• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PELAYANAN REKAM MEDIK RUMAH SAKIT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PELAYANAN REKAM MEDIK RUMAH SAKIT (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan. Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan akademis serta meningkatkan rasa tanggung jawab seorang mahasiswa.

Kami menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu demi terciptanya karya yang lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Semoga dengan segala keterbatasan yang ada pada kami, makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak. Terima kasih.

Kendari, April 2016

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...3 C. Tujuan...3 BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem pengumpulan data rekam medik rumah sakit...4 B. Sistem pengumpulan data rekam medik puskesmas...6 C. Sistem pengumpulan data rekam medik Bidan Praktek Swasta (BPS)...7 D. Sistem dokumentasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap...8 BAB III PENUTUP

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sesuai dengan penjelasan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 46 Ayat 1, rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumentasi mengenai identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Rekam medik memuat informasi mengenai pasien, memberikan alasan dalam penetapan diagnosis dan perawatan dan serta mencatat/merekam seluruh hasil pemeriksaan dan tindakan yang diberikan kepada pasien.

Tujuan penyelenggaraan rekam medik, adalah: menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka peningkatan upaya pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Beberapa aspek dalam rekam medik, antara lain: aspek administrasi, aspek legal, aspek finansial, aspek riset, aspek edukasi dan aspek dokumentasi.

Untuk memenuhi aspek administrasi, rekam medik harus berisi tindakan kesehatan yang dilakukan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi aspek legal, rekam medik harus memberi jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka penegakan hukum serta penyediaan bahan dan tanda bukti untuk menegakan keadilan. Untuk memenuhi aspek finansial rekam medik harus dapat dipergunakan dalam menilai biaya yang telah dan akan dikeluarkan.

(4)

profesi kesehatan. Untuk memenuhi aspek dokumentasi, informasi dalam rekam medik merupakan sumber ingatan yang harus di dokumentasikan sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

Seperti halnya manfaat dokumentasi, rekam medik pasien ini juga mempunyai beberapa manfaat, antara lain:

1. Pengobatan pasien

Rekam medik bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit.selain itu,rekam medik juga memuat perencanaan pengobatan,perawatan dan tindakan medis yang harus dilakukan pada pasien. 2. Peningkatan kualitas pelayanan

Rekam medik yang dibuat jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan.tenaga medis akan mendapatkan perlindungan dan akan mendukung pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pendidikan dan penelitian

Rekam medik merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit,pelayanan medis,pengobatan dan tindakan medis.rekam medis bermanfaat untuk memberikan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian didunia kesehatan.

4. Pembiayaan

Berkas rekam medik dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dan pelayanan kesehatan disuatu institusi kesehatan.catatan tersebut dapat dipakai sebagai pembuktiaan pembiayaan kepada pasien. 5. Statistik kesehatan

Rekam medik dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan.melalui data rekam medis dapat mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan menentukan jumlah penderita penyakit-penyakit tertentu.

6. Pembuktian masalah hukum,disiplin dan etik

Rekam medik merupakan alat bukti tertulis utama dalam kasus hukum kesehatan.rekam medik sangat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah hukum, disiplin dan etik pelayanan kesehatan.

(5)

perkembangan. Identitas merupakan informasi dalam rekam medis yang tidak mengandung nilai kerahasiaan, tetapi harus tetap waspada.

B. Latar Belakang

1. Bagaimana sistem pengumpulan data rekam medik rumah sakit? 2. Bagaimana sistem pengumpulan data rekam medik puskesmas? 3. Bagaimana sistem pengumpulan data rekam medik Bidan Praktek

Swasta (BPS)?

4. Bagaimana sistem dokumentasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem pengumpulan data rekam medik rumah sakit.

2. Untuk mengetahui sistem pengumpulan data rekam medik puskesmas.

3. Untuk mengetahui sistem pengumpulan data rekam medik Bidan Praktek Swasta (BPS).

4. Untuk mengetahui sistem dokumentasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem pengumpulan data rekam medik rumah sakit

(6)

pelayanan. Catatan asuhan pada pasien harus disesuaikan dengan laporan kewaspadaan penyakit, misalnya kejadian AIDS.

Catatan asuhan pada pasien dianalisis setiap 6-12 bulan, meliputi jumlah pasien yang dirawat, jumlah pasien yang pulang, jumlah pasien meninggal, kondisi utama pasien menurut umur dan jenis kelamin serta catatan tentang kekurangan obat, alat, dan petugas. Apabila catatan asuhan pada pasien ini dibutuhkan untuk kepentingan administrasi lain, pastikan bahwa nama dan nomor identifikasi dapat dihubungkan dengan catatan lainnya. Catatan tentang asuhan pada pasien ini disimpan untuk minimal satu tahun

Catatan medis tentang pasien terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dari catatan medis ini adalah catatan pasien yang dirawat, meliputi : alasan dirawat, riwayat penyakit, terapi yang sudah diberikan, catatan lain seperti keadaan ibu dan keluarga. Catatan pada bagian ini disusun dalam bentuk penyataan singkat (checklist).

Bagian kedua dari catatan medis tentang pasien adalah, pengamatan lanjutan selama dirawat. Catatan ini terdiri atas: catatan harian pasien yang dibuat oleh dokter dan catatan harian yang dibuat bidan/perawat. Catatan dokter merupakan intruksi terapi, nutrisi dan hasil pengamatan serta keadaan klinis yang ditemukan. Catatan tersebut disusun dalam bentuk kolom selama pasien dalam masa perawatan dan pengobatan. Catatan ini merupakan catatan rahasia terbatas hanya untuk kepentingan medis bagi pasien dan orang tuanya yang tersimpan didekat pasien.

Catatan tentang ringkasan pasien pulang mencangkup informasi bagi orang atau keluarga pasien dan tenaga kesehatan yang memberikan perawatan lanjutan. Catatan ini memuat data pasien selama dirawat, meliputi: tanggal, masuk rumah sakit, lama dirawat, indikasi dirawat, perjalanan penyakit, terapi yang telah diberikan, diagnosis akhir dan intruksi selama dirumah, mencakup terapi yang diberikan, lamanya, serta catatan lanjutan selama kunjungan.

(7)

datang langsung maupun datang dengan perjanjian. Menurut kedatangannya pasien rawat jalan dibedankan menjadi dua yaitu pasien baru dan pasien lama yang datang kerumah sakit setelah mendapat pelayanan di polklinik bisa langsung pulang, dirujuk kerumah sakit lain atau menjalani rawat inap.

Kegiatan pelayanan rekam medik dirumah sakit yang kedua adalah pencatatan (recording). Untuk memudahkan pencatatan, digunakan sistem pernomoran, sistem pernomoran ini meliputi: nomor seri pasien, unit kunjungan pertama pasien, dan seri unit kunjungan.

Kegiatan pelayanan rekam medik di rumah sakit yang ketiga adalah pengolahan data. Setelah data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk informasi.

Kegiatan pelayanan rekam medik di rumah sakit yang keempat adalah penyimpanan (filling). Ada dua cara penyimpanan data rekam medik, yaitu secara sentralisasi dan desentralisasi. Pada penyimpanan terpusat (sentralisasi), berkas rekam medik rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat disimpan dalam arsip tunggal dan satu lokasi (sentral). Pada penyimpanan tidak terpusat (desentralisasi), berkas rekam medik masing-masing unit (rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat), disimpan di unit masing-masing. Penyimpanan sentralisasi mampunyai beberapa keuntungan, antara lain: mencegah duplikasi data, efesiensi penggunaan ruang dan peralatan, prosedur dan kebijakan kegiatan terstandarisasi, memudahkan control dan keamanan berkas serta supervise petugas penyimpanan lebih konsisten.

Penyimpanan data biasa dilakukan berdasarkan kelompok angka terakhir (Terminal Digit Filling Sistem). Kelompok angka pada nomor seri rekam medik biasanya terdiri dari 6 digit yang dibagi menjadi tiga kelompok angka. Kelompok angka pertama adalah dua digit terakhir menunjukan rak penyimpanan. Kelompok angka kedua adalah dua digit di tengah, menunjukan sub rak. Kelompok angka ketiga adalah dua digit pertama (paling kiri), menunjukan urutan.

(8)

peminjaman. Pada saat berkas rekam medik sedang keluar dari rak penyimpanan (sedang dipinjam), maka tempat berkas tersebut diganti dengan berkas “ outguide”.

Aturan dan prosedur umum dalam pengarsipan rekam medik pasien di rumah sakit, antara lain: ketika berkas dikembalikan, sebelum disimpan harus diperiksa dan diurutkan dahulu untuk memudahkan penyimpanan kembali. Penyimpanan hanya dilakukan oleh petugas penyimpanan berkas. Berkas dengan folder yang sobek harus segera diperbaiki dan lembaran yang lepas harus segera disatukan dengan file induk.

Pemeriksaan asrip harus dilakukan secara berkala, untuk menemukan kesalahan letak dan berkas yang belum kembali diletakkan outguide. Petugas file bertanggung jawab terhadap kerapian dan keteraturan rak file. Berkas yang sedang dalam proses atau digunakan untuk keperluan lain, harus berada di lokasi yang jelas. Harus tersedia prosedur tertulis tentang penyimpanan berkas. Berkas rekam medik yang tebal dapat dibagi atas beberapa volume, tetapi diarsipkan bersama pada satu lokasi

B. Sistem pengumpulan data rekam medik puskesmas

Tata cara atau prosedur penerimaan dan perawatan pasien di puskesmas untuk tiap-tiap puskesmas berbeda-beda. Pada dasarnya sistem dokumentasi puskesmas sama dengan sistem pendokumentasian di rumah sakit. Pencatatan dan pengumpulan data di puskesmas dan bidan praktik swasta tercatat dalam beberapa formulir dan buku-buku rekam medis.

(9)

tindakan medik (informed consent), buku register KB dan laporan bulanan klinik KB.

Selain melayani pasien rawat jalan, beberapa puskesmas juga melayani pasien rawat inap. Pada puskesmas yang melayani rawat inap, khususnya pelayanan persalinan, pencatatan pasien meliputi: kartu rawat inap, surat persetujuan perawatan, lembar observasi persalinan, asuhan kebidanan, kartu hitungan 10 aktivitas janin untuk ibu hamil dengan umur kehamilan lebih dari 41 minggu, status bayi baru lahir, surat rujukan, surat keterangan kelahiran dan surat keterangan kematian.

Setelah pasien masuk ruang perawatan, maka pasien akan mendapatkan beberapa formulir untuk kelengkapan data. Formulir-formulir tersebut antara lain: Surat Pesetujuan Perawatan Puskesmas, yang ditandatangani oleh keluarga pasien dan petugas puskesmas: Surat Pernyataan Persetujuan dilakukan tindakan medis/ diagnostik/terapetik, ditandatangani oleh keluarga pasien, petugas puskesmas dan saksi dari keluarga pasien, atau petugas puskesmas.

C. Sistem pengumpulan data dan rekam medik Bidan Praktik Swasta (BPS) Seperti halnya pencatatan di puskesmas, pencatatan dan pengumpulan data di bidan praktik swasta (BPS) tercatat dalam beberapa formulir dan buku-buku rekam medis. Pada umumnya, pelayanan kesehatan yang diberikan di sebuah BPS, adalah pelayanan KIA dan pelayanan rawat inap untuk persalinan.

Sesuai dengan pelayanan yang diberikan, BPS mempunyai kewajiban untuk membuat pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan meliputi semua klien yang dilayani, dimasukan dalam beberapa formulir, diantaranya: kartu ibu/status ibu,informed consent, buku KIA, lembar observasi, persetujuan tindakan medis, kartu anak/status anak, kartu status peserta KB, kartu peserta KB, dan kartu persetujuan KB.

(10)

harus memiliki beberapa buku-buku untuk keperluan pencatatan dan pelaporan. Buku-buku tersebut antar lain: buku ibu asuh, buku inventaris, buku rujukan, buku kas bulanan, buku stok obat, buku BBLR, buku pelayanan KB, buku catatan kelahiran,buku catatan kematian, dan buku rencana kerja tahunan.

D. Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap 1. Sistem dokumentasi rawat jalan

Pasien di rumah sakit, dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik atau rawat jalan dan pasien rawat inap. Dari segi pelayanan, data pasien rawat jalan dibedakan menjadi dua, yaitu: pasien yang dapat menunggu dan pasien yang harus segera ditolong. Pasien yang dapat menunggu dan pasien yang dapat menunggu mendapatkan pelayanan adalah pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian dan pasien yang dating tidak dalam keadaan gawat.

Menurut jenis kedatanganya pasien dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pasien baru dan pasien lama. Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk keperluan berobat. Pasien lama adalah pasien yang pernahh datang sebelumnya ke rumah sakit untuk keperluan berobat. Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena: dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit, dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas atau jenis pelayanan kesehatan lainya atau datang atas kemauanya sendiri.

Prosedur penerimaan pasien rawat jalan a. Pasien baru

Setiap pasien baru di terima di tempat penerimaan pasien dan akan memperoleh nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu pengenal. Kartu pengenal ini harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke rumah sakit yang sama, baik sebagai pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.

(11)

klnik ini juga dipakai sebagai dasar pembuatatn kartu indeks utama pasien (KIUP).

Setelah pasien mendapatkan pelayanan yang cukup dari polikklinik, ada beberapa kemungkinan kelanjutanya, antara lain:

1) Pasien boleh langsung pulang.

2) Pasien diminta datang kembali. Pasien diberi slip perjanjian oleh petugas poliklinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan.

3) Pasien di rujuk atau dikirim ke rumah sakit lain. 4) Pasien harus di rawat (menjalani rawat inap).

b. Pasien lama

Pasien lama adalah pasien yang datang dengan masalah kesehatan yang sama seperti pada kunjungan sebelumnya. Pasien lama langsung datang ke tempat penerimaan pasien yang telah di tentukan. Kedatangan pasien lama ini dapat dibedakan:

1) Pasien yang datang dengan perjanjian 2) Pasien yang datang tidak dengan perjanjian.

c. Pasien gawat darurat .

Pasien datang ke tempat penerimaan pasien gawat darurat TPP untuk pasien gawat darurat memberikan pelayanan 24 jam, berbeda dengan prosedur pelayanan pasien baru dan pasien lama, pasien gawat darurat di tolong terlebih dahulu, penyelesaian administrasi dilakukan setelah pasien gawat darurat mendapat pelayanan yang cukup. Beberapa kemungkinan kelanjutan dari pasien gawat darurat, antara lain:

1) Pasien bisa langsung pulang

2) Pasien dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain. 3) Pasien harus di rawat (menjadi rawat inap)

2. Sistem dokumentasi rawat inap

(12)

darurat. Pada pasien yang tidak urgen penundaan perawatan pasien tidakakan menambah gawat penyakitnya. Pasien yang urgen tapi tidak darurat dapat di masukan ke dalam daftar tunggu. Pasien emergency atau gawat darurat, harus langsung/prioritaskan untuk segera mendapatkan perawatan.

Ketentuan umum penerimanaan pasien rawat inap, antara lain: semua pasien yang menderita segala macam penyakit, diterima di sentral opname pada waktu yang ditetapkan, kecuali kasus darurat; Diagnosis medis harus tercantum dalam surat permintaan dirawat; Sedapat mungkin menyertakan tanda tangan persetujuan untuk tindakan; Pasien dapat di terima untuk menjalani rawat inap apabila ada rekomendasi dokter, atau dikirim oleh dokter poliklinik /unit gawat darurat .

Prosedur penerimaan rawat inap

a. Pasien tidak urgen atau pasien urgen tetapi tidak darurat . 1) Pasien tidak memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat.

2) Setiap saat pasien atau keluarganya dapat menanyakan pada sentral opname apakah ruangan yang diperlukan sudah tersedia.

3) Apabila ruangan sudah tersedia, maka: pasien bisa segera mendaftar di tempat penerimaan pasien rawat inap (TPPRI)

4) Pada saat mendaftar, pasien akan mendapat penjelasan mengenai kapan dapat masuk ruangan, bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya dan peraturan pasien rawat inap.

5) Petugas TPPRI akan membuatkan kartu identitas pasien dirawat, kartu identitas pasien dirawat minimal berisi nama lengkap pasien, jenis kelamin pasien, nomor rekam medik, nama ruangan dan kelas, diagnosa awal (diagnosa kerja), serta nama dokter yang mengirim.

6) Apabila pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat maka TPPRI akan menghubungi bagian rekam medik untuk meminta nomor catatan medis.

7) Petugas TPPRI juga akan segera menghubungi petugas keuangan untuk menyelesaikan pemabayaran uang muka.

(13)

b. Pasien gawat darurat

1) Pasien yang sudah menjalani pemeriksaan dan membawa surat pengantar untuk dapat di rawat dapat langsung dibawa ke ruangan perawatan atau keruangan perawatan sementara.

2) Jika pasien sudah sadar dan dapat diwawancarai, petugas sentral opname mendatangi pasien/keluarganya untuk mendapatkan identitas selengkapnya.

3) Sentral opname mengecek data identitas ke bagian rekam medis untuk mengetahui apakah pasien pernahh dirawat/berobat ke rumah sakit.

4) Bagi pasien yang pernah berobat atau di rawat maka rekam mediknya segera di kirim ke ruang perawatan yang bersangkutan dan tetap memakai nomor yang telah di milikinya.

5) Bagi pasien yang belum pernah di rawat atau berobat ke rumah sakit maka di berikan nomor rekam medis.

6) Petugas sentral opname harus selalu memberitahukan ruang penampungan sementara mengenai situasi tempat tidur di ruang perawat.

Setelah tiba diruang perawatan, pasien rawat inap intensif/gawat darurat di terima oleh petugas dan diberikan tanda pengenal petugas segera menambah formulir-fomulir yang diperlukan untuk keperluan pencatatan. Perawatan petugas mencatat semua data perawatan yang diberikan dari mulai dari pasien tiba di ruang sampai dengan pasien tersebut pulang, dipindahkan atau meninggal.

Beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelancaran penerimaan pasien rawat inap, adalah: petugas yang kompeten, cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear cut), ruang kerjanya yang menyenangkan dan lokasi penerimaan pasien yang tepat. Beberapa aturan penerimaan pasien rawat inap, antara lain:

1) Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai pencatatan seluruh informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang pasien dirumah sakit.

2) Bagian penerimaan pasien harus segera memberi tahukan bagian-bagian lain terutama bagian yang berkepentingan langsung.

(14)

4) Membuat catatan yang lengkap tentang jumlah tempat tidur yang terpakai dan yang tersedia diseluruh rumah sakit.

5) Rekam medis yang lengkap,terbaca dan seragam harus disimpan oleh setiap bagian selama pasien dirawat.

6) Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam proses penerimaan dan pemulangan pasien.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumentasi mengenai identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Tujuan penyelenggaraan rekam medik, adalah: menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka peningkatan upaya pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Beberapa aspek dalam rekam medik, antara lain: aspek administrasi, aspek legal, aspek finansial, aspek riset, aspek edukasi dan aspek dokumentasi.

Seperti halnya manfaat dokumentasi, rekam medik pasien ini juga mempunyai beberapa manfaat, antara lain:

1. Pengobatan pasien

2. Peningkatan kualitas pelayanan 3. Pendidikan dan penelitian 4. Pembiayaan

5. Statistik kesehatan

6. Pembuktian masalah hukum,disiplin dan etik

Ruang lingkup kegiatan pelayanan rekam medik di institusi pelayanan kesehatan pada umumnya sama. Kegiatan pelayanan rekam medik baik dirumah sakit, puskesmas maupun bidan praktek swasta (BPS) adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan pasien. b. Pencatatan (recording). c. Pengolahan data medis.

d. Penyimpanan berkas rekam medis. e. Peminjaman berkas rekam medis.

(15)

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai 24 standar mutu pelayanan kebidanan dalam melakukan melakukan pelayanan kebidanan. Serta bermanfaat bagi institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kebidanan.Bina Rupa Aksara:Jakarta.

Depkes RI.2003.Konsep Asuhan Kebidanan.Tridasi Printer: Jakarta.

(16)

Iyer,WP.,Camp,NH.2005.Nursing Documentation: a Nursing Process Approach,Third edition,Alih Bahasa Sari Kurnianingsih,Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.EGC: Jakarta.

Mufdlillah,Nawangsih UH., Sarwinanti.2001. “Diktat Dokumentasi Kebidanan”, Untuk Kalangan Sendiri Edisi 1.AKBID ‘Aisyiyah: Yogyakarta.

Muninjaya,AG.1997.Manajemen Kesehatan.EGC Kedokteran: Jakarta.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.2001.50 tahun Ikatan Bidan Indonesia Menyangsang Masa Depan.Jakarta.

Pusat Pendidikan Keperawatan Carolus (PPKC).2004. “Modul Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan”.PPKC: Jakarta.

Varney,H.1997.Varneys Midwifery, Third Edition.UK: Jones & Barlett Publishers International.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa peningkatan tindakan yang dilakukan berdasarkan pada hasil refelksi siklus I yaitu memberikan kepercayaan diri kepada tutor roling kedua, dengan cara tutor

Dari hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa perspektif Muhammad Quraish Shihab mengenai Konsep Pendidikan Anak Menurut Alquran mencakup beberapa hal, yaitu syukur

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugerah- Nya sehingga skripsi yang berjudul "Pengaruh Penambahan Xanthan Gum terhadap Kestabilan dan Sifat

Pada masa yang sama, pemeliharaan bangunan bersejarah ini dapat mengekalkan fakta-fakta yang lebih jelas tentang budaya masyarakat kita yang hidup dan berkembang

Rekayasa proses dalam rangka peningkatan unjuk kerja katalisator zeolit alam Bayah (ZAB) pada reaksi ketalisasi gliserol sebagai tindak lanjut dari penelitian sebelumnya

Hal ini terlihat dari jumlah jenis dan total basal area per ha yang lebih rendah di hutan sisa tebang pilih yang telah berkembang daripada hutan di lereng-lereng bukit yang

PURWOREJO, FP – Unit Reskrim Polsek Kutoarjo menangkap pemuda bernama MNW (18) warga RT 03 RW 01 Desa Tlogorejo Kecamatan Bonorowo, Kebumen lantaran nekad mencuri sepeda motor

Sisa dari limbah yang telah dicerna oleh bakteri methan atau bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan hara yang sama dengan pupuk organik yang