• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Tepung Biji Anggur pada Performance Ayam Layer Stater-Grower

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Tepung Biji Anggur pada Performance Ayam Layer Stater-Grower"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Tepung Biji Anggur pada Performance Ayam Layer

Starter-Grower

(Effectivity of Grape Seed Meal in Performance of Layer

Starter-Grower)

Kurnia D1, Ningsih E2, Wahyuni2 1Universitas Islam Lamongan, Lamongan 62211 2

Fakultas Peternakan, Universitas Islam Lamongan, Jl. Veteran No. 53 A, Jetis, Lamongan dyanovita_alkurnia@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study to examine of using grape seed meal in performance layer stater-grower. The material used in thisstudy were 60 laying hens of 0-60 days. Grape seed flour devided in several level were P0 = commercial feed withouth grape seed flour, P1 = commercial feed + 0.012% grape seed meal, P2 = commercial feed + 0.018% grape seed meal, P3 = commercial feed + 0.024% grape seed meal. Layer stater-grower were allotted to four level treatments randomly into P0, P1, P2, P3. Tree replications each of variables observed were of the feeding consumtion and increasing average of daily gain. Data were analyzed by using Completely Randomized Design, when there were significant effect it was followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result showed that the use of grape seed flour was differ reality (P<0.05). P2 showed (468.24±0.21b) was better than all treatments P0 (464.47±0.80a), P1 (465.49±0.40a) and P3 (467.51±0.30b). The result of this study showed that the use of grape seed meal doesn’t differ reality (P>0.05) in average daily gain, but the numeric showed P2 (706.00±9.42) was better than all treatments P0 (700.40±3.09), P1 (705.50±8.10), P3 (704±4.11). Level 0.018 % grape seed flour in performance of layer stater-grower was the best to increase feeding consumtion and average daily gain.

Key words: Feeding, grape seed, gain, layer

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari penggunaan tepung biji anggur dalam meningkatkan konsumsi dan pertambahan bobot badan ayam petelur fase starter-grower. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ayam petelur umur 0-60 hari. Pemberian tepung biji anggur dibagi kedalam beberapa level diantaranya P0 = pakan komersil tanpa penambahan tepung biji anggur, P1= pakan komersil+0,012 % tepung biji anggur, P2= pakan komersil+0,018% tepung biji anggur, P3= pakan komersil+0,024 % tepung biji anggur. Ayam petelur fase starter-grower dibagi kedalam empat level perlakuan P0, P1, P2, P3. Setiap perlakuan diulang tiga kali pada variabel yang diamati pada konsumsi dan pertambahan berat badan. Data dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut duncan (DMRT). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung biji anggur berpengaruh nyata pada konsumsi pakan. Perlakuan terbaik pada P2 (468,24±0,21b), P1 (465,49±0,40a), P3 (467,51±0,30b), P0 (464.47±0.80a). Sedangkan pada variabel PBB tidak berpengaruh nyata (P>0,05), P2 (706,00±9,42) adalah cenderung lebih tinggi dari pada perlakuan lainnya P0 (700,40±3,09), P1 (705,50±8,10), P3 (704±4,11) dalam meningkatkan pertambahan bobot badan ayam petelur fase starter-grower.

(2)

Disimpulkan, level 0,018% dapat meningkatkan konsumsi dan pertambahan bobot badan ayam petelur.

Kata kunci: Konsumsi, biji anggur, pertambahan bobot badan, layer

PENDAHULUAN

Larangan penggunaan antibiotic growth promotore (AGP) dalam pakan pada kurun waktu terakhir berdampak pada tingkat kematian yang tinggi serta sulitnya mencapai standart bobot badan ayam petelur. Padahal pada fase stater menuju fase grower adalah fase dimana ayam paling rentan terkena serangan penyakit sehingga dikatakan fase kritis. Optimalisasi pertumbuhan pada fase ini sering dipacu dengan pemberian AGP yang mana dimaksudkan untuk meningkatkan nafsu makan sehingga mempercepat pertumbuhan organ-organ dalam ayam dan tercapai standart bobot badan ideal untuk bertelur yakni mencapai bobot badan 1.5-2 kg pada masa pullet atau masa bertelur.

Efisiensi pakan akan tercapai apabila tujuan pemberian pakan dapat menaikkan bobot badan dan menurunkan nilai konversi pakan. Efisiensi pakan yang tinggi dapat tercapai apabila saluran pencernaan berada dalam kondisi optimal dalam mencerna pakan menjadi nutrient yang mudah diserap akibat keseimbangan microflora pada usus ayam petelur yang baik karena bakteri positif lebih banyak dari pada bakteri negatif atau bakteri patogen, pada keadaan ini menyebabkan pH usus halus 6-7. Pada keadaan pH ideal ini usus halus akan akan melakukan penyerapan nutrien pakan dengan cepat, sehingga diharapkan produktifitas ayam layer fase stater sampai grower dapat meningkat. Indonesia merupakan negara tropis yang sangat potensial bagi perkembangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit sehingga dapat menurunkan produksi.

Biji anggur mengandung senyawa aktif dan minyak essensial yang sangat bermanfaat bagi tubuh unggas. Senyawa aktif dalam biji anggur seperti resveratrol dan proantosianidin dapat memberikan suasana optimal pada saluran pencernaan dengan cara mengurangi bakteri pathogen dalam saluran pencernaan (Roh et al. 2014). Resveratrol yang terdapat pada buah anggur dapat merangsang nafsu makan karena adanya bau yang terdapat pada metabolit sekundernya yakni resveratrol (Xia et al. 2010). Sementara itu kebutuhan pakan seekor ayam petelur mulai dari umur 1 minggu sampai dengan umur 8 minggu ditampilkan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kebutuhan pakan gram/ekor

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2017)

Minggu Umur Konsumsi pakan (gr/ekor)

1 1-7 hari 43,5 2 8-14 hari 73,6 3 15-21 hari 117,4 4 22-28 hari 123,4 5 29-32 hari 128,2 6 33-40 hari 130 7 40-50 hari 138 8 50-60 hari 150

(3)

Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya ukuran tulang, otot, organ dalam serta bagian tubuh yang terjadi sebelum lahir (prenatal) juga setelah lahir (postnatal) hingga dewasa (Ensminger 1992). Beberapa faktor yang berpengaruh tersebut adalah galur ayam, jenis kelamin, dan faktor lingkungan (Bell & Weaver 2002). Salah satu parameter pertumbuhan adalah pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot badan adalah kenaikan bobot badan yang dicapai oleh seekor ayam selama periode tertentu.

Ayam layer fase stater–grower merupakan ayam dalam fase kritis. Pertambahan bobot badan diukur melalui penimbangan berulang dalam beberapa waktu tertentu contohnya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan dapat juga setiap tahun (Tillman et al. 1991).

Rose (1997) mengemukakan bahwa pertambahan bobot badan ayam berlangsung sesuai dengan kondisi fisiologis ayam, yakni bobot badan akan menuju ke arah bobot badan dewasa. Pertambahan bobot badan akan membentuk sebuah kurva sigmoid yang mana meningkat perlahan-lahan kemudian cepat dan perlahan lagi atau berhenti. Pada umumnya, terdapat 2 faktor yang berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan, yakni hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal. Jenis spesies, strain dan bangsa ayam tersebut merupakan faktor internal, sedangkan iklim, suhu, kualitas dan kuantitas pakan juga manajemen pemeliharaan merupakan faktor eksternal. Kemampuan genetik sebagai bagian faktor internal akan terwujud secara optimal apabila kondisi eksternal juga baik dan pemberian pakan efesien memungkinkan bagi ternak yang mencapai potensi genetiknya (Card & Nesheim 1972).

Bentuk GSF bisa digunakan pada penelitian aplikatif, salah satu terapan dan inovasinya sesuai dengan judul penelitian “Efektivitas Tepung Biji Anggur pada

Performance Ayam LayerStater-Grower”.

MATERI DAN METODE Materi

Ternak

Ternak yang digunakan pada penelitian yaitu ayam layer fase stater umur 1 hari (Day Old Chick/DOC) sampai dengan fase grower umur 60 hari strain Isa Brown dari PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk sebanyak 60 ekor dengan jenis kelamin betina yang di pelihara selama 60 hari.

Kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang tipe open house yang beralaskan

panggung dan atap terbuat dari genting, ayam dipelihara dalam kandang yang dibuat sekat dan di dalam sekat terdapat 12 kotakan kecil berukuran 1x1 meter. Ayam dibagi ke dalam 4 perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam.

Peralatan

Peralatan yang di gunakan dalam penelitian berupa tempat air minum dan tempat pakan. Peralatan lain yang di gunakan yaitu: plastik atau tirai penutup, lampu, elpiji, kompor penghangat ayam, kertas koran, sekam, gayung dan ember. Peralatan yang dipergunakan untuk mengukur perubahan konsumsi pakan dan bobot badan berupa

(4)

timbangan digital dan label. Peralatan yang digunakan untuk membuat tepung biji anggur yaitu: oven pengering, juga grinding.

Pakan dan air minum

Tepung biji anggur yang digunakan pada penelitian berasal dari tepung biji anggur yang dikeringkan kemudian digiling. Pakan yang digunakan dalam penelitian merupakan pakan komersial produksi PT Charoen pokhpand Indonesia Tbk sebagai pakan kontrol. Pakan perlakuan merupakan pakan komersial dengan penambahan tepung biji anggur dalam taraf 0,012%, 0,018% dan 0.024% dari kebutuhan pakan gram/ekor/hari.

Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pukul 07.00 dan 16.00 WIB dan air minum di berikan secara ad libitum. Komposisi pakan komersial p1 CP520 terdiri dari bahan baku jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kedele, bungkil kelapa, tepung daging, tepung tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, canola, tepung daun, vitamin, calcium, fosfat dan trace mineral. Komposisi nutrisi pakan komersial dan kandungan nutrisi tepung biji anggur disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 2. Kandungan nutrisi pakan penelitian

Zat makanan Persentase %)

Kadar air 13 Protein 20-22 Lemak 3 Serat 5 Abu 7 Kalsium 0,90 Fosfor 0,60

Sumber: PT Charoen Pokhpand (2018)

Tabel 3. Kandungan nutrisi tepung biji anggur

Zat makanan Persentase (%)

Kadar air 13 Protein 10,17 Lemak 24,83 Serat 35,39 Abu 2,68 Kalsium 0,56 Fosfor 0,31

(5)

Metode

Rancangan acak lengkap (RAL) pola searah digunakan dalam penelitian ini. Tingkat pemberian tepung biji anggur dalam pakan ayam fase starter-grower menggunakan 4 macam perlakuan dalam penelitian. Perlakuan terdiri atas empat taraf pemberian tepung biji anggur yaitu:

P0 : Pakan komersial tanpa penambahan tepung biji anggur P1 : Pakan komersial + 0,012 % tepung biji anggur

P2 : Pakan komersial + 0,018 % tepung biji anggur P3 : Pakan komersial + 0,024 % tepung biji anggur

Setiap taraf perlakuan mendapat tiga ulangan dengan setiap ulangan terdiri dari lima ekor ayam.

Prosedur penelitian

Pembuatan tepung biji anggur (Vitis vinifera L)

Biji anggur dikumpulkan selama 2 bulan yakni mulai bulan Maret-April tahun 2019. Pembuatan tepung biji anggur dilakukan dengan cara biji anggur di jemur di bawah sinar matahari kurang lebih selama 2 hari kemudian dioven dengan suhu 60ºC selama 1 jam. Setelah itu, biji anggur yang telah kering digiling hingga halus dan membentuk tepung dan dicampur dengan pakan komersial sesuai masing-masing taraf perlakuan.

Anggur dikupas dan dipisahkan dengan bijinya menggunakan pisau.

Dikeringkan dibawah sinar matahari selama 2 hari kemudian dioven dengan suhu 60°C selama 60 menit.

Setelah dioven, biji anggur digiling hingga halus menggunakan blender.

Hasil akhir biji anggur

Gambar 1. Bagan proses pembuatan tepung biji anggur Anggur

Biji Anggur

(6)

Persiapan kandang penelitian

Pembuatan sekat di kandang dengan membagi kotakan petak kecil sebanyak 12 kotak dimana setiap petak kandang terlebih dahulu dibersihkan dan dicuci atau disemprot dengan air bersih, kemudian disterilisasi menggunakan desinfektan dengan cara disemprotkan. Setelah kering, pengapuran dilakukan secara merata pada lantai panggung. Tujuan desinfeksi dan pengapuran ialah untuk memutus rantai kehidupan mikroorganisme yang merugikan. Setiap petak diberi alas potongan karung kemudian disebar sekam setebal 5 cm, di atas sekam diberi koran agar memudahkan ayam memakan pakan ketika pertama kali DOC datang. Tempat pakan dan air minum disiapkan dan dibersihkan sebelum digunakan. Setiap petak terdapat satu tempat pakan, satu tempat minum. Pemasangan kompor LPG dan gasoleg penghangat di tengah-tengah sekat. Kemudian sekeliling sekat ditutup penuh dengan tirai plastik sebagai pelindung udara dingin atau sebagai penghangat sampai ayam berumur 10 hari.

Pemeliharaan ayam layer starter grower selama penelitian

Setiap petak kotakan diberi nomor perlakuan dan nomor ulangan pada saat penempatan ayam dalam kandang dilakukan pengacakan. DOC yang baru datang diberi larutan gula melalui air minum dengan tujuan untuk menyediakan energi yang langsung dapat diserap oleh saluran alat pencernaan ayam. Setelah itu, pakan dari masing-masing perlakuan disiapkan pada tempat pakan yang di tempatkan di tiap petak. Sebagai pemanas digunakan gasoleg LPG yang dinyalakan setiap malam (12 jam) dan tirai plastik untuk mengelilingi sekat sampai ayam berumur 10 hari. Ketinggian lampu diukur 5 jengkal di atas kompor pemanas. Setelah itu, ketika ayam berumur 11 hari atau lepas masa brooding

kompor pemanas tidak di nyalakan lagi. Lampu sebagai penerangan hanya dinyalakan pada sore hingga pagi hari. Sedangkan tirai plastik tidak digunakan lagi selepas masa brooding. Pada saat penambahan ataupun penggantian air minum dan pakan, tempat air minum dan pakan tersebut selalu dibersihkan. Penurunan sekam dilakukan ketika ayam berumur 18 hari dan setelah turun sekam ayam mulai berpijak di atas lantai panggung. Jumlah konsumsi pakan dihitung berdasarkan jumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan setiap harinya. Penimbangan bobot badan ayam layer dilakukan setiap minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badan tiap minggu hingga berumur 60 hari.

Variabel pengamatan

Perubahan yang diamati meliputi:

1. Konsumsi pakan (g/ekor) = Jumlah pemberian pakan – Sisa pakan 2. Pertambahan bobot badan (g/ekor) = ( PBB akhir – PBB awal )/t Keterangan:

PBB adalah pertambahan bobot badan t adalah waktu tertentu

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas tepung biji anggur terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan ayam petelur fase starter-grower

Data hasil penelitian efektivitas tepung biji anggur terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan ayam petelur dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil penelitian efektivitas tepung biji terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan ayam layer starter-grower

Perlakuan konsumsi (gr/ekor) PBB (gr/ekor)

P0 = 464,47±0,80a 700,40±3,09

P1 = 465,49±0,40a 705,50±8,10

P2 = 468,24±0,21b 706,00±9,42

P3 = 467,51±0,30b 704,00±4,11

Superskrip huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0,05)

Rata-rata konsumsi pakan berdasarkan Tabel 4. menunjukkan efektivitas tepung biji anggur terbaik adalah pada P2 (468,24±0,21b) cenderung lebih tinggi daripada P0 (464,47±0,80a), P1 (465,49±0,40a) dan P3 (467,51±0,30b) dalam meningkatkan konsumsi pakan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa efektivitas biji anggur memberikan

pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsumsi pakan ayam layer starter-grower

P<0,05. Hal ini diduga dikarenakan pada pakan mengandung asam esensial seperti resveratrol menimbulkan bau khas sehingga mengakibatkan konsumsi pakan menjadi naik. Resveratrol yang terdapat pada buah anggur dapat meningkatkan aliran darah pada otak, mampu merangsang nafsu makan karena adanya bau yang terdapat pada metabolit sekundernya yakni resveratrol (Xia et al. 2010).

Rata-rata pertambahan bobot badan berdasarkan Tabel 4 menunjukkan efektivitas tepung biji anggur cenderung lebih baik adalah pada P2 (468,24±0,21) lebih tinggi daripada P0 (700,40±3,09), P1 (705,50±8,1) dan P3 (704±4,11). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan ayam layer starter-grower (P˃0,05). Hal ini dimungkinkan

karena pemberian herbal seperti dari ekstrak tanaman biji anggur mengandung minyak esensial, saponon, tannin, karoten dengan metode steam ekstraksi akan menghasilkan minyak esensial tanaman dalam jumlah yang lebih banyak. Bareto (2008), Martins et al. (2000) dan Huyghebaert (2003) menyatakan bahwa minyak esensial lebih bersifat bakteriostatik dan akan menghancurkan dinding sel pada bakteri gram negatif usus halus unggas. Sehingga penyerapan nutrient pakan pada unggas akan lebih baik (Dorman & Deans 2000). Biji anggur pada penelitian dalam bentuk tepung bukan diekstrak memungkinkan masih adanya zat anti nutrisi seperti tanin yang menjadi faktor pembatas sehingga pemberian dalam jumlah yang lebih besar akan menurunkan performa ayam layer stater grower. Level pemberian biji anggur P3 (467,51±0,30b) yakni 0,024% pada pakan justru bobot badan lebih menurun dibandingkan P2 dengan level tepung biji anggur 0,018% (468,24±0,21b). Tanin secara metabolisme dapat menurunkan kecernaan nutrient dalam pakan jika penggunaannya melebihi ambang batas dalam pakan. Gee et al. (1989) menyatakan bahwa tanin yang berasal dari beberapa macam tanaman akan

(8)

mengakibatkan penurunan transmurai potential difference (TPD) sehingga menghambat transportasi nutrisi melintasi usus halus suatu tikus percobaan.

Pemberian pakan dengan tambahan tepung biji anggur cenderung lebih baik dalam meningkatkan pertambahan bobot badan dan menurunkan nilai konversi pakan jika dibandingkan kontrol. Hal ini diduga disebabkan oleh masih adanya bau khas resveratrol dalam pakan sehingga dapat meningkatkan nafsu makan selain itu biji anggur dapat berperan sebagai prebiotic yang memperbaiki keseimbangan microflora usus. Rose (1997) menyatakan bahwa secara garis besar, terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, yaitu interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Jenis spesies dan strain juga bangsa ayam tersebut merupakan faktor genetik. Kemampuan genetik akan terwujud secara optimal apabila kondisi lingkungan yang baik dan pemberian pakan yang efesien memungkinkan bagi ternak yang bersangkutan sehingga penampilan yang diharapkan dapat tercapai (Card & Nesheim 1972). Damwari (2014) menyatakan bahwa ekstrak biji anggur dapat mengurangi beberapa efek negatif dari ayam pedaging di bawah tekanan panas sehingga dapat memperbaiki konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan. Pengaruh suplementasi biji anggur mempengaruhi kualitas (warna, stabilitas oksidatif, status mikrobiologis, kualitas sensorik) dalam daging ayam pedaging yang diberi makan dengan diet yang mengandung 2,5; 5 atau 10 g biji anggur kering per kg pakan selama 42 hari (Kasapidou 2016).

KESIMPULAN

Tepung biji anggur pada level 0,018% dalam pakan dapat meningkatkan

pertambahan bobot badan dan menurunkan nilai konversi pakan (FCR) ayam layer

starter-grower.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan oleh penulis kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah membiayai seluruh penelitian yang telah dilakukan oleh penulis melalui hibah Penelitian Dosen Pemula Tahun Pendanaan 2019. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Universitas Islam Lamongan yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama melakukan penelitian hingga terselesaikannya laporan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Balitvet, Murdiati, Bahri. 1991. Laporan penelitian residu pestisida, hormon, antibiotika dan standarsisasi kualitas broiler untuk ekspor. Laporan Balitvet. Bogor (Indonesia): Balai Penelitian Veteriner.

Bareto. 2008. Plant extracts used as growth promoters in broilers. Braz J Poult Sci. 10:109-115.

Bell DD, Weaver Jr. 2002. Comercial chicken meat and egg production. 5th ed. New York (USA): Springer Science and Business Medial Inc.

Card LE, Nesheim MC. 1972. Poultry production. 11th ed. Philadelphia (USA): Lea and Fibeger.

Damrawi. 2014. Effect of grape seed extract on some physiological changes in broilers under heat stress. Egypt Poult Sci. 34:333-343.

(9)

Dorman, Deans. 2000. Antileishmanial activity of three saponins isolated from ivy, ɑ-hederin, β hederin and hederacolchiside A1, as compared to their action on mammalian cells cultured in vitro. Planta Medica. 66:343-347.

Ensminger ME. 1992. Poultry science. 3rd ed. Danville (USA): Interstate Publisher, Inc. Gee JM, Price KR, Ridout CL, Johnson LT, Fenwick GR. 1989. Effects of some purified

saponins on transmural potential difference in mammalian small intestine. Toxicol In Vitro. 3:85-90.

Hajati A, Hassanabadi AG, Golia H, Nassiri,Moghaddam, Nassiri MR. 2015. The effect of grape seed extract and vitamin C feed supplements on carcass characteristics, gut morphology and ileal microflora in broiler chickens exposed to chronic heat stress. Mashdad (Iran): Department of Animal Science, Faculty of Agriculture, Ferdowsi University of Mashhad.

Huyghebaert G. 2003. Replacement of antibiotics in poultry. Proceedings of the Eastern Nutrition Conference. Quebec (Canada). UON 2003.

Indra. 2012. Super foods sehat dan bugar dengan beragam pangan fungsional sehari-hari. Yogyakarta (Indonesia): FlashBooks.

Kasapidou 2014. Effect of grape pomace supplementation on broiler meat quality

characteristics [Internet]. [disitasi 12 Januari 2019]. Tersedia dari:

https://www.researchgate.net/publication/307965029_Effect_of_grape_pomace_supplem entation_on_broiler_meat_quality_characteristics.

Krishan G, Narang A. 2014. Use of essential oils in poultry nutrition: A new approach. J Adv Vet Anim Res. 1:156-162.

Martins ER, Castro DM, Castellani DC, Dias JE. 2000. Plantas medicinais. Viçosa, MG: UFV. 2000.

News.detik.com. 2018. Pakan ternak AGP dilarang, ayam di Blitar diserang penyakit. [Internet]. [disitasi 12 Januari 2019]. Tersedia dari: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3834256/pakan-ternak-agp-dilarang-ayam-di-blitar-diserang-penyakit.

North MO, Bell DD. 1990. Commercial chicken production manual. 4th ed. New York (USA): Van Nostrand, Reinhold.

[NRC] Nutrient Requirements Council. 1994. Nutrient requirements of poultry [Internet]. [disitasi 12 Januari 2019]. Tersedia dari: www.lamolina.edu.pe/facultad/zootecnia/ biblioteca2012/NRC%20Poultry%201994[1].pdf.

PT Ciomas Adisatwa [Internet]. [disitasi 13 Januari 2019]. Tersedia dari: http://.japfacomfeed.co.id.

Pond WG, Church DC, Pond KR. 1995. Basic animal nutrition and feeding. 4th ed. New York (USA): John Willey and Sons.

Roh C, Kang C. 2014. Production of anti cancer agent using microbial biotransformation. Moleculas. 19:16684-16692.

Scott ML, Nesheim MC, Young RJ. 1982. Nutrition of the chickens. 3rd ed. New York (USA): M.L. Scott.

Setyohadi R. 2010. Uji efektivitas ekstrak ethanol biji buah anggur (Vitis vinifera) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans secara in vitro [Skripsi]. [Malang (Indonesia)]: Universitas Brawijaya.

Tilman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lehdosoekojo S. 1998. Ilmu makanan ternak dasar. Yogyakarta (Indonesia): Universitas Gadjah Mada.

(10)

Xia EQ, Gui FD, Ya JG, Hua BL. 2010. Biological activities of polyphenols from grapes. Int J Mol Sci. 11:622-646.

Gambar

Tabel 1. Kebutuhan pakan gram/ekor
Tabel 2. Kandungan nutrisi pakan penelitian
Tabel 4.  Hasil  penelitian efektivitas tepung biji terhadap konsumsi dan pertambahan bobot  badan ayam layer starter-grower

Referensi

Dokumen terkait

Perkawinan endogami adalah perkawinan dengan orang yang segolongan, entah itu etnis yang sama, daerah yang sama, dan agama yang sama.. Itulah yang disampaikan

Bandung Barat RSUD Cililin Kabupaten Bandung. Barat

Jika ada nasabah yang salah ketik dan kesasar di situs bank palsu tersebut, pelaku akan merekam user id dan password nasabah tersebut untuk digunakan mengakses ke situs yang

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

Terkait dengan hal tersebut, maka salah satu upaya dari P3M adalah dengan melaksanakan sebuah Program Penguatan Budaya Pengabdian dalam bentuk penugasan semi-kompetisi

2.5.2 Pembebanan Jembatan Rangka Baja Canai Dingin Pejalan Kaki Suatu gaya yang timbul karena adanya tekana dari luar dan bekerja pada suatu sistem struktur disbut

Metode perancangan redesain objek wisata Rembangan di Jember ini muncul dari gagasan yang melatar belakangi, yaitu hotel resort memiliki keselarasan dengan

Konsepsi ini sangat jelas ketika Research And Development (RAND) Corporation men- definisikan seorang liberalis yang moderat dan membedakannya dari Islamis yang