• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEK 1104924 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S PEK 1104924 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

157

Fakhri Muthahhari, 2016

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MANISAN DI KABUPATEN CIANJUR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, untuk menjawab permasalahan yang telah diidentifikasi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran umum mengenai variabel Input industri tahu di Kabupaten Sumedang untuk pengusaha pembuat tahu terdiri dari modal (bangunan/pabrik, mesin dan peralatan), tenaga kerja, bahan baku (kacang kedelai), dan bahan bakar (serutan kayu, kayu bakar dan gas) dengan variabel Outputnya yaitu hasil produksi tahu mentah. Variabel Input yang digunakan oleh pengusaha pembuat sekaligus penjual tahu di Kabupaten Sumedang terdiri dari modal (bangunan/gerobak, mesin dan peralatan), tenaga kerja, bahan baku (kacang kedelai dan tahu mentah), bahan bakar (serutan kayu, kayu bakar dan gas) dan bahan penolong (garam, minyak goreng, keresek, kertas nasi, bongsang dan cengek) dengan variabel Output

yaitu hasil produksi tahu mentah dan tahu matang.

2. Penggunaan faktor-faktor produksi pada industri tahu di Kabupaten Sumedang dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis

(DEA) belum mencapai efisiensi optimum. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis menggunakan model CRS dan VRS bahwa industri tahu di Kabupaten Sumedang efisiensinya < 1.

(2)

158

Fakhri Muthahhari, 2016

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MANISAN DI KABUPATEN CIANJUR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Industri tahu di Kabupaten Sumedang belum seluruhnya efisien. Hal ini dapat disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengalokasikan Input dan

Outputnya secara efisien. Oleh karena itu, industri tahu yang belum efisien diharapkan dapat lebih baik dalam mengalokasikan Input dan Outputnya secara efisien, salah satunya dengan menambah atau mengurangi Input yang digunakan.

2. Para pengusaha harus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatur penggunaan faktor produksi yang ada. Melalui pelatihan atau pendidikan non formal mengenai alokasi penggunaan faktor produksi untuk mendapatkan hasil yang optimal dari sebelumnya yang akhirnya akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Inovasi Produk Dan Kualitas Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Pengusaha Batik Trusmi Di Kabupaten Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Studi Deskriptif Tentang Perkembangan Usaha Tahu Tauhid Kabupaten Bandung Barat. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Analisis D eskriptif Perilaku Kewirausahaan pada Pengusaha Industri Mochi di Kota Sukabumi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENGARUH MODAL DAN DIVERSIFIKASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA INDUSTRI MEBEL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. PENGARUH MODAL

Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Modal Dan Diversifikasi Produk Terhadap Laba Pengusaha Industri Mebel (Survey Pada Pengusaha. Mebel Kursi di

Artinya semakin tinggi persaingan para pengusaha mebel di kota Bandung, maka laba atau keuntungan yang diperoleh akan semakin besar dan mencapai keuntungan yang

Rekomendasi bagi para pengusaha mebeldi Sentra Industri Mebel Bongkok Kabupaten Sumedang harus dapat memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besaran laba, baik