BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah sebagai profesi yang mempunyai tanggung jawab moral dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Profesi ada karena ada pengakuan dari masyarakat, sehingga profesi mempunyai kewajiban moral untuk melaksanakan kewajiban profesional sebagai pengabdian kepada masyarakat. Pengakuan masyarakat dapat terjadi akibat kemampuan seseorang pada suatu hal. Kemampuan terbentuk akibat proses pendididikan formal, pelatihan dan pengalaman lapangan. Pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat adalah berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan serta kaidah dan nilai–nilai professional yang diyakini oleh profesi keperawatan.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengubah “Paradigma Sakit” menjadi “Paradigma Sehat”. Perawat dituntut mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan. Salah satu peran dan fungsi perawat dalam promosi kesehatan adalah sebagai edukator. Perawat dapat memberikan edukasi pada masyarakat secara luas terkait dengan masalah kesehatan1.
Landasan kebijakan: PP No.32 th 1996, tentang tenaga kesehatan, yang berbunyi: seseorang yang telah lulus dan mendapatkan ijazah dari pendidikan kesehatan yang diakui pemerintah. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat (2) bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Ayat (3) berbunyi pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan
ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak lepas dari menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat. peran perawat sendiri meliputi: peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran pendidik, peran pengamat kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu, peran pengorganisir pelayanan kesehatan, peran role model, dan peran fasilitator.
Melalui makalah ini, kelompok tertarik untuk membahas tentang analisa promosi pelayanan perawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis promosi pelayanan keperawatan pada kegiatan yang bersifat prefentif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. 2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengenal tentang promosi kesehatan
b. Mahasiswa mampu mengenal tentang bentuk pelayanan keperawatan c. Mahasiswa mampu menganalisis promosi pelayanan keperawatan
C. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui, menganalisis, dan menerapkan promosi pelayanan keperawatan pada kegiatan yang bersifat prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
TINJAUAN TEORI
A. Promosi Kesehatan
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat (public health). Menurut Lawrence Green (1984) definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi , politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku(within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mengubah atau mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas, WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the procces of enabling individuals and communities to increase control over the determinants of health and thereby improve their health “ (proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
“upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan” (Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah : a. Individu dan keluarga
1) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung maupun media massa
2) Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
3) Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga atau rumah tangga yang sehat
4) Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi keluarganya
5) Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
b. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
1) Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan 2) Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan
sehat
c. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
1) Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat
3) Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan perilaku masyarakat
d. Program/ petugas kesehatan
1) Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan kesehatan
2) Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan atau kelompok yang menjadi kliennya
3) Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat
e. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta
1) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat
2) Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
3. Manfaat
Adapun manfaat dari promosi kesehatan antara lain : a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan.
4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga; tatanan kesehatan , institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum; organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM/ dan media massa; program/ petugas kesehatan; dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.
paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe (1988) menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan medis dan media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran primer, sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder adalah individu atau keompok yang memiliki pengaruh oleh sasaran primer, dan diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).
5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu :
a. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan kesehatan. Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya. Kegiatannya bisa secara formal dan informal. Secara formal misalnya presentasi atau seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal misalnya datang kepada pejabat untuk minta dukungan dalam bentuk dana atau fasilitas lain.
b. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma) baik formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya berupa pelatihan para toma, bimbingan pada toma.
c. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M, 2009)
Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi kesehatan: a. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty Public Policy)
Bahwa kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan publik dan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan b. Lingkungan yang mendukung (supportive Environment)
Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan fasilitasyang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat. d. Ketrampilan individu (Personnel Sklill)
Dengan memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit , mencari pengobatan.
e. Gerakan masyarakat (Community Action)
Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka.(Notoatmodjo, 2005)
Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (2004), strategi peningkatan promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan daerah b. Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan
c. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan d. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan
e. Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi Kesehatan
f. Peningkatan kerjasama dan kemitraan g. Pengembangan Metode, Teknik dan Media h. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan
B. Perawat 1. Definisi
dan luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Perawat, yang disebut dengan perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Peran Perawat
Peran perawat dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Peran perawat yang utama adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. a. Pelaksana layanan keperawatan (care provider)
Perawat memberikan layanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan ini merupakan bantuan yang diberikan kepada klien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dalam peranannya sebagai care provider, perawat bertugas untuk:
1) Memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi klien
2) Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang.
3) Memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya 4) Berusaha mengembalikan kesehatan klien
5) Peran sebagai care provider merupakan peran yang sangat penting. Baik/tidaknya kualitas layanan profesi keperawatan dirasakan langsung oleh klien. Ilmu dan teori dalam keperawatan harus diwujudkan dalam aktivitas pelayanan nyata kepada klien agar klien mendapatkan kepuasan. Ini merupakan langkah promosi yang sangat efektif dan murah dalam upaya membentuk citra perawat yang baik. b. Pengelola (manager)
puskesmas, dan sebagainya) maupun tatanan pendidikan yang berada dalam tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan. Fungsi manajerial keperawatan yang harus dijalankan perawat antara lain planning, organizing, actuating, staffing, directing, dan controlling. Fungsi manajerial tersebut dilaksanakan di tiap tingkatan manajemen, baik first level manager, middle manager, maupun top manager. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan peran manager dengan baik, seorang perawat harus memiliki keterampilan managerial yang meliputi technical skill, human skill, dan conceptual skill. Human skill mencakup kemampuan untuk bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang lain, baik individu maupun kelompok. Dengan kata lain, human skill adalah keterampilan yang terkait dengan kepemimpinan dan hubungan antar manusia. Conceptual skill mencakup kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi secara keseluruhan dan kemampuan menilai apakah kegiatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan organisasi atau tidak. Keterampilan ini juga meliputi kemampuan untuk mengoordinasikan dan mengintegrasikan semua kepentingan dan aktivitas organisasi. Jadi, conceptual skill berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan berpikir.
c. Pendidik dalam keperawatan
Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga, masyarakat, serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya. Perawat bertugas memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya menciptakan perilaku individu/masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan tidak semata ditujukan untuk membangun kesadaran diri dengan pengetahuan kesehatan. Lebih dari itu, pendidikan kesehatan bertujuan untuk membangun perilaku kesehatan individu dan masyarakat. Kesehatan bukan sekedar untuk diketahui dan disikapi, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai sesuah profesi dan cabeng ilmu pengetahuan, keperawatan harus terus melakukan upaya pengembangan diri, salah satunya dengan riset keperawatan. Riset keperawatan akan menambah dasar pengetahuan ilmiah keperawatan dan meningkatkan praktik keperawatan bagi klien. Menurut Patricia dan Arthur (2002) praktik berdasarkan riset merupakan hal yang harus dipenuhi (esensial) jika profesi keperawatan ingin menjalankan kewajibannya pada masyarakat dalam memberikan perawatan yang efektif dan efisien (Asmadi, 2014)
Bila mengacu pada undang-undang Republik Indonesia tentang praktik keperawataan, pada pasal 31 dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, peran perawat ada dua yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan dan sebagai pendidik klien.
C. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan diberikan kepada individu, kelompok maupun masyarakat sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006).
sesuai dengan kebutuhan pasien baik kebutuhan biopsikososio spiritual. Pelayanan keperawatan diharapkan dapat diberikan secara komprehensif, efektif dan efisien semata-mata untuk kesembuhan pasien.
Pelayanan keperawatan profesional (professional nursing service) adalah suatu rangkaian upaya melaksanakan sistem pemberian asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidah-kaidah profesi keperawatan. Dalam pemberian pelayanan, perawat secara terintegrasi memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif, efektif dan efisien. Selain itu dalam pemberian asuhan keperawatan perawat juga memiliki sifat saling bergantung yang artinya bahwa sistem pemberian pelayanan memerlukan dan saling melengkapi dengan sistem pemberian pelayanan kesehatan yang lain (Kusnanto, 2004). Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Pelayanan keperawatan yang profesional adalah praktek keperawatan yang dilandasi oleh nilai-nilai profesional yaitu mempunyai nilai otonomi dalam pekerjaannya, bertanggungjawab dan bertanggung gugat, pengambilan keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin lain, pemberian pembelaan dan memfasilitasi kepentingan klien.
Pelayananan keperawatan yang optimal diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayananan keperawatan. Dua faktor yang dapat menentukan mutu dari pelayananan keperawatan yaitu peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kesehatan (quality of care) dan penyediaan sarana prasarana yang menunjang pelaksanaan tugas (quality of services). Adanya dua hal tersebut, suatu pelayanan keperawatan sebagai bentuk pelayanan kesehatan dapat memberikan manfaat dan membantu kesehatan pasien.
D. Ruang Lingkup Promosi Pelayanan Keperawatan
Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan meliputi : 1. Upaya Promotif
meningkat dan kelompok orang yang sakit menurun Bentuk kegiatannya adalah pemberian pendidikan kesehatan/penyuluhan, diskusi tentang bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan, misalnya :
a. Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang upaya meningkatkan kesahatan, misalnya pemeliharaan kesehatan pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Upaya peningkatan kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi dan pemberian imunisasi.
b. Melakukan pemberdayaan dan penggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam peningkatan kesehatan, misalnya ikut berperan dalam kegiatan donor darah dan lain-lain.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok masyarakat resiko tinggi agar tidak jatuh pada kondisi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pemberian imunisasi, pemeriksaan ante natal care, post natal care, perinatal dan neonatal, mengajarkan ibu cara perawatan payudara post natal dan lain-lain.
3. Upaya Kuratif
Upaya curatif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan, misalnya, memberikan pengobatan pada ibu, bayi dan balita serta masyarakat dengan kasus - kasus ringan / sederhana sesuai dengan kewenangan, memberikan pengobatan pada masyarakat atas advice dokter, atau memberikan pengobatan pada kegawatdaruratan.
4. Upaya Rehabilitatif
prevention). Bentuk kegiatannya misalnya mengajarkan pasien untuk mobilisasi dan melakukan ROM (Range of Motion) pada pasien stroke, mengajarkan ROM pada pasien post operasi ORIF untuk menghindari terjadinya kontraktur.
BAB III PEMBAHASAN
A. Promotif
Berikut ini merupakan pilihan bidang – bidang dimana perawat dapat menawarkan informasi kepada pasien :
1. Perawatan prakonsepsi
a. Pemeriksaan kekebalan terhadap rubella dan imunisasi
b. Kesehatan umum,keadaan yang sekarang,nutrisi,kebiasaan merokok,minum – minuman keras
c. Kadar folat yang adekuat dalam makanan selama peride prakonsepsi dan kehamilan dini
d. Infromasi untuk mengurangi jumlah kehamilan pada ibu yang berusia di bawah 16 tahun
e. Penurunan insidensi penyakit menular seksual 2. Kehamilan:
a. Perawatan antenatal
b. Manfaat dan hak cuti hamil
c. Infromasi umum tentang nutrisi,olahraga,rokok,obat,alkohol dan istrahat
3. Imunisasi:
a. Program imunisasi selama usia bayi dan kanak- kanak
b. Kelompok – kelompok yang memerlukan proteksi khusus misalnya pekerja kesehatan,orang yang pergi ke luar negri
4. Bahaya rumah dan pekerjaan:
a. Kecelakaan dalam rumah tangga misalnya luka bakar atau luka tersiram air panas,tersengat listrik,terjatuh dan keracunan,khusunya mengenai anak- anak.
b. Keamanan di tempat kerja misalnya pencegahan cedera punggung,penanganan bahan toksik yang aman,pakaian pelindung. c. Penyuluhan tentang keamanan di jalan dan kampanye khusus.
e. Pembuangan limbah yang aman 5. Latihan fisik:
a. Aktivitas untuk meningkatkan kelenturan,stamina dan kekuatan yang sesuai dengan usia serta status umum kesehatan
b. Manfaat latihan fisik yang teratur misalnya perbaikan fungsi kardiovaskuler,pengurangan stres, dan perbaikan masa tulang
c. Kesempatan untuk melakukan aktivitas olahraga dan kebugaran 6. Pemeliharaan berat badan normal:
a. Berat badan normal berdasarkan usia dan jenis kelamin b. Indeks masa tubuh
c. Manfaat mempertahankan berat badab normal
d. Cara- cara mendapatkan berat bbadan yang normal misalnya melalui program nutrisi yang seimbang dan lain- lain.
7. Nutrisi dan keamanan makanan:
a. Prinsip – prinsip diet yang sehat berdasarkan rekomndasi muthair b. Kelompok – kelompok dengan kebutuhan nutrisi khusus misalnya
anak- anak , ibu hamil, menyusui dan lansia.
Dalam komunitas masyarakat umum Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan,pendidik dan penyuluh kesehatan,pelaksana konseling keperawatan dan model peran ( role mode )kepada individu ,keluarga,kelompok dan masyarakat yang merupakan bagian dari lingkup PROMOSI Keperawatan. Berdasarkan peran tersebut perawat diharapkan dapat mendukung invidu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam mencapai tujuan perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat.
promosi kesehatan secara efektif yaitu melalui advokasi,dukungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
B. Preventif
Upaya Preventif adalah yang dilakukan pada individu untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Sasaran pelayanan keperawatan adalah pada kelompok yang beresiko, seperti kelompok Ibu Hamil, ibu menyusui, bayi, balita, para perokok, kelompok obesitas, kelompok pekerja seksual dll. Tujuannya adalah untuk mencegah kelompok tersebut tidak jatuh atau menjadi/terkenan sakit (Primary prevention)
Usaha-usaha yang dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, Bumil, Remaja dan usila) pemeriksaan dilakukan di posyandu, puskesmas ataupun melalui kunjungan rumah.
2. Pemberian Vitamin A melalui Puskesmas, Posyandu atau kunjungan rumah.
3. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nafas dan menyusui. 4. Deteksi dini kasus dan faktor resiko pada maternal dan balita). 5. Memberikan imunisasi pada bayi, balita serta ibu hamil.
Strategi promosi pelayanan keperawatan antara lain : 1. Advokasi
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut membantu atau mendukung apa yang diinginkan. Advokasi pada pelayanan keperawatan adalah melakukan pendekatan kepada pembuat keputusan atau kebijakan sehingga para penjabat tersebut mau mendukung pelayanan keperawatan yang kita inginkan. Dukungan penjabat tersebut dalam bentuk kebijakalan yang dikeluarkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Surak keputusan, peraturan daerah dan lain sebagainya. Advokasi dapat dilakukan secara formal maupun nonformal.
Stategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencarikan dukungan melalui tokoh masyarakat, tujuannya agar tokoh masyarakat sebagi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana dengan masyarakat sebagai penerima program. Strategi ini dikatakan sebagai upaya bina suasana yang kondusif terhadap pelayanan keperawatan. Bentuk kegiatannya adalah : seminar, lokakarya, bimbangan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat dan lain sebagainya.
3. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan msayarakat adalah strategi Promosi pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada msyarakat langsung. tujuannya mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri, Bentuk kegiatannya adalah : pemberian penyuluhan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi dan LSM peduli pelayanan keparawatan.
Metode promosi yang digunakan adalah : 1. Metode promosi pada individu
Metode digunakan apabila antara promotor pelayanan keperawatan dengan klien dapat berkomunikasi secara langsung baik tatap mukan atau melalui telepon cara ini paling efektifkarena petugas dan klien dapat langsung berdialog, saling merespon dalam waktu bersamaan.
2. Metode promosi pada kelompok
Tekhnik ini digunakan untuk sasaran kelompok, yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu keompok kecil yang terdiri 6-15 orang dan kelompok besar yang terdiri dari 15-50 orang. ,metode promosi yang dilakukan adalah :
a. Kelompok kecil
Metode yang digunakan pada kelompom kecil adalah : diskusi kelompok curah pendapat Brain stormingi), bermain peran (role play), Metode permainan simulasi (simulation game. Untuk mengefektikan metode ini dapat dilakukan dengan bantua alat atau media misalnya lembar balik, alat peraga, slide dan lain sebagainya.
b. Kelompok besar
memperkuat metode ini perlu alat bantu seperti Overhead projector, slide, film, sound system dan lain sebagainya.
c. Metode promosi massal
Metode yang sering digunakan adalah :
1) Ceramah umum dilapangan atau tempat-tempat umum.
2) Penggunaan media massa elektronik seperti Radio dan TV yang dirancang seperti drama, talk shaw dialog interaktif, simulasi dan lain-lain.
3) Penggunaan media cetak seperti koran, majalah, leaflet, poster dan lain sebagai. Yang disajikan dalam bentuk artikel, komik dan lain sebagainya.
4) Penggunaan media luar ruangan misalnya spanduk dan umbul-umbul.
C. Kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat kuratif adalah seseorang yang telah mengalami penyakit. Tujuan dari promosi kesehatan pada tingkat ini adalah sebagai upaya untuk pencegahan penyakit agar tidak menjadi semakin parah. Promosi kesehatan ini termasuk dalam tingkat sekunder. Menurut Asmadi (2014) pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada fase awal patogenik yang bertujuan mendeteksi dan melakukan intervensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap dini.
Contoh dari promosi kesehatan dalam tingkat ini misalnya perawatan luka. Perawat dalam hal ini dapat mengajarkan perawatan luka secara benar, ataupun memberikan edukasi mengenai nutrisi yang dapat menunjang bagi penyembuhan luka. Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan pada tingkat kuratif pada contoh tersebut antara lain;
1. role play, merupakan metode promosi kesehatan dengan cara memberikan contoh kepada klien
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut
3. story telling, suatu metode promosi kesehatan dengan cara bercerita. Metode ini sering diberikan kepada anak-anak.
D. Rehabilitatif
Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah berusaha mengembalikan penderita seperti keadaan semula (pemulihan kesehatan) atau paling tidak mengembalikan penderita pada keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi kehidannya serta untuk pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Promosi kesehatan oleh perawat dalam layanan rehabilitatif dapat dilakukan di institusi kesehatan rumah sakit ataupun dalam komunitas. Implementasinya adalah dengan menerapkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Macam-macam upaya kesehatan secara rehabilitatif : 1. Rehabilitatif Fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh fisik semaksimal mungkin.
Misal : seseorang yang karena kecelakaan patah kakinya, maka perlu mendapat rehabilitatif dari kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki sesunggguhnya.
2. Rehabilitatif Mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan.
3. Rehabilitatif Siaoal Vokasional
yaitu agar bekas penderita dalam menempati suatu pekerjaan / jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.
4. Rehabilitatif Aesthetis
Misal : penggunaan mata palsu
Implementasi promosi kesehatan dalam pelayanan rehabilitatif : 1. Melakukan fisioterapi pada kecacatan fisik
2. Pemberian alat bantu organ, misalnya alat bantu dengar, kaca mata, dan lainnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara melakukan latihan fisik yang tepat
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara pengaturan diet yang tepat
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Segala macam upaya yang dilakukan dalam keperawatan bertujuan sama yaitu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup pasien demi terukupinya kebutuhan biopsikososio dan spiritual. Peningkatan kualitas hidup pasien atas upaya promosi kesehatan yang dilakukan perawat akan sejalan dengan makin dikenalnya andil dunia keperawatan bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2014). Konsep dasar keperawatan. Jakarta. EGC. Brooker,Christine. (2001). Kamus Saku Keperawatan.Jakarta : EGC
Efendi Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Promosi Kesehatan . Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Kusnanto.(2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Maryani, Dewi Sri. (2014).Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: Yrama Widya
Maulana H. D. (2009). Promosi Kesehatan. Edisi 1. Jakarta : EGC.
Notoadmodjo S. (2010). Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
Muharyani, P.W. (2011). Aplikasi Short Message Service (Sms) Dalam Promosi Kesehatan Reproduksi Di Komunitas. Universitas Indonesia
Wilkinson, Judith.M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (Edisi 7). Jakarta: EGC
DOSEN: Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes. Bambang Edi Warsito, S.Kp, M.Kes.
ANALISA PROMOSI PELAYANAN KEPERAWATAN
KELOMPOK IV
1) Maria Yulita Meo (22020114410003)
2) Herry Setiawan (22020114410007)
3) Dwi Astuti (22020114410012)
4) Kastuti Endang Trirahayu (22020114410013) 5) Domianus Namuwali (22020114410024)
6) Sri Rahayu (22020114410029)
7) Khoirunnisa Munawaroh (22020114410037) 8) Arlina Dhian Sulistyowati (22020114410038)
9) Sarinti (22020114410045)
10) Gandes Ambarwati (22020114410047) 11) Nugroho Lazuardi (22020114410048)
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2014 DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………... 1
B. Perumusan Masalah ………... 2
C. Tujuan………..………... 2
D. Manfaat………... 2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Promosi Kesehatan ……….... 3
B. Perawat ………..……….... 8
C. Pelayanan Keperawatan ………... 11
D. Ruang Lingkup Promosi Pelayanan Keperawatan ………... 12
BAB III PEMBAHASAN A. Promotif ……….... 14
B. Preventif ………...……….... 16
C. Kuratif ………..……….... 18
D. Rehabilitatif ………..……….... 19
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ………... 21