• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Fosfat Setelah Perlakuan Berbagai Ketebalan Karbon Aktif Pada Limbah Cair Pencucian Pakaian (Laundry) di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kadar Fosfat Setelah Perlakuan Berbagai Ketebalan Karbon Aktif Pada Limbah Cair Pencucian Pakaian (Laundry) di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu senyawa penting yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia. Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Air merupakan zat yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu air merupakan kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan manusia (Pandia, dkk 1995).

(2)

Seiring dengan peningkatan jumlah usaha laundry ini, juga akan terjadi peningkatan jumlah limbah.

Limbah yang dihasilkan dapat memberikan dampak negatif terhadap sumber daya alam dan lingkungan, seperti gangguan pencemaran alam dan pengurasan sumber daya alam, yang nantinya dapat menurunkan kualitas lingkungan antara lain pencemaran tanah, air, dan udara jika limbah tersebut tidak diolah terlebih dahulu. Bentuk limbah yang dihasilkan oleh kegiatan laundry adalah limbah cair. Limbah cair yang dibuang ke lingkungan langsung dapat menimbulkan keseimbangan alam terganggu yaitu terjadi pencemaran tanah yang mampu merubah pH tanah, kandungan mineral berubah dan ganguan nutrisi dari tanah untuk kehidupan tumbuhan serta sumber air tanah tercemar.

Pencemaran air dapat mengganggu biota air, perubahan BOD, COD serta DO, disamping itu dampak psikologis akibat dari pencemaran lingkungan yang tidak kalah berbahayanya jika dibandingkan dengan dampak secara fisik. Air limbah pencucian pakaian / laundry termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS (alkyl benzene

sulphonate) yang merupakan detergen tergolong keras. Detergen tersebut sukar

dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous, 2009).

(3)

munculnya nutrient yang berlebihan kedalam ekosistem air. Eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah dimana badan air mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomasa. Sebaliknya detergen dengan rendah fosfat beresiko menyebabkan iritasi pada tangan dan kaustik karena diketahui lebih bersifat alkalis dengan tingkat keasaman (pH) antara 10 – 12.

Fosfat merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air limbah yang akan dibuang harus diolah terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan fosfat sampai pada nilai tertentu (baku mutu efluen 2 mg/l). Untuk mengurangi kadar fosfat yang terkandung dalam limbah laundry dapat digunakan suatu cara / metode pengolahannya yaitu dengan adsorbsi.

Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap), bewarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Karbon aktif sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dalam air, dan juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam air. Menurut Sularso, kemampuan dari media dengan menggunakan ketebalan kabon aktif dapat menurunkan lebih baik lagi karena semakin tebal media semakin bagus hasil yang didapat. Penelitian ini menggunakan ketebalan karbon aktif 5 cm, 10 cm, dan 15 cm.

(4)

Sementara di lingkungan itu masih banyak terdapat rumah tangga yang masih menggunakan air sumur sebagai sumber airnya. Hal ini dapat menyebabkan sumber air penduduk tercemar dan akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Untuk mencegah dan mengurangi pencemaran air, Penelitian yang dilakukan ini merupakan salah satu cara untuk menurunkan konsentrasi fosfat yang ada pada air limbah hasil laundry.

Salah satu upaya untuk mengurangi kadar fosfat yang terkandung dalam limbah pencucian pakaian atau laundry agar limbah yang dihasilkan dari limbah

laundry tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan adalah

dengan menggunakan adsorben, yaitu karbon aktif. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Kadar Fosfat Setelah Perlakuan Berbagai Ketebalan Karbon Aktif pada Limbah Cair Pencucian Pakaian (Laundry) di kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2016”.

1.2 Perumusan Masalah

(5)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis kadar fosfat setelah perlakuan berbagai ketebalan karbon aktif pada limbah cair pencucian pakaian atau laundry di kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah kadar fosfat sebelum penambahan karbon aktif pada limbah cair laundry.

2. Untuk mengetahui jumlah kadar fosfat limbah cair laundry setelah ditambahkan karbon aktif 5 cm, 10 cm dan 15 cm.

3. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan jumlah kadar fosfat pada limbahcair laundry setelah ditambahkan karbon aktif.

4. Untuk menganalisis penambahan berbagai ketebalan karbon aktif pada penurunan jumlah kadar fosfat.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada pengusaha/jasa pencucian pakaian atau

laundry untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pembuangan limbah

laundry agar melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke

badan air.

2. Memberikan informasi kepada pengusaha / jasa pencucian pakaian atau

laundry untuk membuat suatu bahan alternatif yang murah, mudah dan

(6)

3. Memperluas pengetahuan masyarakat akan bahaya dari fosfat hasil buangan limbah cair pencucian pakaian atau laundry.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Armai Arief, guru adalah sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya

Lebih berlimpahnya populasi tungau merah pada IP2-P dibandingkan dengan IP1-P tidak konsisten dengan hasil penelitian neraca hayati sebelumnya, yang laju pertambahan intrinsik

Selain itu penegakan dapat dilakukan dengan melalui kerja sama internasional atau mutual legal assistance treaty atau judicial assistance treaty antara dua negara atau

Dalam pengelolaan sistem agribisnis padi sawah, sebagian masyarakat Desa Sukanagara yang bermata pencaharian sebagai petani padi sawah, masih mengadopsi perilaku petani

Dari hasil penelitian tersebut, maka berarti penelitian dengan metode ini memberikan hasil dimana H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya adalah risiko sistematis

Dengan demikian, kajian dalam penelitian ini meliputi (1) penanda basa-basi dalam percakapan kolokial berbahasa Jawa, (2) jenis basa-basi dalam percakapan kolokial

Karns and Karen (1987) Lipson, (1984) Ceramah Review Bacaan Diskusi Kelas - Mahasiswa mereview bahan ajar yang diberikan - Mahasiswa memiliki pengetahuan dasar dari