97
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Melalui hasil pengamatan dan penelitian Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk terhadap program talkshow Mata Najwa episode “Pejabat Kekinian”, Peneliti menarik beberapa hal sebagai kesimpulan yaitu :
 Gaya kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo adalah gaya kepemimpinan transformasional. Gaya Kepeminpinan ini diwujudnyatakan oleh Ridwan Kamil dan ganjar Pranowo lewat penggunaan media sosial.
 Gaya Kepemimpinan Transformasional Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo Digambarkan pada setiap dimensi Analisis Wacana Kritis Teun Van Djik Sebagai Berikut :
1. Pada dimensi teks peneliti menemukan adanya beberapa penggambaran sikap serta tindakan yang mencirikan gaya kepemimpinan Transformasional. Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo digambarkan sebagai pejabat yang penuh dengan inspirasi, peka serta mampu memanfaatkan terhadap perkembangan teknologi, agen perubahan birokrasi, memiliki kemampuan berkomunikasi dan interaksi serta terbuka kepada berbagai pihak terutama masyarakat.
2. Pada dimensi kognisi sosial, gaya kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo digambarkan melalui pandangan masyarakat Bandung dan Jawa Tengah tentang kepemimpianan seorang pejabat yang diwakuli oleh representasi kognisi pembuat teks Hal ini digambarkan dengan segelintir pertanyaan ini yang menyinggung tentang bagaimana pemanfaatan media sosial secara khusus oleh Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo, yang kemudian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dihubungkan dengan tanggapan masyarakat Bandung dan Jawa Tengah melalui cuplikan-cupliakan video.
98
Melalui analisis dimensi konteks sosial peneliti menemukan adanya penonjolan fakta bahwa pemanfaatan media sosial oleh pejabat memberikan ruang interaksi dengan masyarakatnya, sehingga masyarakat merasa adanya kedekatan dan sentuhan langsung sekalipun hanya melalui media sosial.
6.2. Saran
 Bagi peneliti lain
Program talkshow Mata Najwa merupakan salah satu tayangan yang layak untuk dijadikan penelitian, diharapkan peneliti lain untuk bisa mengembangkan penelitian pada tayangan program ini dengan menggunakan fokus penelitian yang berbeda, misalnya mengkaji dengan analisis semiotika.
Dalam analisis ini, peneliti menemukan bahwa tidak semua elemen pada dimensi teks terdapat dalam analisis teks, sehingga pada penelitian selanjutnya apabila menggunakan AWK Van Djik dalam menganalisis teks, perlu untuk perhatikan bahwa apabila tidak semua elemen pada dimensi teks muncul dalam proses analisis, maka tidak perlu dibuat menjadi ada atau dipaksakan.
 Bagi masyarakat umum