v
ABSTRAK
Bahasa isyarat merupakan bahasa alami yang memiliki proses penentuan struktur kalimat berdasarkan aturan tata bahasa dan kamus kata sesuai dengan bahasa isyarat. Aturan tata bahasa dalam bahasa isyarat memiliki sedikit perbedaan dengan tata aturan dalam bahasa Indonesia. Untuk penguraian kata berimbuhan, bahasa isyarat hanya mengenal awalan me-, berbeda dengan bahasa Indonesia yang terdapat awalan me-, men-, meng-, menge-. Begitu juga dengan awalan pe- pada bahasa isyarat, yang di dalam bahasa Indonesia terdapat awalan pe-, pen-, peng-, penge-. Melihat aturan tata bahasa dalam bahasa isyarat yang memerlukan penguraian imbuhan, maka diperlukan proses stemming untuk mendapatkan kata imbuhan dan kata dasar yang
di-input-kan. Proses stemming yang dilakukan menggunakan algoritma Enhanced Confix Stripping Stemmer. Algoritma ini dapat menghasilkan kata dasar yang lebih akurat, sehingga penerjemahan sesuai dengan kaedah yang berlaku pada system bahasa isyarat Indonesia. Algoritma Enhanced Confix Stripping Stemmer dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran bahasa isyarat. Algoritma ini mampu memenggal kata dengan kombinasi Prefiks 1 ditambah Prefiks 2 ditambah Kata dasar ditambah Sufiks 3 ditambah Sufiks 2 ditambah Sufiks 1 dimana Sufiks 3 adalah akhiran, Sufiks 2 adalah kata ganti kepunyaan, dan Sufiks 1 adalah partikel. Output yang dihasilkan berupa gambar dari database yang sesuai dengan kata yang di-
input-kan user.
Kata kunci :bahasa isyarat, confix stripping stemmer, stemming.
vi
ABSTRACT
Sign languageis a natural language that has the process of determining the structure of sentences based on rules of grammar and dictionary of words according to the sign language. Grammar rulesin sign languagehas littledifferencewith thegrammarrules inIndonesian language. For the decomposition of confixes, sign language only has the prefix me-, which in Indonesian language has prefix me-, men-, meng-, menge-. It is same to the prefix pe- in sign language, which in Indonesian language has prefix pe-, pen-, peng-, penge-. The rules of grammar in sign language which require to parse the word has confixes, accordingly require stemming process to get the confixes and the root word that user has input. Algorithm of stemming process are performed using enhanced confix stripping stemmer. This algorithm can produce more accurate root word in previous research, so the translation can be match with the grammar of Indonesian sign language. Enhanced Confix Stripping Stemmer algorithm is applied to a sign language learning system. This algorithm is able to cut off the word with a combination of prefixes 1 plus prefixes 2 plus root word plus suffix 3 plus suffixes 2 plus suffixes 1 where the suffix 3 is a suffix, suffix 2 is a possessive pronoun, and the suffix 1 is a particle. The output is an image from the database according to the words that the user has input.
Keywords : sign language , confix stripping stemmer, stemming.