HALAMAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR...v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10
2.1 Audit Internal ... 10
2.1.1 Pengertian Audit ... 10
2.1.2 Pengertian Audit Internal ... 11
2.1.3 Tujuan Audit Internal ... 12
2.1.4 Ruang Lingkup dan Kriteria Auditor Internal ... 14
2.1.5 Kegiatan Audit Internal... 15
2.1.6 Profesionalisme Auditor Internal ... 17
2.1.6.1 Definisi Profesionalisme...17
2.1.9 Isi Laporan Hasil Pemeriksaan...24
2.1.10 Bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan...28
2.1.11 Standar Kualitas Laporan hasil Pemeriksaan...31
2.1.12 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal...34
2.2 Penelitian Terdahulu ... 36
2.3 Kerangka Pemikiran... 39
2.4 Hipotesis ... 44
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 45
3.1 Obyek Penelitian ... 45
3.2 Metode Penelitian ... 45
3.2.1 Desain Penelitian ... 45
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 46
3.2.2.1 Definisi Variabel ... 46
3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 49
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.2.5 Teknik Analisis Data... 51
3.2.5.1 Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval...53
3.2.5.2 Uji Validitas...54
3.2.5.3 Uji Reliabilitas...55
3.2.5.4 Uji Asumsi Klasik...56
3.2.5.5 Penetapan Hipotesis Penelitian...58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
4.1 Hasil Penelitian ... 65
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 65
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 67
4.1.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 67
4.1.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 70
4.1.2.3 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 72
4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal...74
4.1.2.4.1Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal Per Indikator ... 74
4.1.2.4.2Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal Secara Keseluruhan ... 78
4.1.2.4.3Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 79
4.1.2.4.4Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Per Indikator ... 79
4.1.2.4.5Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Secara keseluruhan ... 85
4.1.2.5 Analisis Statistik ... 86
4.1.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 86
4.1.2.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 89
4.1.2.5.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 91
4.2.2 Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 95
4.2.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap
lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung
perekonomian bagi perkembangan dunia usaha. Semakin besarnya suatu
perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan untuk melakukan
penyelewengan sehingga mengakibatkan terjadinya inefisiensi, kebocoran, dan
ketidaktaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Kebutuhan
akan adanya suatu auditor internal dirasakan oleh perusahaan karena adanya
perkembangan perusahaan yang bersangkutan, dimana pimpinan tidak lagi bisa
mengendalikan perusahaannya dengan langsung melainkan harus dibantu orang
lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu auditor internal yang merupakan salah satu
unsur dari pengelolaan yang memadai. (Akmal, 2009)
Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin
berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak
mungkin bagi eksekutif mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Tetap saja ada hal hal yang luput dari perhatiannya. Kegiatan yang
tidak diawasi akan kehilangan efisiensi dan efektivitasnya. (Sawyer, 2005)
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak
mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas
kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua
hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko risiko terkait dalam
menjalankan usaha. (Sawyer, 2005)
Profesi auditor internal sangat dituntut akan kemampuannya memberikan
jasa yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh
manajemen tertinggi organisasi. Untuk meningkatkan kualitas peran auditor
dalam mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan, auditor internal memerlukan
kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas,
yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit
dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta
penguasaan atas bidang operasional terkait dengan perusahaan. (Bachtiar Asikin,
2006)
Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas dan profesionalisme pada
auditor internal merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan
perusahaan. Sikap profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring
dengan perkembangan sikap mental dari auditor internal itu sendiri dalam
melakukan pekerjaannya. Dengan adanya sikap profesionalisme auditor internal
yang handal diharapkan dapat mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap
tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dan
mengungkapkannya dalam temuan audit. Saran dan sikap korektif dari auditor
lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang
melakukan penyimpangan. (Bachtiar Asikin, 2006)
Laporan hasil pemeriksaan auditor internal merupakan media untuk
menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang
terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut. Laporan hasil
pemeriksaan dapat menjadi sebuah instrumen yang kuat jika dibuat dan
dipergunakan dengan baik. Laporan hasil pemeriksaan dapat menciptakan kesan
keprofesionalan audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada klien,
manajemen senior, mengenai kejadian kejadian penting yang tidak akan mereka
ketahui jika diberitahukan. Laporan yang diterbitkan oleh auditor internal
tentunya yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan.
(Sawyer, 2006)
Laporan hasil pemeriksaan auditor internal memiliki tiga fungsi yaitu
untuk mengkomunikasikan, menjelaskan, dan meminta dilakukannya suatu
tindakan. Dan untuk meningkatkan kemungkinan dilakukannya perbaikan,
laporan hasil pemeriksaan hendaknya memberikan beberapa rekomendasi.
Laporan harus memberikan arah pengambilan keputusan manajemen dengan
memberikan rekomendasi perbaikan. (Sawyer, 2007)
Pada umumnya, suatu pemeriksaan dinilai berdasarkan mutu laporannya.
Demi menjaga standar keahlian yang tinggi dan guna memenuhi tujuan-tujuan
pelaporan yang efektif, maka pelaporan hasil pemeriksaan haruslah yang
laporan hasil pemeriksaan auditor internal dapat dinilai dari objektif, jelas,
singkat, lengkap, konstruktif, akurat, dan tepat waktu. Ketujuh nilai tersebut
sesuai dengan International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.
DiIndonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, dan Lembaga Pemerintah. Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk Komite Audit agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit
internal. Pembentukkan Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara pasal
67 ayat 1 & 2 . Hal ini diperkuat dengan SK Menteri BUMN Nomor :
KEP-117/M-MBU/2002 pada pasal 22 ayat 1 & 2.
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Seperti yang diketahui bahwasanya BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian Indonesia. BUMN
bergerak di hampir seluruh sektor perekonomian Indonesia dan di beberapa sektor
kecurangan dalam laporan hasil pemeriksaan, maka dibutuhkan sikap profesionalisme yang tinggi pada auditor internal.
Telkom saat ini merupakan BUMN yang terbesar di Indonesia. PT. Telkom terus mengembangkan diri untuk mencapai keunggulan di tingkat regional, dan unit audit internalnya secara terus menerus melakukan adaptasi mengikuti arah perkembangan yang terjadi. Sebagai mitra strategis bagi manajemen, SPI PT. Telkom tetap mempertahankan independensi dan objektivitasnya, agar dapat membantu manajemen dalam upaya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Direksi PT. Telkom memiliki komitmen untuk menjadikan unit audit internal sebagai posisi yang menarik bagi karyawan.
Menurut Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom
(http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0101_keuangan.html) selama tahun
2011 Auditor Internal PT. Telkom telah melakukan upaya-upaya penting untuk
memelihara dan meningkatkan profesionalisme auditor internal dan kompetensi
yang memadai untuk dapat berperan sesuai dengan lingkup kegiatan auditor
internal dalam mengawal perkembangan bisnis perusahaan, diantaranya :
melibatkan tenaga auditor secara intens dalam penerapan adopsi secara penuh
IFRS di Telkom melalui pelatihan, pemagangan, seminar, dan workshop, mengikutsertakan auditor dalam pembelajaran berkelanjutan yang bersertifikasi,
baik lokal maupun internasional, dan mengikutsertakan pelatihan dan atau
seminar yang bersifat teknis operasional Telkom. Pengembangan kompetensi
untuk menjaga dan meningkatkan citra auditor internal di mata auditee dan
menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang berkualitas.
Peningkatan peran serta auditor internal dilakukan dengan cara meningkatkan
kualitas assurance atas operasional Perusahaan melalui aktivitas audit maupun
non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang
mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.
Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau
risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya. Dengan alasan itu, pada tahun
2011, audit yang dilakukan mencakup area-area bisnis yang berisiko tinggi seperti
proses penerbitan laporan keuangan Telkom Group per triwulan dan periode akhir
tahun, proses keterbukaan (disclosure) informasi Perusahaan yang dipersyaratkan
otoritas pasar modal per triwulan maupun akhir tahun (Annual Report), penjaminan pendapatan, proses pengelolaan atas kesiapan dan kualitas
infrastruktur, proses pengawalan pelayanan dan proses pengawalan terhadap
sinergi audit di Telkom Group.
Penulis dalam melakukan penelitian mengambil rujukan dari beberapa
penelitian terdahulu diantaranya : penelitian yang dilakukan oleh Ade Wicakshana
(2008). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap profesionalisme yang
dimiliki oleh satuan pengawas internal memiliki peran yang cukup penting dalam
pengungkapan kecurangan, sehingga sikap profesionalisme harus dipertahankan
dan harus semakin ditingkatkan. Dan masih ada faktor lain yang mungkin lebih
lingkungan kerja. Rujukan penelitian kedua dilakukan oleh Albadra Lahdi Nisfusa
(2010). Hasil penelitian membuktikan bahwa profesionalisme auditor internal
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal.
Hal ini terlihat dari adanya kegiatan memastikan, mengevaluasi, dan memberi
rekomendasi kepada manajemen perusahaan tersebut. Prinsip-prinsip dan standar
profesi audit internal pun telah dilaksanakan dengan baik.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian ini dilakukan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, dan
memiliki variabel independen yang berbeda yaitu profesionalisme auditor
internal, dengan dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab, independensi
dan objektivitas, keahlian dan kecermatan profesional, dan program quality
assurance dan perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal dengan
kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang dihasilkan pada BUMN
yang berpusat di Kota Bandung dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Auditor
Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal “ (Pada
BUMN yang Berpusat di Kota Bandung).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah
1. Bagaimana profesionalisme auditor internal pada BUMN yang berpusat di
Kota Bandung?
2. Bagaimana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat
di Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas
laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di
Kota Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme auditor internal pada
BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada
BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap
kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang
berpusat di Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan auditor internal
khususnya BUMN yang berpusat di Kota Bandung untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai peranan auditor internal yang telah ada dalam
perusahaan, sehingga dapat dilakukan upaya agar pelaksanaan audit
internal lebih profesional terutama dalam menghasilkan laporan hasil
pemeriksaan auditor internal yang berkualitas.
Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan
dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari
selama mengikuti program perkuliahan Akuntansi pada FPEB Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Kegunaan Akademis
Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen
BAB III
OBJEK & METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan
penafsiran suatu data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi
tujuan dalam penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan pada
BUMN yang berpusat di kota Bandung.
Pemilihan objek tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa
profesionalisme auditor internal sangat dibutuhkan oleh perusahaan di masa
sekarang. Hal ini diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan agar berjalan lebih efektif. Dan laporan hasil pemeriksaan merupakan
satu-satunya produk yang dihasilkan oleh auditor internal sehingga sering
diasosiasikan dengan kinerja, kompetensi, dan profesionalisme auditor internal.
Berdasarkan keterangan di atas maka objek penelitian ini adalah
profesionalisme auditor internal dan kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor
internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif.
menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Mudrajad
Kuncoro,2003). Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode survey.
Penelitian ini akan menguji pengaruh profesionalisme auditor internal
terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal. Dilihat dari
tujuannya, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian verifikatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh
profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan. Data
primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada sampel responden untuk
memperoleh fakta yang relevan dan terbaru.
Sedangkan dalam pendekatan studi survei, penulis akan mengamati secara
seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti
sehingga diperoleh data yang menunjang penyusunan laporan penelitian.
3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Sugiyono (2010:59) bahwa : “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) variabel
adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian dalam suatu kegiatan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran ordinal.
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif
karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat
pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana
peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek
memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak
kekurangan dan kelebihannya.
Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan
konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasional
variabel. Untuk lebih jelasnya, operasional variabel dituangkan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variabel
Independen: Sikap Profesionalisme Auditor
Sumber: The
4. Program
3. Penilaian eksternal (20)
Ordinal
1. Objektif 1. Tidak memihak kepada
kepentingan tertentu
2. Jelas 1. Struktur laporan yang
baik (4) 2. Istilah laporan
keuangan yang mudah dipahami (5)
Ordinal
3. Singkat 1. Penyajian laporan
keuangan secara
4. Akurat 1. Bersumber dari fakta
yang didukung oleh
5. Konstruktif 1. Memberikan kritikan
atas kejadian dimasa lalu (11,12)
2. Memberikan saran
perbaikan (13)
Ordinal
6. Lengkap 1. Laporan berisikan
informasi yang perlu disampaikan secara lengkap (14)
2. Terdiri dari otorisasi, sasaran, aktivitas yang
diaudit, temuan,
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiono (2010:115): “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.” Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah BUMN yang berpusat di Kota
Bandung, dengan asumsi responden adalah pihak-pihak yang secara langsung ikut
melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit, mulai dari staff auditor internal,
pengawas auditor internal, dan komite audit yang bekerja di BUMN yang bepusat
di Kota Bandung yang menurut peneliti dapat mewakili dalam penelitian ini,
sementara alasan penelitian dilakukan kepada pihak- pihak yang secara langsung
melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk melihat sejauh mana
pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam menghasilkan laporan
Menurut Sugiyono (2010:80), “Sampel adalah sebagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” .
Teknik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Dimana yang digunakan
adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah tim SPI
dan komite audit pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data yang digunakan oleh
peneliti adalah data primer. Dalam mengumpulkan data digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket atau Kuesioner
Angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian.Angket
tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintakan
jawaban. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia
penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup yaitu angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda centang (V) pada kolom atau tempat yang sesuai.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari,
meneliti mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Adapun studi kepustakaan ini diperlukan
sebagai landasan teori yang dapat menunjang data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Setelah adanya analisis data hasil lapangan, maka diadakan perhitungan
dari hasil kuesioner agar hasil dapat teruji dan dapat diandalkan. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yang diteliti, data yang
terkumpul melalui kuesioner dan telah diberi bobot dengan menggunakan skala
Likert dan dihitung skor masing-masing responden berdasarkan total jumlah dari total jawaban akan dilakukan perangkingan berdasarkan jumlah skor tersebut, dan
kemudian diolah menjadi uji stastistik dengan alat ukur analisis regresi linear
untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan adalah lima tingkatan yang
bergerak dari 1-5. Untuk pertanyaan positif alternatif jawaban adalah sebagai
berikut :
Selalu (S) 5
Sering (SR) 4
Kadang-kadang (K) 3
Jarang (JR) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel
X dan Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar
(2003:201) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
RS : Rentang Skor m : Skor tertingi item n : Skor terendah item b : Jumlah kelas
Husein Umar (2003:201)
Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5 =
(21 x 5 = 105), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan
skor tertinggi yaitu 1 = (21 x 1 = 21)
Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat
dari tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Variabel Kategori Rentang Pengklasifikasian
Profesionalisme Auditor
3.2.5.1Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Karenakedua variabel pada penelitian ini diukur menggunakan skala likert
yang merupakan skala ordinal, maka penulis akan merubahnya menjadi skala
interval terlebih dahulu dengan menggunakan Method Of Successive Interval
(MSI) agar dapat diolah dalam pengujian statistik dengan menggunakan metode
regresi linear sederhana. Menurut Husein Umar (2008:167) mengatakan bahwa
langkah-langkah perhitungan MSI adalah :
untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4 atau 5. Asumsikan alternative jawaban hanya 5
2. tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden
3. tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif
4. hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal
5. tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas
6. tentukan nilai skala (NS) untuk setiap nilai Z dengan rumus: NS= (A-B)/ (C-D)
Keterangan:
A = nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B = nilai densitas pada skor yang diamati
C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati
D = nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati 7. tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:
NT = NS + (1 + ǀ Nsmin ǀ )
Dimana ǀ Nsmin ǀ adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor
yang tersedia.
3.2.5.2Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Imam Ghozali, 2011: 52).
Sumber : Suharsimi Arikunto, 2012:314
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
Σ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y Σ X = Jumlah skor X
Σ Y = Jumlah skor Y (Σ X)2
= Kuadrat jumlah skor X (Σ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y
Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap
butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi
yang dihasilkan, Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan
dengan rtabel- bila korelasi antara skor item dengan total skor kurang dari 0,30
(didapat dari perhitungan antara perhitungan interpolasi dari tabel nilai r Product Moment) maka item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabelmaka valid.
3.2.5.3Uji Reliabilitas
Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki
kekonsistenan. Reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat
memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subyek yang sama (Iqbal
pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan, atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Perhitungan
reliabilitas pada variabel yang berskala ukur ordinal digunakan rumus Cronbach
Alpha.
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
k : Jumlah Instrumen pertanyaan
2i
S : Jumlah varians dari tiap instrumen
2
X
S : Varians dari keseluruhan instrumen
Menurut Imam Ghozali (2011), Nilai koefisien reliabilitas yang baik
adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena
jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable (Sugiyono,2012).
3.2.5.4Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah: Uji Normalitas, Uji
Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Linearitas.
Menurut Imam Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan
software statistik SPSS 16.0 for Windows. “Suatu data dinyatakan berdistribusi
normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov
lebih besar dari 1/2α” .
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011, 139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam regresi ini menggunakan scatter plot dengan
menggunakan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Scatter plot sendiri merupakan sebuah grafik yang diplot poin atau titik yang menunjukan
hubungan antara dua pasang data. Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. “Pada heteroskedastisitas,
sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas” (Iqbal Hasan,
2008:281).
c. Uji Linieralitas
Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang
dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian
ini, uji linieritasnya dilakukan dengan uji F. Untuk mempermudah dalam
melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam
penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows.
3.2.5.5 Penetapan Hipotesis Penelitian
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dimana hipotesis nol atau
hipotesis kerja (Ho) yaitu suatu hipotesis tentang ada tidaknya hubungan,
umumnya diformulasikan untuk ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Ha)
yang merupakan hipotesis yang diajukan oleh penulis. Adapun hipotesis statistik
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : β < 0, Profesionalisme Auditor Intrenal tidak berpengaruh positif
terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan pada BUMN
Ha : β ≥ 0, Profesionalisme Auditor Intrenal berpengaruh positif terhadap
Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan pada BUMN yang
berpusat di Kota Bandung.
3.2.5.6Pemilihan Uji Hipotesis
Untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap
kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal menggunakan analisis regresi
linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh profesionalisme auditor (variabel independen) terhadap
kualitas laporan hasil pemeriksaan (variabel dependen).
Dimana dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 (dua) variabel yang
akan diteliti, yaitu variabel profesionalisme auditor internal (X) dan kualitas
laporan hasil pemeriksaan (Y). Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel
yang diteliti, data yang terkumpul melalui kuesioner dan telah diberi bobot dengan
menggunakan skala likert dan dihitung skor dari masing-masing responden. Kemudian, dengan menggunakan Metode Succesive Interval, skala likert diubah
ke dalam skala interval.
Setelah dirubah menjadi skala interval maka akan diolah uji statistik
dengan alat ukur analisis regresi linier sederhana yang akan menghasilkan
koefisien korelasi dan determinasi. Hubungan kedua variabel tersebut dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematika yang mempunyai hubungan fungsional
Y = a + bX
Dengan:
Y = Variabel dependen (kualitas laporan hasil pemeriksaan)
X = Variabel independen ( profesionalisme auditor internal)
A = titik potong (intercept) b = koefisien regresi (slope)
Guna menghitung nilai koefisien a dan b dari persamaan regresi di atas
digunakan metode kuadrat terkecil (least square method) dan perhitungannya
menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk pengolahan data regresi sederhana penulis menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dilakukan uji
hipotesis (uji t). Adapun langkah-langkahnya:
a. Penentuan nilai kritis pengujian yang memperhatikan kebebasan
dan tingkat signifikansi, nilai kritis pengujian dapat ditentukan
b. Untuk menentukan nilai penerimaan atau penolakan hipotesis maka
dilakukan dengan menggunakan uji t dengan membandingkan nilai
antara nilai hitung dan t tabel.
Tolak Ho atau terima Ha, jika t hitung ≥ t tabel
Terima Ho atau tolak Ha, jika t hitung < t tabel
b = koefisien regresi
= Standar deviasi dari koefisien regresi
(Iqbal Hasan, 2008:267) Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel independen (profesionalisme auditor internal) terhadap
variabel dependen (kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal), atau
dengan kata lain untuk menguji kebenaran model regresi yang didapat. Dalam
pengujian hipotesis menggunakan uji t ini, tingkat kesalahan yang digunakan
penulis adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%.
3.2.5.6Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis
regresi dengan data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi
akan diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data
dugaannya menjadi kurang sesuai. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai
berikut:
“Koefisien Determinasi adalah bagian dari keragaman total varibel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang memengaruhi atau independent).”
Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X (variabel
independen) memengaruhi variabel variabel Y (variabel terikat). Semakin besar
koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y.
Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dan
dirumuskan sebagai berikut:
Koesifien korelasi =
Di mana:
r : Nilai koefisien korelasi
∑x : Jumlah pengamatan variabel X ∑y : Jumlah pengamatan variabel Y
∑xy : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(∑x²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(∑x)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(∑y²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(∑y)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
Tabel 3.3
Derajat hubungan antara kedua variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan Keeratan
0,00 – 0,199 Korelasi lemah atau tidak ada korelasi
0,20 – 0,399 Korelasi Rendah
0,40 – 0,599 Korelasi Sedang
0,60 – 0,799 Korelasi Kuat
0,80 – 1,000 Korelasi Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010:184)
Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan
koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya.
Koefisien Determinasi :
Di mana :
KD : Koefisien Determinasi
r² : Nilai koefisien korelasi kuadrat
Nilai penentu berada pada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KD ≤ 1). Jika hasil
perhitungan koefisien determinasi = 0, berarti tidak adanya pengaruh antara
variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Ketika nilai koefisien
adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X). Sedangkan nilai koefisien determinasi berada diantara 0 dan 1 (0 ≤ KD ≤ 1) maka besarnya pengaruh
variabel dependen terhadap variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah
sesuai dengan nilai koefisien determinasi tersebut dan selebihnya dari
faktor-faktor lainnya (Iqbal Hasan, 2006:44).
3.2.5.7 Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan akan memperoleh
dasar untuk menarik kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan
kesimpulan tersebut, penulis selanjutnya akan mencoba memberikan pandangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan
auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan :
1. Profesionalisme auditor internal yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas
Internal (SPI) pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung dinilai sudah
sangat baik. Dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab mendapat
rata-rata skor tertinggi dan dimensi yang mendapatkan rata-rata skor
terendah yakni program quality assurance dan perbaikan. Hal ini terjadi
karena pemahaman auditor internal terhadap standar profesi auditor internal
dan sudah menerapkan standar profesi dan berpedoman pada Standar
Profesi Auditor Internal yang berlaku.
2. Kualitas laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh auditor internal
pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung telah disajikan atau dihasilkan
dengan baik. Dimensi lengkap memperoleh skor rata-rata tertinggi dan
dimensi dengan skor terendah yaitu dimensi tepat waktu. Dari hasil data
yang diperoleh bahwa kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal
3. Profesionalisme auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas
laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di
Kota Bandung. Hal ini memberi arti bahwa apabila profesionalisme auditor
internal mengalami kenaikan, maka kualitas laporan hasil pemeriksaan
auditor internal akan ikut naik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang
diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan
dengan pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil
pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung beserta
hal lainnya yang terkait, yaitu:
1. Profesionalisme Auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota
Bandung dinilai sudah sangat baik dan diharapkan tetap melaksanakan
pemantauan kinerja aktivitas audit internal secara berkelanjutan.
Pemantauan tersebut harus dirancang untuk membantu aktivitas audit
internal memberi nilai tambah dan memperbaiki organisasi serta untuk
memberikan assurance bahwa aktivitas audit internal sesuai dengan Standar
dan Kode Etik.
2. Untuk mencegah adanya penundaan dalam penerbitan laporan hasil
pemeriksaan sebaiknya auditor internal lebih memperhatikan ketepatan
disesuaikan dengan keahliannya, agar tidak terjadi kesulitan dalam
pelaksanaan penugasan.
3. Penelitian ini hanya menggunakan profesionalisme auditor internal sebagai
variabel independen yang mempengaruhi kualitas laporan hasil
pemeriksaan. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk
menggunakan variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam
penelitian ini, seperti kinerja auditor internal, atau sistem pengawasan
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sukrisno. (2004). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
Akmal. (2009). Pemeriksaan Manajemen Internal Audit, Jakarta : PT. Indeks.
Arens, Alvin A.and Loebbecke, James K. (2008). Auditing dan Jasa Assurance (Edisi
Keduabelas). USA, Prentice Hall International Editions Inc.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Asikin, Bachtiar. (2006). “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap
Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit”. Jurnal Bisnis,
Manajemen, dan Ekonomi. Vol 7 no 3.
Azwar, Saifuddin, MA. (2003). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke-3. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Cohen, Aaron, and Gabriel Sayag. (2010). “The Effectiveness of Internal Auditing : An
Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations”.
Gubuk blogspot (2012). Analisis Kasus Audit Umum PT. KAI Tahun 2005 (online).
Tersedia :
http://gubugreyotbgt.blogspot.com/2012/06/analisis-kasus-audit-umum-pt-kai-tahun.html ( 1 Juli 2012)
Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
F. Al Materneh, Ghassan. (2011). “Factors Determining the Internal Control Audit
Hasan, M Iqbal.(2006). Pokok-pokok Materi Statistik (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasan, M Iqbal (2008). Pokok-opkok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal, Bandung: Alfabeta.
Husein, Umar.( 2003). Metode Riset Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Husein, Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta, Batlan,
Penerbit STIE YPKN.
Imam Ghozali ,(2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang
: BP UNDIP
J. Supranto. (2008). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
J.P Russel. (2000). The Quality Audit Handbook. USA : American Society for Quality.
Kotler, Philip, and Kevin Keller. (2001) Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks.
Konrath, Larry F. (2004) Auditing A Risk Analysis Approach. Canada : South Western.
Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
Lahdi Nisfusa, Albadra. 2010. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap
Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Pada BUMN. Fakultas Pendidikan
Mowen, Hansen. (2006). Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.
Nur Indah S, Meilia. (2010). Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2005. Sawyer’s
Internal Audititng, Buku 1 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.
Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s
Internal Audititng, Buku 2 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.
Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s
Internal Audititng, Buku 3 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,
IKAPI.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : Alfabeta, IKAPI.
The Institute of Internal Auditor. (2011). International Professional Practices Framework
(IPPF), USA : Altamonte Springs.
Tugiman, Hiro. (2003). Standar Professional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius.
Wichaksana, Ade. 2008. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap
Peran Internal Auditor Dalam Pengungkapan Kecurangan. Fakultas Ekonomi
Unpad. Bandung.
Yadyana, I Ketut. (2008). “Perkembangan Audit Internal dan Profesi Auditor Internal”.
Jurnal Nasional, Forum Manajemen. Vol 6 no 1.
Yosuamargom’s Blog (2012). Pengertian Etika, Profesi, dan Profesionalisme (Online).
Tersedia : http://yosuamargom.wordpress.com/2011/02/27/pengertian-etika-
profesi-dan-profesionalisme/.(20 Mei 2012)
PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tata kelola 2011 PT. Telkom (Online).
Tersedia:(http://www.telkom.co.id/UHI/assets/pdf/ID/07_Tata%20Kelola
%20Perusahaan.pdf) (20 Oktober 2012)
PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom (Online)
Tersedia: (http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0911_GCG.html)