• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR INTERNAL : Pada BUMN Yang Berpusat Di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR INTERNAL : Pada BUMN Yang Berpusat Di Kota Bandung."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR...v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Audit Internal ... 10

2.1.1 Pengertian Audit ... 10

2.1.2 Pengertian Audit Internal ... 11

2.1.3 Tujuan Audit Internal ... 12

2.1.4 Ruang Lingkup dan Kriteria Auditor Internal ... 14

2.1.5 Kegiatan Audit Internal... 15

2.1.6 Profesionalisme Auditor Internal ... 17

2.1.6.1 Definisi Profesionalisme...17

(2)

2.1.9 Isi Laporan Hasil Pemeriksaan...24

2.1.10 Bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan...28

2.1.11 Standar Kualitas Laporan hasil Pemeriksaan...31

2.1.12 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal...34

2.2 Penelitian Terdahulu ... 36

2.3 Kerangka Pemikiran... 39

2.4 Hipotesis ... 44

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Obyek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 46

3.2.2.1 Definisi Variabel ... 46

3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 49

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.2.5 Teknik Analisis Data... 51

3.2.5.1 Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval...53

3.2.5.2 Uji Validitas...54

3.2.5.3 Uji Reliabilitas...55

3.2.5.4 Uji Asumsi Klasik...56

3.2.5.5 Penetapan Hipotesis Penelitian...58

(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 65

4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 67

4.1.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 67

4.1.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 70

4.1.2.3 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 72

4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal...74

4.1.2.4.1Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal Per Indikator ... 74

4.1.2.4.2Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal Secara Keseluruhan ... 78

4.1.2.4.3Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 79

4.1.2.4.4Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Per Indikator ... 79

4.1.2.4.5Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Secara keseluruhan ... 85

4.1.2.5 Analisis Statistik ... 86

4.1.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 86

4.1.2.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 89

4.1.2.5.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 91

(4)

4.2.2 Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 95

4.2.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung

perekonomian bagi perkembangan dunia usaha. Semakin besarnya suatu

perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan untuk melakukan

penyelewengan sehingga mengakibatkan terjadinya inefisiensi, kebocoran, dan

ketidaktaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Kebutuhan

akan adanya suatu auditor internal dirasakan oleh perusahaan karena adanya

perkembangan perusahaan yang bersangkutan, dimana pimpinan tidak lagi bisa

mengendalikan perusahaannya dengan langsung melainkan harus dibantu orang

lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu auditor internal yang merupakan salah satu

unsur dari pengelolaan yang memadai. (Akmal, 2009)

Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin

berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak

mungkin bagi eksekutif mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya. Tetap saja ada hal hal yang luput dari perhatiannya. Kegiatan yang

tidak diawasi akan kehilangan efisiensi dan efektivitasnya. (Sawyer, 2005)

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam

menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak

(6)

mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas

kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua

hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko risiko terkait dalam

menjalankan usaha. (Sawyer, 2005)

Profesi auditor internal sangat dituntut akan kemampuannya memberikan

jasa yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh

manajemen tertinggi organisasi. Untuk meningkatkan kualitas peran auditor

dalam mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan, auditor internal memerlukan

kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas,

yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit

dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta

penguasaan atas bidang operasional terkait dengan perusahaan. (Bachtiar Asikin,

2006)

Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas dan profesionalisme pada

auditor internal merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan

perusahaan. Sikap profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring

dengan perkembangan sikap mental dari auditor internal itu sendiri dalam

melakukan pekerjaannya. Dengan adanya sikap profesionalisme auditor internal

yang handal diharapkan dapat mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap

tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dan

mengungkapkannya dalam temuan audit. Saran dan sikap korektif dari auditor

(7)

lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang

melakukan penyimpangan. (Bachtiar Asikin, 2006)

Laporan hasil pemeriksaan auditor internal merupakan media untuk

menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang

terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut. Laporan hasil

pemeriksaan dapat menjadi sebuah instrumen yang kuat jika dibuat dan

dipergunakan dengan baik. Laporan hasil pemeriksaan dapat menciptakan kesan

keprofesionalan audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada klien,

manajemen senior, mengenai kejadian kejadian penting yang tidak akan mereka

ketahui jika diberitahukan. Laporan yang diterbitkan oleh auditor internal

tentunya yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan.

(Sawyer, 2006)

Laporan hasil pemeriksaan auditor internal memiliki tiga fungsi yaitu

untuk mengkomunikasikan, menjelaskan, dan meminta dilakukannya suatu

tindakan. Dan untuk meningkatkan kemungkinan dilakukannya perbaikan,

laporan hasil pemeriksaan hendaknya memberikan beberapa rekomendasi.

Laporan harus memberikan arah pengambilan keputusan manajemen dengan

memberikan rekomendasi perbaikan. (Sawyer, 2007)

Pada umumnya, suatu pemeriksaan dinilai berdasarkan mutu laporannya.

Demi menjaga standar keahlian yang tinggi dan guna memenuhi tujuan-tujuan

pelaporan yang efektif, maka pelaporan hasil pemeriksaan haruslah yang

(8)

laporan hasil pemeriksaan auditor internal dapat dinilai dari objektif, jelas,

singkat, lengkap, konstruktif, akurat, dan tepat waktu. Ketujuh nilai tersebut

sesuai dengan International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.

DiIndonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, dan Lembaga Pemerintah. Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk Komite Audit agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit

internal. Pembentukkan Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) didasarkan pada

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara pasal

67 ayat 1 & 2 . Hal ini diperkuat dengan SK Menteri BUMN Nomor :

KEP-117/M-MBU/2002 pada pasal 22 ayat 1 & 2.

Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Seperti yang diketahui bahwasanya BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian Indonesia. BUMN

bergerak di hampir seluruh sektor perekonomian Indonesia dan di beberapa sektor

(9)

kecurangan dalam laporan hasil pemeriksaan, maka dibutuhkan sikap profesionalisme yang tinggi pada auditor internal.

Telkom saat ini merupakan BUMN yang terbesar di Indonesia. PT. Telkom terus mengembangkan diri untuk mencapai keunggulan di tingkat regional, dan unit audit internalnya secara terus menerus melakukan adaptasi mengikuti arah perkembangan yang terjadi. Sebagai mitra strategis bagi manajemen, SPI PT. Telkom tetap mempertahankan independensi dan objektivitasnya, agar dapat membantu manajemen dalam upaya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Direksi PT. Telkom memiliki komitmen untuk menjadikan unit audit internal sebagai posisi yang menarik bagi karyawan.

Menurut Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom

(http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0101_keuangan.html) selama tahun

2011 Auditor Internal PT. Telkom telah melakukan upaya-upaya penting untuk

memelihara dan meningkatkan profesionalisme auditor internal dan kompetensi

yang memadai untuk dapat berperan sesuai dengan lingkup kegiatan auditor

internal dalam mengawal perkembangan bisnis perusahaan, diantaranya :

melibatkan tenaga auditor secara intens dalam penerapan adopsi secara penuh

IFRS di Telkom melalui pelatihan, pemagangan, seminar, dan workshop, mengikutsertakan auditor dalam pembelajaran berkelanjutan yang bersertifikasi,

baik lokal maupun internasional, dan mengikutsertakan pelatihan dan atau

seminar yang bersifat teknis operasional Telkom. Pengembangan kompetensi

(10)

untuk menjaga dan meningkatkan citra auditor internal di mata auditee dan

menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang berkualitas.

Peningkatan peran serta auditor internal dilakukan dengan cara meningkatkan

kualitas assurance atas operasional Perusahaan melalui aktivitas audit maupun

non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang

mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau

risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya. Dengan alasan itu, pada tahun

2011, audit yang dilakukan mencakup area-area bisnis yang berisiko tinggi seperti

proses penerbitan laporan keuangan Telkom Group per triwulan dan periode akhir

tahun, proses keterbukaan (disclosure) informasi Perusahaan yang dipersyaratkan

otoritas pasar modal per triwulan maupun akhir tahun (Annual Report), penjaminan pendapatan, proses pengelolaan atas kesiapan dan kualitas

infrastruktur, proses pengawalan pelayanan dan proses pengawalan terhadap

sinergi audit di Telkom Group.

Penulis dalam melakukan penelitian mengambil rujukan dari beberapa

penelitian terdahulu diantaranya : penelitian yang dilakukan oleh Ade Wicakshana

(2008). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap profesionalisme yang

dimiliki oleh satuan pengawas internal memiliki peran yang cukup penting dalam

pengungkapan kecurangan, sehingga sikap profesionalisme harus dipertahankan

dan harus semakin ditingkatkan. Dan masih ada faktor lain yang mungkin lebih

(11)

lingkungan kerja. Rujukan penelitian kedua dilakukan oleh Albadra Lahdi Nisfusa

(2010). Hasil penelitian membuktikan bahwa profesionalisme auditor internal

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal.

Hal ini terlihat dari adanya kegiatan memastikan, mengevaluasi, dan memberi

rekomendasi kepada manajemen perusahaan tersebut. Prinsip-prinsip dan standar

profesi audit internal pun telah dilaksanakan dengan baik.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu

penelitian ini dilakukan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, dan

memiliki variabel independen yang berbeda yaitu profesionalisme auditor

internal, dengan dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab, independensi

dan objektivitas, keahlian dan kecermatan profesional, dan program quality

assurance dan perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal dengan

kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang dihasilkan pada BUMN

yang berpusat di Kota Bandung dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Auditor

Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal “ (Pada

BUMN yang Berpusat di Kota Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

(12)

1. Bagaimana profesionalisme auditor internal pada BUMN yang berpusat di

Kota Bandung?

2. Bagaimana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat

di Kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas

laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di

Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme auditor internal pada

BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada

BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap

kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang

berpusat di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

(13)

1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan auditor internal

khususnya BUMN yang berpusat di Kota Bandung untuk meningkatkan

pengetahuan mengenai peranan auditor internal yang telah ada dalam

perusahaan, sehingga dapat dilakukan upaya agar pelaksanaan audit

internal lebih profesional terutama dalam menghasilkan laporan hasil

pemeriksaan auditor internal yang berkualitas.

Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan

dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari

selama mengikuti program perkuliahan Akuntansi pada FPEB Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Kegunaan Akademis

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen

(14)

BAB III

OBJEK & METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan

penafsiran suatu data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi

tujuan dalam penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan pada

BUMN yang berpusat di kota Bandung.

Pemilihan objek tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa

profesionalisme auditor internal sangat dibutuhkan oleh perusahaan di masa

sekarang. Hal ini diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan operasional

perusahaan agar berjalan lebih efektif. Dan laporan hasil pemeriksaan merupakan

satu-satunya produk yang dihasilkan oleh auditor internal sehingga sering

diasosiasikan dengan kinerja, kompetensi, dan profesionalisme auditor internal.

Berdasarkan keterangan di atas maka objek penelitian ini adalah

profesionalisme auditor internal dan kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor

internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif.

(15)

menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Mudrajad

Kuncoro,2003). Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan metode survey.

Penelitian ini akan menguji pengaruh profesionalisme auditor internal

terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal. Dilihat dari

tujuannya, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian verifikatif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh

profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan. Data

primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada sampel responden untuk

memperoleh fakta yang relevan dan terbaru.

Sedangkan dalam pendekatan studi survei, penulis akan mengamati secara

seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti

sehingga diperoleh data yang menunjang penyusunan laporan penelitian.

3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:59) bahwa : “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) variabel

adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian dalam suatu kegiatan penelitian

(16)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran ordinal.

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif

karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat

pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana

peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek

memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak

kekurangan dan kelebihannya.

Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan

konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasional

variabel. Untuk lebih jelasnya, operasional variabel dituangkan dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Variabel

Independen: Sikap Profesionalisme Auditor

Sumber: The

(17)

4. Program

3. Penilaian eksternal (20)

Ordinal

1. Objektif 1. Tidak memihak kepada

kepentingan tertentu

2. Jelas 1. Struktur laporan yang

baik (4) 2. Istilah laporan

keuangan yang mudah dipahami (5)

Ordinal

3. Singkat 1. Penyajian laporan

keuangan secara

4. Akurat 1. Bersumber dari fakta

yang didukung oleh

5. Konstruktif 1. Memberikan kritikan

atas kejadian dimasa lalu (11,12)

2. Memberikan saran

perbaikan (13)

Ordinal

6. Lengkap 1. Laporan berisikan

informasi yang perlu disampaikan secara lengkap (14)

(18)

2. Terdiri dari otorisasi, sasaran, aktivitas yang

diaudit, temuan,

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiono (2010:115): “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.” Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah BUMN yang berpusat di Kota

Bandung, dengan asumsi responden adalah pihak-pihak yang secara langsung ikut

melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit, mulai dari staff auditor internal,

pengawas auditor internal, dan komite audit yang bekerja di BUMN yang bepusat

di Kota Bandung yang menurut peneliti dapat mewakili dalam penelitian ini,

sementara alasan penelitian dilakukan kepada pihak- pihak yang secara langsung

melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk melihat sejauh mana

pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam menghasilkan laporan

(19)

Menurut Sugiyono (2010:80), “Sampel adalah sebagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” .

Teknik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah

Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai

kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Dimana yang digunakan

adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah tim SPI

dan komite audit pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data yang digunakan oleh

peneliti adalah data primer. Dalam mengumpulkan data digunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket atau Kuesioner

Angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian.Angket

tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintakan

jawaban. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia

(20)

penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup yaitu angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal

memberikan tanda centang (V) pada kolom atau tempat yang sesuai.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari,

meneliti mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Adapun studi kepustakaan ini diperlukan

sebagai landasan teori yang dapat menunjang data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Setelah adanya analisis data hasil lapangan, maka diadakan perhitungan

dari hasil kuesioner agar hasil dapat teruji dan dapat diandalkan. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yang diteliti, data yang

terkumpul melalui kuesioner dan telah diberi bobot dengan menggunakan skala

Likert dan dihitung skor masing-masing responden berdasarkan total jumlah dari total jawaban akan dilakukan perangkingan berdasarkan jumlah skor tersebut, dan

kemudian diolah menjadi uji stastistik dengan alat ukur analisis regresi linear

(21)

untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan adalah lima tingkatan yang

bergerak dari 1-5. Untuk pertanyaan positif alternatif jawaban adalah sebagai

berikut :

 Selalu (S) 5

 Sering (SR) 4

 Kadang-kadang (K) 3

 Jarang (JR) 2

 Tidak Pernah (TP) 1

Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel

X dan Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar

(2003:201) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

RS : Rentang Skor m : Skor tertingi item n : Skor terendah item b : Jumlah kelas

Husein Umar (2003:201)

Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5 =

(21 x 5 = 105), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan

skor tertinggi yaitu 1 = (21 x 1 = 21)

(22)

Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat

dari tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Variabel Kategori Rentang Pengklasifikasian

Profesionalisme Auditor

3.2.5.1Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Karenakedua variabel pada penelitian ini diukur menggunakan skala likert

yang merupakan skala ordinal, maka penulis akan merubahnya menjadi skala

interval terlebih dahulu dengan menggunakan Method Of Successive Interval

(MSI) agar dapat diolah dalam pengujian statistik dengan menggunakan metode

regresi linear sederhana. Menurut Husein Umar (2008:167) mengatakan bahwa

langkah-langkah perhitungan MSI adalah :

(23)

untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4 atau 5. Asumsikan alternative jawaban hanya 5

2. tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden

3. tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif

4. hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal

5. tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas

6. tentukan nilai skala (NS) untuk setiap nilai Z dengan rumus: NS= (A-B)/ (C-D)

Keterangan:

A = nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B = nilai densitas pada skor yang diamati

C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati

D = nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati 7. tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

NT = NS + (1 + ǀ Nsmin ǀ )

Dimana ǀ Nsmin ǀ adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor

yang tersedia.

3.2.5.2Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Imam Ghozali, 2011: 52).

(24)

Sumber : Suharsimi Arikunto, 2012:314

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

Σ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y Σ X = Jumlah skor X

Σ Y = Jumlah skor Y (Σ X)2

= Kuadrat jumlah skor X (Σ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y

Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap

butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi

yang dihasilkan, Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan

dengan rtabel- bila korelasi antara skor item dengan total skor kurang dari 0,30

(didapat dari perhitungan antara perhitungan interpolasi dari tabel nilai r Product Moment) maka item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabelmaka valid.

3.2.5.3Uji Reliabilitas

Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki

kekonsistenan. Reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat

memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subyek yang sama (Iqbal

(25)

pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,

kestabilan, atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari

sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Perhitungan

reliabilitas pada variabel yang berskala ukur ordinal digunakan rumus Cronbach

Alpha.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

k : Jumlah Instrumen pertanyaan

2

i

S : Jumlah varians dari tiap instrumen

2

X

S : Varians dari keseluruhan instrumen

Menurut Imam Ghozali (2011), Nilai koefisien reliabilitas yang baik

adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena

jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable (Sugiyono,2012).

3.2.5.4Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah: Uji Normalitas, Uji

Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Linearitas.

(26)

Menurut Imam Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan

software statistik SPSS 16.0 for Windows. “Suatu data dinyatakan berdistribusi

normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov

lebih besar dari 1/2α” .

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2011, 139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dalam regresi ini menggunakan scatter plot dengan

menggunakan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Scatter plot sendiri merupakan sebuah grafik yang diplot poin atau titik yang menunjukan

hubungan antara dua pasang data. Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. “Pada heteroskedastisitas,

(27)

sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas” (Iqbal Hasan,

2008:281).

c. Uji Linieralitas

Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang

dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian

ini, uji linieritasnya dilakukan dengan uji F. Untuk mempermudah dalam

melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows.

3.2.5.5 Penetapan Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada

tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dimana hipotesis nol atau

hipotesis kerja (Ho) yaitu suatu hipotesis tentang ada tidaknya hubungan,

umumnya diformulasikan untuk ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Ha)

yang merupakan hipotesis yang diajukan oleh penulis. Adapun hipotesis statistik

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : β < 0, Profesionalisme Auditor Intrenal tidak berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan pada BUMN

(28)

Ha : β ≥ 0, Profesionalisme Auditor Intrenal berpengaruh positif terhadap

Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan pada BUMN yang

berpusat di Kota Bandung.

3.2.5.6Pemilihan Uji Hipotesis

Untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap

kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal menggunakan analisis regresi

linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh profesionalisme auditor (variabel independen) terhadap

kualitas laporan hasil pemeriksaan (variabel dependen).

Dimana dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 (dua) variabel yang

akan diteliti, yaitu variabel profesionalisme auditor internal (X) dan kualitas

laporan hasil pemeriksaan (Y). Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel

yang diteliti, data yang terkumpul melalui kuesioner dan telah diberi bobot dengan

menggunakan skala likert dan dihitung skor dari masing-masing responden. Kemudian, dengan menggunakan Metode Succesive Interval, skala likert diubah

ke dalam skala interval.

Setelah dirubah menjadi skala interval maka akan diolah uji statistik

dengan alat ukur analisis regresi linier sederhana yang akan menghasilkan

koefisien korelasi dan determinasi. Hubungan kedua variabel tersebut dinyatakan

dalam bentuk persamaan matematika yang mempunyai hubungan fungsional

(29)

Y = a + bX

Dengan:

Y = Variabel dependen (kualitas laporan hasil pemeriksaan)

X = Variabel independen ( profesionalisme auditor internal)

A = titik potong (intercept) b = koefisien regresi (slope)

Guna menghitung nilai koefisien a dan b dari persamaan regresi di atas

digunakan metode kuadrat terkecil (least square method) dan perhitungannya

menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk pengolahan data regresi sederhana penulis menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dilakukan uji

hipotesis (uji t). Adapun langkah-langkahnya:

a. Penentuan nilai kritis pengujian yang memperhatikan kebebasan

dan tingkat signifikansi, nilai kritis pengujian dapat ditentukan

(30)

b. Untuk menentukan nilai penerimaan atau penolakan hipotesis maka

dilakukan dengan menggunakan uji t dengan membandingkan nilai

antara nilai hitung dan t tabel.

 Tolak Ho atau terima Ha, jika t hitung ≥ t tabel

 Terima Ho atau tolak Ha, jika t hitung < t tabel

b = koefisien regresi

= Standar deviasi dari koefisien regresi

(Iqbal Hasan, 2008:267) Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh yang

signifikan antara variabel independen (profesionalisme auditor internal) terhadap

variabel dependen (kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal), atau

dengan kata lain untuk menguji kebenaran model regresi yang didapat. Dalam

pengujian hipotesis menggunakan uji t ini, tingkat kesalahan yang digunakan

penulis adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%.

3.2.5.6Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis

regresi dengan data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi

akan diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data

(31)

dugaannya menjadi kurang sesuai. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai

berikut:

“Koefisien Determinasi adalah bagian dari keragaman total varibel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang memengaruhi atau independent).”

Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X (variabel

independen) memengaruhi variabel variabel Y (variabel terikat). Semakin besar

koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y.

Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dan

dirumuskan sebagai berikut:

Koesifien korelasi =

Di mana:

r : Nilai koefisien korelasi

∑x : Jumlah pengamatan variabel X ∑y : Jumlah pengamatan variabel Y

∑xy : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(∑x²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(∑x)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X

(∑y²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(∑y)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y

(32)

Tabel 3.3

Derajat hubungan antara kedua variabel

Interval Koefisien Tingkat Hubungan Keeratan

0,00 – 0,199 Korelasi lemah atau tidak ada korelasi

0,20 – 0,399 Korelasi Rendah

0,40 – 0,599 Korelasi Sedang

0,60 – 0,799 Korelasi Kuat

0,80 – 1,000 Korelasi Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:184)

Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan

koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya.

Koefisien Determinasi :

Di mana :

KD : Koefisien Determinasi

r² : Nilai koefisien korelasi kuadrat

Nilai penentu berada pada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KD ≤ 1). Jika hasil

perhitungan koefisien determinasi = 0, berarti tidak adanya pengaruh antara

variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Ketika nilai koefisien

(33)

adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X). Sedangkan nilai koefisien determinasi berada diantara 0 dan 1 (0 ≤ KD ≤ 1) maka besarnya pengaruh

variabel dependen terhadap variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah

sesuai dengan nilai koefisien determinasi tersebut dan selebihnya dari

faktor-faktor lainnya (Iqbal Hasan, 2006:44).

3.2.5.7 Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan akan memperoleh

dasar untuk menarik kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan

kesimpulan tersebut, penulis selanjutnya akan mencoba memberikan pandangan

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh

profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan

auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan :

1. Profesionalisme auditor internal yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas

Internal (SPI) pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung dinilai sudah

sangat baik. Dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab mendapat

rata-rata skor tertinggi dan dimensi yang mendapatkan rata-rata skor

terendah yakni program quality assurance dan perbaikan. Hal ini terjadi

karena pemahaman auditor internal terhadap standar profesi auditor internal

dan sudah menerapkan standar profesi dan berpedoman pada Standar

Profesi Auditor Internal yang berlaku.

2. Kualitas laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh auditor internal

pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung telah disajikan atau dihasilkan

dengan baik. Dimensi lengkap memperoleh skor rata-rata tertinggi dan

dimensi dengan skor terendah yaitu dimensi tepat waktu. Dari hasil data

yang diperoleh bahwa kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal

(35)

3. Profesionalisme auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di

Kota Bandung. Hal ini memberi arti bahwa apabila profesionalisme auditor

internal mengalami kenaikan, maka kualitas laporan hasil pemeriksaan

auditor internal akan ikut naik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan

dengan pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil

pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung beserta

hal lainnya yang terkait, yaitu:

1. Profesionalisme Auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota

Bandung dinilai sudah sangat baik dan diharapkan tetap melaksanakan

pemantauan kinerja aktivitas audit internal secara berkelanjutan.

Pemantauan tersebut harus dirancang untuk membantu aktivitas audit

internal memberi nilai tambah dan memperbaiki organisasi serta untuk

memberikan assurance bahwa aktivitas audit internal sesuai dengan Standar

dan Kode Etik.

2. Untuk mencegah adanya penundaan dalam penerbitan laporan hasil

pemeriksaan sebaiknya auditor internal lebih memperhatikan ketepatan

(36)

disesuaikan dengan keahliannya, agar tidak terjadi kesulitan dalam

pelaksanaan penugasan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan profesionalisme auditor internal sebagai

variabel independen yang mempengaruhi kualitas laporan hasil

pemeriksaan. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk

menggunakan variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam

penelitian ini, seperti kinerja auditor internal, atau sistem pengawasan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sukrisno. (2004). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Akmal. (2009). Pemeriksaan Manajemen Internal Audit, Jakarta : PT. Indeks.

Arens, Alvin A.and Loebbecke, James K. (2008). Auditing dan Jasa Assurance (Edisi

Keduabelas). USA, Prentice Hall International Editions Inc.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

PT. Rineka Cipta.

Asikin, Bachtiar. (2006). “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap

Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit”. Jurnal Bisnis,

Manajemen, dan Ekonomi. Vol 7 no 3.

Azwar, Saifuddin, MA. (2003). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke-3. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Cohen, Aaron, and Gabriel Sayag. (2010). “The Effectiveness of Internal Auditing : An

Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations”.

Gubuk blogspot (2012). Analisis Kasus Audit Umum PT. KAI Tahun 2005 (online).

Tersedia :

http://gubugreyotbgt.blogspot.com/2012/06/analisis-kasus-audit-umum-pt-kai-tahun.html ( 1 Juli 2012)

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

F. Al Materneh, Ghassan. (2011). “Factors Determining the Internal Control Audit

(38)

Hasan, M Iqbal.(2006). Pokok-pokok Materi Statistik (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi

Aksara.

Hasan, M Iqbal (2008). Pokok-opkok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi

Aksara.

Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal, Bandung: Alfabeta.

Husein, Umar.( 2003). Metode Riset Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama

Husein, Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta, Batlan,

Penerbit STIE YPKN.

Imam Ghozali ,(2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang

: BP UNDIP

J. Supranto. (2008). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

J.P Russel. (2000). The Quality Audit Handbook. USA : American Society for Quality.

Kotler, Philip, and Kevin Keller. (2001) Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks.

Konrath, Larry F. (2004) Auditing A Risk Analysis Approach. Canada : South Western.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Lahdi Nisfusa, Albadra. 2010. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap

Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Pada BUMN. Fakultas Pendidikan

(39)

Mowen, Hansen. (2006). Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.

Nur Indah S, Meilia. (2010). Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2005. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 1 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 2 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 3 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,

IKAPI.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung : Alfabeta, IKAPI.

The Institute of Internal Auditor. (2011). International Professional Practices Framework

(IPPF), USA : Altamonte Springs.

Tugiman, Hiro. (2003). Standar Professional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius.

Wichaksana, Ade. 2008. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap

Peran Internal Auditor Dalam Pengungkapan Kecurangan. Fakultas Ekonomi

Unpad. Bandung.

Yadyana, I Ketut. (2008). “Perkembangan Audit Internal dan Profesi Auditor Internal”.

Jurnal Nasional, Forum Manajemen. Vol 6 no 1.

(40)

Yosuamargom’s Blog (2012). Pengertian Etika, Profesi, dan Profesionalisme (Online).

Tersedia : http://yosuamargom.wordpress.com/2011/02/27/pengertian-etika-

profesi-dan-profesionalisme/.(20 Mei 2012)

PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tata kelola 2011 PT. Telkom (Online).

Tersedia:(http://www.telkom.co.id/UHI/assets/pdf/ID/07_Tata%20Kelola

%20Perusahaan.pdf) (20 Oktober 2012)

PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom (Online)

Tersedia: (http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0911_GCG.html)

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Melchers R.E., Assessment of Existing Structures - Approaches and

Implementasi Metode Pembelajaran Afika Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Medan: Majelis Pendidikan dan Kebudayaan Al- Jam‟ iyatul Washliyah Sumatera Utara.. Madzkuratu an-Nahwi

[r]

Menurut Daud Ali, tidak diimplementasikannya hukum publik bahkan hukum privat islam (kecuali hukum keluarga) dalam perundang-undangan negara muslim dikarenakan kedua hukum tersebut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai parameter fisika, kimia, biologi dan kualitas air berdasarkan baku mutu PP RI No.. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

HUKUM YANG JELAS // DENGAN PAYUNG HUKUM TENTU MEMPERKUAT POSISI KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA BUDAYA //. KOMISI BIDANG MEDIA DAN PENERBITAN DEWAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA/ SHOLEH

Dari hasil pengolahan data diketahui penggunaan Model De Novo Goal Programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi yang optimal dimana semua fungsi kendala