PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SEKOLAH DASAR
SWASTA MUHAMMADIYAH 01 KOTA PEMATANGSIANTAR
TESIS
DiajukanGunaMemenuhiSalah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program StudiPendidikanDasar
Oleh :
ERLINAWATI DAMANIK NIM. 8146182008
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Erlinawati Damanik, NIM. 8146182008, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar
ii ABSTRACT
Erlinawati Damanik, NIM. 8146182008, The Effect of Contextual Learning Approach and Motivation to Learn into Students Learning Performance on Natural Science Subject 4th Grade Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar
This research aims to analyze: (1) Students Learning Performance on Natural Science Subject using Contextual Learning Approach compared to Students Learning Performance using Conventional Learning Approach; (2) The differences of Learning Performance on Natural Science Subject between the students with High Motivation to Learn and Low Motivation to Learn; (3) The interaction between Learning Approach and Motivation to Learn into Students Learning Performance on Natural Science Subject. The population in this research was every 4th grade student of Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar. The sample technique that were used is Random Sampling. The samples were consisted of 90 students, whereas 45 students of A class become the experimenting group that learning using Contextual Learning Approach, and another 45 students of B class become the controlling group that learning using Conventional Learning Approach. The instrument of this research was motivation to learn questionnaire and the test results of students learning performance on natural science subject. The method of this research was pseudo experiment with 2 x 2 factorial design, whereas data analysis technique that used was 2 path anova test with significancy of α = 0,05 or 5 %. The results of the research showed that (1) Contextual Learning Approach improves Students Learning Performance on Natural Science Subject, and it statistically higher than ones that using Conventional Learning Approach ( ̅ = 84,22 > ̅ = 68,67), (2) There were differences that implied on Students Learning Performance on Natural Science Subject that has High Motivation to Learn and Low Motivation to Learn ( ̅= 82,22 > ̅ = 70,67), (3) There was a sign of interaction between Learning Approach and Motivation to Learn into Students Learning Performance on Natural Science Subject, this was proved by the test results of students learning performance on natural science subject using Contextual Learning. The score is as follows; top group ̅ = 88,04 and the bottom group ̅ = 80,23, which is significantly higher than the test results of students learning performance on natural science subject using Conventional Learning who has; top group ̅ = 76,14, and bottom group ̅ = 61,52.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal Tesis yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Peserta didik dalam Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 kota Pematangsiantar”. Tesis ini
merupakan syarat untuk memperolah gelar Magister Pendidikan pada Program Pendidikan Dasar Kosentrasi Ilmu Pengetahuan Alam Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studi Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
iv
4. Bapak Dr. Daulat Saragih, M.Hum selaku Sekrestaris Prodi Dikdas Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak mendampingi, membimbing, serta memotivasi penulis dari sejak awal penulisan Tesis sampai selesainya Tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan.
6. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai narasumber I, Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, sebagai narasumber II, Dr. Deny Setiawan, M.Si sebagai narasumber III yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun demi penyempurnaan Tesis ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Dasar PPs dan Kosentrasi IPA yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada penulis selama di dalam maupun di luar perkuliahan.
8. Kepada Seluruh Staff Pegawai PPs UNIMED terkhusus Bang Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak membantu penulis dalam kemudahan pengolahan dan pengumpulan berkas-berkas.
v
10. Siswa-siswi tercinta Sekolah Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar yang telah banyak menginspirasi penulis dan memberikan pengalaman nyata bagi penulis dalam mengemban tugas menjadi guru.
11. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Ayahanda Saifuddin Damanik, BA dan Ibunda Hj. Ranimah Purba, atas segala pengorbanan demi kesuksesan anak-anaknya dan dukungan serta doa-doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
12. Terkhusus buat saudara sekandung seperjuangan penulis, Abang Darmawansyah Damanik, Adek Afridayani Damanik, SE/suami, Adek Sariahman Damanik, S.HI/istri dan buat Adek Saifurnama Damanik, S.Sos tercinta yang dengan penuh kasih sayang, perhatian, motivasi, kesabaran dan dukungan moril maupun materi dalam menuntun penulis untuk selalu bersabar dan tawakal mengahadapi rintangan dalam penulisan Tesis ini. 13. Ucapan terima kasih yang tulus buat suami tercinta dan anak yang sangat
penulis sayangi Anton Rasidin Batubara dan Azis Anwar Rasidin Batubara dengan pengertian, kesabaran, dan dukungan yang diberikan selama ini kepada penulis dan yang menghiasi hari-hari penulis dengan canda tawanya, tangisannya, pelukannya disaat letih dan lelah dalam menyelesaikan perkuliahan ini serta penulisan Tesis ini.
vi
yang sangat membantu dalam penelitian ini Kak Hanifah, Kak July, Kak Hawati, Kak Mardiah, Kak Nurlila, Adek Tari, Rosida, Pak Budi, Pak Abdi, Amos, Eliadi dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
15. Terkasih kepada teman-teman kelas Konsentrasi IPA tahun 2015 yang telah berbagi suka maupun duka bersama penulis selama mengikuti perkuliahan di semester tiga sampai selesai. Khususnya teman-teman yang sangat membantu dalam penelitian ini Kak Murniati Nasution, Kak Friska, Kak Samira, Pak Julesman Naibaho, Pak Herman, Emafidi, Winda, Linda, Suci Perwita Sari, Rasya, Putri, Saut Simamora dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
16. Terkhusus buat abangnda Indon Sinaga SH, M.H dengan kesabarannya dan motivasinya dalam membantu penulis untuk penyusunan Tesis ini.
17. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam penyelesaian Tesis ini. Semoga kebaikan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
vii
semoga Tesis ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.
Medan, Agustus 2016 Penulis
viii
2.1.1.2. Karakteristik Dan Ciri-Ciri Belajar ... 19
2.1.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 20
2.1.2.Hakikat Motivasi Belajar... 22
2.1.2.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 22
2.1.2.2. Elemen Motivasi Belajar ... 26
2.1.2.3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 27
2.1.2.4. Fungsi Motivasi Belajar ... 28
2.1.2.5. Jenis-Jenis Motivasi Belajar ... 28
2.1.2.6. Strategi Motivasi Belajar ... 29
ix
2.1.2.8. Indikator Motivasi Belajar ... 31
2.1.3.Hakikat Hasil Belajar ... 32
2.1.3.1. Pengertian Hasil Belajar ... 32
2.1.3.2. Indikator Hasil Belajar... 34
2.1.3.3. Taksonomi Hasil Belajar ... 35
2.1.3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 40
2.1.4.Hakikat Pendekatan Pembelajaran ... 41
2.1.4.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ... 41
2.1.4.2. Fungsi Pendekatan Pembelajaran ... 43
2.1.4.3. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran... 43
2.1.5.Hakikat Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 45
2.1.5.1. Pengertian, Konsep, Karakteristik, Komponen, Prinsip, Ciri Pendekatanpembelajaran Kontekstual ... 45
2.1.5.2. Teori Belajar Yang Melandasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 52
2.1.5.3. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Kontekstual ... 54
2.1.5.4. Peran Guru Dalam Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 55
2.1.5.5. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 59 2.1.5.6. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 59
2.1.6.Hakikat PendekatanPembelajaran Konvensional ... 61
2.1.6.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 61
2.1.6.2. Karakteristik Dan Ciri Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 63
x
Konvensional ... 67
2.1.7.Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 68
2.1.7.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 68
2.1.7.2. Karakteristik Utama Ilmu Pengetahuan Alam . 69 2.1.7.3. Tujuan Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam .. 70
2.1.7.4. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar ... 72
2.1.8.Karakteristik Peserta Didik Kelas Iv Sekolah Dasar ... 73
2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 74
2.3. Kerangka Berpikir ... 81
2.3.1.Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 81
2.3.2.Pengaruh Motivasi Belajar Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 85
2.3.3.Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Di Sekolah Dasar ... 86
xi
3.7. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 99
3.7.1.Variabel Penelitian ... 99
3.7.2.Defenisi Operasional Variabel ... 99
3.8. Instrumen Penelitian ... 101
3.8.1.Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 102
3.8.2.Instrumen Motivasi Belajar ... 104
3.9. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 106
3.9.1.Validitas (Kesahihan) Tes ... 106
3.9.2.Keajengan Rehabilitas Tes ... 107
3.9.3.Daya Beda ... 108
3.9.4.Indeks Tingkat Kesukaran Tes ... 109
3.9.5.Distraktor (Pengecoh) ... 110
3.10. UjiInstrumenAngket ... 111
3.10.1.Validitas ... 111
3.10.2.Reliabilitas/Keterhandalan ... 111
3.11. Teknik Analisa Data ... 112
3.12. Hipotesis Statistik ... 115
BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 117
4.1. Diskripsi Data Penelitian ... 117
4.1.1 Hasil Angket Motivasi Peserta Didik ... 117
4.1.2 Pre-Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam PesertaDidik ... 119
4.1.3 Perlakuan ... 123
4.1.4 Pos-Test Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 125
xii
Alam Peserta Didik ... 126 4.1.5.2 Analisis Hasil Pos-Test Berdasarkan
Motivasi Belajar ... 127 4.2 Pengujian Hipotesis ... 130 4.3 Pembahasan ... 140
4.3.1 Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontektual Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Peserta Didik ... 140 4.3.2 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 146 4.3.3 Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran
Dengan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 147 4.4 Keterbatasan Penelitian ... 149 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 151 5.2 Implikasi ... 152
5.2.1 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Aalam Peserta Didik Dengan Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual ... 152 5.2.2 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik
Yang Memiliki Motivasi Belajar ... 154 5.2.3 Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Perbandingan Nilai Rata-Rata UTS Semester Genap Ilmu
Pengetahuan Alam Peserta Didik Kelas IV SD Swasta
Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 5
Tabel2.1. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 59
Tabel 2.2. Kegiatan GurudenganMenggunakanPendekatan Pembelajaran Kontekstual ... ... 60
Tabel 2.2. Sintak Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 66
Tabel 2.4. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual DenganPendekatanPembelajaranKonvensional ... 83
Tabel 3.1. Jumlah Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 90
Tabel 3.7. Kategori Pemberian Skor Motivasi Belajar ... 105
Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ... 105
Tabel 4.1 Data Hasil Angket Motivasi Peserta Didik ... 117
Tabel 4.2 Pengelompokan Peserta Didik Berdasarkan Motivasi Belajar .. 118
Tabel 4.3 Data Pre-Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 119
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pre-Tes ... 120
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pre-Tes ... 123
Tabel 4.6 Data Pos-Test Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 125
Tabel 4.7 Pengelompokan Nilai Pos-Test Peserta Didik Berdasarkan Tingkat Motivasi ... 127
xiv
Tabel 4.9 Desain Faktorial Rerata 2x2 ... 131
Tabel 4.10 Data Faktor Antar Subjek ... 131
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pos-Test Peserta Didik ... 132
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Antar Kelompok ... 133
Tabel 4.13 Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 133
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Normal Pre-Tes Kelas Kontekstual ... 121
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Normal Pre-Tes Kelas Konvensional ... 121
Gambar 4.3 Grafik Q-Q Plot Pre-Tes Kontekstual ... 122
Gambar 4.4 Grafik Q-Q Plot Pre-Tes Konvensional ... 122
Gambar 4.5 Diagram Pre-Test – Pos-Test Kelas Kontektual Dan Konvensional ... 126
Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Berdasarkan Motivasi Belajar ... 130
Gambar 4.7 Histogram Distribusi Normal Pos-Test ... 132
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1A Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 164
Lampiran 1B Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 169
Lampiran 1C Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 174
Lampiran 1D Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 179
Lampiran 2A Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 184
Lampiran 2B Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 188
Lampiran 2C Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 192
Lampiran 2D Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 196
Lampiran 3 Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 200
Lampiran 4A Lembar Kerja Siswa ... 206
Lampiran 4B Lembar Kerja Siswa ... 209
Lampiran 4C Lembar Kerja Siswa ... 211
Lampiran 4D Lembar Kerja Siswa ... 213
Lampiran 5 Angket Motivasi Belajar ... 215
Lampiran 6 Hasil Uji Coba Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 218
Lampiran 7 Analisis Validitas Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 220
Lampiran 8 Analisis Indeks Kesukaran (P) Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 221
Lampiran 9 Analisis Daya Pembeda Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 222
Lampiran 10 Analisis Reliabilitas Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 223
Lampiran 11 Analisis Pengecoh Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 224
Lampiran 12 Analisis Validitas Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ... 227
Lampiran 13 Analisis Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ... 229
Lampiran 14 Analisis Data Angket Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 230
Lampiran 15 Analisis Stastistik Nilai Pre-tes Peserta Didik ... 233
Lampiran 16 Analisis Stastistik Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ... 236
xvii
Lampiran 18 Kesimpulan Uji Coba Tes Hasil Belajar Peserta Didik diKelas VSekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01Kota
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
individu dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan ketika masih
dalam kandungan) hingga ke liang lahat. Belajar juga merupakan suatu kegiatan
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam jenjang pendidikan,
dimana keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada
pencapaian keberhasilan proses belajar peserta didik di Sekolah dan dilingkungan
sekitarnya.
“Belajar adalah suatu proses aktif dimana peserta didik membangun
pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki”
(Brunner dalam Trianto, 15 : 2011). Dalam pandangan konstruktivisme “Belajar
bukanlah semata – mata mentransfer pengetahuan yanga ada di luar dirinya, tetapi
belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan pengalaman
yang baru dengan pengalaman yang sudah dimilikinya dalam format yang baru”
(Trianto, 16 : 2011).
Aliran psikologi kognitif memandang bahwa belajar adalah mengembangkan
berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh berbagai informasi, peserta didik
harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut, dan guru bukan mengontrol
stimulus, tapi menjadi partner peserta didik dalam proses penemuan berbagai
informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang
mereka bahas dan kaji bersama.
2
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik, salah
satunya adalah kemampuan seorang guru dalam mengelolah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan, strategi, metode, model dan teknik pembelajaran yang
bisa disesuaikan dengan meteri yang cocok digunakan di Sekolah Dasar. Dalam
kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk melakukan
pembelajaran secara maksimal yang bertujuan agar hasil belajar peserta didik
maksimal, bertambahnya ilmu pengetahuan peserta didik, sikap serta keterampilan
peserta didik yang berkaitan dengan materi-materi pelajaran yang diajarkan oleh
seorang guru.
Faktor rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dipengaruhi
oleh banyak faktor, namun secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibedakan
menjadi dua bagian yaitu faktor inter (faktor yang berasal dari diri sendiri). Faktor
inter meliputi rendahnya bakat peserta didik, kurangnya rasa percaya diri peserta
didik, kurangnya minat peserta didik, rendahnya keinginan peserta didik mencapai
suatu tujuan atau cita-cita. Sedangkan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar
diri sendiri). Faktor ekstern peserta didik bisa dari keluarga meliputi rendahnya
motivasi orang tua, hubungan orang tua dan peserta didik tidak harmonis, rendahnya
kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan teman sepermainan (peer group) yang
nakal dan lingkungan sekolah yang meliputi kondisi kelas yang kurang nyaman atau
kondusif, pendekatan dan metode digunakan kurang bervariasi, kurangnya perangkat
instrumen pendidikan dan alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas
rendah. Muliani (Tesis, 2015 : 4)
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah mata
3
ditetapkan dalam tujuan nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP, dapat
diwujudkan melalui pembelajaran yang menekankan pada bagaimana peserta didik
belajar dan bukan pada apa yang dipelajari peserta didik. Pembelajaran harus diubah
dari metode transfer pengetahuan menjadi bagaimana peserta didik itu belajar dan
menyusun pengetahuannya sendiri. Hal ini guru dapat mewujudkan dengan
menciptakan kegiatan belajar yang inovatif, menyenangkan, bermakna dan akan
menempatkan guru sebagai fasilitator, mediator, penilaian dan pengarahan dalam
pembelajaran.
Dalam fungsinya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting
diberikan kepada peserta didik mulai dari jenjang pendidikan dasar. Hal ini untuk
melatih daya pikir peserta didik sehingga mereka dapat menggunakan pengetahuan
tentang Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar dalam mempelajari bidang Ilmu
Pengetahuan Alam itu sendiri di jenjang pendidikan yang paling tinggi.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang membutuhkan interaksi
langsung antara peserta didik dengan apa yang dipelajarinya sehingga peserta didik
lebih memahami dan memaknai pembelajaran yang berlangsung yang sangat erat
kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam
membutuhkan suatu percobaan-percobaan dengan menghasilkan
penemuan-penemuan agar peserta didik lebih mengingat dan merasa tertarik dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Alam.
Pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam juga berhubungan dengan kehidupan
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, guru hanya
menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional yang menggunakan metode
4
yang digunakan dalam belajar. Hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan,
main – main di dalam kelas, tidak merasa tertarik dalam belajar atau motivasi belajar
peserta didik menjadi rendah, serta peserta didik lebih cepat lupa terhadap materi
pembelajaran yang baru dipelajarinya.
Darmojo (dalam jurnal Gede, 2013) menyatakan secara singkat IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
Sementara menurut pendapat Sumatowa (dalam jurnal Gede, 2013) ada beberapa
aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memperdayakan anak melalui
pembelajaran IPA yaitu: (1) Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai
kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang
relevan dengan apa yang mereka pelajari; (2) Aktivitas anak melalu berbagai
kegiatan nyata dengan alam dengan menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA; (3)
Bertanya menjadi bagian yang penting dalam setiap pembelajaran IPA, bahkan
menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran; (4) Pembelajaran IPA
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.
Pembelajaran konvensional menurut Basuki Widodo (1991 : 3) “Merupakan
pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengkombinasikan
bermacam-macam metode pembelajaran”. Dalam prakteknya metode ini berpusat pada guru
(teacher centered) atau guru lebih banyak berdominasi kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, diskusi, pemberian tugas dan
tanya jawab. www.Pendidikanekonmi.com/2013/06/pembelajaran-konvansional
5
Pendekatan pembelajaran konvesional ini memeiliki keunggulan yang efesien
baik dari segi penggunaan waktu ataupun penyelesaian materi pelajaran sesuai
dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran konvensional peserta didik mampu merekam informasi sebanyak
mungkin dari penjelasan guru, tetapi akhirnya peserta didik tidak mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari sehingga pelajaran yang
diterima peserta didik tidak bermakna. Peserta didik hanya berhasil mengingat
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali diri mereka dalam memecahkan
persoalan dalam kehidupan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu ada
perubahan pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna sehingga dapat
membekali peserta didik dalam menghadapi permasalahan hidup yang dihadapi
sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan observasi dilapangan ditemukan nilai rata-rata ujian tengah
semester (UTS) masih tergolong rendah dari nilai KKM yang telah ditetapkan oleh
Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar. Hal ini di buktikan
dengan Tabel 1.1 nilai rata-rata UTS semester genap Ilmu Pengetahuan Alam di
kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar dari Tahun
Pelajaran 2011/2012 sampai 2014/2015, yaitu:
Tabel 1.1. Perbandingan nilai rata-rata UTS Semester Genap Ilmu Pengetahuan Alam
peserta didik kelas IV SD Swasta Muhammadiyah 01 Kota
6
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar diperoleh nilai
rata-rata UTS semester genap pertahun pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak
memenuhi ketuntasan KKM yang telah ditetapkan, yakni pada tahun pelajaran
2011/2012 nilai rata-ratanya 64,45 sementara KKM 70 (belum tuntas). Pada tahun
pelajaran 2012/2013 nilai rata-ratanya 63,60 sementara KKM 70 (belum tuntas).
Pada tahun pelajaran 2013/2014 nilai rata-ratanya 71,75 sementara KKM 70 (tuntas).
Pada tahun pelajaran 2014/2015 nilai rata-ratanya 67,20 sementara KKM 70 (belum
tuntas). Rendahnya nilai rata-rata UTS pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
ini sangat mempengaruhi mutu pendidikan di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah
01 Kota Pematangsiantar.
Joyce & Weil (Rusman, 2012 : 133) berpendapat bahwa pendekatan
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.
Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikan. Maka pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik yaitu
“Pendekatan pembelajaran kontekstual”.
Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah salah satu cara pembelajaran
yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses
belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karna peserta didik mengalami
7
model yang memungkinkan peserta didik untuk menguatkan, memperluas dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam
tatanan kehidupan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Selain itu, peserta didik
dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi,
misalnya dalam bentuk simulasi, dan masalah yang memang ada di dunia nyata.
Ada sejumlah alasan mengapa pendekatan pembelajaran kontekstual
dikembangkan sekarang ini. Sejumlah alasan tersebut dapat dikemukakan sebagai
berikut; (1) Penerapan konteks budaya dalam mengembangkan silabus, penyusunan
buku pedoman guru, dan buku teks akan mendorong sebagian besar peserta didik
untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan; (2) Penerapan konteks
sosial dalam pengembangan silabus, penyusunana buku pedoman, dan buku teks
yang dapat meningkatkan kekuatan masyarakat memungkinkan banyak anggota
masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan masyarakat; (3) Penerapan konteks personal yang dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi, akan membantu lebih banyak peserta didik
untuk secara penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat; (4)
Penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan
sosial; (5) Penerapan konteks politik dapat meningkatkan pemahaman peserta didik
tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat. Pendekatan
pembelajaran konstektual merupakan suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
8
Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, guru bukan lagi seseorang yang
paling tahu, guru layak untuk mendengarkan peserta didiknya. Guru bukan lagi
satu-satunya penentu kemajuan peserta didiknya. Guru adalah seorang pendamping
peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, paradigma
bahwa guru adalah satu-satunya sumber ilmu harus diubah. Pembelajaran
kontekstual mengakui bahwa belajar merupakan sesuatu yang kompleks dan multi
dimensional yang jauh melampaui berbagai metodologi yang hanyaberorientasi pada
latihan dan rangsangan atau tanggapan (stimulus/respons).
Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan
persoalan, berpikir kritis, dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan
dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam konteks itu, peserta didik perlu mengerti
apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya
nanti. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan
pembimbing.
Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru
untuk menghubungkan materi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotifasi peserta didik untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan
aplikasinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan
pekerja. Pendekatan pembelajaran kontekstual mendorong para guru untuk memilih
dan mendesain lingkungan belajar yang memungkinkan untuk mengaitkan berbagai
bentuk pengalaman sosial, budaya, dan fisik.
Pendekatan pembelajaran kontestual merupakan kosep belajar yang
9
alamiah artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta didik bekerja dan
mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahui”.
Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan transfer of knowledge dari pendidik
kepada peserta didik, tetapi bagaimana peserta didik mampu memaknai apa yang
dipelajari itu. Pembelajaran kontestual akan mendorong peserta didik lebih kearah
belajar yang secara berpikir kritis dan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik di Sekolah Dasar.
Sardiman (2011 : 73) mengatakan bahwa “Motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di luar induvidu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan”. Inti dari motivasi merupakan kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsung dan
memberikan arah kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan dalam belajar.
Menurut Suyanto dan Djihad (Istarani dan Pulungan, 2013:70-71) “Dalam
kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan
efektif”. Memberi motivasi kepada seseorang peserta didik, sberarti menggerakkan
peserta didik untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap
awalnya akan menyebabkan si subjek akan merasa belajar itu merupakan kebutuhan
dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar
yang telah dilakukan oleh peserta didik, sehingga untuk mengetahui suatu pekerjaan
10
masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan
peserta didik. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang
kemampuan peserta didik maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses
belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama
proses belajar mengajar.
Menurut peneliti penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual akan
sangat berkesan dan bermakna kepada peserta didik karena proses pendidikannya
yang bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan kehidupan sehari-hari, akan mampu membantu peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan peserta
didik. Dengan demikian, pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna, sekolah
lebih dekat dengan lingkungan. Hasil belajar dan motivasi peserta didik akan
semakin meningkat.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam. Maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh pendekatan
pembelajaran kontekstual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik
Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Kota
Pematangsiantar”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas penulis mengindentifikasi
11
1. Masih rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah
Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar.
2. Motivasi belajar peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Swasta
Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar masih rendah.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru masih
menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional (metode ceramah, tanya
jawab, diskusi dan latihan), peserta didik kurang aktif di dalam kelas sehingga
pembelajaran kurang menyenangkan dan bermakna.
4. Dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda dan motivasi belajar akan
memperoleh hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang berbeda.
5. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan pendekatan
kontekstual berbeda dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan
dengan pendekatan pembelajaran konvensional.
6. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi
belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik di kelas IV
Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar dengan sub
materi energi panas.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian
ini dibatasi pada:
1. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas IVa dan IVb Sekolah Dasar Swasta
12
2. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang diteliti adalah hasil belajar peserta
didik kelas IVa dan IVb, pada aspek kognitif berdasarkan Taksnomi Bloom C1
sampai dengan C4 pada sub materi “Energi Panas” semester genap Tahun
Pelajaran 2015/2016.
3. Motivasi belajar peserta didik mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam.
4. Pembelajaran dilakukan pada peserta didik kelas IVa dengan pendekatan
pembelajaran kontekstual dan IVb dengan pendekatan pembelajaran
konvensional di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota
Pematangsiantar.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta
Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota
Pematangsiantar pada sub materi energi panas?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan
13
Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi
energi panas?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara keseluruhan adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta
Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota
Pematangsiantar pada sub materi energi panas.
3. Mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar
Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan, masyarakat
dan mahasiswa/i calon guru. Manfaatnya secara teoritis maupun praktis yaitu:
1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, secara teoritis mampu menambahkan
khasanahIlmu Pengetahuan Alam khususnya teori-teori yang berkaitan dengan
pendekatan pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang positif
14
belajarterhadap hasil belajar peserta didik khususnya pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Sekolah Dasar.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran kepada
guru-guru khususnya guru-guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam mencari alternatif
pendekatan pembelajaran untuk menciptakan situasi kelas yang menyenangkan
dan bermakna dalam proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga dapat
meningkatkan motivasi dan berpikir kritis peserta didik untuk
menggunakanpendekatanpembelajaran yang bervariasai dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar maupun lanjutannya.
4. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi lembaga pendidikan, sehingga lembaga
pendidikan memiliki gambaran tentang penggunaaan pendekatanpembelajaran
kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah-sekolah
Dasar terutama Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar
khususnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas kelulusan di Sekolah Dasar
Khususnya Ilmu Pengetahuan Alam.
Manfaat penelitian ini secara praktis sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti, bermanfaat untuk memperkaya khasanah pemikiran dan
memperluas wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual di Sekolah Dasar
sebagai bahan untuk bisa menyelesaikan proposal tesis dalam rangka untuk
menyelesaikan program pascasarjana jurusan DIKDAS Kosentarasi IPA
15
2. Hasil penelitian ini dapat memperkenalkan pendekatan pembelajaran kontekstual
dalam proses belajar mengajar yang bermanfaat untuk memperbaiki proses hasil
belajar dan terciptanya suasana kelas yang bermakna bagi peserta didik di
Sekolah Dasar.
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bisa menjadi bahan pertimbangan bagi
guru maupun calon guru terutama guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam memilih
dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik di Sekolah Dasar.
4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
ada atau tidak adanya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta
didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.
5. Hasil penelitian ini diharapkan bagi peserta didik dapat membantu peserta didik
dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam belajar terutama
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sehingga hasil belajarnya
dapat meningkat.
6. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik dimana pendekatan
pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
yang menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan
materi yang dipelajarin dan menghubungkannya serta menerapkannya dalam
kehidupan nyata. Dengan demikian diharapkan peserta didik tidak lagi menganut
budaya belajar yang menghafal, menyelesaikan tugas, dan mencatat, tetapi
151 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, hal ini terlihat dari rerata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual mencapai ̅ = 84,22, sedangkan kelompok peserta didik yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional mencapai ̅ = 68,67.
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas. Hasil belajar peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh rerata hasil belajar yang lebih tinggi daripada peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah, hal ini terlihat dari rerata hasil belajar peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi mencapai ̅ = 82,22, sedangkan rerata hasil belajar
152
3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bagi kelompok peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh nilai hasil belajar lebih tinggi bagi yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan bagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah memperoleh nilai hasil belajar lebih tinggi bagi yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.
5.2 Implikasi
5.2.1 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Diajarkan dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional dengan Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensioanal.
153
pendekatan pembelajaran. Guru sering hanya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional saja, dengan metode ceramah sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal.
Kelebihan ataupun keunggulan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran yaitu : (1) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM); (2) Peserta didik dapat berpikir kritis dan kreaktif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreaktif; (3) Menyadari peserta didik tentag apa yang mereka pelajari; (4) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan peserta didik tidak ditentukan oleh guru; (5) Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan; (6) Membantu peserta didik bekerja dengan efektif dalam kelompok; (7) Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
154
jawaban dari suatu permasalahan, merupakan salah satu karakteristik pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat terus berkembang kearah yang lebih baik lagi.
Menurut Sabri (2010 : 40) Pendekatan pembelajaran konvensional memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut: (1) Guru mudah menguasai kelas; (2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas; (3) dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar; (4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya, guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; (5) lebih ekonomis dalam hal waktu; (6) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; (7) Memberi kesempatan kepada guru untuk menggunakan pengalaman; (8) Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas; (9) Membantu siswa untuk mendengarkan secara akurat, kritis, dan penuh perhatian; (10) Jika digunakan dengan tepat waktu maka akan dapat menstimuladikan dan meningkatkan keinginan belajar peserta didik dalam bidang akedemik; (11) Dapat menguatkan bacaan dan belajar peserta didik dari beberapa sumber lain.
Penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional lebih mudah dan lebih sering digunakan sehingga dengan karakteristik dan latar belakang peserta didik yang pandai maupun yang kurang pandai dapat memahami maupun mengikuti pembelajaran.
5.2.2 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik yang Memiliki Motivasi Tinggi lebih Tinggi dari pada Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah pada Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar
155
motivasi belajar tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa motivasi belajar signifikan memberi pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi lebih memiliki keinginan dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga pada hakekatnya, peserta didik akan terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajarnya.
156
dipelajari. Dengan demikian, peserta didik dapat membangun dan menemukan sendiri pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
5.2.3 Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik pada Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar
Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang memilkimotivasi belajar tinggi lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan bagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional, guru dapat menentukan tingkah laku yang bagaimana yang akan diperankan dalam merancang suatu pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan sihingga dapat membentuk karakter peserta didik yang akan memberi dampak ke arah positif bagi diri peserta didik dalam menjalankan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.
157
pembelajaran yang akan diterapkan dalam karakteristik peserta didik khususnya motivasi belajar peserta didik.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan nyata kepada peserta didik sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang akan diperoleh lebih baik dari sebelumnya. Meskipun demikian, perlu disadari tidak ada satupun pendekatan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun karakteristik pada materi pembelajaran terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru maupun calon guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan dapat disesuaikan dengan alokasi waktu dalam mengajarkan materi-materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga materi yang disampaikan dapat diterima peserta didik dengan baik dan optimal, pembelajarannya dapat bermakna bagi peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan hasil penelitian di atas, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain :
158
Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan langkah-langkah yaitu : (1) Kontruktivisme; (2) Inquiry (menemukan); (3) Questioning (bertanya); (4) Learning Community (masyarakat belajar); (5)
Modeling (pemodelan); (6) Reflection (refleksi); (7) Auhentic Assesmen
(penilaian authentik).
2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan indentifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan terutama kemampuan motivasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik, guru harus memberikan perhatian penuh kepada peserta didik dalam meningkatkan maupun menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
3. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pelajaran yang tak lepas dari berbagai hal yang ada di sekitar lingkungan dan makhluk hidup, maka disarankan bagi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan mengunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang menggugah keaktifan peserta didik dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga Ilmu Pengetahuan Alam dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
159
belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.
5. Disarankan bagi peserta didik agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dapat menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar. Peserta didik diharapkan lebih perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak ada takut untuk bertanya kepada guru maupun teman jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, dapat bekerjasama dengan teman maupun kelompok, berani mengungkapkan ide ataupun pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik juga meningkat.