunaan kata depan di, ke, atau dari.

 Guru menugasi siswa untukmelengkapi kalimat dengan kata depan di, ke, atau dari.

5. Mengurangkan dua bilangan

 Guru mengajak siswa untuk membaca percakapan yang berkaitan dengan pengurangan.

 Guru membimbing siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara bersusun panjang

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara bersusun panjang

6. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita. C. Catatan

”Tidak ada catatan”.

D. Tugas Rumah.

Kerjakan dengan teliti!

(7)

3. 58 – 46 = ... 4. 95 – 45 = ... 58 = ... + ... 95 = ... + ... 46 = ... + ... _ 45 = ... + ... _ = ... + ... = ... = ... + ... = ...

5. 48 – 13 = ... 48 = ... + ... 13 = ... + ... _

= ... + ... = ...

E. Cerita Penutup

Aku Rindu Ayah

Saudaraku ada tujuh orang. Ditambah aku, ayah, dan ibu jumlahnya jadi sepuluh orang. Banyak ya... Iya, makanya, suasana rumah kami selalu riuh rendah. Gelak tawa, rengek tangis, omelan, atau nyanyian, silih berganti. Suasana rumah tidak pernah lengang, kecuali bila ayah di rumah.

”Titi, turunkan sikutmu dari meja!” perintah ayah sewaktu makan bersama.

”Ya, Ayah,” jawab Titi kakakku dengan manis.

”Jangan bicara selagi makan, Oni!” tegur ayah padaku.

”Baik, Ayah,” jawabku dengan patuh. Itu sebagian aturan yang diberlakukan ayah di meja makan. Aturan yang membuat suasana saat makan bersama terasa hikmat seperti saat upacara bendera di sekolah. Belum lagi aturan-aturan rumah lainnya. Makanya, kalau ayah di rumah, rumah jadi lengang.

Ayah punya adik perempuan, kupanggil tante Dita. Tante Dita tinggal di Semarang. Suasana rumah Tante Dita sangat berbeda dengan suasana rumahku. Soalnya, penghuni rumah Tante Dita tidak banyak. Anaknya Cuma satu. Sebaya denganku, namanya Tati.

”Sabtu ini, Ibumu mau ke Semarang, menengok nenek di rumah Tante Dita. Kamu temani Ibu, mau?” tanya ayah padaku, seusai makan malam. Aku terkesiap. Adikku protes, ”Kok, Kak Oni boleh ke Semarang, aku tidak?”

”Kak Oni ulangannya bagus-bagus minggu ini, jadi dia dapat hadiah,” jawab ayah dengan tenang. Adikku Eti cemberut.

”Kamu tidak mau, Oni?” tanya ayah.

”Eh, mau, mau, Ayah!” jawabku cepat-cepat. Ah, ayah! Kalau aku tidak segera menjawab, bukan karena aku menolak, tetapi aku terlalu gembira. Sudah lama aku ingin berlibur ke Semarang, di rumah Tante Ditaku ini. Ohoho..., di sana tak ada macam-macam aturan ketat.

Semula kami berencana hanya tinggal dua hari di Semarang, hari Sabtu dan Minggu. Ternyata, nenek masih rindu padaku. Nenek meminta kami tinggal dua hari atau tiga hari lagi.

Lho, Oni harus sekolah, Bu!” Ibu memberi alasan.

”Aku masih ingin bersama cucuku. Minta izin pada Bu Guru untuk bolos sehari lagi saja,” ujar nenek ringan. Ibuku kelihatan hendak membantah. Wah, apa kata ayah nanti? Aku tidak berani komentar. Aku

(8)

puluh tahun itu? Jadilah, kami memperpanjang tinggal di rumah Tante Dita.

Ternyata, perpanjangan tinggal bukan Cuma satu dua hari seperti permintaan nenek semula. Sekarang ini sudah memasuki hari keempat. Wah, wah, bagaimana sekolahku? Ibu bolak-balik telepon ke rumah, tapi ayah masih dinas di luar kota. Duh-duh, aku mulai resah. Perlahan, kegembiraanku surut. Tetapi, aku tidak berani mengeluh pada ibu. Sebab, kulihat setiap hari ibu keletihan merawat nenek. Hebatnya, ibu tidak pernah mengeluh. Malah, ibu berkata, ”Begitulah kalau sudah tua. Kita harus maklum, makin tua, orang cenderung bertingkah seperti kanak-kanak.” Oh, begitukah?

Perlahan juga aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari keseharianku. Sebelum makan, aku terpaksa berdoa sendiri.Padahal, aku biasanya berdoa bersama adik dan kakakku. Tati berdoa juga sebelum makan. Tetapi, dia lebih suka makan di kamar tidur, atau di teras rumah sendiriran. Yang tidak enaknya lagi, sewaktu lidah menyentuh makanan lezat, tak ada teman yang bisa diajak bertukar pandang girang. Begitu pun saat kecewa dengan makanan yang tidak enak rasanya. Tak ada teman untuk saling bertoleh dan mencibirkan bibir. Belum lagi kerinduankupada teman-teman sekelas. Hoi, aku rindu bermain bersama mereka. Rinduu...

Ah, ternyata ibu tahu persaanku. Siang itu, waktu aku duduk di bawah pohon mangga di halaamn depan rumah Tante Dita, ibu mendekati.

”Tak usah sedih, besok kita pulang,” kata ibu sambil mengelus rambutku.

”Oh?” aku menatap ibu.

”Terima kasih, kamu bersedia berkorban, Oni. Mau bersabar ikut menunggui nenek. Ayah sudah memberitahu wali kelasmu,” kata ibu.

Kudekap ibu lekat-lekat. Ibu membalas dekapanku dengan mesra. Dekapan yang menunjukkan bahwa ibu mengerti kegelisahan dan kerinduanku.

”Ya, ya, di rumah selalu ramai dan gaduh,” kata ibu. ”Kamu selalu punya seseorang untuk bercanda dan tertawa, menangis atau saling menggoda. Di sini, semua serba sendiri. Bagaimanapun, kalau ada banyak orang, harus ada aturan... supaya segalanya berjalan tertib...” ibu tersenyum manis.

Ah..., ya... ya! Aku menarik napas. Lega. Begini rupanya perbedaan rumahku dengan rumah Tante Dita, batinku. Tante Dita dan keluarganya memang baik padaku. Tetapi, sosok seperti ayah? Yang disiplin dan tegas, yang bisa menciptakan suasana lengang atau gaduh tak terkira, hanya ada di rumahku.

”Oh, aku ingin cepat pulang, Bu. Aku rindu ayah,” kataku sambil mendekap ibuku sekali lagi.

oleh: Santi Hendrawati Bobo No. 33/XXXI/2003

Hari IV. Mendapat Hadiah

A. Jadwal Kegiatan

(9)

o

1

2 3 4

5

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Menjawab pertanyaan

Mengurangkan dua bilangan Penutup

Bermain skiping

SBK

B. Indonesia B. Indonesia Matematika

PJOK

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Sepedaku”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Sepedaku”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai lagu.

2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Mendapat Hadiah”

 Guru mengajak siswa untukbertanya jawab sesuai isi bacaan. 3. Menjawab pertanyaan

 Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan dengan lengkap.

4. Mengurangkan dua bilangan

 Guru membimbing siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara bersusun pendek.

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara bersusun pendek.

 Guru membimbing siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dan satu angka dengan cara bersusun pendek.

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dan satu angka dengan cara bersusun pendek.

5. Bermain skiping

 Guru membimbing siswa untuk bermain skiping. C. Catatan

”Tidak ada catatan”

D. Tugas Rumah.

Kerjakan dengan teliti!

1. 60 - 0 = ... 2. 67 - 4 = .. 3. 89 – 53 = ...

60 67 89

0 _ 4 _ 53 _

... ... ...

4. 90 – 30 = ... 5. 78 – 28 = ...

90 78

30 _ 28 _

... ...

E. Cerita Penutup ”Tidak ada cerita”

(10)

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4

5

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Menyebutkan tata tertib dalam bermusyawarah Melengkapi kalimat

Penutup

Mewarnai gambar

SBK

B. Indonesia, PKn B. Indonesia, PKn B. Indonesia, PKn

SBK

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Lagu Gembira” 2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Musyawarah Keluarga”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang kata-kata sulit dalam bacaan.

3. Menyebutkan tata tertib dalam bermusyawarah

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar “Musyawarah Keluarga”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai gambar.  Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam bermusyawarah. 4. Melengkapi kalimat

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata-kata yang sudah disediakan.

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata sambung karena atau dan.

5. Mewarnai gambar

 Guru membimbing siswa untuk mewarnai gambar dengan teknik yang benar.

 Guru menugasi siswa untuk mewarnai gambar sesuai kreasi masing-masing.

C. Catatan

PKn

1. Masalah dalam keluarga diselesaikan dengan cara bermusyawarah.

2. Bermusyawarah artinya perundingan untuk menyelesaikan masalah.

3. Musyawarah bertujuan untuk mencapai kata mufakat/ sepakat. 4. Musyawarah keluarga dipimpin oleh kepala keluarga.

5. Kepala keluarga adalah ayah.

6. Musyawarah keluarga diikuti oleh semua anggota keluarga. 7. Tata tertib dalam bermusyawarah:

- tunjuk jari sebelum berpendapat/usul - berbicara dengan jelas dan sopan.

- tidak memotong pembicaraan orang lain. - menghargai pendapat orang lain.

(11)

8. Setiap peserta musyawarah berhak untuk mengajukan usul. 9. Hasil keputusan musyawarah dilaksanakan oleh seluruh peserta musyawarah.

D. Tugas Rumah.

Isilah dengan tepat!

1. Perundingan untuk menyelesaikan masalah disebut ________________

2. __________________ untuk mencapai kata mufakat. 3. Masalah dalam keluarga diselesaikan dengan cara ___________________

4. Musyawarah keluarga dipimpin oleh __________________ 5. Hasil keputusan musyawarah dilaksanakan oleh

___________________ E. Cerita Penutup

(12)

Sub Tema 2 : Di Pasar

Hari I. Pasar Tradisional

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4 5

6

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Menjawab pertanyaan Melengkapi kalimat

Mengurangkan dua bilangan Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia Matematika

B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Ke Pekan.”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Ke Pekan.”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu. 2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Ikut Ibu ke Pasar.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu. 3. Menjawab pertanyaan

 Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan bacaan sesuai isi bacaan.

4. Melengkapi kalimat

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar “Suasana di pasar tradisional.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai gambar.  Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat sesuai gambar. 5. Mengurangkan dua bilangan

 Guru menjelaskan teknik mengurangkan bilangan dua angka dan satu angka.

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan bilangan dua angka dan satu angka dengan cara mendatar.

6. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita “Perjalanan Kepiting Kecil”

C. Catatan

”Tidak ada catatan” D. Tugas Rumah.

Bertanyalah kepada orang tuamu tentang nama pasar tradisional di sekitar rumahmu!

Tulislah nama pasar tradisional itu!

Nama pasar tradisional di dekat rumahku: 1.

(13)

2.

________________________________________________________________________ 3.

________________________________________________________________________ 4.

________________________________________________________________________ 5.

________________________________________________________________________

E. Cerita Penutup

Perjalanan Kepiting Kecil

Caca adalah nama seekor kepiting kecil, yang hidup di laut. Walaupun masih kecil, Caca ini suka jalan-jalan. Setiap hari Caca jalan jauh sekali, di sela-sela karang laut dan batu-batu. Sampai-sampai ibu Caca harus bersusah payah mencarinya. Sore hari, baru ibu Caca berhasil menemukannya.

”Caca, kamu nakal sekali. Kamu membuat Ibu tidak tenang. Apa sih

yang kamu cari?” tanya ibu Caca.

”Caca ingin mencari pengalaman,” sahut Caca.

”Kamu masih kecil untuk bepergian jauh, Caca. Lagipula, apa di sekitar kamu tidak punya teman?”

”Teman yang lamban dan membosankan,” gumam caca pelan. Lalu, Caca melihat bintang laut dan bulu babi yang melata di pasir, juga kerang kecil yang melekat di karang. Huh! Betapa lamban dan malasnya mereka! Karena itulah Caca sering berjalan ke laut yang lebih dalam. Di sana ia bisa melihat raksasa laut, paus, dan ikan hiu yang perkasa. Alangkah mengesankannya binatang-binatang itu.

Caca ingin kembali main-main sendiri. Tapi, ternyata ibu Caca selalu mengawasi anaknya. Bahkan, ia malah menyuruh Caca menyiapkan makanan. Caca menggerutu terus menerus. Tapi, ia tetap membantu ibunya. Hal itu terus berlangsung selama beberapa hari.

”Akhirnya, Caca jadi anak yang rajin,” pikir ibu Caca. Tapi, perkiraan ibu Caca salah. Caca masih punya keinginan bertualang.

Suatu hari, Caca melihat seorang gadis kecil menyelam. Gadis itu memakai masker dan tabung oksigen supaya bisa bernapas di dalam air. Caca melihat si gadis berenang dengan lincah di antara batu-batu karang dan gerombolan ikan kecil keperakan.

Pikir Caca, tentu gadis itu berasal dari tempat yang jauh. ”Aku ada akal,” pikir Caca riang. ”Nanti kalau gadis itu mendekat, aku akan bergantung di kakinya,” gumam Caca. Benar, gadis itu mendekat! Caca yang bersembunyi di balik batu, segera melompat ke kaki gadis itu. Hop!

”Berhasil!” pikir Caca. Capit Caca melekat erat di sepatu selam gadis itu. Walau begitu, tampaknya gadis itu kelihatan tidak teganggu. Ia terus menyelam. Tak lama kemudian, gadis itu berenang ke atas permukaan air.

”Petualangan dimulai! Hore...!” seru Caca girang. Ibu Caca yang mendengar suara anaknya terkejut.

(14)

”Apa itu di sepatu selammu?” tanya seorang anak lelaki.

”Kepiting! Wau...!” teriak gadis itu sambil menendangkan kakinya. Tampaknya, gadis itu takut sekali kalau kepiting itu akan menggigitnya.

Caca pun terlontar jauh. Sesaat ia melayang di udara. Kemudian,

Pluk! Ia jatuh di sebatang kayu yang mengambang di atas air. Kayu itu terus melajuj menuju samudera.

Perasaan Caca campur aduk. Antara senang, bingung, dan takut. ”Hai, kepiting kecil... Jangan berlayar ke sana!” sebuah suara memanggil Caca. Caca menoleh, ternyata seekor penyu besar.

”Me...mengapa?” gagap Caca. Penyu itu pun berenang ke arah Caca.

”Di tengah laut itu, para nelayan sedang menangkap ikan. Kamu bisa ikut tertangkap,” kata penyu.

”Kalau tertangkap mengapa?”

”Kalau tertangkap, kamu akan jadi santapan bagi manusia, kepiting bandel!” sahut penyu.

”Santapan? Hii...,” Caca tak bisa membayangkannya. Tiba-tiba seekor burung camar menukik ke arah Caca.

”Hati-hati! Cepat menyelam!” seru penyu. Caca menurut. Dan camar itu pun kembali terbang.

”A... Apa yang terjadi?” tanya Caca dengan jantung berdebar-debar. ”Burung itu hendak memangsamu. Dia mengira kamu itu ikan kesukaannya.”

”Oh, betapa mengerikan,” gumam Caca, tapi ia lega.

”Dalam hidup memang penuh bahaya. Terutama bagi kamu, kepiting kecil. Siapa kamu? Di mana rumahmu?” tanya penyu.

”Namaku Caca. Rumahku di rumpun kerang sembilan,” sahut Caca. Penyu itu terkejut.

”Ya ampun, jauh sekali dari sini...”

”Ya, jauh dan aku takut tak bisa pulang,” kata Caca. Apalagi, ia melihat hari mulai gelap. Caca pun mulai menangis. Cemas. Caca segera menceritakan kenakalannya pada penyu. Penyu mengangguk-angguk.

”Ya, aku mengerti. Aku tahu, rumpun karang sembilan. Aku akan mengantarkanmu. Tapi pesanku Caca, berani menghadapi hidup itu bagus. Tapi, tunggu saatnya sampai kamu besar nanti. Karena hidup ini penuh bahaya. Sementara ini, isilah waktumu dengan belajar. Supaya setelah besar, kau akan menjadi petualang yang punya banyak pengetahuan,” tutur penyu.

”Terima kasih, Pak Penyu,” sahut Caca. Ia pun berenang di samping penyu. Hatinya bersorak ketika ia melihat ibunya yang menyongsongnya penuh kerinduan.

Oleh: Renny Yaniar Bobo 14/XXIV/96

Hari II. Supermarket

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

SBK

(15)

3 4 5

6

Melengkapi kalimat

Menceritakan gambar seri Mengurangkan dua bilangan Penutup

Mendengarkan cerita

B. Indonesia B. Indonesia Matematika

B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Ke Pekan.”  Guru menjelaskan arti kata pasar dan jenisnya.

2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Ke Supermarket.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang arti kata-kata sulit dalam bacaan.

3. Melengkapi kalimat

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata yang tepat.

4. Menceritakan gambar seri

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar seri.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk menceritakan gambar seri tentang

berbelanja ke supermarket. 5. Mengurangkan dua bilangan

 Guru menjelaskan cara mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara mendatar.

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara mendatar.

6. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “Harta Karun dari Kota.”

C. Catatan

B. Indonesia. Kosa kata

1. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk berjual beli.

2. Pedagang adalah orang yang berjualan 3. Ada pasar tradisional ada pasar modern. 4. Pasar moden disebut juga pasar swalayan.

5. Pasar swalayan adalah pasar yang pembelinya melayani sendiri. 6. Tempat membayar di pasar swalayan disebut kasa.

7. Petugas yang menerima pembayaran disebut kasir. 8. Eskalator adalah tangga yang bergerak naik turun. 9. Troli adalah kereta dorong.

10. Harga di supermarket tidak bisa ditawar. D. Tugas Rumah.

Bertanyalah kepada orang tuamu tentang nama pasar modern di sekitarmu!

(16)

1. _______________________________________________________ 2. _______________________________________________________ 3. _______________________________________________________ 4. _______________________________________________________ 5._______________________________________________________ E. Cerita Penutup

Harta Karun dari Kota

Ah, gelisah benar Nining hari ini. Nanti siang atau sore, bila Mita dijemput ayah dan ibunya, Nining akan ke Jakarta. Sudah tiga hari dua malam Mita bermalam di rumah Nining, sebuah desa di lereng gunung.

Kini, Nining akan mengadakan kunjungan balasan. Sama-sama dalam rangka liburan sekolah. Nining sedang membereskan pakaian dan memasukkannya ke dalam dus. Mita maklum bahwa Nining tak punya koper. Ujang, adik Nining yang menonton persiapan keberangkatan kakaknya ke Jakarta, berkata, ”Bawa baju sedikit saja, Kak Nining. Nanti kalau pulang dusnya dipenuhi dengan oleh-oleh buat Ujang! Bola, baju kaos, sepatu, mainan robot...”

”Sudah, sudah! Jangan diteruskan! Nanti barang-barang seisi toko disebutkan semua!” kata Nining. Mita dan Nining tertawa. Akhirnya, sore itu Ayah dan Ibu Mita datang. Lalu, mereka berangkat.

Nining kagum menyaksikan pemandangan di jalan ketika mereka memasuki Kota Jakarta. Begitu ramai, di mana-mana banyak orang. Gedung-gedung bertingkat sangat banyak. Mobil dan motor tak putus-putusnya melintas, seolah-olah saling mengejar.

”Kita makan-makan dulu, ya!” kata mama Mita. Mobil diparkir di sebuah restoran. Nining mengikuti di belakang Mita. Mereka mengambil nampan, lalu menyebutkan pesanan.

”Kamu mau makan apa? Lihat, itu ada gambar-gambarnya!” Mita menunjukkan gambar-gambar makanan yang diterangi lampu di dinding belakang. Gadis berseragam menunggu pesanan.

”Aku tak tahu. Terserah kamu saja!” kata Nining. Jadi, Mita memesan kentang goreng, ayam, dan soft drink.

”Tambah puding cokelat dua, Dik!” kata mama Mita. Biar Nining cicipi pudingnya... Enak, kok!”

”Terima kasih, Bibi,” kata Nining dengan sopan. Mita tertawa geli. ”Panggil mamaku ’Tante’ saja, atau panggil ’Mama’. Rasakan, kubalas kamu!”

”Terima kasih, Tante,” Nining mengulangi dan dia tertawa. Dia ingat ketika Mita tiba di rumahnya. Ketika ayah dan ibunya pulang, ibu Nining mengatakan Mita sudah bisa mandi karena air sudah ditimba dari sumur. Mita menjawab, ”Terima kasih, Tante.” Waktu itu, Nining tertawa dan memberitahu emak tidak biasa dipanggil ’Tante’. Lebih baik panggil ’Bibi’ atau panggil ’Emak’ saja, seperti Nining memanggil ibunya. Sudah jam 20.30 ketika mereka sampai di rumah.

”Kamu tamu, boleh mandi duluan,” kata Mita. Nining masuk ke kamar mandi. Wow, cantiknya kamar mandi itu. Ada gambar bunga di temboknya, lantainya dari keramik. Tapi, kok bak mandinya kosong? Tak ada airnya. Nining keluar lagi dan mencari Mita.

Lalu, Mita mengajarkan bahwa keran biru mengalirkan air dingin dan keran merah mengeluarkan air panas. kalau mau mandi air hangat,

(17)

memberitahu bahwa sabun mandi adalah sabun cair di dalam botol dan mengajarkan Nining cara mandi dengan memakai sabun cair.

Wah, Nining benar-benar menikmati pengalaman baru. Bayangkan, tak usah memasak air di panci, langsung bisa mandi air hangat dengan memutar keran.

Sesudah mandi, mereka berbaring di tempat tidur. Lucu, ada tempat tidur yang bisa disorong. Tadinya Nining heran, di mana ia harus tidur karena yang terlihat hanya satu tempat tidur kecil untuk Mita. Eh, ketika ditarik, muncul lagi satu tempat tidur untuk Nining. Kalau pagi, bisa disorong lagi sehingga ruangan tampak lega.

Keesokan harinya, Mita mengajak Nining lari pagi. Mereka melewati rumah-rumah yang indah di jalan yang sepi. Mita mengajak Nining makan bubur ayam. Lagi-lagi Nining heran karena pedagang itu berjualan di mobil. Belum pernah ia melihat mobil yang dipakai untuk berjualan bubur ayam. Benar-benar ia mendapat banyak pengalaman baru.

Siangnya, mama mengajak kedua anak itu ke pertokoan. Nining takjub karena pintu bisa terbuka sendiri ketika mereka memasuki pertokoan dan kemudian otomatis menutup lagi. Nining senang naik eskalator. Mama membelikan Nining kaos dalmatians dan rok yang ada rompinya.

”Malu aku, harganya mahal sekali!” bisik Nining pada Mita.

”Sudahlah, ini berkat Tuhan. Ibumu juga sangat baik padaku!” kata Mita.

Dan lagi-lagi Nining heran, ketika ke kasir. Mama Mita tak mengeluarkan uang, tapi menyerahkan kartu.

”Kartu kredit. Tinggal digesek. Nanti bank yang mengurus pembayarannya dengan mengurangi uang tabungan kita yang ada di Bank,” Mita menjelaskan.

Sudah itu, mereka pergi ke supermarket. Nining senang sekali mendorong kereta kecil sementara mama Mita mengambil barang-barang yang diperlukan dari rak.

Malam itu Mita berkata, ”Aku akan menunjukkan sesuatu yang istimewa padamu.”

”Semua istimewa,” kata Nining.

Lalu, ia mengeluarkan file surat-surat dari Nining. Semua dimasukkan ke dalam map plastik. Dituliskan tanggal teriam surat. Namun, Nining tidak terkesan. ”Aku juga menyimpan surat-suratmu, walaupun dalam dus bekas kemeja!”

Mita agak kecewa, ”Wah, hal istimewa apa yang akan kutunjukkan padamu?” keluhnya.

”Ah, sejak pagi sampai malam, aku sudah banyak mendapat pengalaman baru. Semua istimewa!” kata Nining.

”Oh ya, apakah di Jakarta bisa dibeli buku cerita bekas dan majalah anak-anak bekas? Kami yang di desa selalu haus bacaan. Katanya, ada tempat yang menjual buku dan majalah semacam itu!”

”Oh, kalau begitu kebetulan. Mari ikut aku,” kata Mita. Ia mengajak Nining naik ke gudang. Lalu mengeluarkan dus berisi banyak majalah anak dan buku cerita.

(18)

simpan beberapa yang belum sempat kubaca atau ceritanya sangat kusukai!”

Wow, inilah sesuatu yang sangat istimewa bagiku. Kamu mau menjualnya padaku?” tanya Nining.

”Tidak, semua akan kuberikan padamu. Biar kamu bisa buka perpustakaan atau persewaan buku. Aku sendiri bingung mau diapakan. Dibuang sayang, dikilokan, tak seberapa harganya. Jadi, ditumpuk saja di sini,” kata Mita. Tiba-tiba, Nining memeluk Mita.

”Oh, terima kasih, terima kasih. Kamu memberikan harta karun buatku.” Mita sangat terharu.

Keesokan harinya, Nining ke Taman Mini. Di sana, mereka naik kereta gantung dan perahu berbentuk itik. Hari berikutnya, Nining pulang ke desanya, diantar Mita dan mamanya. Nining membawa banyak buku, harta karun yang didapatnya dari kota dan oleh-oleh lain. Ketika saat berpisah tiba, keduanya berpelukan dan menangis. Mereka saling berjanji untuk terus rajin menulis surat. Sungguh, liburan kali ini sangat berkesan bagi Mita dan Nining. Persahabatan yang tulus menguntungkan kedua belah pihak.

Oleh: Ny. Widya Suwarna Bobo/46/XXVI/98

Hari III. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4

5

Pembukaan: Menyanyi Inti:

Membedakan pasar tradisional dan pasar modern

Menyebutkan contoh pasar Menyelesaikan soal cerita Penutup

Mewarnai gambar

SBK

B. Indonesia B. Indonesia Matematika

SBK

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Buah-buahan.”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Buah-buahan.” 2. Membedakan pasar tradisional dan pasar modern

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar pasar tradisional dan pasar modern.

 Guru menugasi siswa untuk mewarnai gambar pasar tradisional dan pasar modern.

 Guru menugasi siswa untuk menuliskan perbedaan pasar tradisional dan pasar modern.

3. Menyebutkan contoh pasar

 Guru menugasi siswa untuk menuliskan contoh pasar tradisional.  Guru menugasi siswa untuk menuliskan contoh pasar modern. 4. Menyelesaikan soal cerita

(19)

 Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pengurangan dua bilangan.

 Guru menugasi siswa untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pengurangan dua bilangan.

5. Mewarnai gambar

 Guru menugasi siswa untuk mewarnai gambar suasana di pasar sesuai kreasi masing-masing.

C. Catatan

B. Indonesia

Perbedaan pasar tradisional dan pasar modern.

Pasar Tradisional Pasar Modern

1. Pembeli dilayani oleh penjual. 1. pembeli melayani sendiri.

2. Harga barang bisa ditawar. 2. Harga barang tidak bisa ditawar. 3. Pembeli membayar kepada

penjual 3. Pembeli membayar kepada kasir.

4. Tempat kurang nyaman, aman,

dan bersih 4. Tempat lebih nyaman, aman, danbersih

D. Tugas Rumah.

Carilah gambar pasar tradisional dan pasar modern! Gunting dan tempelkan pada buku tulismu!

E. Cerita Penutup

”Tidak ada cerita.”

Hari IV. Pulang Berbelanja

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4 5

6

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Melengkapi kalimat Membuat kalimat Tanya Menyempurnakan kalimat Menulis

Penutup

Melakukan gerak sit-up

SBK

B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia

PJOK

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Suara Mobilku.”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Suara Mobilku”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu.

(20)

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Pulang Belanja.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi bacaan. 3. Melengkapi kalimat

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata yang tepat.

4. Membuat kalimat tanya

 Guru mengajak siswa untuk membaca kalimat tanya dengan intonasi yang baik.

 Guru menjelaskan tentang kalimat tanya yang menggunakan kata tanya kapan dan berapa.

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat tanya dengan kata tanya kapan dan berapa.

 Guru menugasi siswa untuk membuat kalimat tanya berdasarkan jawaban yang tersedia.

5. Menyempurnakan kalimat

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang penggunaan kata kerja berawalan me dan di.

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata kerja yang benar.

6. Menulis

 Guru menugasi siswa untuk menyalin kalimat tanya dengan huruf tegak bersambung dan tanda baca yang benar.

7. Melakukan gerak sit-up

 Guru memberi contoh cara melakukan gerakan sit up di atas matras.

 Guru mengajak siswa untuk melakukan gerakan sit up di atas matras.

C. Catatan

”Tidak ada catatan.” D. Tugas Rumah.

B. Indonesia.

Lengkapilah kalimat di bawah ini dengan kata tanya! 1. ... kamu berulang tahun?

2. ... sekolah libur? 3. ... umurmu?

4. ... jumlah bukumu? 5. ... harga tasmu?

Lengkapilah kalimat di bawah ini dengan kata yang tepat! 1. Ibu ... jendela.

2. Troli ... oleh ayah. 3. Lantai ... oleh bibi.

4. Ririn ... sayuran di pasar. 5. Bibi ... harga tas.

E. Cerita Penutup ”Tidak ada cerita.”

Hari V. Naik Angkutan Umum

A. Jadwal Kegiatan

(21)

o

1

2 3 4

5

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Mengungkapkan perasaan suka atau tidak suka Menyelesaikan soal cerita

Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia Matematika

B. Indonesia B. Teknis Pelaksanaan

1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Suara Mobilku.” 2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Mogok.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi bacaan. 3. Mengungkapkan perasaan suka atau tidak suka

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar kegiatan sehari-hari.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk mengungkapkan perasaan suka atau

tidak suka sesuai gambar dengan cara melengkapi kalimat. 4. Menyelesaikan soal cerita

 Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita pengurangan dua bilangan dengan langkah pengerjaan.

 Guru menugasi siswa untuk menyelesaikan soal cerita pengurangan dua bilangan dengan langkah pengerjaan 5. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “Minta Maaf”

C. Catatan

”Tidak ada catatan” D. Tugas Rumah.

Matematika

1. Ibu membuat 47 lontong.

Untuk bekal rekreasi 25 lontong. Masih berapa lontong di rumah? _____________________

_____________________________________________________________________ 2. Di supermarket ada 59 buah semangka.

Sudah laku terjual 7 buah.

Masih berapa semangka yang belum terjual? ____________________

_____________________________________________________________________ E. Cerita Penutup

Minta Maaf

(22)

pemilik vila itu akan tinggal di sana untuk beberapa saat. Itu sebabnya, vila itu harus dibersihkan.

”Ayah, siapa nama anak pemilik vila itu?” tanyaku.

”Namanya non Bunga. Dia nanti ditemani kakeknya,” jelas ayah. ”Kalau tidak salah, non Bunga itu sebaya dengan kamu,” kata ayah lagi.

Sabtu siang, aku pergi ke vila. Ternyata, penghuni baru vila itu telah datang.

”Wah, mobil ini mewah sekali,” kataku sambil melihat-lihat ke dalam mobil.

Karena terlalu asyiknya mengamati mobil itu, aku tidak tahu kalau ada mata yang memperhatikan aku dari tadi. Seorang kakek bermata ramah.

”Selamat siang, Budi... Kamu Budi, kan?” tanya Kakek itu tiba-tiba. ”Siang, Kek! Bagaimana Kakek tahu namaku?”

”Kakek kenal Bapakmu, sejak pertama dia bekerja di vila ini. Waktu itu kamu masih kecil. Kakek kewalahan menggendongmu.”

”Wah... berarti, Kakek ini kakeknya Bunga, ya?” tanyaku gembira. ”Benar. Kakek akan menemani Bunga di sini,” jelasnya.

”Bunga mana, Kek?” tanyaku lagi.

”Bunga ada di ruang tengah. Ayo, kenalan dengan Bunga,” ajak kakek bersemangat.

Aku dan kakek lalu masuk ke ruang tengah vila. Di situ tampak seorang anak dengan kepala plontos. Tak mungkin itu Bunga, pikirku. Sebab, Bunga anak perempuan, bukan laki-laki.

”Bunga... ada teman yang ingin kenalan denganmu, Sayang,” kakek memegang bahu anak botak itu.

Astaga, ternyata dia memang Bunga!

”Waaah... botak!” celetukku tiba-tiba. Aku sendiri kaget dengan kata-kataku. Seketika itu juga, muka Bunga merah padam. kakek juga kaget. Mata Bunga berkaca-kaca. Boneka yang didekapnya dilempar ke arahku. Kena ke mukaku.

Aku hanya bisa berlari ke luar ruangan. Malu sekali rasanya. Tak kusangka, aku telah berbuat yang tidak sopan. Bagaimana kalau kakek Bunga marah padaku? Kalau ayah dipecat gara-gara aku? Aku terus berlari.

Lalu sebuah tangan memegang bahuku dari belakang. Ternyata kakek Bunga. Aku tidak mau dianggap anak tidak sopan. Aku segera minta maaf.

”Maafkan Budi, Kek! Budi tidak bermaksud untuk tidak sopan. Tadi. betul-betul tidak sengaja.”

”Tenang saja...” kata kakek. ”Kakek tahu kamu tidak punya niat seperti itu. Tapi bagaimanapun, kamu harus minta maaf pada Bunga. kamu sudah menyinggung perasaannya.”

”Saya akan minta maaf, Kek. Tapi, apa Bunga akan memaafkan saya ya, Kek?” tanyaku agak khawatir.

”Kamu harus mencobanya!” kakek menguatkan niatku.

Tiba-tiba, aku mendapat ide. Aku pun bergegas lari pulang. Kuceritakan ideku pada ibu. Menurut ibu, aku harus bertanggung jawab atas semua perbuatanku. Ibu mengizinkan aku melaksanakan ideku.

Sore hari, aku menemui Bunga.

(23)

”Karena itu..., sebagai tanda permintaan maafku yang tulus, aku membotaki kepalaku...” kataku sambil membuka topiku. ”Maafkan aku, yaaa...” kataku memelas.

Tiba-tiba, Bunga tertawa lepas sambil berkata, ”Ha ha ha... lucu, kamu lucu sekali...”

Aku lega. Ternyata Bunga memaafkan aku.

”Aku juga minta maaf, ya..., tadi melempar kamu dengan boneka,” katanya sambil mengulurkan tangan.

Sejak saat itu, kami bersahabat. Teman-teman sekelasku sering bermain bersama kami di vila Bunga. Kami pun membentuk kelompok yang disebut ’B’, yang berarti Botak! Walaupun yang botak itu hanya aku dan Bunga.

Oleh: Aning Panca A Bobo/No. 46/XXXIV/2007

Sub Tema 3 : Di Jalan

Hari I. Membersihkan Rumah

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

Membedakan rumah sehat dan rumah tidak sehat

 Guru memberi contoh membaca puisi berjudul “Rumahku.”  Guru menjelaskan cara membaca puisi

 Guru mengajak siswa untuk membaca puisi berjudul “Rumahku” 2. Menceritakan gambar tunggal

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tentang kerjabakti membersihkan rumah.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk menulis cerita sesuai isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk menuliskan bagian-bagian rumah

sesuai gambar.

3. Membedakan rumah sehat dan rumah tidak sehat

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar rumah sehat dan rumah tidak sehat.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang rumah sehat dan rumag tidak sehat.

 Guru menugasi siswa untuk menulis ciri rumah sehat dan cirri-ciri rumah tidak sehat.

(24)

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Bekal Tamasya.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai bacaan secara lisan.

5. Melengkapi kalimat

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan keterangan tempat.

6. Membuat kalimat tanya

 Guru menjelaskan penggunaan kata tanya di mana

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat tanya dengan kata di mana.

 Guru mengajak siswa untuk membaca kalimat tanya dengan intonasi yang baik.

 Guru menugasi siswa untuk membuat kalimat tanya dengan kata tanya di mana berdasarkan jawaban yang tersedia.

7. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “Pemarah”

C. Catatan

IPS

1. Rumah adalah tempat tinggal keluarga. 2. Rumah terdiri dari beberapa bagian. 3. Bagian-bagian rumah misalnya:

- pintu - lantai - pagar

- jendelqa - atap - teralis

- dinding - ventilasi - teras 4. Ciri-ciri rumah sehat:

- memiliki jendela untuk keluar masuk udara dan cahaya matahari

- memiliki ventilasi untuk keluar masuk udara. - bersih

- memiliki genting kaca 5. Ciri-ciri rumah tidak sehat:

- kotor

- tidak ada ventilasi, sehingga lembap dan pengap - tidak ada jendela, sehingga gelap dan pengap - tidak ada genting kaca sehingga gelap

D. Tugas Rumah.

Amatilah bagian-bagian rumahmu!

Tulislah bagian-bagian rumahmu pada buku prmu! E. Cerita Penutup

Pemarah

Pak Kwak Katak sangat pemarah. Sedikit-sedikit dia marah. Kalau ada hal kecil saja yang menjengkelkan, dia sudah marah-marah. Dan kalau marah, dia selalu mengomel tak henti-hentinya.

(25)

dari tembaga. Dan mobil itu berwarna-warni. Karena itu tidak mengherankan jika Pak Kwak dan mobilnya ini selalu menarik perhatian. Sebetulnya mobil itu mobil tua. Tapi, jalannya masih bagus dan Pak Kwak merawatnya hati-hati. Di sebelah rumahnya, dibuat sebuah garasi untuk mobil ini. Pada pintunya tertulis dengan huruf besar-besar: DILARANG PARKIR. Kalau Pak Kwak tiba di rumah, mobilnya langsung dimasukkan ke dalam garasi.

Pada suatu hari yang cerah, Pak Kwak menjemput ketiga keponakannya dari sekolah. Mobil itu menderu lembut. Kwek dan Kwok si Kembar, bergurau sepanjang jalan. Kwiki yang duduk di sebelah pamannya berkata, “Cepat sedikit Paman, aku sudah lapar.”

Pak Kwak langsung tancap gas dan mobil itu meluncur cepat. Dua belokan lagi dan mereka akan tiba di rumah. Tapi... apa itu? Olala, sial benar! Jalanan terhalang. Sebuah mobil hijau diparkir di depan garasi. Pak Kwak tak dapat maju dan tak dapat masuk garasi. Dan yang lebih menjengkelkan lagi, di jalan itu tak ada tempat lagi, di mana dia bisa parkir!

Tentu saja Pak Kwak marah sekali! Rasanya dadanya hampir meledak. Pipinya digembungkannya dan matanya melotot hampir keluar. Jantungnya berdetak cepat sekali. Dia tak tahu lagi apa yang akan dilakukan dan dikatakannya.

Tiba-tiba, dia meloncat turun dari mobilnya! Kakinya menghentak-hentak! dari lehernya keluar suara-suara aneh, sementara mulutnya megap-megap. Mukanya menjadi merah, hijau, dan biru! Dia marah sekali. Lalu dia mulai mencaci-maki! Dia menggeram! Dia berteriak! Dia memekik!

“Siapa yang memarkir mobil di depan garasi? Tidak bisa baca, ya?

Kan sudah ada tulisan DILARANG PARKIR! Tulisan segede-gede gajah masih tidak kelihatan! Dikiranya tulisan itu cuma hiasan saja? Sekarang, bagaimana ini? Aku lapar. Keponakanku lapar! Dan kami terperangkap di sini. Parkir mobil saja di depan pintu! yang punya rumah kan jadinya tidak bisa masuk!”

Dia meloncat lagi ke dalam mobilnya dan membunyikan tuternya keras-keras. Tuuut! Tuut! Binatang-binatang yang lewat berhenti dan mengelilinginya. Tetangga-tetangga melongok dari jendela, agar bisa mendengar dan melihat lebih jelas.

Mungkin kalian mengira Pak Kwak menjadi malu dan diam. Wah, kalian keliru. Kalau sedang marah, Pak Kwak tak ingat apa-apa lagi dan tak peduli pada sekelilingnya. Dia terus saja marah-marah. Sekarang wajahnya sudah menjadi ungu. Tapi, dia masih berteriak.

Di tengah keributan ini muncul Bu Upih. Bu Upih pembuat topi yang terkenal dan mobil hijau itu miliknya.

Ketika Pak Kwak sedang berhenti sebentar untuk mengambil napas, Bu Upih berkata ramah.

“Maaf, Pak. Aku harus mengantarkan topi, tadi... Tapi sekarang aku akan segera pergi. Selamat siang.”

Bu Upih lalu naik mobilnya dan pergi sambil tersenyum.

Tapi Pak Kwak yang sudah lupa segalanya, tidak memperhatikannya dan masih terus mengomel.

(26)

Mungkin dia akan mengomel terus, kalau Kwiki tidak berseru, “Paman Kwak, mobilnya sudah pergi! Sekarang mobil Paman bisa masuk garasi!”

“A...pa...!? O... Hee, aku tak tahu,” gagapnya. Kemarahannya tiba-tiba lenyap. Sekarang baru dia sadar bahwa dia ditonton banyak binatang. O...o, betapa malunya. Dia tak tahu, kenapa tadi dia bisa marah begitu. Dia berdiri saja di dekat mobilnya dengan kepala tertunduk. Si kembar tak berani bilang apa-apa. Tapi, Kwiki berkata, “Kita makan sekarang, Paman?”

“Ya, baiklah,” jawab Pak Kwak pelan. Sayang sekali Pak Kwak pemarah. Padahal marah-marah tak ada gunanya dan membuat kita capai saja!

Sumber: Kumpulan Dongeng Binatang

2. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta (2001: 32-34)

Hari II. Berangkat Tamasya

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3

4

Pembukaan: Menyanyi Inti:

Membaca dan memerankan percakapan Mengurangkan tiga bilangan

Penutup

Membuat bis mainan

SBK

B. Indonesia Matematika

SBK B. Teknis Pelaksanaan

1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Mari Bertamasya.”

 Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Mari Bertamasya”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu. 2. Membaca dan memerankan percakapan

 Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok.

 Guru menugasi masing-masing kelompok untuk membaca sesuai perannya.

 Guru membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari 5 anak.  Guru menugasi masing-masing kelompok untuk memerankan

percakapan di depan kelas. 3. Mengurangkan tiga bilangan

 Guru menjelaskan cara mengurangkan tiga bilangan dengan cara bersusun pendek.

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan tiga bilangan dengan cara bersusun pendek.

4. Membuat bis mainan

 Guru mengajak siswa untuk menyiapkan alat-alat yang dibawanya.  Guru mendemonstrasikan cara membuat bis mainan dengan teknik

(27)

 Guru menugasi siswa untuk membuat bis mainan dengan teknik menggunting, merekat, dan membentuk.

C. Catatan

Tidak ada catatan D. Tugas Rumah.

Matematika

Kerjakan dengan cara bersusun 1. 39 – 11 – 4 = ...

Hari III. Naik Bis

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

Menceritakan pengalaman berdasarkan gambar Menyebutkan aturan yang berlaku di

masyarakat

Memasangkan gambar.

Menyusun kata menjadi kalimat. Membuat kalimat

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Bis kota.”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Bis Kota” 2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Bis Kota.”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi bacaan. 3. Melengkapi kalimat

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat sesuai bacaan. 4. Menceritakan pengalaman berdasarkan gambar

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tempat-tempat umum.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk menuliskan cerita pengalaman di

tempat umum dengan huruf sambung pada buku tulisnya.

(28)

 Guru mengajak siswa untukmengamati dan membandingkan dua gambar

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang perbuatan tertib sesuai gambar.

6. Memasangkan gambar.

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar rambu-rambu lalu lintas.

 Guru menjelaskan arti rambu-rambu lalu lintas.

 Guru menugasi siswa untuk memasangkan gambar dengan kalimat yang sesuai.

7. Menyusun kata menjadi kalimat.

 Guru membimbing siswa untuk menyusun kata menjadi kalimat.  Guru menugasi siswa untuk menyusun kata menjadi kalimat. 8. Membuat kalimat

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar.

 Guru membimbing siswa untuk membuat kalimat sesuai gambar.  Guru menugasi siswa untuk membuat kalimat sesuai gambar. 9. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “Ke Taman Ria”

C. Catatan

PKn

1. Di rumah dan di sekolah ada peraturan.

2. Di masyarakat dan di jalan pun ada peraturan 3. Peraturan di masyarakat misalnya:

- Tamu yang menginap wajib lapor kepada ketua RT. - ikut siskamling (sistem keamanan lingkungan) sesuai jadwal.

- menjaga kebersihan lingkungan 4. Peraturan di jalan misalnya:

- Menunggu datangnya bis di halte.

- Pengendara motor wajib memakai helm. - Pengendara tidak boleh ngebut.

- Menyeberang jalan di zebra cross/ jembatan penyeberangan.

- Berjalan kaki di sebelah kiri / di trotoar.

- Mematuhi lampu lalu lintas: merah = berhenti

kuning = siap-siap berhenti/hati-hati hijau = berjalan

5. Semua pemakai jalan harus patuh kepada polisi lalu lintas 6. Gambar rambu-rambu lalu lintas:

dilarang berhenti harus berhenti dilarang parkir tempat parkir dilarang masuk

(29)

dilarang belok ke kanan dilarang belok ke kiri D. Tugas Rumah.

Carilah 5 gambar rambu-rambu lalu lintas!

Gunting dan tempelkan pada buku prmu, dan tulislah artinya! E. Cerita Penutup

Ke Taman Ria

Pada hari Minggu yang cerah, Tini Tikus pergi ke Taman Ria. Mula-mula dia naik komidi putar. Tetapi baru tiga putaran, kepalanya sudah pusing. Tini Tikus lalu minta turun.

Setelah itu, naik jet koster, tetapi, “Oi! Cit, cit, cit! Aku semakin pusing!” Tini Tikus cepat-cepat turun. Untuk menghilangkan pusingnya, dia membeli harum manis. Tetapi, gula harum manis itu membuat bulunya lengket. Tini Tikus lalu pergi ke air mancur dan mandi.

Ketika meninggalkan air mancur, Tini Tikus bertemu seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan diamkan oleh seekor tikus besar. “Sial benar nasibku hari ini.” Tetapi tiba-tiba dilihatnya temapt menembak. Di depan tempat permainan itu ada dua ekor serigala dan seekor beruang. Mereka mencoba menembak sasaran, tetapi gagal.

“Saya juga mau mencoba,” kata Tini Tikus dengan mantap. Beruang serta kedua serigala itu memandangnya terheran-heran.

“Tikus mau menembak?” kata mereka. “Mengangkat senapan saja pun dia tak akan kuat.”

Betapa jengkelnya Tini Tikus mendengar ini. Tetapi, dia diam saja. Dengan kedua kaki depannya, dipegangnya senapan kuat-kuat. Lalu dia membidik. “Dooorr!” Tembakannya tepat mengenai sasaran. Setelah itu, dia menembak sembilan kali lagi dan semua tembakannya tepat mengenai sasaran.

Betapa irinya beruang dan serigala, ketika pemimpin Taman Ria itu memberi selamat kepada Tini Tikus. “Belum pernah ada pengunjung Taman Ria yang bisa menembak sejitu Anda,” katanya. Sebagai hadiah, Tini Tikus mendapat sebuah topi yang indah.

Tini Tikus pulang ke rumah dengan hati riang, dengan topi indah di atas kepalanya. Dia singgah di rumah tetangga-tetangga dan bercerita, “Kawan-kawan, aku tadi senang sekali di Taman Ria.”

Sumber: Kumpulan dongeng Binatang 1.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (2003: 8-9)

Hari IV. Naik Kereta

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4

5

Pembukaan: Menyanyi Inti:

Menceritakan gambar

Menjelaskan aturan yang berlaku di masyarakat Mengurangkan tiga bilangan

Penutup Baris berbaris

SBK

B. Indonesia PKn

Matematika

(30)

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Kereta Apiku.”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “ Kereta Apiku”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu.

2. Menceritakan gambar

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tentang pengalaman naik angkutan umum.

 Guru mengajak siswa untuk mengurutkan gambar sehingga menjadi gambar seri

 Guru menugasi siswa untuk mengurutkan gambar dengan cara menuliskan nomor sesuai gambar

 Guru menugasi siswa untuk menuliskan cerita sesuai gambar seri. 3. Menjelaskan aturan yang berlaku di masyarakat

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar orang sedang antre

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai gambar 4. Mengurangkan tiga bilangan

 Guru menjelaskan cara mengurangkan 3 bilangan dengan system pengelompokan.

 Guru menugasi siswa untuk mengurangkan 3 bilangan dengan system pengelompokan.

5. Baris berbaris

 Guru menjelaskan cara melakukan baris-berbaris.

 Guru mendemonstrasikan cara melakukan baris-berbaris.  Guru menugasi siswa untuk melakukan baris-berbaris. C. Catatan

PKn

1. Antre adalah berdiri berderet-deret menunggu giliran. 2. Tujuan antre adalah supaya tertib

3. Tujuannya juga untuk menghormati orang yang memesan lebih dulu.

4. Tidak mau antre akibatnya kacau dan berebut.

5. Kita biasa antre di: - loket karcis pertunjukan - loket karcis kereta api

- loket karcis pesawat - loket karcis bis - loket karcis kapal - loket pembayaran listrik

- loket pembayaran PAM - ATM D. Tugas Rumah.

Matematika

1. ( 47 – 11 ) – 14 = ... - ... 2. ( 78 – 5 ) – 12 = ... - ...

= ... = ...

3. 85 –( 36 – 23 ) = ... - ... 4. 96 –( 48 – 14 ) = ... - ...

= ... = ...

E. Cerita Penutup Tidak ada cerita

(31)

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4

5

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Melengkapi kalimat

Menjelaskan akibat tidak mematuhi aturan Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia PKn

B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Tamasya” 2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Masuk Planetarium”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi bacaan 3. Melengkapi kalimat

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat sesuai bacaan. 4. Menjelaskan akibat tidak mematuhi aturan

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar akibat melanggar aturan.

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai gambar. 5. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untukmendengarkan cerita berjudul “Kelelawar Sang Pemburu Malam”

C. Catatan

PKn

1. Tidak mematuhi peraturan dapat berakibat:

- terjadi kemacetan lalu lintas - lingkungan kotor - terjadi kecelakaan - terjadi bencana - keadaan menjadi kacau/ tidak tertib - kegiatan tidak berjalan lancar

2. Agar tidak terjadi kemacetan di jalan, kita harus mematuhi peraturan lalu lintas.

3. Agar tidak terjadi kebanjiran, kita harus menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah

sembarangan.

4. Agar kegiatan berjalan lancar kita harus tertib. D. Tugas Rumah.

Carilah gambar akibat dari perbuatan tidak tertib! Gunting dan tempelkan pada buku pr mu!

Tulislah penyebab dari kejadian itu! E. Cerita Penutup

Kelelawar, Sang Pemburu Malam

(32)

Banyak yang beranggapan bahwa kelelawar adalah binatang yang menakutkan. Sebab, kelelawar keluar mencari mangsa pada malam hari dan memiliki rupa yang buruk. Apakah kalian juga takut pada kelelawar?

Kelelawar berasal dari daerah yang bersuhu tropis atau panas. Karena itulah kelelawar mencari tempat tinggal yang gelap dan teduh. Gua-gua, pepohonan yang besar dan rimbun, serta bagian dalam bangunan adalah tempat tinggal yang disukai kelelawar.

Umumnya, kelelawar kesulitan jika berjalan di tanah karena jari-jarinya panjang dan halus. Jari-jari dan pinggangnya disatukan oleh selapis kulit yang tipis membentuk sayap yang lebar. Gabungan sayap dan jari-jari membuat kelelawar dapat terbang dengan tangkas, bahkan dapat berhenti di udara. Hebat bukan?

Walaupun kelelawar dan burung sama-sama menggunakan sayap untuk terbang, bentuk sayapnya berbeda. Sayap kelelawar tidak berbulu seperti bulu burung. Selain itu, sayap kelelawar membentang dari jari kaki depan, jari kaki belakang, sampai ekornya. Bagaimana sayap burung?

Selain untuk terbang, sayap kelelawar berfungsi untuk menyelimuti tubuhnya saat bergantung. Sayap juga berfungsi untuk memegang anaknya yang baru lahir. Binatang malam ini sangat mengandalkan kemampuan terbang selama hidupnya karena kelelawar tidak bisa berdiri dengan mudah. Itulah alasannya mengapa kelelawar lebih suka bergantung terbalik saat tidur atau istirahat.

(33)

Sub Tema 4 : Di Tempat Rekreasi

Hari I. Di Planetarium

A. Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan Belajar Mata Pelajaran

1

2 3 4 5 6

7

Pembukaan: Menyanyi Inti: Membaca

Menjawab pertanyaan Membuat kalimat Melengkapi kalimat

Menyelesaikan masalah sehari-hari Penutup

Mendengarkan cerita

SBK

B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia Matematika

B. Indonesia B. Teknis Pelaksanaan

1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Bintang Kejora.”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “ Bintang Kejora”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu.

2. Membaca

 Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Planetarium”

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi bacaan. 3. Menjawab pertanyaan

 Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan bacaan secara lengkap.

4. Membuat kalimat

 Guru memberi contoh cara membuat kalimat dengan tulisan yang benar.

 Guru menugasi siswa untuk membuat kalimat dengan kata-kata yang tersedia.

5. Melengkapi kalimat

 Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab untuk menentukan kata-kata yang sama artinyadalam kalimat.

 Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata-kata yang sama artinya dalam kalimat.

6. Menyelesaikan masalah sehari-hari

(34)

 Guru menugasi siswa untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pengurangan 3 bilangan.

7. Mendengarkan cerita

 Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita “Kunang-kunang Menantang Matahari.”

C. Catatan

Tidak ada catatan

D. Tugas Rumah.

B. Indonesia Buatlah kalimat dengan kata: 1. tamasya :

_____________________________________________________________

2. terbit :

_____________________________________________________________

3. pagi :

_____________________________________________________________ 4. planetarium :

_____________________________________________________________ 5. melihat :

_____________________________________________________________

E. Cerita Penutup

Kunang-kunang Menantang Matahari

“Aku mengakui bahwa cahayamulah yang terhebat di dunia ini, sirsa,” kata Niko si Burung Hantu kepada Sirsa si Kunang-kunang.

“Semula aku mengira bulanlah yang terhebat, namun aku menyesal karena cahaya bulan tidak tahan lama. Terkadang bersinar merah, namun sering padam, tidak seperti cahaya darimu,” jelas Niko.

“Tetapi menurut Pipit, cahaya mataharilah yang terhebat,” kata Sirsa. Niko sedikit kaget dan berkata, “Siapa matahari itu? Aku sekilas mendengarnya.”

“Aku sendiri tidak tahu di mana ia tinggal,” jawab Sirsa sambil memperlihatkan cahayanya.

“Ketika kutanyakan pada kelelawar, ia justru tersenyum mengejekku. Berarti Pipitlah yang telah membohongi kita agar kita mau mengakui bahwa cahaya mataharilah yang terhebat,” simpul Niko.

Siang hari segerombolan burung pipit bertengger di pohon asam tempat Niko tinggal. Udara siang begitu panas, mereka mengibas-ngibaskan sayapnya.

“Aduh, panasnya!” keluh mereka.

“Aduh, haus sekali! Matahari begitu terik,” seru yang lainnya.

“Memang cahaya matahari begitu panas, mungkin tak ada lagi yang menandingi.”

“Tidak..., masih ada cahaya yang lebih hebat, si Niko bilang cahaya kunang-kunang jauh lebih hebat,” seloroh si Pipit tiba-tiba.

“Itu karena Niko selalu malas untuk keluar siang hari sehingga tak pernah melihat matahari,” bantah yang lain.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Interest in a Last Will and Testament and other end of life planning documents skyrocketed during the coverage of Terri Schiavo’s case, but interest didn’t always lead to action..

Prepaid credit cards are also excellent for individuals who have a hard time controlling their spending and prevent the individual from overspending and getting into credit card

P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan

Warga mendesak Sudin Energi dan Perindustrian Jakarta Utara agar segera memperbaiki karena pada malam hari gelap gulita. Karena kha- watir, menimbulkan kerawanan seperti

Barbuto dan Wheeler (2006) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang berasal dari karakteristik yang dianggap sebagai indikasi servant leadership :.. Mengukur tingkat

Sehingga dapat disimpulkan bahwa website yang dikembangkan layak dijadikan sebagai media pembelajaran Fisika untuk SMA kelas X pada pokok bahasan listrik dinamis.. Kata kunci

“Ya tentunya sangat penting sekali ya mbak pendidikan akhlak dalam keluarga saya. Karena itukan sebagai dasar dan modal anak ya. Dengan saya membatasi pergaulan anak