• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap E"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis ekonomi global diawali pada 15 September 2008 yang menjadi catatan kelam merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke 4 di Amerika serikat menjadi awal dari drama krisis keuangan di negara yang mengagung-agungkan sistem kapitalis tanpa batas. Siapa yang menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan runtuh .Celakanya apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat menyebar dan menjalar keseluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan Negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI) harus disuspend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun kelihatan panik dalam menyikapi permasalahan ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia.

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa penyebab krisis keuangan global ?

2. Bagaimana krisis keuangan global mempengaruhi pasar saham Indonesia dan nilai tukar rupiah ?

3. Bagaimana krisis keuangan global mengganggu ekspor Indonesia ?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui penyebab dari krisis keuangan global

2. Memahami bagaimana krisis keuangan global dapat mempengaruhi pasar saham Indonesia dan nilai tukar rupiah

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Krisis Keuangan

Krisis moneter adalah krisis yg berhubungan dengan uang atau keuangan suatu Negara, hal ini ditandai dengan Keadaan keuangan yang tidak menentu sebagai akibat lembaga keuangan dan nilai tukar mata uang tidak berfungsi dan tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Istilah krisis finansial digunakan untuk berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka. Pada abad ke-19 dan ke-20, banyak krisis finansial berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi. Situasi lain yang sering disebut sebagai krisis finansial adalah runtuhnya bursa efek dan krisis mata uang.

Banyak ekonom menulis teori mengenai bagaimana krisis keuangan terjadi dan dapat dicegah, namun hanya terdapat sedikit konsensus.

2.2. Penyebab Krisis Keuangan

Penyebab krisis ekonomi menurut identifikasi para pakar :

1. Kesenjangan produktifitas yang erat berkaitan dengan lemahnya alokasi aset ataupun faktor-faktor produksi.

2. Jebakan ketidak seimbangan yang berkaitan dengan ketidakseimbangan struktur antar sektor produksi.

3. Ketergantungan pada utang luar negeri yang berhubungan dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing.

4. Stok utang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi yang tidak stabil. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan (bahkan cenderung mengabaikan) para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri, dalam menghadapi besarnya serta persyaratan utang swasta tersebut.

5. Terkait erat dengan masalah di atas, adalah banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di suatu negara. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah utang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.

6. Sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.

(4)

8. argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak tahun 1990-an pasar financiall lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju menurunkan suku bunga mereka. Sehingga mendorong dana-ana masuk pasar global. Maka pada tahun 1990-an ana asing melonjak dari $9 Miliyard menjadi lebih dari $240 Milliyard.

9. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan kebijkan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efectif riil,deficit neraca pembayaran dan pelarian modal.

10. Kelemahan sektorfinacial yang over gradueted, but under regulete

11. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter dan sentralistik(M. Fadhil Hasan).

Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa disebut sebagai titikbalik pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Untuk mengatasi dilema fundamental ini diperlukan suatu konsensus politik secara nasional, yang berfokus pada pilihan politik untuk merekonsiliasikan keperluan penyelesaian secara tuntas terhadap masalah-masalah dari masa lalu, dengan kepentingan bangsa dan negara untuk maju ke depan didukung oleh semua pihak.

Dengan adanya konsensus politik secara nasional, barulah kita dapat menyusun suatu Program Nasional untuk cepat keluar dari krisis dan mulai memulihkan kembali Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang mampu memberantas pengangguran, kemiskinan, kebodohan, dan Utang Nasional. Sebab di situlah letak kepentingan mendesak dari ekonomi rakyat.

2.3. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Pasar Saham Indonesia Dan Nilai Tukar Rupiah

Krisis Moneter membawa dampak yang kurang baik bagi Negara yang mengalaminya, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi. Dampak yang terlihat seperti : Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka pengangguran. Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan masyrakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan pokoknya. Utang luar negeri melonjak. Harga BBM naik.

(5)

terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang berkurang akibat PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam karena tingkat inflasi yang tinggi.

Disaat krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga mengurangi pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang meminjam uang pada perusahaan Negara asing dengan tingkat bunga yang lumayan tinggi, hal itu menambah beban utang Negara. Pada sisi lain merosotnya nilai tukar mata uang juga membawa hikmah. Secara umum impor barang menurun tajam. Sebaliknya arus masuk turis asing akan lebih besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis pertanian.

Dampak dari krisis moneter lebih banyak yang negative dibandingkan dampak positifnya. Itu di karenakan krisis ini mengganggu kesejahteraan masyarakat.

2.1. Pengaruh Krisis Keuangan Terhadap Ekspor Indonesia

Segala sesuatu ada Baling hubungannya, krisis ekonomi Amerika kemudian menjadi krisis global yang berpengaruh pada sektor riil ditingkat lokal. Karena centrum kekuatan akumulasi modal kapitalis berada di negara ini, ASmerupakan pasar ekspor terbesar didunia termasuk pasar ekpor Indonesia.

Coba tengok angka-angka ekspor nonmigas Indonesia ke AS selama ini yang tercatat di Badan Pusat Statistik dan diolah kembali oleh Departemen Perdagangan. Sekilas terlihat betapa produk Indonesia sangat bergantung pada pasar Amerika karena ekspor Indonesia ke negara itu menduduki peringkat kedua terbesar setelah Jepang.

Ekspor nonmigas Indonesia ke AS meningkat dari 7,17 miliar dollar AS pada 2002 menjadi 10,68 miliar dollar AS pada 2006 atau meningkat 11,74 persen. Selama Januari-Agustus 2007, ekspor ke AS sudah mencapai US$ 7,48 miliar AS atau meningkat 5,14 persen dari periode yang lama 2006. Itu artinya, pecan ekspor keAS terhadap total ekspor nonmigas Indonesia mencapai 12,45 persen, setingkat dibawah ekspor ke Jepang yang mencapai 15,36 persen.

(6)

Peningkatan surplus neraca transaksi berjalan. Tercatat dari USDIO,6 miliar (2006) menjadi USD11,0 miliar (2007). Peningkatan tersebut disebabkan adanya kenaikan ekspor nonmigas sebesar 5,6 persen pada 2007. Meski demikian, ekspor migas masih mengalami penurunan dari 13,33 persen (2006) menjadi 8,4 persen (2007). Salah satu penyebabnya adalah turunnya tingkat liftingproduksi kilang kilang minyak tua.

Nilai ekspor Indonesia Agustus 2008 mencapai USD 12,55 miliar ataumengalami penurunan sebesar 0,4 persen dibanding bulan Juli 2008. Secarakumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2008 mencapai USD 95,44 miliaratau meningkat 29,99 persen dibanding periode yang sama tahun 2007. Untuk prier Uni Eropa din AS pangsa pasarnya turun, sedangkan ke Asia, Jepang den Singapore cukup stabil, namun ke Asia emerging countries cenderung meningkat.

Bagi Indonesia, krisis ekonomi AS berpotensi menyebabkan prier ekspor terdistorsi. Sebab AS merupakan salah sate negara sebagai primer tradisional bagi komoditas ekspor selama ini. Terutama ekspor komoditi nonmigas. Memang pemerintahan AS sudah menggelontorkan dana 700 miliar dolar ASke prier keuangan dornestik untuk menyelamatkan ekonomi mereka. Namun proses pemulihan tentu memerlukan waktu yang panjang. Artinya pengaruh krisis ekonomi masih cukup lama dirasakan.

Untuk menyikapi kondisi krisis ekonomi domestik yang dipicu oleh krisis ekonomi di AS make seyogianya Indonesia membuat langkah yang cepat denstrategis. Kalau tidak, ekonomi domestik akan berada dalam bayang-bayang krisis ekonomi dunia.

Kondisi persentase pertumbuhan sektor pengeluaran investasi jauh berbeda dengan persentase pertumbuhan sektor ekspor. Secara absolut boleh jadi nilai ekspormeningkat namun secara relatif tidak demikian. Suatu hal yang paradoks, persentase

Pertumbuhan nilai bersih ekspor mengalami pertumbuhan yang menurun tajam. Padatriwulan 12007 pertumbuhan nilai bersih ekspor mencapai 5,1 persen. Namun terns merosot hingga mencapai 0,6 persen di triwulan 112008. Diperkirakan merosotnya pertumbuhan nilai ekspor akibat menurunnya ekspor CPO kelapa sawit dan tergerus oleh meningkatnya impor BBM dari negara-negara pengeskpor BBM.

(7)
(8)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Para petinggi-petinggi yang berkaitan dengan ekonomi dan pemerintah sedang memikirkan bagaimana dampak krisis yang terjadi tersebut. Sedangkan untuk para pengusaha kecil tidak terkena dampaknya secara langsung akibat dampak krisis itu. Bahkan daya beli untuk pedagang kecil masih tetap terjaga sampai saat ini. Tetapi bagi pialang saham, dunia per Bankan, dan pengusaha-pengusaha yang berorientasi eksport khususnya tujuan Amerika, mengalami pukulan yang telak yang salah-salah bisa membuat usaha mereka tersungkur Knock Out.

3.2. Saran

Untuk mengantisipasi Krisis Ekonomi Global bukan hanya tugas pemerintah semata, kebersamaan dan saling bahu membahu dalam mengatasi krisis antara pemerintah, dunia usaha dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya akan menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga para investor tidak ragu dalam menamkan modal dan berinvestasi di Indonesia.

Para eksportir harus jeli dalam melirik peluang pasar yang ada, khususnya dikawasan Asia, Timur Tengah dan Negera-negara di Eropa yang tidak terkena dampak krisis finansial di Amerika Serikat. Pasar ekspor Indonesia yang selama ini di dominasi oleh Amerika harus kita alihkan ke negara lain tersebut supaya tidak terjadi depisit nilai ekspor dan Import kita.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/pengertian-krisis-ekonomi-global.html

2. https://www.academia.edu/7309726/Krisis_moneter_adalah_krisis_yg_berhubungan_ dengan_uang_atau_keuangan_suatu_Negara

3. https://nazutsu88.wordpress.com/tugas-kuliah/

4. https://bimcyborg.wordpress.com/2013/04/10/makalah-krisis-global-dan-dampaknya-terhadap-indonesia/

5. http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/02/pengaruh-krisis-global-bagi-indonesia.html 6.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah diusulkan judul Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Berbasis Decision Tree pada Sistem Infromasi Koperasi Simpan Pinjam dengan tujuan meningkatkan

Program semester berisi perincian pembagian jam pelajaran yang akan dilaksanakan tiap pekan dalam satu semester. Promes berfungsi sebagai perencanaan pelaksanaan

telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen (S.M.) pada Program

Peserta Yudisium yang sudah dinyatakan LULUS pada Pengumuman Hasil Yudisium Sementara (Tahap-1) dan LULUS setelah Kroscek Nilai, Wajib mengupload Berita Acara beserta

mengerti tentang bagaimana pembelajaran Problem Based Learning. Siswa mulai siap untuk maju ke depan kelas jika kelompoknya disebut, selanjutnya siswa mulai lebih

Bertolak dari hal ini penulis mencoba meneliti bagaimana penggunaan media realia dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab kelas I di MIN Kebun Bunga Banjarmasin yang

Dalam implementasinya, kebijakan penataan pedagang kaki lima yang merupakan perwujudan kerjasama Pemerintah dengan pihak swasta dihadapkan pada beberapa