BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian bagi perkembangan dunia usaha. Semakin besarnya suatu perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan untuk melakukan penyelewengan sehingga mengakibatkan terjadinya inefisiensi, kebocoran, dan ketidaktaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Kebutuhan akan adanya suatu auditor internal dirasakan oleh perusahaan karena adanya perkembangan perusahaan yang bersangkutan, dimana pimpinan tidak lagi bisa mengendalikan perusahaannya dengan langsung melainkan harus dibantu orang lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu auditor internal yang merupakan salah satu unsur dari pengelolaan yang memadai. (Akmal, 2009)
Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak mungkin bagi eksekutif mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Tetap saja ada hal hal yang luput dari perhatiannya. Kegiatan yang tidak diawasi akan kehilangan efisiensi dan efektivitasnya. (Sawyer, 2005)
mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko risiko terkait dalam menjalankan usaha. (Sawyer, 2005)
Profesi auditor internal sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh manajemen tertinggi organisasi. Untuk meningkatkan kualitas peran auditor dalam mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan, auditor internal memerlukan kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan perusahaan. (Bachtiar Asikin, 2006)
lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan penyimpangan. (Bachtiar Asikin, 2006)
Laporan hasil pemeriksaan auditor internal merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut. Laporan hasil pemeriksaan dapat menjadi sebuah instrumen yang kuat jika dibuat dan dipergunakan dengan baik. Laporan hasil pemeriksaan dapat menciptakan kesan keprofesionalan audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada klien, manajemen senior, mengenai kejadian kejadian penting yang tidak akan mereka ketahui jika diberitahukan. Laporan yang diterbitkan oleh auditor internal tentunya yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. (Sawyer, 2006)
Laporan hasil pemeriksaan auditor internal memiliki tiga fungsi yaitu untuk mengkomunikasikan, menjelaskan, dan meminta dilakukannya suatu tindakan. Dan untuk meningkatkan kemungkinan dilakukannya perbaikan, laporan hasil pemeriksaan hendaknya memberikan beberapa rekomendasi. Laporan harus memberikan arah pengambilan keputusan manajemen dengan memberikan rekomendasi perbaikan. (Sawyer, 2007)
laporan hasil pemeriksaan auditor internal dapat dinilai dari objektif, jelas, singkat, lengkap, konstruktif, akurat, dan tepat waktu. Ketujuh nilai tersebut sesuai dengan International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.
Di Indonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan
bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, dan Lembaga Pemerintah.
Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk Komite Audit agar dapat menjalankan
tugasnya secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit
internal. Pembentukkan Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara pasal 67 ayat 1 & 2 . Hal ini diperkuat dengan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 pada pasal 22 ayat 1 & 2.
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Seperti yang diketahui
bahwasanya BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian Indonesia. BUMN
bergerak di hampir seluruh sektor perekonomian Indonesia dan di beberapa sektor
BUMN merupakan perusahaan-perusahaan yang memegang posisi dominan. BUMN
merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya
saat ini menghadapi tantangan kompetisi global. Dengan begitu BUMN memiliki
tanggung jawab yang besar pula. Terutama dalam menjaga pengelolaan
kecurangan dalam laporan hasil pemeriksaan, maka dibutuhkan sikap
profesionalisme yang tinggi pada auditor internal.
Telkom saat ini merupakan BUMN yang terbesar di Indonesia. PT.
Telkom terus mengembangkan diri untuk mencapai keunggulan di tingkat
regional, dan unit audit internalnya secara terus menerus melakukan adaptasi
mengikuti arah perkembangan yang terjadi. Sebagai mitra strategis bagi
manajemen, SPI PT. Telkom tetap mempertahankan independensi dan
objektivitasnya, agar dapat membantu manajemen dalam upaya penerapan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik. Direksi PT. Telkom memiliki komitmen untuk
menjadikan unit audit internal sebagai posisi yang menarik bagi karyawan.
Menurut Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom
untuk menjaga dan meningkatkan citra auditor internal di mata auditee dan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang berkualitas. Peningkatan peran serta auditor internal dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas assurance atas operasional Perusahaan melalui aktivitas audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif. Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya. Dengan alasan itu, pada tahun 2011, audit yang dilakukan mencakup area-area bisnis yang berisiko tinggi seperti proses penerbitan laporan keuangan Telkom Group per triwulan dan periode akhir tahun, proses keterbukaan (disclosure) informasi Perusahaan yang dipersyaratkan otoritas pasar modal per triwulan maupun akhir tahun (Annual Report), penjaminan pendapatan, proses pengelolaan atas kesiapan dan kualitas infrastruktur, proses pengawalan pelayanan dan proses pengawalan terhadap sinergi audit di Telkom Group.
lingkungan kerja. Rujukan penelitian kedua dilakukan oleh Albadra Lahdi Nisfusa (2010). Hasil penelitian membuktikan bahwa profesionalisme auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal. Hal ini terlihat dari adanya kegiatan memastikan, mengevaluasi, dan memberi rekomendasi kepada manajemen perusahaan tersebut. Prinsip-prinsip dan standar profesi audit internal pun telah dilaksanakan dengan baik.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian ini dilakukan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, dan memiliki variabel independen yang berbeda yaitu profesionalisme auditor internal, dengan dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab, independensi dan objektivitas, keahlian dan kecermatan profesional, dan program quality assurance dan perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal dengan kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang dihasilkan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal “ (Pada BUMN yang Berpusat di Kota Bandung).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana profesionalisme auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung?
2. Bagaimana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan auditor internal khususnya BUMN yang berpusat di Kota Bandung untuk meningkatkan pengetahuan mengenai peranan auditor internal yang telah ada dalam perusahaan, sehingga dapat dilakukan upaya agar pelaksanaan audit internal lebih profesional terutama dalam menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang berkualitas.
Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Akuntansi pada FPEB Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Kegunaan Akademis