Makalah Seminar Pendidikan TIK
“Penerapan Model Pembelajaran Explicit
Intruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Pada
Materi Microsoft Word (Membuat header dan
footer)”
OLEH:
IMAM MAHMUD
NIM : 1105045177
DIBIMBING OLEH:
1. Dra. Suriaty, M.Pd
PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya Makalah Seminar TIK ini dapat terselesaikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Suriaty, M. Pd selaku dosen mata kuliah Seminar Pendidikan TIK. 2. Kedua Orang Tua dan Saudara-saudara kandungku tercinta yang telah
memberikan dukungan do’a dan semangat.
3. Rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika konsentrasi pendidikan ilmu komputer khususnya angkatan 2011 reguler , terima kasih atas bantuan kalian semua.
Penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan makalah-makalah yang akan datang. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin!
Samarinda, Maret 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penulisan... 4
E. Manfaat Penulisan... 4
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Model Pembelajaran...8
B. Pembelajaran Geometri Van Hiele...13
C. MateriSegitiga………. 21
D. Penerapan Model Pembelajaran explicit intruction dalamPembelajaran Materi mikrosoft word………35
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43 B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menentukan
kualitas kehidupan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan setiap proses
pendidikan selalu berorientasi pada tercapainya perkembangan setiap siswa
baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dapat ditegaskan bahwa
pada dasarnya fungsi pendidikan adalah membimbing siswa kearah suatu
tujuan yang diharapakan. Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003, juga dinyatakan
bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta beradaban bangsa yang bermartabat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dlihat dari fungsi ini, maka sangat jelas
bahwa dunia pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan masa
depan siswa sebagai calon generasi penerus bangsa.
Membahas tentang pentingnya pendidikan bagi siswa, maka
penddikan Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu
cabang ilmu disekolah yang sangat dibutuhkan siswa karena kegunaannya
bagi kehidupan di masyarakat. Dan berbicara mengenai pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA, maka dapat dilihat dari
kenyataan yang ada bahwa masih banyak yang hasil belajarnya
memprihatinkan.
Hal ini didukung oleh pendapat dari Trianto (2007:1) bahwa
“rendahnya hasil belajar peserta didik ini, umumnya disebabkan oleh
pada pembelajaran ini suasna dikelas cenderung teacher-centered (Terpusat
Pada Guru), sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian menurut
Trianto (2007:2) ”guru lebih suka menerapkan model pembelajaran ini
dikarenakan selain tidak memerlukan alat dan bahan praktek, penerapan
model pembelajaran tradisional ini cukup dengan menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada bahan ajar atau referensi lain”. Sangat jarang dijumpai guru
merencanakan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan
menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Padahal,
penggunaan model pembelajaran ini, akan sangat membantu dalam mencapai
tujuan adari proses pembelajaran yang dilakukan.
Berbagai macam pembaharuan sudah dilakukan di bidang pendidikan.
Salah satunya dapat dilihat dari perubahan kurikulum yang diterapkan di
sekolah. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) tahun 2004 lalu disempurnakan menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Penerapan kurilulum tersebut
tentu saja berpengaruh dalam aktivitas pembelajaran di kelas terutama dalam
asesmen pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran TIK.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penulisan ini tidak terlalu luas maka penulis membatasi pada penerapan model pembelajaran explicit intruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X sekolah menengah atas pada materi Microsoft Word (membuat header dan footer).
D. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui suatu model explicit intruction yang sesuai dengan tuntutan KTSP.
2. Untuk menambah pengetahuan guru tentang cara menerapkan model explicit intruction dalam pembelajaran TIK.
E. Manfaat Penulisan Makalah
1. Sebagai masukan dan pertimbangan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan KTSP.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Explicit Intruction
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model explicitintruction. Pengertian explicit intruction menurut Suyatno (2009:127) adalah:” explicit intruction (pengajaran langsung) merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah”. Sedangkan menurut Annurrahman (2009:169) mengatakan bahwa : “explicit intruction adalah yang biasa dikenal sebagai pengajaran langsung merupakan suatu model dimana kegiatan terfokus pada aktifitas-aktifitas akademik sehingga didalam iplementasi kegiatan pembelajaran guru melakukan kontrol yang ketat terhadap kemajuan siswa, pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol secara ketat pula”.
Model pembelajaran explicit intruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran langsung, akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran dengan pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung. Penggunaan kata ‘pembelajaran’ lebih disukai karena terkesan bahwa dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap kata ‘pengajaran’ lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan belajar, sementara siswa pasif.
Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari johns Hopkins University yang diterbitkan oleh Needham Height Allyn and Bacon, Boston mendefinisikan direct instruction sebagai sebuah pendekatan mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru. (Direct instruction is an approach to teaching in which lessons are goaloriented and structured by the teacher).
Sedangkan oleh Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (ekplicit instruction).
Perlu diketahui dalam prakteknya didalam kelas, direct instruction
(model pembelajaran langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode ceramah, metode kuliah dan resitasi, walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinonim). Model pembelajaran langsung atau direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
B. Tujuan Explicit Intruction
Sebelum kita membahas tujuan pembelajaran apa saja yang dapat dicapai melalui implementasi model pembelajaran langsung ini sebaiknya kita membahas terlebih dahulu pembedaan jenis pengetahuan menurut pakar teori pembelajaran.
Pada umumnya, para ahli teori pembelajaran pada umumnya membedakan pengetahuan ke dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan Deklaratif
sekali. ‘Contoh lain’ didalam daun terdapat mesofil daun yang terdiri dari jaringan palisade dan jaringan spons.’
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang ‘bagaimana melakukan sesuatu.’contoh pengetahuan prosedural misalnya, ‘bagaimana tata cara dan langkah-langkah pelaksanaan pemilu di indonesia’. Atau, ‘bagaimana cara melakukan pengamatan struktur anatomi daun untuk melihat jaringan palisade dan jaringan spons yang menyusun mesofil daun’.
Kembali ke tujuan pembelajaran yang dapat dicapai bila
mengimplementasikan model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran ini dirancang khusus untuk mengembangkan
pembelajaran siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang tersusun dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
C. Karakteristik Model Pembelajaran Explicit Intruction
Model pembelajaran explicit intruction atau pemebelajaran langsung ini tentu saja dapat dibedakan dari model pembelajaran lainnya karena ia memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Berikut beberapa karakteristik/ciri-ciri model explicit intruction / pembelajaran langsung.
• Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran.
• Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pemebelajaran.
• Adanya sistem pengelolaan dan lungkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Explicit Intruction
Bila guru ingin melaksanakan model pembelajaran explicit instruction, maka ada 5 fase atau langkah-langkah yang harus diperhatikan karena sifatnya memang sangat penting. Adapun kelima fase itu adalah sebagai berikut:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
Pada fase pertama ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus, memberi informasi tentang latar belakang pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental untuk mulai pembelajarannya.
2) Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.
3) Membimbing pelatihan
Pada fase ketiga guru harus memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang diajarkan.
4) Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik).
Pada fase keempat ini guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya memberi umpan balik yang tepat.
5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Pada fase terakhir (kelima) ini guru kemudian menyediakan kesempatan kepada semua siswa untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Kelebihan & Kekurangan Model Pembelajaran Explicit Instruction 1. Kelebihan Model Pembelajaran Explicit Instruction
1) Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2) Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
2. Kekurangan Model Pembelajaran Explicit Instruction
1) Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
F. Materi Microsoft Word (membuat header dan footer) dengan model explicit instruction
• Pengertian Header dan footer
Header dan footer adalah sebuah perintah yang bisa digunakan untuk memberikan/menambah catatan kaki (footer) atau header (catatan kepala). Biasanya perintah ini digunakan untuk naskah yang terdiri dari beberapa
tulis ilmiah dan halaman terintegrasi isisnya satu sama lain seperti proposal, karya tulis ilmiah dan lain-lain.
• Cara membuat Header dan Footer.
1) Aktifkan dokumen yang akan diberi header dan footer 2) Pilih menu Insert
3) Pilih Header dan Footer 4) Pilih Opsi (blank)
5) Terakhir tuliskan kata atau kalimat, lalu klik close. • Menghapus Header dan Footer.
1) Double klik pada halaman header dan footer yang di tuliskan tadi, lalu hapus manual menggunakan tombol keyboard backspace atau delete.
• Membuat Header dan Footer berbeda disetiap halaman.
1) Buka Ms. Words
3) Kemudian, akan tampil lembar kedua sesaat mengklik menu nextpage, Untuk membuat header dan footer, klik menu insert, klik header dan pilih blank header.
4) Setelah tampil, dilanjutkan dengan mengklik tombol Link to previsius dan next section pada menu navigation header dan footer, dan menuliskan apa yang diinginkan.
5) Selanjutnya pilih menu previsious section, maka akan diarahkan pada lembar pertama hapus tulisan yang ada. Dan yang terakhir klik tombol close header dan footer.
G. Penerapan model pembelajaran explicit instruction dalam
materi membuat header dan footer pada microsoft word.
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa untuk materi pembelajaran membuat header dan footer.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan untuk membuat header dan footer.
3. Membimbing pelatihan materi membuat header dan footer.
4. Mengecek pemahaman peserta didik dan memberikan umpan balik kepada peserta didik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan kepada peserta didik.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa model Explicit
Intruction, merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif secara langsung. Teknik pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja menggunakan kemampuan sendiri dan guru pembimbing sebagai pembinanya dan dapat bekerja dengan orang lain.
Keunggulan model pembelajaran ini adalah dengan optimasisasi partisipasi siswa dalam menyerap pembelajaran.
B. Saran-saran