• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MRL 0800298 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MRL 0800298 Chapter5"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab empat, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan, sebagai berikut :

Kampung Adat Pulo merupakan salah satu kampung budaya yang ada di

Jawa Barat. Kampung Adat Pulo memilki karakteristik yang unik yang

membedakannya dengan kampung budaya lainnya. Kekarakteristikannya itu

tercermin dari kebudayaan yang dimilkinya baik dari segi agama, adat istiadat,

bahasa, kesenian, mata pencaharian dan lain sebagainya. Kebudayaan yang

dimiliki Kampung Adat Pulo ini menjadi salah satu kekayaan yang dimilki oleh

Jawa Barat khususnya dan juga menjadi potensi tersendiri bagi daya tarik wisata

di Kampung Adat Pulo khususnya yang tentunya perlu tetap dijaga

kelestariannya. Potensi tersebut adalah Calung, Silat, Reog, Rudat Leles, Tari

Yapong, Tari Mulatwangi, Tari Gembira Raihan dan Tari Dewi.

Preservasi budaya lokal yang dimilki oleh Kampung Adat Pulo memberi

kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah

yang dihadapi di masa lalu. Kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan, dianggap

tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Melestarikan

berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian warisan

budaya kampung Adat Pulo berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk

(2)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk waktu yang sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai

upaya yang berkelanjutan (sustainable).

Dalam pelestarian Kampung Adat Pulo langkah-langkah yang dapat

diperhatikan adalah :

a. Aspek sosial, dalam pelestarian nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo

ini tidak dapat dipisahkan dari peran serta atau partisipasi masyarakat

adat Kampung Pulo. Pemberdayaan masyarakat muncul secara

partisipatif sebagai alternatif terhadap pendekatan pembangunan serta

sentralisasi dan bersifat Bottom-up.

b. Pengoptimalan kegiatan seni dan upacara adat.

c. Merealisasikan preservasi Kampung Pulo secara berkelanjutan.

d. Menginventarisasi nilai-nilai budaya masayarakat lokal,

menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya masyarakat lokal.

e. Mempertahankan kondisi budaya dari pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab.

f. Menggiatkan kembali promosi Kampung Adat Pulo melalui internet.

g. Memberikan program pelatihan kepada masyarakat dengan cara

mendirikan organisasi kemasyarakatan.

h. Memberikan pelatihan daalm rangka peningkatan kualitas SDM.

i. Mengadakan sosialisasi oleh pemerintah mengenai pariwisata

khusunya wisata budaya.

j. Peran sertapemerintah dalam upaya preservasi buday khususnya

(3)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k. Membuat kebijakan sebagai rujukan preservasi antara pemerintah dan

masyarakat Kampung Pulo.

l. Mempertahankan kebudayaan yang sudah dimilki dengan cara

meminimalisir kebudayaan asing yang masuk.

m. Mempertegas jati diri Kampung Pulo sebagai kampung adat.

n. Preservasi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada pada Kampung

Adat Pulo.

Dalam langkah preservasi yang bertujuan untuk aktifitas wisata, kampung

adat Pulo memilki potensi yang sangat besar, namun faktor penghambat yang

dihadapi oleh Kampung Adat Pulo adalah kurangnya sarana dan prasarana

akomodasi, aksesibilitas, tingkat sumber daya manusia yang masih kurang,

minimnya dana dari pemerintah dalam upaya preservasi, kurangnya kesadaran

masyarakat akan pariwisata. Sedangkan keberhasilan sebuah kawasan menjadi

objek wisata salah satunya adalah denngan memenuhi saran dan prasarana yang

menunjang.

Terdapat faktor-faktor yang mendukung Kampung Adat Pulo sebagai daya

tarik wisata, diantaranya komplek rumah adat Kampung Pulo, Candi Cangkuang,

Makam Keramat Dalem Arif Muhammad, Situ Cangkung dan

panorama-panorama alam yang dimilki. Dapat disimpulkan bahwa kekayaan potensi

kebudayaan dan sumber daya alam yang dimilki oleh kampung adat Pulo dapat

dijadikan kawasan desa wisata yang berbasis budaya, dengan cara melestarikan

nilai-niali tradisi yang dimilki oleh kampung adat Pulo yang bertujuan untuk

(4)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari preservasi dalam upaya pengembangan Kampung Adat Pulo

sebagai salah satu objek wisata alternatif sebagai pengganti wisata konvensional

adalah agar kebudayaan yang dimilki oleh kampung adat Pulo tetap lestari, dalam

hal ini upaya preservasi terhadap budaya dan sumber daya alam, dengan

mengajarkan mengenai kebudayaan setempat dan kearifan lokal masyarakat

Kampung Adat Pulo sehingga akan bermanfaat pada kampunng Adat Pulo sebagai

objek wisata budaya.

B. Saran

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat kampung adat Pulo dalam

menjaga tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis, seimbang antara

preservasi dengan pengembangan pariwisata buday berkelanjutan. Peran

masyarakat lokal terhadap perwujudan kelestarian kampung adat Pulo, dapat

ditinjau dan dijelaskan dari aspek-aspek berikut :

1. Untuk masyarakat setempat agar tetap menjaga kelestarian nilai-nilai

tradisi yang dimilki, sehingga jati diri kampung adat Pulo sebagai

kampung Budaya tidak tereksploitasi terhadap kebudayan asing yang

dibawa oleh wisatawan.

2. Meningkatkan kesadaran masayarakat Kampung Adat Pulo bahwa

kelestarian budaya Kampung Adat Pulo adalah tanggung jawab

bersama seluruh masyarakat kampung Adat Pullo, dan harus dijaga

(5)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Meningkatkan peran serta masyarakat kampung Adat Pulo untuk

menggali dan memahami nilai-nilai ynag trekandung dalam budaya

Adat Pulo.

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat lokal untuk mengelola

perekonomian dan sumber-sumber kekayaan alam secara terkendali

untuk kelangsungan kehidupan masyarakat kampung adat Pulo.

5. Meningkatkan kebersamaan dan kesetiakawanan sosial masyarakat

kampung adat Pulo yang dapat mengatasi perpecahan atau pergeseran

nilai-nilai leluhur yang sudah mereka miliki.

6. Meningkatkan kemampuan masyarakat kampung adat Pulo untuk

mengakses berbagai peluang yang ada.

7. Memberdayakan masyarakat sekitar dengan menjadikan mereka sebgai

bagian dari preservasi Kampung Adat Pulo, dengan pemberdayaan

masyarakat tersebut akan berdampak pada rasa memilki dan merasakan

keuntungan yang dapat diterima oleh masyarakat setempat.

8. Denagn preservasi Kampung Adat Pulo, diharapkan menjadi salah satu

kawasan wisata bernuansa budaya yang berkelanjutan (Sustainable

Cultural Tourism).

9. Pemerintah yang terkait dalam hal ini, hnedaknya mampu berperan

aktif dalam preservasi, yang ditunjukan dengan membuat peraturan

daerah, pendanaan secara berkelanjutan dalam upaya pelestarian,

membangun dan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang

(6)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebijakan dan membuat undang-undang yang berkenaan dengan

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komponen yang dibiayai di Rumah Bahasa Surabaya adalah biaya langsung yang terdiri dari biaya operasional pembelajaran dan

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis model yang digunakan adalah Model STAD. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X 6

Berdasarkan standart IEC 1024-1- 1, pemilihan tingkat proteksi yang memadai untuk suatu sistem proteksi petir didasarkan pada frekwensi sambaran petir langsung setempat

Sebagian besar responden dengan postur tubuh tidak simetris memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung yang berat hanya pada satu sisi dan sebagian lainnya

Program aplikasi Belajar Berhitung Sambil Bermain yang dibuat dengan menggunakan program Macromedia Flash MX adalah sebuah program aplikasi belajar berhitung menggunakan komputer

dalam penelitiannya.Pemilihan algoritma Enhanced confix stripping stemmer merujuk pada penelitian I Putu Adhi Kerta Mahendra yang merupakan salah satu mahasiswa Institut