• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh Na

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh Na"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh : Nana Umar Sumarna

A. Makna Penelitian

Penelitian (research) dapat diedfinisikan kegiatan kajian suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah, secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal dan yang umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran, atau evaluasi suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi. Ringkasnya, penelitian merupakan upaya pemecahan atau pemaparan masalah dengan menggunakan metode ilmiah, dan terdiri dari tiga elemen utama, yaitu (1) masalah, (2) teori, dan (3) pengumpulan dan analisis fakta empirik.

Apapun jenis penelitiannya, kegiatan penelitian memiliki tahapan kerja sebagai berikut (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b) mengaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria variabel dalam pengembangan / perancangan / pendiskripsian, (c) mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai intrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produk tertentu, (d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria teoritik untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan mempublikasi hasil penelitiannnya.

Kegiatan penelitian timbul karena adanya sifat manusia yang selalu ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut membawa permasalahan. Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang membutuhkan jawaban ilmiah. Permasalahan penelitian dapat berupa pencarian teori, pengujian teori ataupun untuk mengasilkan suatu produk guna pemecahan masalah praktis yang berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.

(2)

Apakah masalah itu? Definisi ‘masalah’ bermacam-macam. Di antaranya menyatakan bahwa ‘masalah’ terjadi bila ada

ketidak-sesuaian atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara das

Sollen dan das Sein, antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan.

Di kehidupan sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Sumber pengetahuan tidak hanya pikiran, tetapi juga intuisi, perasaan, dan juga wahyu. Dalam kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Hanya bila masalah

tersebut membutuhkan kebenaran berkriteria keilmuan, maka masalah ini disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itulah yang semestinya memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu

digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian (ilmiah) dalam mencari jawaban dan pemecahannya.

Meskipun diketahui bahwa masalah keilmuan cukup banyak terdapat di lingkungan kita, namun sering dirasakan betapa sulitnya mengidentifikasikan, memilih dan merumuskan masalah. Kesulitan pertama adalah, darimana kita mendapatkan masalah untuk penelitian kita?

Terdapat berbagai sumber untuk “mendapatkan” masalah. Masalah-masalah keilmuan sangat banyak dijumpai melalui bacaan. Bacaan yang berupa laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal umumnya sarat dengan informasi yang mengungkapkan pula berbagai masalah keilmuan yang menarik. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah juga merupakan ladang masalah penelitian yang subur. Melalui kegiatan tersebut, acapkali terlontar berbagai masalah penelitian yang sudah jadi yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian dapat tergali melalui hasil pengamatan. Dari pengamatan akan timbul berbagai pertanyaan-pertanyaan yang melalui penelitian dapat dicari jawabannya.

Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Diantaranya adalah

(3)

Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.

2. Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan

(a) mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.

3. Persyaratan dari segi si peneliti,

Pada prinsipnya sejauh mana kemampuan si peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima faktor, yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.

C. Jenis-Jenis Penelitian

Usaha manusia untuk mencari kebenaran dapat dilakukan melalui pengalaman, penalaran dan penelitian. Pengalaman diperoleh akibat berhubungan dengan fakta, fenomena dan data yang terjadi dalam lingkungannya. Penalaran dilakukan secara deduktif, induktif dan gabungan antara keduanya dengan menggunakan perangkat logika. Sedangkan penelitian akan membimbing secara sistematik, terkontrol, empirik dan kritis terhadap proposi-proposi hipotesis mengenai hubungan yang diperkirakan ada antara gejala-gejala alamiah.

Penelitian dalam segala bentuknya dapat dikelompokkan menurut tujuan. metoda, tipe dan jenis data. Pengelumpokkan ini dapat dilihat pada tabel berikut

(4)

1. Murni

Syah-syah saja, jika para peneliti memilih salah satu jenis metode penelitian dalam melaksanakan penelitiannya. Dengan memilih metode penelitian, si peneliti juga akan memilih prosedur, teknik dan desain penelitian yang sesuai. Prosedur penelitian akan memberikan urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan oleh peneliti secara runtut. Teknik penelitian akan menunjuk alat ukur apa saja yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian atau dengan cara apa data di analisis. Desain penelitian akan menggambarkan rincian bagaimana penelitian itu harus dilakukan atau dengan kata lain desain penelitian merupakan proses operasional penelitian.

D. Penelitian Tindakan

Penelitian (research) dan tindakan (action) sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda sama sekali, keduanya memiliki interdependensi. Penelitian dilakukan oleh para peneliti (researcher) sedangkan tindakan diberikan oleh para pengambil kebijakan (decision maker). Maka tidak jarang kita ketemukan bahwa penelitian dilakukan untuk mengkaji atau mengadakan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan oleh para pengarnbil kebijakan, dengan kata lain tindakan tidak selalu tergantung pada penelitian tetapi penelitian selalu bergantung pada tindakan. Namun ada juga tindakan yang dilakukan untuk kepentingan suatu penelitian.

(5)

desain dan melakassnakan penelitian. Ciri utama penelitian tindakan adalah menemukan kesimpulan yang secara operasional signifikan, sehinga ketika program sedang berjalan dapat dipergunakan. Penetitian tindakan dilaksanakan melalui rangkaian kerja yang empiris dengan didasarkau pada observasi langsung (obyektif) untuk memecahkan masalah-masalah baru (aktual) yang diketemukan selama kegiatan

Penelitian tindakan diperkenalkan pertama kali oleh psikolog Jerman, Kurt Lewin pada awal perang dunia ke-2. Lewin rnenggunakan penelitian tindakan untuk menangani masalah-masalah sosial seperti penanganan konflik dan krisis akibat perubahan-perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi. Penelitian ini dilupakan orang karena diangap kurang ilmiah akibat lemahnya validitas internal dan eksternal, kurang representatifnya sampel dan tidak ketatnya kontrol terhadap variabel bebas. Kemudian dilirik kembali, setelah menunjukkan hasil yang memuaskan dalam memecahkan masalah-masalah sosial-kemasyarakatan seperti kenakalan remaja, budaya kerja dan lain sebagainya.

Menurut Lewin, penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan dalam situasi yang bersifat sfesifik dengan tujuan untuk mendiagnosis masalah yang bersifat spesiflk pula dengan disertai upaya konkrit untuk

memecahkannya.1 Bagi Kemmis, penelitian tindakan merupakan upaya

uji-coba gagasan-gagasan ke dalam praktek dengan maksud memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi tersebut.2 Selain itu penelitian tindakan juga merupakan

suatu proses yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalarn situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan.3

Tindakan pada penelitian tindakan memiliki kriteria-kriteria tertentu. Pertama, tindakan harus direncanakan berdasarkan hasil reflektif kritis terhadap paraktek terkait. Kedua, tindalan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah kearah yang lebih baik. Ketiga, tindakan merupakan jawaban terhadap permasalahan awal untuk dapat melakukan perbaikan.

1 Mc Taggart, Action Research A sort Modern History, Sidney : Deakin University, 1994, p. 14 2 Kemmis, The Action Researvh Planner, Sidney : Deakin University, 1988, p. 8

(6)

Perencanaan tindakan I Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I Refleksi I

Refleksi I Permasalahan

Perencanaan tindakan II Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan/ Pengumpulan data II

Refleksi II Refleksi II

Permasalahan baru hasil refleksi

Bila permasalahan belum terselesaikan..

Dilanjutkan ke siklus berikutnya..

Siklus I

Siklus II

Setiap penelitian memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan penelitian lainnya, penelitian tindakan memiliki karakteristik :

1. Sifat penelitian luwes dan adaptif,

2. Prosedur penelilian bersifat on the spot,

3. Pemecahan masalah penelitian dalam situasi dan konteks tertentu, 4. Lingkup penelitan relatif khusus dan konkrit dengan tindakan yang

khusus dan konkrit pula,

5. Pelaksanaan penelitian berkembang melalui refleksi spiral dengan sendirinya (Self-reflective spiral) yakni suatu daur ulang dengan urutan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan diawali dengan perumusan masalah dan tujuan penelitan tindakan secara bersama-sama antara peneliti dan pengambil kebijakan. Tahap ini dikenal sebagai tahap pra-refleksi. Rumuskan permasalahan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

(7)

Penelitian tindakan yang diterapkan di kelas disebut penelitian tindakan kelas (classroom action research), jenis penelitian ini muncul sebagai jawaban kritis atas kenyataan bahwa peneltian pendidikan yang dilakukan selarna ini kurang bermanfaat, terlalu abstrak, teoritis dan kurang tampak penerapannya di Madrasah.

Banyak penelitian pendidikan kurang melibatkan guru. Sering kali guru dljadikan obyek penelitian, guru yang diteliti jarang mendapai masukan (input) tentang berhasil atau tidaknya proses pembclajaran yang ia lakukan. Hasil penelitian pendidikan juga kurang memberikan umpan balik (feedback) bagi guru-guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Penelitian tindakan kelas merupakan penditian tindakan yang dilakukan didalam kelas oleh para guru sebagai peneliti dan pengarnbil kebijakan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas pembelajaran ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian tindakan kelas memungkinkan adanya peluang

untuk membentuk guru sebagai peneliti (teacher as researcher) yang

dapat menjembatani kompleksitas kepribadian siswa dengan suasana pembelajaran sehari-hari. Seringkali guru sering tidak berdaya melihat kekurang berhasilan para siswa dalam mencapai lujuan pendidikan, padahal segala daya upaya telah dikerahkan. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan penelitian yang masalah penelitiannya bersumber dari lingkungan dan suasana kelas itu sendiri. Kemudian hasil penelitiannya akan menjadi sumber pengambilan kebijakan bagi guru untuk memperbaiki atau mengevaluasi kekurangan-kekurannganya selama ini dan akhirnya diberikan tindakan-tindakan sehingga masalah dalam pembelajaran itu dapat diperbaiki oleh diri sendiri.

F. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Beberapa karakteristik peneltian tindakan kelas yang penting adalah:

1. Tujuan, untuk memperoleh pengetahuan yang dapat diterapkan langsung di dalam kelas agar praktek-paraktek pembelajaran dapat diperbaiki atau ditingkatkan.

(8)

3. Masalah, diangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Jadi penelitian tindakan kelas akan dapat dilaksanakan jika guru menyadari betul adanya masalah yang terkait dengan proses pembelajaran.

4. Sampel, tidak perlu representatif karena bukan untuk keperluan generalisasi. Boleh dikatakan, sampel dan populasi dalam penelitian tindakan kelas tidak diperlukan.

5. Desain penelitian, dapat disusun secara kolaboratif antara teman sejawat, kepala Madrasah atau pakar pendidikan. Desain penelitiannya berupa prosedur tindakan yang direncanakan akan dikenakan pada ohyek penelitian dengan kemungkinan teijadinya belokan-belokan selama pengamatan.

6. Pengukuran, bersifat langsung melalui observasi sehingga memerlukan dokumen berupa tabel pengamatan, chek-list dan sebagainya.

7. Analisis data, prosedurnya sederhana, dapat juga mengunakan teknik-teknik statistika.

G. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Ada lima prinsip yang harus diperhatikan oleb para guru jika akan melakukan penelitian tindakan kelas, prinsip-prinsip itu adalah:

1. Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan guru hendaknya tidak mengganggu tugas utama guru dalam melaksanakan proses pembelajatran,

2. Metoda pengumpulan data tidak menyita waktu guru,

3. Metodologi yang dipergunakan harus reliabel untuk memungkinkan guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran yang diterapkan di kelas tertentu.

4. Masalah penelitan tidak terlalu komplek dan dapat dipecahkan oleh guru,

5. Pemecahan masalah hendaknya mengacu pada kebutuhan guru sebagai peneliti dan pengambil kebijakan.

Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis.

(9)

dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.

Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas. Di samping itu PTK, karena menggunakan kegiatan nyata di kelas, menuntut etika, antara lain: (a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru. (b) jangan terlalu menyita banyak waktu (dalam pengambilan data, dll). (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru., (d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll)

Untuk memudahkan penerapan prinsip-prinsip tindakan, sebelum melaksanakan tindakan guru perlu menyusun dulu rencana tindakan. Ada pendekatan yang sering digunakan orang dalam merencanakan penelitian tindakan kelas, pendekatan itu dikenal dengan istilah SMART (

Spesific, Manageabel, Acceptable, Realistic, Time-bound)

H. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang diterapkan dalam konteks pembelajaran, oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa langkah-langkah dalam peneltian tindakan kelas dapat mengadopsi sepenuhnya pada langkah-langkah penelitian tindakan, yakni: (1) Perencanaan yang diawali dengan refleksi awal, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Keempat langkah tersebut dapat diamati pada gambar berikut.

(10)

REVISED PLAN Gambar 2 Desain PTK

Kemudian penelitian tindakan dilakukan dengan tahap-tahap: 1. Perencanaan

Himpun data yang berkenaan dengan masalannya atau lakukan studi perpustakaan, rumuskan hipotesis dan stratcgi pendekatan dalam memecahkan masalah. Buat desain penelitian, rumuskan pula prosedur, alat pengumpul data dan waktu penelitian tindakan akan dilaksanakan. Tentukan kritena evaluasi, teknik pengukuran serta teknik-teknik analisis yang akan digunakan. Hal yang terpenting dalam perencanaan ini adalah rincian operasional mengenai tindakan apa yang ingin dikerjakan atau perubahan apa yang diharapkan.

2. Tindakan dan Pengamatan

(11)

melalui perekaman. Lakukan modifikasi-modifikasi yang dianggap perlu walaupun itu membelok dari rencana semula. Belokan-belokan tersebut harus dicatat sebaik mungkin dan berikan pula alasan kenapa dilakukan perubahan dari rencana semula.

3. Refleksi

Refleksi merupakan tahap terakhir dari daur penelitian tindakan, refleksi merupakan kajian kritis terhadap hal-hal yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Berikan kesimpulan terhadap pengamatan atas tindakan yang diberikan. Kesimpulan ini mungkin menjadi permasalahan baru, seperti seberapa efektif perubahan yang terjadi ?, adakah faktor penghambat ?. Jawaban ini tentu saja akan menjadi bahan perencanaan ulang, kemudian tindakan dan pengamatan ulang, serta refleksi ulang. Sehingga membentuk suatu siklus (daur).

Berhasil tidaknya suatu penetitian tindakan kelas, jelas amat bergantung pada refleksi awal dan perencanaan. Untuk memperoleh perencanaan yang baik dalam peneiltian tindakan kelas, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Rurnuskan masalah dengan jelas dan operational,

2. Himpun data yang berhubungan dengan masalah melalui kajian pustaka,

3. Rumuskan hipotesis serta strategi pendekatan dalam memecahkan masaiah,

4. Buat desatn penelitian melalui perumusan prosedur penelitian, alat dan teknik pengukuran, leknik analisis data serla kriteria evaluasi yang digunakan…

Tindakan dan pengamatan merupakan realisasi dari perencanaan. Jangan heran bila rencana-rencana tadi tidak terlaksana seperti apa yangdiharapkan, tak perlu ragu untuk melakukan modifikasi dari rencana. Catatlah modifikasi yang dilakukan tersebut dan beri alasan mengapa terjadi perubahan. Inti dari tahap ini adalah pengumpulan fakta (fact finding) dari tindakan yang diberikan.

(12)

oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan , atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Hal yang khusus pada tindakan adalah adanya hal yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya, karena yang sudah dilakukan dipandang belum memberikan hasil yang memuaskan. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka harus dilakukan secara berulang-ulang, agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari tindakan. Jika dibandingkan dengan eksperimen adalah demikian. Eksperimen melihat bagaimana efektivitas perlakukan, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan kelancaran proses tindakan. Oleh karena itu yang dipentingkan dalam PTK adalah proses, sedangkan hasil tindakan merupakan konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan. Pengulangan langkah dari setiap awal sampai akhir seperti itu disebut siklus. Untuk KTI guru, PTK sedikitnya dilaksanakan dua siklus.

Untuk memperoleh refleksi yang baik diperlukan penulisan laporan penelitian. Laporan ini berisi kumpulan data, hasil analisis dan interpretasi peneliti terhadap masalah yang diteliti. Boleh jadi dari laporan tersebut muncul permasalahan baru, sehingga ada perencanaan ulang, tindakan dan pengamatan ulang serta refleksi ulang. Sehingga penelitian tindakan kelas akan membentuk siklus baru. Laporan penelitian yang lengkap tentu saja harus memapar-ulang semua kegiatan penelitian dari awal hingga akhirr

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap kegaita-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.

(13)

pengembangan dan pemanfaatan media, rancangan evaluasi dan lain-lain, (b) menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran, termasuk di dalamnya pemilihan dan penggunaan model pembelajaran tertentu sesuai tujuan, penggunaan media, dan pengelolaan kelas, serta (c) melakukan evaluasi baik proses maupun hasil pembelajaran. Ketiga kegiatan itu, harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar diperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuannya, dan dalam waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, terdapat banyak faktor masalah yang mempengaruhi hasil pembelajaran tersebut.

Dalam konteks inilah guru dapat mengembangkan penelitian tindakan kelas yang berakar dari masalah pembelajaran itu sendiri. Contoh-contoh masalah yang berkaitan dengan input pendidikan misalnya (1) mutu siswa, (2) kualifikasi guru, (3) ketersedian sumber belajar atau (4) lingkungan belajar. Untuk proses pembelajaran, masalah yang dapat diangkat menjadi penelitian tindakan kelas diantaranya adalah (1) keterampilan bertanya, (2) gaya mengajar, (3) cara belajar, (4) media pembelajaran, (5) strategi pembelajaran, (6) pengelolaan kelas, (7) metode pembelajaran atau (8) evaluasi pembelajaran. Dibidang input pendidikan terdapat masalah hasil belajar.

Daftar Pustaka

1. David S. Hopkins, A Teacher's Guide in Classromm Research, 2th ed,

Buckingham ; Open Univ Press. 1989

2. H. Mc Taggart, Action Research A Sort Modern History, Sidney : Deakin University, 1994.

3. S. Kemmis, The Action Research Planner, Sidney. Deakin University, 1988.

4. Stephen Isaac dan William B. Michael, Handbook in Research and Evaluation, 2th ed, SanDiego, EdiTS Puhlisher, 1982.

5. Sugiyono, Metoda Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabela, 2001. 6. Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan, Bandung :

Alfabela, 2007.

(14)

Gambar

Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan
Gambar 2 Desain  PTK

Referensi

Dokumen terkait

Pembuktian Kualifikasi yang bertempat di Unit Layanan Pengadaan Kota Medan, Bagian Perlengkapan dan Aset Setda Kota Medan, Jalan Kapt.. Maulana Lubis

Si vous faite partie de la catégorie des affiliés audacieux des plateformes de gambling, vous serez accueillis tel un VIP lors de votre inscription et des outils marketing des

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan Penetapan Pemenang Seleksi

acara Pembuktian Kualifikasi yang bertempat di Unit Layanan Pengadaan Kota Medan, Bagian Perlengkapan dan Aset Setda Kota Medan, Jalan Kapt.. Maulana Lubis

Berapa luas lahan yang digunakan untuk mengelola bambu

Selain itu, manfaat daun sirsak lainnya adalah : mampu meningkatkan energi di dalam tubuh, mencegah radikal bebas, meningkatkan sistem kekebalan tubuh

function varargout = segmen_OutputFcn(hObject, eventdata, handles) % varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT); % hObject handle to figure. % eventdata

e. Pemeriksa Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara; f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pemeriksa tindak pidana umum sesuai dengan Pasal 571 Perpres 38 tahun 2010