BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan terkait proses penelitian mengenai desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisi data untuk mencapai tujuan penelitian untuk mendapatkan profil literasi sains siswa dan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian. A. Desain Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan profil literasi sains siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung untuk dijadikan acuan rekonstruksi rencana pelaksanaan pembelajaran sains. Maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif jenis survei. Dalam rancangan survei, peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut (Creswell, 2014, hal. 216). Hasil penelitian survei mendapatkan informasi awal populasi dengan cara meneliti sampel yang representatif dalam literasi sains. Pengumpulan data dalam penelitian survei memiliki keunggulan secara ekonomis dengan meneliti sampel yang refresentatif menghasilkan kesimpulan dari populasi. Jenis Penelitian survei yang digunakan adalah survei lintas bagian (cros-sectional survey) dengan mengumpulkan data satu per satu dalam satu waktu (Creswell, 2014, hal. 217).
Dari data yang diperoleh hasil survei, maka data tersebut dideskripsikan keadaan sesuai informasi yang di dapatkan baik dari hasil data kuantitatif berupa angka maupun dari hasil wawancara. Metode penelitian jenis survei dengan analis deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian menyimpulkan gambaran umum profil literasi sains dengan sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi dalam satu waktu.
B. Partisipan
2014-2015 di sekolah tersebut. Sedangkan sampel penelitian sebanyak 124 orang dari populasi.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 180 orang siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2014-2015.
2. Sampel
Untuk mendapatkan kesimpulan dari populasi, maka pengambilan data sampel harus refresentatif dalam literasi sains. Menurut Creswell (2014, hal. 220) proses pemilihan atas individu-individu dalam penelitian survei merekomendasikan memilih sampel acak (random sample) di mana di dalamnya setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih.
Dalam penelitian survei, Creswell (2014, hal. 221) merekomendasikan agar peneliti menggunakan formula besaran sampel (sample size formula). Formula besaran sampel bertujuan agar porposi sampel dalam penelitian mewakili dari populasi. Menurut Taro Yamane (dalam Puszczak, dkk, 2013, hal. 5) untuk menentukan formula besaran sampel sebagai berikut:
Keterangan: n = jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = tingkat presisi/kesalahan
Dengan menggunakan tingkat presisi/kesalahan sebesar 5%, maka diperoleh:
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes literasi sains, pedoman wawancara guru dan siswa, lembar observasi proses pembelajaran, angket, dan lembar analisis RPP. Untuk lebih jelasnya akan dibahas instrumen penelitian sebagai berikut.
1. Tes literasi sains
Tes literasi sains ini bertujuan untuk mengukur siswa dalam kemampuan literasi sains pada domain kompetensi dan domain pengetahuan. Soal tes literasi sains terdiri dari 18 soal pilihan ganda mengenai topik gerak lurus, pembuatan soal ini mengacu pada paduan PISA 2015.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes literasi sains adalah:
a. Membuat matrikulasi soal terhadap domain pengetahuan, domain kompetensi, domain kontekstual dan sebaran tuntutan kognitif.
b. Menentukan indikator yang dicapai sesuai dengan panduan PISA 2015 c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi soal
d. Membuat kunci jawaban e. Judgment ahli dosen f. Uji coba hasil instrumen
g. Menggunakan istrumen tes literasi sains
Tabel 3.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Gerak Lurus
No.
Soal Kode Soal
Karakteristik Soal
Tuntutan Kognitif
Pengetahuan (P) Kompetensi (K)
11 P2eK3a02 √ √ Personal Medium
12 P3aK1a01 √ √ Personal High
13 P3aK1a02 √ √ Personal High
14 P3hK2e01 √ √ Personal Medium
15 P3dK3b01 √ √ Personal Medium
Tabel 3.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Gerak Lurus
(Lanjutan)
No.
Soal Kode Soal
Karakteristik Soal
Tuntutan Kognitif
Pengetahuan (P) Kompetensi (K) Konteks
P1 P2 P3 K1 K2 K3
16 P3dK3b02 √ √ Personal Medium
17 P2gK2c02 √ √ Personal High
18 P3hK2e02 √ √ Personal High
Keterangan:
P1 = Pengetahuan Konten P2 = Pengetahuan Prosedural P3 = Pengetahuan Epistemik
K1 = Kompetensi Menjelaskan Fenomena Ilmiah
K2 = Kompetensi Mengevaluasi dan Merancang Penelitian Ilmiah K3 = Kompetensi Menginterpretasikan dan Bukti-bukti Ilmiah
Hasil tes literasi sains tersebut dijudgment ahli dosen kemudian di uji cobakan serta dianalisis terkait validitas item, realibilitas tes, taraf kesukaran dan daya pembeda.
1) Validitas item
Validitas item instrument tes penelitian ini diukur dengan menggunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar:
√
(Arikunto, 2012, hal. 87)
Dengan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor tiap item
N = jumlah siswa
Berikut ini tabel 3.2 (Arikunto, 2012, hal.89) yang menginterpretasikan koefisien korelasi:
Tabel 3.2. Interpretasi koefisien korelasi
Koefisien Korelasi (r)
Kategori
0,800 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 r ≤ 0,800 Tinggi 0,400 r ≤ 0,600 Cukup 0,200 r ≤ 0,400 Rendah
0,00 r ≤ 0,200 Sangat Rendah
2) Realibilitas tes
Nilai realibitas tes dalam pilihan ganda diukur menggunakan perhitungan pembelahan ganjil-genap. Selanjutnya jumlah skor item ganjil dan jumlah skor item genap dikorelasikan menggunakan product moment dari Pearson berikut:
√
(Arikunto, 2012, hal. 87)
Dengan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor item ganjil
Y = skor item genap N = jumlah siswa
( )
(Arikunto, 2012, hal. 110) Dengan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y separuh tes = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y seluruh tes
Berikut ini tabel 3.3 (Arikunto, 2012, hal.89) yang menginterpretasikan koefisien korelasi:
Tabel 3.3. Interpretasi koefisien korelasi (r)
Koefisien Korelasi (r)
Kategori
0,800 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 r ≤ 0,800 Tinggi 0,400 r ≤ 0,600 Cukup 0,200 r ≤ 0,400 Rendah
0,00 r ≤ 0,200 Sangat Rendah
3) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran bertujuan untuk menunjukan sukar atau mudahnya soal disetiap butirnya. Indeks kesukaran (difficulty index) dapat dihitung sebagai berikut:
(Arikunto, 2012, hal.223)
Dengan:
P = indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Berikut ini tabel 3.4 (Arikunto, 2012, hal.225) yang menginterpretasikan indeks kesukaran:
Indeks Kesukaran (P)
Kategori
0,71 r ≤ 1,00 Mudah 0,31 r ≤ 0,70 Sedang 0,00 r ≤ 0,30 Sukar
4) Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedakan anatara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Daya pembeda soal dapat dihitung dengan cara mengelompokkan siswa kedalam dua kelompok berdasarkan perolehan skor tes, yaitu kelompok atas dan bawah dengan jumlah siswa yang sama besar. Setelah itu daya pembeda dapat dihitung sebagai berikut:
(Arikunto, 2012, hal. 228) Dengan
D = Daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Berikut ini tabel 3.5 (Arikunto, 2012, hal.232) yang menginterpretasikan daya pembeda:
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda (D)
Daya Pembeda (D)
Kategori
5) Hasil Uji Coba Tes
Hasil uji coba tes meliputi validitas, realibitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Syarat sebuah soal dibuang jika soal tersebut tidak valid (kategori validitas rendah), kategori taraf kesukaran sangat sukar atau sangat mudah, kategori dan daya pembeda negatif. Hasil uji coba tes bisa dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Uji Coba Instrumen
No Kode
Soal
Validitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Berdasarkan tabel 3.6. terdapat dua soal yang mendapatkan nilai validitas yang rendah (tidak valid) yaitu nomor 1 dan 8. Maka, soal tersebut tidak digunakan lagi.
2. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa
Pedoman wawancara guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui informasi yang berkaitan tentang literasi sains. Pedoman wawancara guru dibuat menjadi sesi awal (sebelum pembelajaran) dan sesi akhir (setelah pembelajaran). Pedoman wawancara guru pada sesi awal (sebelum pembelajaran) bertujuan untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pembelajaran IPA yang telah dilakukan selama ini. Sedangkan sesi akhir (setelah pembelajaran) bertujuan untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan pelaksanaan yang telah dibuat oleh guru tersebut. Untuk pedoman wawancara siswa dilakukan setelah tes literasi sains diberikan, ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pendapat siswa mengenai tes literasis sains.
3. Lembar Observasi Proses Pembelajaran
Lembar observasi proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses pembelajaran yang sedang berlangsung antara guru dan siswa terhadap kemampuan literasi sains. Observasi dilakukan ketika berlangsungnya pembelajaran materi gerak lurus pada siswa SMP kelas VII.
4. Angket
Pembuatan angket bertujuan untuk menanyakan pendapat mengenai proses pembelajaran yang telah beralangsung dan alasan mengenai jawaban setiap butir soalnya.
5. Lembar Analisis RPP
E. Prosedur penelitian
1. Mengkaji Literasi Sains dan domainnya menurut panduan PISA 2015 2. Membuat matriks antar domain literasi sains
3. Membuat instrumen literasi sains berupa pilihan ganda 4. Melakukan judgment
5. Merevisi instrumen penelitian
6. Menentukan sekolah tempat penelitian 7. Mengurus surat izin penelitian
8. Melakukan uji coba instrumen
9. Melakukan analisis butir soal melalui validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
10.Merevisi instrumen penelitian
11.Melakukan wawancara kepada guru sebelum proses pembelajaran berlangsung
12.Melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati proses pembelajaran mengenai topik gerak lurus
13.Melakukan wawancara kepada guru setelah proses pembelajaran berlangsung 14.Mengujikan soal Literasi Sains kepada sejumlah siswa (sampel),
mengklasifikasikan jawaban siswa untuk menggambarkan profil Literasi Sains siswa
15.Melakukan wawancara beberapa siswa 16.Mengolah data hasil observasi
17.Mengolah data hasil tes literasi sains
18.Menganalisis RPP dari sekolah mengenai topik gerak lurus 19.Merekonstruksi RPP berdasarkan hasil data analisis penelitian
Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian
Pengujian Tes LS terkait dengan topik gerak lurus
1. Membuat soal LS dengan mengacu pada framework PISA 2015
2. Uji coba soal LS kepada sejumlah siswa yang telah mendapatkan proses pembelajaran sains dengan topik gerak lurus
3. Menganalisis hasil uji coba
4. Pengujian kepada sejumlah siswa, klasifikasikan jwaban untuk menggambarkan profil LS siswa
5. Wawancara untuk mendapatkan informasi kesulitan LS siswa (penguasaan konten, proses sains yang tidak dimengerti, konteks yang tidak dimiliki) berdasarkan analisis tes LS yang telah dilakukan pada poin 4
Kajian Pustaka: Apa itu Literasi Sains (LS), Domainnya
1. Observasi ke lapangan dan wawancara dengan guru untuk mengamati proses
pembelajaran langkah ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang menyebabkan LS siswa rendah
2. Pengetahuan apa yang diterima siswa pada proses pembelajaran? 3. Bagaimana proses sains dilatihkan kepada siswa?
4. Permasalahan kontektual apa yang diperoleh siswa?
Tafsiran % dan analisis hasi tes menghasilkan profil kesulitan LS pada topik gerak lurus
Analisis
Survei dan analisis pustaka
F. Analisis data
1. Analisis soal tes literasi sains
Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus penelitian adalah domain kompetensi dan domain pengetahuan. Namun dalam analisis soal tes literasi sains, dilakukan analisis untuk mengetahui profil literasi sains siswa pada tiap butir soal, karakteristik soal, domain kompetensi dan pengetahuan. Sehingga tahapan pertama dalam menganalisis instrumen ini adalah dengan menganalisis ke dalam berdasarkan karakteristik soal, domain kompetensi dan domain pengetahuan. Setelah menganalisis soal tersebut, maka selanjutnya menghitung persentase skor benar yang diperoleh pada setiap butir soalnya dengan karakteristik yang telah dianalisis. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh nilai persentase tiap butir soal skor benar dari seluruh siswa yang menjawab benar. Persentase tersebut diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut,
∑
2. Tafsiran presentase profil literasi sains
Untuk menggambarkan profil literasi sains digunakan tafsiran persentase yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunti (2012, hal. 281) pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Tafsiran Persentase
Pesentase Interpretasi 80-100 Baik sekali
0-39 Gagal
G. Sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran di
sekolah
Tidak semua perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan keterlaksanaanya. Tabel 3.8. menjelaskan sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran sekolah di salah satu SMP kota bandung pada topik gerak lurus.
Tabel 3.8. Sinopsis Kesesuaian RPP dengan Keterlaksanaan Pembelajaran
Sekolah
RPP Keterlaksanaa
pembelajaran Deskripsi Dalam RPP alokasi yang
ditunjukan 3 x 40’ dan pertemuan yang terlihat hanya dua kali pertemuan
Terlaksananya
pembelajaran empat kali pertemuan.
Pertemuan 1 Pertemuan 1 dan permuan 2 dalam keterlaksanaan tergambarjkan dalam RPP dijadikan satu pertemuan. Dalam RPP tertulis guru memberikan informasi pada berbagai sumber dan
melakukan diskusi untuk pengerjaan LKS. (percobaan pertemuan 1 dalam RPP tidak dijelaskan).
Berdasarkan informasi dari guru bersangkutan siswa hanya diberikan buku ringkasan mengenai gerak lurus, salah satu siswa menuliskannya di white board sedangkan siswa yang lainnya menyalinnya. Ini merupakan salah satu sesi pengumpulan informasi.
Pertemuan 2 Dipertemuan dua siswa
melakukan percobaan
Pertemuan 3 Dalam RPP sesi ini
merupakan pertemuan kedua. Di pertemuan kedua
dituliskan kegiatan
eksperimen menggunakan satu set alat gerak lurus
menggunakan ticker timer yang bertujuan untuk menentukan karakteristik GLB dan GLBB
GLBB eksperimen
menggunakan satu set alat gerak lurus menggunakan ticker timer
Pertemuan 4 Dalam RPP tidak dituliskan di pertemuan empat akan dilaksanakannya ulangan harian
Berdasarkan informasi dari guru pertemuan empat dilaksanakannya ulangan harian
1. Analisis lembar observasi
2. Analisis soal tes literasi sains