• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KECAMATAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KECAMATAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

BAHARI DI KECAMATAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG

Oleh :

A. Firdaus, Darsiharjo*), Nandi *)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

Angga_zuef@yahoo.co.id, darsiharjo@yahoo.com, nandi@upi.edu

ABSTRAK

Kecamatan Sijuk merupakan kawasan yang direncanakan sebagai kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai pusat kawasan wisata bahari. Pantai Tanjung Kelayang, Tanjung Tinggi dan Pulau Lengkuas berada di Kecamatan Sijuk memiliki panorama indah dengan pantai berpasir putih berhiaskan dekorasi bebatuan granit beraneka bentuk pemandangan bawah lautnya, selain itu juga merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan wisata bahari. Namun pada kenyataanya saat ini terdapat kendala yang menghambat dalam pengembangan daya tarik wisata bahari Kecamatan Sijuk. Kawasan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Tetapi daya tarik wisata yang sudah ada belum dikembangkan secara optimal dan belum dikelola dengan baik oleh pihak pengelola. Selain itu ketersediaan fasilitas penunjang pariwisata yang menjadi keluhan wisatawan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk menemukan strategi-strategi yang tepat agar lebih berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ketiga daya tarik wisata bahari pada aspek fisik tersebut bahwa kawasan ini berpotensi dan sangat mendukung dalam potensi pariwisata. Daya tarik wisata tersebut memiliki potensi yang sama dalam hal aspek fisik, hal ini dikarenakan ketiga lokasi daya tarik wisata tersebut masih merupakan satu garis pantai. Berdasarkan data yang ada kendala pengembangan pariwisata yang terjadi antara lain ketersediaan fasilitas penunjang pariwisata dalam hal ini menjadi penenentu dalam kegiatan pariwisata. Keberadaan sarana akomodasi, sarana informasi, kebersihan, keamaanan dan lainnya merupakan sarana yang memperlancar bagi kegiatan pariwisata serta sebagian besar menyatakan perlu adanya pembenahan dan peningkatan sarana prasarana pariwisata Kecamatan Sijuk. Strategi yang di dapat dari analisi SWOT antara lain : Mengembangkan potensi daya tarik wisata bahari yang dimiliki oleh Kecamatan Sijuk dan melakukan pemebenahan sarana prasarana fasilitas penunjang pariwisata agar wisatawan yang datang semakin meningkat.

Kata Kunci :Potensi Daya Tarik Wisata Bahari, Kendala Pengembangan

(2)

Abstract

Sijuk District is an area planned as the Regency Tourism Body, the Pacific Islands that have been established by the local government as the central area for marine tourism. the Tanjung Kelayang, the Tanjung Tinggi and the island Lengkuas be in the Sijuk has panoramic views of beautiful white sandy beaches decorated with decorative stones of granite various forms of underwater scenery, but it is also the potential for the development of marine tourism. But in fact there are currently obstacles that hamper in the development of the attractiveness of maritime tourism in the Sijuk. The attractiveness of maritime tourism in the Sijuk have the potential to be developed into a tourist destination, but tourist attraction that is not develop optimally and have not managed well by the manager. In addition the availability of tourism support facilities are a complaint of tourists. As such, it needs to be done research to find strategies appropriate to further develop. The results showed that the third appeal for maritime tourism in the physical aspect is that the here and very supportive in the tourism potential. The tourist attraction that have potential in terms of the physical aspect, this is because a third the tourist attraction is still is one of the shoreline.

Based on the data there are constraints of the development of tourism is going on, among others, the availability of tourism support facilities in this case to be penenentu in tourism activities. The means of accommodation, means of information, hygiene, keamaanan and other is a means to facilitate for tourism activities as well as most of the said there needs to be the improvement and improvement of infrastructures, tourism in the Sijuk. The strategy in a box of analyze SWOT, among others : Developing the potential of the attraction of marine tourism, which is owned by the Sijuk and pemebenahan a means of infrastructure, tourism support facilities for tourists who come on the rise.

Keywords : Potential Power Up Tour of Bahari, Obstacles for the Development of Tourism, the strategy for the Development of Tourism.

(3)

PENDAHULUAN

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki jumlah perairan yang lebih luas dibandingkan luas daratanya. Dari luas daratannya diperkirakan 97% terdiri dari 13 pulau-pulau besar dan memiliki 13.466 pulau di seluruh wilayahnya (Badan Informasi Geospasial, 2012). Dengan melihat potensi perairan berupa lautan dan pantai tersebut, menjadikan satu daya tarik wisata yang saat ini banyak digemari oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Keindahan dan keunikan pantai di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terhadap jenis wisata bahari. Oleh karena itu, banyak sekali terdapat kawasan wisata bahari di Indonesia yang menyuguhkan pesona alam yang indah, pemandangan alam bawah lautnya dan keunikan karakteristrik pantainya yang dapat memanjakan mata para wisatawan (Sugiono, 2013)

Wisata pantai termasuk pada kegiatan wisata bahari atau wisata kelautan. Menurut Fandeli (2002, hlm.89) Wisata bahari merupakan wisata yang berupa kegiatan berenang, snorkeling, menyelam, berlayar, berselancar, memancing, berjemur, rekreasi pantai, fisiografi bawah air dan lain-lain. Berdasarkan pendapat

tersebut mengasumsikan bahwa wisata bahari sebagai tempat rekreasi yang memanfaatkan area sekitar laut sebagai wahana utamanya. Adapun tempat rekreasi sendiri memiliki arti sebuah lokasi yang tersedia bagi pengunjung yang ingin menghabiskan waktunya dengan menikmati hiburan yang tersedia.

Salah satu Daya Tarik Wisata Bahari saat ini yang sedang berkembang yang dapat ditemukan di Provinsi Bangka Belitung adalah di Kabupaten Belitung. Menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung (RIPPARKAB, 2009-2019), Kabupaten Belitung merupakan wilayah kepulauan yang mempunyai sumber daya pariwisata daerah yang terdiri dari daya tarik wisata alam, budaya dan minat khusus yang potensial untuk dikembangkan menjadi Industri Pariwisata. Kabupaten Belitung terbagi dalam 5 kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Pandan, Kecamatan Sijuk, Kecamatan Badau, Kecamatan Membalong dan kecamatan Selat Nasik ( BPS, Kecamatan Sijuk Dalam Angka 2014 )

Kecamatan Sijuk merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang memiliki atraksi wisata yang digemari dan menarik

(4)

untuk dikunjungi. Salah satu wisata andalan yang saat ini digemari di Kecamatan Sijuk adalah Wisata Bahari (RIPPARKAB, 2009-2019). Kecamatan Sijuk merupakan kawasan yang direncanakan sebagai kawasan pariwisata yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai pusat kawasan wisata bahari.Adapun atraksi wisata bahari yang ada di Kecamatan Sijuk yaitu diving, snorkeling, wisata tour pulau-pulau kecil, home stay, wisata religius, dan lain sebagainya. Pantai-pantai di wilayah ini dikenal berpanorama indah dengan hamparan pasir putih, pemandangan bawah lautnya dan berbagai formasi batuan beraneka ragam disepanjang pesisir pantainya. Dengan keindahan alam yang dimiliki, Kecamatan Sijuk merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan wisata pantai dan bahari (RIPPARKAB, 2009-2019).

Beberapa kawasan yang menjadi daya tarik wisata bahari diantaranya yaitu yaitu Kawasan Tanjung Binga, Kawasan Tanjung Kelayang, dan Kawasan Tanjung Tinggi.Dalam arahan RTRW Kab. Belitung (Perda. No.18/2005) untuk Kawasan Tanjung Kelayang sebagai kawasan wisata bahari yang berada di Kecamatan Sijuk.

Secara geografis, Kecamatan Sijuk memiliki letak yang strategis untuk pengembangan wilayah, terutama wisata bahari. Kecamatan Sijuk memiliki keindahan alam seperti pantai dan pemandangan bawah lautnya, selain itu juga merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan wisata bahari. Potensi wisata bahari ini tersebar di beberapa wilayah pantai. Pantai-pantai di wilayah ini dikenal berpanorama indah dengan hamparan pasir putih dan berbagai formasi batuan granit yang bentuknya beragam disepanjang pesisir pantainya dan terdapat beberapa pulau-pulau yang menjadikan destinasi wisata andalan oleh masyarakat dan wisatawan (RIPPARKAB, 2009-2019).

Dibalik potensi dan karakteristik yang dimiliki Kecamatan Sijuk sebagai kawasan wisata bahari merupakan suatu keuntungan tersendiri jika dapat dioptimalkan dan dikelola dengan baik. Akan tetapi terdapat kekurangan yang menjadikan kendala dalam pengembangan daya tarik wisata bahari yaitu bentuk pengelolaan yang kurang baik dan minimnya penunjang pariwisata seperti fasililitas yang kurang memadai, terbatasnya sarana prasarana, dan

(5)

aksesibilitas menuju beberapa daya tarik masih harus diperbaiki. Ada tiga faktor yang dapat menentukan berhasilnya pengembangan pariwisata sebagai suatu industri, yaitu tersedianya daya tarik wisata, adanya fasilitas aksesibilitas, dan adanya fasilitas amenetis. Dalam hal inilah terdapat kendala yang menjadikan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk sulit untuk dikembangkaan.

Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Belitung cukup berperan dalam pengembangan bidang pariwisata. Dalam stategi pengembangan prasarana, pemerintah Kabupaten Belitung melakukan Perencanaan kebutuhan prasarana pariwisatauntuk menunjang kegiatan pariwisata yang meliputi: jalan, jembatan, air bersih, listrik, telepon. Hal ini disesuaikan dengan arah perkembangan daya tarik wisata serta pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata. Secara bertahap, Pemerintah Kabupaten Belitung memfokuskan pada daya tarik wisata unggulan atau yang sudah. Namun Pemerintah daerah belum mengoptimalkan beberapa pantai yang tersebar di Kecamatan Sijuk. Pemerintah hanya membenahi dan mengandalkan kawasan wisata yang sudah dikembangkan dan

dikenal dikalangan masyarakat. Dimana fasilitas sarana dan prasarana yang sudah lengkap, tetapi masyarakat dan wisatawan lebih memilih daerah wisata yang sudah dikembangkan. Wajar bila kunjungan wisatawan dan masyarakat lokal tidak seramai dengan daya tarik wisata lainnya dan lebih memilih daya tarik wisata yang sudah terkenal. Salah satu destinasi wisata andalan yang mengkuhkan potensi wisata Kabupaten Belitung sehingga layak untuk dijadikan destinasi wisata nasional yakni, seperti Pantai Tanjung Tinggi. Saat ini pantai ini menjadi salah satu destinasi paling populer bagi para wisatawan ( Dinas Pariwisata dan Ekonomo Kreatif Kabupaten Belitung Tahun, 2012)

Kawasan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Tetapi daya tarik wisata yang sudah ada belum dikembangkan secara optimal dan belum dikelola dengan baik oleh pihak pengelola untuk menjadikan beberapa daya tarik wisata bahari lainnya menjadi daerah tujuan wisata yang diminati oleh wisatawan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian dan evaluasi tentang strategi yang tepat untuk mengembangkan daya tarik wisata bahari. Hal inilah yang

(6)

menjadikan Kecamatan Sijuk layak untuk dieksplore keberadaan wisata baharinya.

METODE

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif akan mengungkapkan mengenai Karakteristik daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Sedangkan menurut metode pelaksanaannya penelitian ini termasuk metode survei Tika (2005, hlm.4)

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan populasi manusia. Populasi wilayah meliputi keseluruhan daya tarik wisata bahari yang ada di Kecamatan Sijuk. Dan populasi manusia yaitu meliputi pengelola daya tarik wisata dan wisatawan yang berkunjung di Kecamatan Sijuk

Sampel yang digunakan dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel wilayah yang meliputi wilayah Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, dan Pulau Lengkuas. Serta sampel manusia yang dibagi menjadi tiga sampel, yaitu sampel penduduk yang berada disekitar lokasi wisata, pengambilan sampel ini

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dixon dan Leach. Sampel manusia yaitu sampel responden wisatawan yang dilakukan dengan cara aksidental atau ditentukan secara kebetulan. Ketiga adalah sampel responden pengelola.

Menurut Sugiyono (2012,hlm.2), variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel penelitian merupakan ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya. Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Potensi Pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari

di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung Indikator Sub Indikator

1. Potensi daya tarik wisata (kondisi geografis)

a. Aspek fisik b. Atraksi wisata

2. Faktor pendukung dan penghambat pengembangan a. Sarana dan prasarana b. Aksesibilitas c. Transportasi 3. Partisipasi masyarakat (dalam pengembangan pariwisata) a. Ide/gagasan b. Tenaga c. Keterampilan d. Materi e. Sosial 4. Strategi pengembangan (pengelola) a. Peran pengelola b. Iformasi dan promosi Sumber : Penelitian 2015

(7)

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi lapangan, wawanca kebeberapa responden, angket/kuisioner, dan studi literatur dan dokumentasi ketika berada dilapangan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis prasentase untuk mengetahui kecendrungan responden dan fenomena fenomena di lapangan, dan menggunakan analisis SWOT. Dari analisis SWOT ini diharapkan dapat menghasilkan suatu strategi mengenai pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung.Tujuan dari analisis SWOT ini untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambatyang dihadapi dalam pengembangan day tarik wisata bahari ,serta mempertemukan seluruh aspek kekuatan ,kelemahan,peluang dan ancaman. Analisis SWOT ini sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan masukan, petunjuk,dan pengarahan bagi pengambilan keputusan atau kebijakan untuk menyusun strategi pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung.

PEMBAHASAN

Hal yang mendasar bagi kepariwisataan yaitu daya tarik wisata.

Adanya daya tarik wisata disuatu daerah bisa menunjang kepariwisataan didaerah tersebut. Daya tarik wisata yang tidak atau beum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata apabila belum dikembangkan dengan optimal. Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika disuatu daerah tersebut memiliki lebih dari suatu jenis daya tari wisata sehingga dapat dikembangkan potensi yang ada. Hal ini perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial dengan dilakukan penelitian dan evaluasi sebelum fasilitas sarana dan prasarana wisata dikembangkan suatu daerah tertentu.

(Pendit, 2003) mengemukanan bahwa ada tiga kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh suatu daerah yang menjadi daya tarik wisata yaitu daerah tersebut memiliki atraksi dan daya tarik wisata yang menarik, memiliki sarana perhubungan lalu lintas yang baik sehingga mudah mencapai daya tarik wisata tersebut dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas tempat untuk tinggal sendirian

Wisatawan dan perkembangan pariwisata satu sama lain tidak dapat

(8)

dipisahkan. Pengelolaan pariwisata tidak bisa terlepas dari dukungan wisatawan sebagai pelaku wisata. Keinginan dan kebutuhan wisatawan akan mempengaruhi pola perkembangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan wisatawan terhadap adanya perkembangan/ kemajuan pariwisata di Kecamatan Sijuk yaitu Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, dan Pulau Lengkuas sebagiaan besar menyatakan mengalami perkembangan pada daya tarik wisata. Hal tersebut dipengaruhi oleh motivasi wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya berasal dari wisatawan belitung tetapi berasal dari luar belitung. Mengingat Pulau Belitung yang cukup dikenal oleh wisatawan, semenjak munculnya film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang diangkat dari Novel terkenal Andrea Hirata karya putera daerah Belitung yang sepenggal ceritanya menampilkan keindahan pantai Pulau Belitung. Tak heran banyak wisatawan yang berkunjung berasal dari luar Belitung

Menurut (Yoeti, 1990) bahwa ada tiga faktor yang dapat menentukan berhasilnya pengembangan pariwisata sebagai suatu industri, ketiga faktor

tersebut diantaranya : tersedianya objek dan daya tarik wisata (attraction) , kemudahan dalam mencapai daerah tujuan wisata baik secara geografis atau kecepatan teknis, serta tersedinya sarana transportasi ke tujuan tersebut (accessibility) dan tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat penginapan, restoran, hiburan serta komunikasi (amenities)

Terkait teori diatas bahwa perkembangan kepariwisataan disuatu daerah wisata sangat ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, karena kebutuhan wisatawan tidak hanya untuk menikmati keindahan alam atau keunikan daya tarik wisata saja, melainkan memerlukan sarana dan prasarana wisata seperti akomodasi, restoran. Telekomunikasi, listrik, air bersih, kesehatan, olahraga, pusat informasi pariwisata sebagai penunjang pariwisata. Selain itu kemudahan untuk mencapai lokasi daya tarik wisata sangat penting karena aksesibilitas dalam hal ini menyangkut kondis jalan, tarif angkutan, jenis kendaraan, jaringan transportasi jarak tempuh dan waktu tempuh. Semakin baik aksesibilitas suatu daya tarik wisata, maka akan semakin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung.

(9)

Adapun faktor pendorong dan penghambat pengembangan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk adalah :

a. Faktor pendorong pengembangan daya tarik wisata

1) Memiliki keunikan bentang alam yaitu formasi batu granit yang berjajar ditepi pantai dan pasir putih yang masih alami

2) Potensi terumbu karang yang masih terjaga dan alami untuk kegiatan snorkeling dan diving

3) Aksesibilitas menuju daya tarik wisata cukup baik hal ini dilihat dari kondisi jalan menuju daya tarik wisata yang baik

4) Jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat setiap tahunnya

5) Pemerintah Kabupaten Belitung melakukan kerjasama dengan Pemkot Bandung dengan menambah rute penerbangan dari Bandung menuju Tanjung Pandan Belitung

b. Faktor penghambat pengembangan daya tarik wisata

1) Status kepemilikan lahan dan bangunan yang saat ini masih menjadi permasalahan

2) Minimya fasilitas penunjang pariwisata seperti sarana dan prasarana

3) Kurang beragamnya aktivitas wisata penunjang bagi wisatawan

4) Sarana transportasi darat seperti angkutan umum yang masih terbatas 5) Masih kurangnya pemahaman

masyarakat tentang pengembangan pariwisata

6) Masih terbatasnya pemahaman SDM tentang pengelolaan pariwisata yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang masih rendah

7) Timbulnya konflik antara pemerintah dan Dinas Perhubungan Laut tentang pemanfaatan lahan yang akan dijadikan sebagai area pariwisata.

Tabel 1.2

Lama Perjalanan Menuju Lokasi Daya Tarik Wisata No. Lama Perjalana Pantai Tg. Kelayang Pantai Tg. Tingi Pulau Lengkuas Jumlah F % F % F % F % 1 < 1 jam 21 21 32 32 17 17 70 - 2 2 - 3 jam 9 9 8 8 9 9 26 26 3 > 4 jam - - - - 4 4 4 4 Jumlah 30 30 40 40 30 30 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel diatas lama perjalanan wisatawan menuju Pantai

(10)

Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi dan Pulau Lengkuas hampir seluruhnya memilih < 1 jam, dikarenakan kondisi jalan menuju Pantai Tanjung Kelayang dan Pantai Tanjung Tinggi sangat baik dan akses menuju lokasi daya tarik wisata sangat mudah. Sehingga wisatawan tidak mengalami kesulitan dan mengeluhkan mengenai aksesibilitas. Sedangkan lama perjalanan menuju Pulau Lengkuas hampir seluruhnya memilih < 1 jam, dikarenakan ombaknya tenang dan angin tidak terlalu kencang karena belum memasuki musim barat dan ditambah cuaca yang mendukung.

Salah satu aspek yang diperlukan dalam rangka pengembangan pariwisata adalah ada kerjasama bersama masyarakat untuk mengembangkan pariwisata setempat yang dalam hal ini adalah pengembangan pariwisata di Kecamatan Sijuk. Di dalam pengembangannya peran serta masyarakat harus mendapat prioritas atau dipertimbangkan dalam segala hal yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun sampai pada tahap pengawasan, sehingga pemberdayaan masyarakat lokal dalam segala aspek pembangunan pariwisata dapat diwujudkan.

Menurut Prajogo (1976, hlm. 47) Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Partisipasi langusung, merupakan partisipasi penduduk secara sadar yang

memang diarahkan untuk

pengembangan pariwisata, meliputi pengembangan secara gotong-royong, pentas-pentas pertunjukkan yang sengaja untuk dijadikan atraksi pariwisata, kerelaan penduduk untuk memenuhi peraturan-peraturan dalam zoning suatu daerah karena sadar tersebut untuk kepentingan pengembangan pariwisata yang akan bermanfaat bagi masyarakat.

2. Partisipasi secara tidak langusng, meliputi pemeliharaan kebersihan lingkungan, pembinaan seni dan budaya yang bermutu, pembinaa kepribadiaan serta pemeliharaan keindahan

Lebih lanjut dijelaskan partisipasi merupakan keikutsertaan masyarakat dalam program-program pembangunan. Berdasarkan pendapat diatas partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat yang berperan atas kesadaran dan kemaunan sendiri dalam suatu kegiatan dalam pembangunan.

(11)

Keaktifan masyarakat yang berada disekitar lokasi daya tarik wisata terhadap pengembangan daya tarik wisata di Sijuk sebagian besar kurang berpartisipasi aktif. Hal ini dikarenakan kurangnya pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata. Selain itu sisanya masyarakat sekitar lokasi daya tarik wisata melakukan partisipasi pengembangan daya tarik wisata dengan mengadakan kerja bakti atas kesadaran masyarakat sekitar dikarenakan hal tersebut merupakan hal yang paling mudah yang dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar.

Hampir seluruhnya masyarakat sekitar kurang aktif mengajak masyarakat lain dalam mensosialisasikan daya tarik wisata. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembenahan dan pengembangan daya tarik wisata. Selain itu sisanya adalah inisiatif dari aparatur desa yang mengajak masyarakat sekitar dalam mensosialisasikan pengembangan daya tarik wisata dalam bentuk rapat atau musyawarah desa. Seperti kerjasama dengan Mahasiswa UGM yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Belitung.

Keberadaan daya tarik wisata tentunya menjadi harapan bagi masyarakat

dalam pembenahan dan pengembangan pariwisata. Hal ini dilihat dari sebagian besar masyarakat sekitar yang berada di lokasi daya tarik wisata berharap kepada pemerintah dalam pembenahan dan peningkatan sarana dan prasarana di daya tarik wisata. Dengan demikian diharapkan wisatawan yang berkunjung akan semakin meningkat, tentu itu menjadi peluang bagi masyarakat sekitar apabila dapat dimanfaatkan secara maksimal seperti mendirikan kios-kios kecil dan menjadi pemandu wisata yang dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun kendalanya adalah minimnya modal usaha yng dimiliki masyarakat, kurangnya pengetahuan tentang pariwisata. Untuk itu dinas terkait perlu melibatkan masyarakat sekitar dalam bentuk memberikan modal usaha yang bergerak dalam kewirausahaan dan pelatihan tentang pariwisata yang pasti tentunya menjadi harapan dan mendapat respon positif bagi masyarakat.

Dengan mengedepankan keterlibatan masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata di daerah ini, seharusnya Pemerintah Kabupaten Belitung harus mensosialisasikan kepada masyarakat setiap kebijakan yang berkaitan dengan daerah tujuan wisata di Kecamatan Sijuk

(12)

sehingga masyarakat dapat dilibatkan. Dalam pengembangannya, masyarakat lokal sudah terlibat dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata, seperti: penyediaan jasa akomodasi dan restoran, pedagang souvenir, penyedia jasa transportasi, pedagang minuman ringan, penyewaan boat, alat snorkeling dan pelampung, penyediaan pelayanan, dan inisiatif dalam menjaga kemanaan disekitar daya tari wisata serta membersihkan disekitar daya tarik wisata.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai potensi pengembangan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung dapat disimpulkan bahwa :

Potensi daya tarik wisata bahari pada aspek fisik, dari ketiga daya tarik wisata bahari tersebut bahwa kawasan ini berpotensi dan sangat mendukung dalam potensi pariwisata. Daya tarik wisata tersebut memiliki potensi yang sama dalam hal aspek fisik, hal ini dikarenakan ketiga lokasi daya tarik wisata tersebut masih merupakan satu garis pantai.

Faktor pendorong dalam pengembangan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk adalah memiliki keunikan

bentang alam yaitu formasi batu granit yang berjajar ditepi pantai dan potensi terumbu karang yang masih terjaga dan alami untuk kegiatan snorkeling dan diving, serta aksesibilitas menuju daya tarik wisata cukup baik hal ini dilihat dari kondisi jalan menuju daya tarik wisata yang baik sehingga memudahkan wisatawan untuk menjangkau lokasi daya tarik wisata.

Faktor penghambat dalam pengembangan daya tarik wisata bahari di Kecamatan Sijuk adalah status kepemilikan lahan dan bangunan yang saat ini masih menjadi permasalahan oleh pemerintah Kabupaten Belitung, hal ini dilihat dari minimya fasilitas penunjang pariwisata seperti sarana dan prasarana yang masih terbatas, serta masih kurangnya pemahaman masyarakat sekitar tentang pengelolaan pariwisata yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang masih rendah. Keaktifan masyarakat yang berada disekitar lokasi daya tarik wisata terhadap pengembangan daya tarik wisata sebagian besar kurang berpartisipasi aktif. Hal ini dikarenakan kurangnya pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata.

(13)

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa potensi daya tarik wisata bahari yang dimiliki kecamatan Sijuk menjadi andalan untuk dikembangkan dalam pariwisata. Potensi daya tarik wisata bahari tersebut merupakan modal yang sangat besar untuk dikembangkannya suatu daerah tersebut menjadi sebuah daerah tujuan wisata.

Melalui anilisis SWOT dapat dikombinasikan berbagai kondisi eksternal maupun internal di Pantai Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, dan Pulau Lengkuas sehingga menghasilkan strategi dalam pengembangan pariwisata. Kekuatan yang ada perlu ditingkatkan, mecoba meraih peluang, memperbaiki segala kelemahan yang ada, sekaligus bertindak antisipatif dalam upaya menanggulangi segala bentuk ancaman.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam : Bulaksumur, Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM

Prajogo, M. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan

Ramdani, Rendi. 2012. Potensi

Pengembangan Pantai Jayanti dan Pantai Sereg di Kabupaten Cianjur. Skripsi S1 FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

S.Pendit,Nyoman. (2002). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT.Pradnya Paramita.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Bumi Aksara Yoeti, A. Oka. (2008). Perencanaan dan

Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT.Pradnya Paramita.

Sumber Dokumen

Badan Informasi dan Geospasial. (2012). Informasi Geospasial untuk Pembangunan Kemaritiman. [Online]: Tersedia www.bakosurtanal.go.id Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung,

(2014). [Online]: Tersedia http://belitungkab.bps.go.id/publikasi /kecamatan-sijuk-dalam-angka-2014 Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Kab. Belitung. (2015) . RIPPARKAB. Kabupaten Belitung Dinas Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif

Kab.Belitung. (2015). Kabupeten Belitung

Referensi

Dokumen terkait

besar, tetapi harus menjadi pemimpin yang mampu mengelola usaha tersebut.. dengan mengetahui segala pengtahuan akan bisnisnya, dengan

Simulasi Numeris Pada bagian ini akan dibahas simulasi numeris dari persamaan diferensial Lotka-Volterra termodifikasi yang ditunjukkan pada persamaan 4.1 dengan menggunakan metode

Alternative perkuatan struktur dengan penambahan Cendawan baru sebagai penopang struktur lama, struktur lama secara otentik masih terlihat namun terdapat intervensi dengan

Sama halnya dengan hasil analisis hubungan BBLR dengan pneu- monia, pada hasil penelitian ini juga diperoleh tidak adanya hubungan antara riwayat pemberian vitamin A dosis

Berdasarkan nilai akar ciri yang tertera pada Tabel 91 dan indeks pilihan lokasi perumahan oleh penghuni, ada tiga variabel dari komponen fisik yang memiliki nilai akar ciri

Nilai probabilitas hasil analisis ragam pengaruh varietas dan pemupukan terhadap jumlah polong isi, jumlah dan bobot biji, serta bobot 100 biji tanaman kacang hijau pada tanah

Penelitian pendahuluan berupa pencucian tanah (soil washing) untuk menurunkan kadar total petroleum hidrokarbon (TPH) yang terkandung pada tanah tercemar

Bagi Perguruan Tinggi. Pimpinan Perguruan Tinggi Kesehatan di pontianak perlu mengoptimalkan pembinaan kepada dosen melalui pelaksanaan gaya kepemimpinan