• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROBOT PENDETEKSI RUANG BERCAHAYA ULTRAVIOLET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ROBOT PENDETEKSI RUANG BERCAHAYA ULTRAVIOLET."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

RIZAL FEBRIYANTO

0734010243

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Komputer

J ur usan Teknik Infor matika

Oleh :

RIZAL FEBRIYANTO

0734010243

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

ABSTRAK

Salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi di bidang kerobotan. Robot berguna untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan tertentu misalnya untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi, beresiko tinggi dan yang membutuhkan tenaga besar. Robot dapat didefinisikan sebagai sebuah piranti mekanik yang mampu melakukan pekerjaan manusia atau berperilaku seperti manusia.

Robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet ini dirancang agar dapat mengetahui ada tidaknya sumber cahaya di dalam suatu ruangan, dan secara otomatis robot akan mendeteksi adanya sumber cahaya ultraviolet kemudian akan memberikan sebuah warning ke LCD. Untuk dapat mengetahui keberadaan sumber cahaya ultraviolet menggunakan sensor Uvtron R2868 dan untuk mendeteksi sebuah dinding maka perlu menggunakan sensor Ping Parallax, sehingga robot ini nanti dapat bergerak secara otomatis dimana komponen-komponen di dalamnya tersusun dan dikontrol oleh mikrokontroler ATMega16 (master) dan mikrokontroler ATMega8 (slave). Dalam hal ini mikrokontroler

master bertindak sebagai pengontrol motor DC, driver motor, sensor uvtron, LCD.

Sedangkan mikrokontroler slave bertindak sebagai pengontrol sensor ultrasonik yang terdapat pada robot dan robot pendeteksi ruang bercahaya ini hanya mengikuti dinding sebelah kiri dengan menggunakan metode left wall following.

Ujicoba dilakukan dengan menggunakan arena dimana robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet akan mencari sumber cahaya secara otomatis. Dengan menggunakan arena yang telah disediakan robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet, hanya membutuhkan waktu 2,5 menit untuk menemukan sumber cahaya yang ada dalam arena.

Kata kunci: Robot pendeteksi cahaya, Robot pendeteksi cahaya UV, Robot

(4)

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul

“ROBOT PENDETEKSI RUANG BERCAHAYA ULTRAVIOLET” yang merupakan

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer di Universitas Pembangunan

Nasional “VETERAN” Jatim.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini, terutama kepada:

1. Orang tua tercinta, bapak sumantoro dan keluarga kekasih tercinta meme (Lidya mita

januarini ) dimanapun berada. Terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan do’anya.

2. Dekan FTI Bapak Ir.Sutiyono, MT

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

4. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku DEKAN FTI UPN “VETERAN” Jatim.

5. Ibu Dr.Ir.Ni Ketut Sari, MT selaku Kepala Jurudan Teknik Informatika, FTI UPN

“VETERAN” Jatim.

6. Bapak Basuki Rahmat, S.Si. dan Ir.Kartini, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan selama proses pelaksanaan Tugas

Akhir penulis.

7. Ir. Kindriari Nurma W, MT, selaku PIA TA yang telah mendukung proses pelaksanaan

Tugas Akhir penulis.

8. Special to: mas Salman yang membantu saya dalam pembuatan tugas akhir ini dan

memberikan ilmu pengetahuannya.

(5)
(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pin-Pin Pada Mikrokontroler Atmega16 ... 8

2.1.2 Input / Output ... 10

2.1.3 CPU ... 10

(7)

2.1.5 Flash Memori ... 11

2.1.6 EEPROM ... 12

2.1.7 Timer ... 12

A. Timing Diagram Timer/Counter ... 13

B. Deskripsi Register Timer/Counter 8 bit ... 15

C. Register Timer/Counter TCNT0 ... 19

D. Register Timer/Counter OCR0... 19

E. Register Timer/Counter Interrupt Mask ... 20

F. Register Timer/Counter Register – TIFR ... 20

2.2 Motor DC ... 21

2.2.1 Prinsip Dasar Cara Kerja Motor DC ... 22

2.2.2 Motor DC Servo ... 23

2.3 Sensor Ultrasonik... 28

2.4 Sensor Uvtron R2868 Hamamatsu ... 29

2.5 LCD (Liquid Crystal Display) ... 30

BAB III PERANCANGAN ... 33

3.1 Perancangan Robot ... 33

3.2 Flowchart... 34

3.4 Blok Diagram ... 36

3.5 Kebutuhan Perancanga Hardware Robot ... 37

3.6 Cara Merancang Robot ... 38

3.7 Analisis Perancangan Motor DC ... 38

3.7.1 Rancangan Dan Analisis Robot ... 39

(8)

3.7.3 Rancangan Motor Saat Belok ke Kanan... 40

5.1.2 Pengujian Sensor Ultrasonik ... 68

A. Pengujian Sensor Ultrasonik Manual ... 68

B. Pengujian Sensor Ultrasonik Menggunakan Arena . 69

5.1.3 Pengujian Sensor Uvtron ... 69

A. Pengujian Sensor Uvtron Manual ... 70

B. Pengujian Sensor Uvtron Menggunakan Arena ... 70

(9)

Ultraviolet ... 71

A. Pengujian Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Menggunakan Satu Lampu ... 71

B. Pengujian Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Menggunakan Dua Lampu ... 72

5.2 Analisa ... 73

5.2.1 Analisa Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet ... 74

5.3 Analisa Pengujian ... 76

BAB VI PENUTUP ... 79

6.1 Kesimpulan... 79

6.2 Saran ... 80

(10)

DAF TAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B ... 9

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port ... 9

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D... 9

Tabel 2.4 Deskripsi Bit Mode Pembangkit Bentuk Gelombang ... 16

Tabel 2.5 Mode Output Pembanding, Tanpa PWM... 17

Tabel 2.6 Mode Output Pembanding, Mode fast PWM... 18

Tabel 2.7 Mode Output Pembanding, Mode Phase Correct PWM ... 18

Tabel 2.8 Deskripsi Bit Clock Select... 18

(11)

DAF TAR GAMBAR

Gambar 2.5 Blok Diagram Timer/Counter ... 13

Gambar 2.6 Timing Diagram Timer/Counter, Tanpa Prescaling ... 14

Gambar 2.7 Timing Diagram Timer/Counter, Dengan Prescaling ... 14

Gambar 2.8 Timing Diagram Timer/Counter, Dengan Pescaler ... 15

Gambar 2.9 Timing Diagram Timer/Counter, Menyeting OCFO,

Gambar 2.15 Medan Magnet Yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor ... 22

Gambar 2.16 Motor DC ... 23

Gambar 2.17 Motor Servo Dan Diagram Pengkabelannya24 Gambar 2.18 Pensinyalan Motor Servo ... 25

(12)

Gambar 2.20 Grafik Karakteristik Motor Dc Servo ... 27

Gambar 2.21 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonic ... 28

Gambar 2.22 Sensor Ultrasonik Ping Parallax ... 29

Gambar 2.23 Bentuk Fisik Tabung Uvtron Dengan Board ... 30

Gambar 2.24 Sudut Kepekaan Terhadap Obyek... 30

Gambar 2.25 Pin Out LCD M1632 Standard ... 31

Gambar 2.26 Blok Diagram LCD Dan Driver ... 31

Gambar 2.27 Rangkaian LCD Pada AVR ... 32

Gambar 3.1 Flowchart Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet Keseluruhan ... 34

Gambar 3.2 Flowchart Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet Pada Mikrokontroler ... 35

Gambar 3.10 Rancangan Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet ... 44

Gambar 3.11 Rangkaian PCB Mikro ... 45

Gambar 3.12 Rangkaian PCB Driver ... 45

(13)

Gambar 3.14 Rancangan Arena Robot ... 48

Gambar 4.14 Diagram Blok Pengendalian Motor Kanan Pada Metode Left Wall Following ... 57

Gambar 4.15 Rangkaian PCB Mikro ... 63

Gambar 4.16 Rangkaian PCB driver ... 63

Gambar 4.17 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet Tampak Dari Samping Kiri ... 64

Gambar 4.18 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet Tampak Dari Samping Kanan ... 65

(14)

Gambar 4.20 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet Tampak

Dari Depan ... 66

Gambar 5.1 Pengujian Motor Driver ... 67

Gambar 5.2 Pengujian Sensor Ultrasonik Manual ... 68

Gambar 5.3 Pengujian Sensor Ultrasonik Pada Robot Menggunakan

Arena... 69

Gambar 5.4 Pengujian sensor Uvtron Manual ... 70

Gambar 5.5 Pengujian Sensor Uvtron Menggunakan Arena ... 71

Gambar 5.6 Pengujian Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet

Menggunakan Satu Lampu ... 72

Gambar 5.7 Pengujian Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet

Menggunakan Dua Lampu ... 72

Gambar 5.8 Warning Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet

(15)

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi yang sekarang ini semakin pesat,

kebutuhan akan kenyamanan, ketepatan dan kecepatan dalam segala bidang

semakin meningkat bahkan cenderung mengarah ke sebuah tuntutan.

Peralatan-peralatan kontrol baik manual maupun otomatis sekarang semakin banyak

bermunculan dengan teknologi canggih dan modern. Kemudian disusul dengan

berkembangnya perangkat elektronika yang mampu mengubah sistem analog

menjadi sistem digital.

Salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi

di bidang kerobotan. Robot berguna untuk membantu manusia dalam

melakukan pekerjaan tertentu misalnya untuk melakukan pekerjaan yang

memerlukan ketelitian tinggi, beresiko tinggi, membosankan atau yang

membutuhkan tenaga besar. Robot dapat didefenisikan sebagai sebuah piranti

mekanik yang mampu melakukan pekerjaan manusia atau berprilaku seperti

manusia.

Dalam tugas akhir ini akan direncanakan dan dibuat sebuah miniature robot

pendeteksi cahaya ultraviolet yang dapat berjalan otomatis dan dapat mencari atau

mendeteksi sumber cahaya ultraviolet dengan tepat dan mendeteksi sumber

cahaya tersebut. Bagian-bagian dari robot itu sendiri merupakan sebuah perangkat

elektronika dengan menggunakan mikrokontroler yang sudah diprogram oleh

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat atau merangkai sebuah robot yang dapat berjalan dan

mendeteksi apa bila ada sumber cahaya ultraviolet.

2. Bagaimana menggabungkan progam secara kesuluruhan sehingga robot dapat

melakukan tugasnya dengan benar.

3. Bagaimana mengontrol kecepatan putar motor DC.

4. Bagaimana membuat robot mendeteksi adanya halangan saat mencari sumber

cahaya ultraviolet.

1.3 Batasan Masalah

Batasan - batasan masalah yang diberikan sesuai dengan permasalahan

yang telah diterangkan diatas, antara lain:

1. Robot ini menggunakan UVTron Flame Sensor sebagai sensor cahaya dan

sensor Ping Parallax sebagai sensor dinding.

2. Robot menyala otomatis dan mendeteksi sumber cahaya ultraviolet yang ada

di dalam suatu ruang.

3. Jika robot menabrak rintangan maka sensor akan mendeteksi rintangan

sehingga motor pada roda akan berfungsi untuk merubah jalur dan akan

berjalan lagi pada jalur yang sudah di tentukan.

4. Robot ini hanya akan mengikuti dinding sebelah kiri dengan menggunakan

metode left wall following.

(17)

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Merancang robot yang mampu berjalan untuk merubah alur jika ada rintangan.

2. Merancang robot yang mampu mendekteksi nyala sumber cahaya di dalam

suatu ruang dan memberi peringatan bahwa telah ditemukan sebuah sumber

cahaya ultraviolet.

3. Merancang robot yang mampu membedakan ruangan mana yang terdapat

sumber cahaya dan tidak.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan robot pendeteksi

cahaya ultraviolet dengan menggunakan sensor ini adalah:

1. Dapat digunakan untuk mendeteksi sumber cahaya ultraviolet.

2. Memahami cara kerja sensor yang digunakan.

1.6 Metodologi Per ancangan

Dalam penyusunan dan pengerjaan tugas akhir ini diperlukan suatu urutan

pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan

tersebut, hal ini dimaksudkan agar dalam penyusunan dan pengerjaan tugas akhir

ini dapat tercapai tujuannya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan.

Oleh sebab itu kami merencanakan langkah – langkah yang sekiranya dapat

memaksimalkan dalam pelaksanaan pengerjaan tugas akhir ini. Dan Metode

perancangan yang digunakan sebagai berikut :

(18)

Studi literatur sebagai dasar perancangan dan pembuatan alat. Dalam

studi literatur ini dipelajari teori – teori yang kiranya dapat menunjang

maupun memberi gambaran tentang apa yang nantinya dikerjakan

dalam project work.

2. Perancangan perangkat keras

Pada perancangan perangkat keras penulis membuat kerangka robot,

driver motor rangkaian minimum system mikrokontroler AVR

ATMega16, rangkaian mikrokontroler dengan sensor ultrasonik,

rangkaian mikrokontroler dengan sensor Uvtron R2868.

3. Perancangan perangkat lunak

Setelah semua perangkat keras telah selesai dikerjakan maka akan

dilakukan perancangan perangkat lunak berupa diagram alir dan

pembuatan program dari diagram alir tersebut kedalam

mikrokontroler.

4. Pengujian robot

Setelah perangkat keras dan perangkat lunak selesai dikerjakan maka

tahap selanjutnya adalah pengujian robot, jika hasil pengujian tidak

sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilakukan perbaikan

sehingga tujuan tercapai.

1.7 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan kerangka penulisan sebagai berikut :

(19)

Pada bab ini mengurai tentang latar belakang, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan,manfaat, dan sistematika

penulisan.

Pada bab ini membahas tentang perancangan perangkat

keras dan perancangan perangkat lunak protoype robot

pendeteksi sumber cahaya ultraviolet.

BAB IV : IMPLEMENTASI PERANCANGAN

Pada bab ini membahas mengenai implementasi

perancangan perangkat keras maupun perancangan

perangkat lunak yang telah dirancang

BAB V : PENGUJIAN DAN ANALISA ROBOT

Bab ini membahas tentang pengujian driver motor, sensor

ultrasonik , sensor uvtron secara terpisah dan pengujian

robot, dan analisa robot.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang

bermanfaat bagi perbaikan dan perkembangan robot

(20)

Dalam perancangan pembuatan robot pendeteksi robot pendeteksi ruang

bercahaya ultraviolet menggunakan mikrokontroler AVR ATMega16 dan

ATMega8 dan rangkaian pendukung seperti, sensor ultrasonik (sensor dinding)

buatan Ping Parallax dan sensor pendeteksi cahaya UVTron R2868 buatan

Hamamatsu.

2.1 Mikr okontroler AVR ATMega16

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis

atau dihapus.Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada

perangkat elektronika.

Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama

dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler

dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah.

Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor)

Atmega 16 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set

Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan

satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR

dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx,

keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan

(21)

Mikrokontroler AVR ATmega16 memiliki fitur yang cukup lengkap.

Mikrokontroler AVR ATmega16 telah dilengkapi dengan ADC internal,

EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll (M.Ary

Heryanto, 2008). Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita

belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta dapat

mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega16.

Gambar 2.1 Bagian Mikrokontroler AVR

Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler Atmega16 adalah sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.

2. ADC internal sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. SRAM sebesar 512 byte.

6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

(22)

8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

9. Antarmuka komparator analog.

10. Port USART untuk komunikasi serial.

11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

12. Dan lain-lainnya.

2.1.1 Pin-pin pada Mikr okontr oler ATmega16

Gambar 2.2 Pin-pin ATMega16 Kemasan 40-Pin

Konfigurasi pin Atmega16 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual Inline

Package) dapat dilihat pada gambar 2.2 . Dari gambar di atas dapat dijelaskan

fungsi dari masing-masing pin Atmega16 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

2. GND merukan pin Ground.

3. Port A (PortA0…PortA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin

(23)

4. Port B (PortB0…PortB7) merupakan pin input/output dua arah dan dan pin

fungsi khusus.

Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B

Pin Fungsi Khusus

PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output)

PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input)

PB4 SS (SPI Slave Select Input)

PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)

OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)

INT2 (External Interrupt 2 Input)

PB1 T1 (Timer/ Counter1 External Counter Input)

PB0 T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input)

XCK (USART External Clock Input/Output)

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C

Pin Fungsi k husus

PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)

PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)

PC5 Input/Output

PC4 Input/Output

PC3 Input/Output

PC2 Input/Output

PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line)

PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)

6. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D

Pin Fungsi khusus

PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output)

PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match

(24)

PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match

Output)

PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)

PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)

PD1 TXD (USART Output Pin)

PD0 RXD (USART Input Pin)

7. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

9. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.1.2 Input / Output

I/O digunakan untuk melakukan hubungan dengan piranti di luar sistem.

I/O dapat menerima data dari alat lain dan dapat pula mengirim data ke alat lain.

Ada dua perantara I/O yang dipakai, yaitu piranti untuk hubungan serial

(UART) dan piranti untuk hubungan paralel (PIO).

2.1.3 CPU

Unit pengolah pusat (CPU) terdiri atas dua bagian yaitu unit pengendali

(CU) serta unit aritmatika dan logika (ALU). Fungsi utama unit pengendali

adalah untuk mengambil, mengkode, dan melaksanakan urutan instruksi sebuah

program yang tersimpan dalam memori. Sedangkan unit aritmatika dan

perhitungan bertugas untuk menangani operasi perhitungan maupun bolean

dalam program.

(25)

Penempatan memori data yang lebih rendah dari 1120

menunjukkan register, I/O memori, dan data internal SRAM. 96 alamat memori

pertama untuk file register dan memori I/O, dan 1024 alamat memori berikutnya

untuk data internal SRAM. Lima mode pengalamatan yang berbeda pada data

memori yaitu direct, indirect, indirect dis-placement, indirect pre-decreament

dan indirect post-increament .Pada file register, mode indirect mulai dari

register I/O dan 1024 data internal SRAM yang dapat mengakses semua

mode-mode pengalamatan.

(26)

2.1.5 Flash Memor i

Atmega16 memiliki 8K byte flash memori dengan lebar 16 atau 32 bit.

Kapasitas memori itu sendiri terbagi manjadi dua bagian yaitu bagian boot

program dan bagian aplikasi program. Dapat dilihat bagan kapasitas memori

Atmega16 pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Peta Memori Flash Flash Memori

2.1.6 EEPROM

Atmega16 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari

memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat

diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM

Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk

mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal,

sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan dengan

(27)

2.1.7 Timer

Timer/couter adalah tujuan umum single channel, module 8 bit

timer/counter. Beberapa fasilitas chanel dari timer counter antara lain:

a. Counter channel tunggal

b. Pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding

c. Bebas -glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM)

d. Pembangkit frekuensi

e. Event counter external

Gambar 2.5 Blok Diagram Timer/Counter

Untuk penempatan pin I/O telah di jelaskan pada18 bagi I bit hal 67 an

I/O di atas. CPU dapat diakses register I/O, termasuk dalam pinpin I/O dan bit

I/O.Device khusus register I/O dan lokasi bit terdaftar pada deskripsi

timer/counter 8 bit .Dan ada beberapa cara kerja dari timer/counter tersebut adalah

(28)

A. Timing Diagr am Timer/Counter

Timer/counter disain sinkron clock timer (clkT0) oleh karena itu

ditunjukan sebagai sinyal enable clock pada gambar berikut. Gambar ini

termasuk informasi ketika flag interrupt dalam kondisi set. Data timing digunakan

sebagai dasar dari operasi timer/counter.

Gambar 2.6 Timing Diagram Timer/Counter, Tanpa Prescaling

Sesuai dengan gambar dibawah timing diagram timer/counter dengan

prescaling maksudnya adalah counter akan menambahkan data counter (TCNTn)

ketika terjadi pulsa clock telah mencapai 8 kali pulsa dan sinyal clock pembagi

aktif clock dan ketika telah mencapai nilai maksimal maka nilai TCNTn akan

kembali ke nol. Dan kondisi flag timer akan aktif ketika TCNTn maksimal.

(29)

Sama halnya timing timer diatas, timing timer/counter dengan seting

OCFO timer mode ini memasukan data ORCn sebagai data input timer. Ketika

nilai ORCn sama dengan nilaiTCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn

akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan kondisi

flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn kembali ke nilai

0 (overflow).

Gambar 2.8 Timing Diagram Timer/Counter, Dengan Pescaler

Ketika nilai ORCn sama dengan nilai TCNTn maka pulsa flag timer akan

aktif. TCNTn akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8

pulsa. Dan kondisi flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai

TCNTn kembali ke nilai 0 (overflow).

Gambar 2.9 Timing Diagram Timer/Counter, Menyeting Ocfo,

(30)

B. Deskr ipsi Register Timer /Counter 8 bit

Gambar 2.10 Regiter Timer Counter 8 Bit

a. Bit 7 – FOCO : perbandingan kemampuan output.

FOCO hanya akan aktif ketika spesifik-spesifik bit WGM00 tanpa PWM

mode. Adapun untuk meyakinkan terhadap kesesuaian dengan device-device

yang akan digunakan,bit ini harus diset nol ketika TCCRO ditulisi saat

mengunakan OCR0 sebagai puncak. FOC0 selalu dibaca nol.

b. Bit 6,3 – WGM01:0: Waveform Generation Mode.

Bit ini mengontrol penghitungan yang teratur pada counter, sumber untuk

harga counter maksimal ( TOP )., dan tipe apa dari pembangkit bentuk

gelombang yang digunakan. Mode-mode operasi didukung oleh unit

timer/counter sebagai berikut : mode normal, pembersih timer pada mode

penyesuaian dengan pembanding ( CTC ), dan dua tipe mode Pulse

Width Modulation ( PWM).

(31)

catatan : definisi nama-nama bit CTC0 dan PWM0 sekarang tidak digunakan

lagi.Gunakan WGM 01: 0 definisi. Bagaimanapun lokasi dan fungsional

dan lokasi dari masing- masing bit sesuai dengan versi timer sebelumnya.

c. Bit 5:4– COMO1:0 Penyesuaian Pembanding Mode Output.

Bit ini mengontrol pin output compare (OCO), jika satu atau kedua bit

COM01:0 diset,output OC0 melebihi fungsional port normal I/O dan keduanya

terhubung juga. Bagaimanapun, catatan bahwa bit Direksi Data Register (DDR)

mencocokan ke pin OC0 yang mana harus diset dengan tujuan

mengaktifkan.Ketika OC0 dihubungkan ke pin, fungsi dari bit COM01:0

tergantung dari pengesetan bit WGM01:0. Tabel di bawah menunjukan COM

fungsionality ketika bit-bit WGM01:0 diset ke normal atau mode CTC (non PWM

).

(32)

Tabel di bawah menunjukan bit COM01:0 fungsionality ketika bit WGM01:0

diset ke mode fast PWM.

Tabel 2.6 Mode Output Pembanding, Mode fast PWM

Tabel di bawah menunjukan bit COM01:0 fungsionality ketika bit WGM01:0

diset ke mode phase correct PWM.

Tabel 2.7 Mode Output Pembanding, Mode Phase Correct PWM

d. Bit 2:0 – CS02:0 : Clock Select.

Tiga bit clock select sumber clock digunakan dengan timer/counter.

(33)

Jika mode pin eksternal digunakan untuk timer counter0, perpindahan

dati pin T0 akan memberi clock counter dengan tetap jika pin digunakan sebagai

output. Dalam hal ini software diijinkan untuk mengontrol perhitungan.

C. Register Timer /Counter TCNT0

Gambar 2.11 Register Timer TCNT0

Register timer/counter memberikan akses secara langsung, keduanya

dugunakan untuk membaca dan menulis operasi, untuk penghitung unit 8-bit

timer/counter. Menulis ke blok-blok register TCNT0 ( removes ) disesuaikan

dengan clock timer berikutnya. Memodifikasi counter ( TCNT0 ) ketika

perhitungan berjalan, memperkenalkan resiko kehilangan perbandingan antara

TCNC0 dengan register OCR0.

D.Register Timer /Counter OCR0

Gambar 2.12 Register Timer OCR0

Register output pembanding berisi sebuah haraga 8 bit yang mana secara

terus-menerus dibandingkan dengan harga counter (TCNT0). Sebuah

(34)

pembanding, atau untuk membangkitakan sebuah output bentuk gelombang

pada pin OC0.

E. Register Timer /Counter Inter r upt Mask

a. Bit 1 – OCIE0: output timer counter menyesuaikan dengan

kesesuaian interrupt yang aktif. Ketika bit OCIE0 ditulis satu, dan I-bit

pada register status dalam kondisi set (satu), membandingkan

satu ), timer/counter melebihi interrupt diaktifkan. Mencocokkan

interrupt dijalankan jika kelebihan pada timer/counter0 terjadi,

ketika bit TOV0 diset pada register penanda timer/counter- TIFR.

F. Register Timer /Counter Register – TIFR

(35)

a. Bit 1 – OCF0: Output Compare Flag0.

OCF0 dalam kondisi set ( satu ) kesesuaian pembanding terjadi

antara timer/counter dan data pada OCRO – Register 0 keluaran

pembanding. OCF0 diclear oleh hardware ketika eksekusi

pencocokan penangan vector interrupt. Dengan alternatif

mengclearkan OCF0 dengan menuliskan logika satu pada flag. Ketika

I-bit pada SREG, OCIE0 (Timer/Counter0 penyesuaian pembanding

interrupt enable), dan OCF0 diset (satu), timer/counter pembanding

kesesuaian interrupt dijalankan.

b. Bit 0 – TOV0: Timer/Counter Overflow Flag.

Bit TOV0 di ser ( satu ) ketika kelebihan terjadi pada

timer/counter0. TOV0 diclearkan dengan hardware ketika penjalanan

pencocokan penanganan vector interrupt. Dengan alternatif, TOV0

Motor listrik adalah merupakan perangkat elektromagnetis yang

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor DC dipakai untuk

(36)

DC yang berfungsi sebagai driver, sebab sangat tidak mungkin mengendalikan

motor DC langsung dari mikrokontroler yang memiliki arus dan tegangan

terbatas. Dan pada sebuah motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah

pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan

pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar

disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar

dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang

berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan

bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari

gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator dengan

demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam

medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan

yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 2.14 Motor DC

2.2.1 Pr insip Dasar Car a Ker ja Motor DC

Apabila terdapat sebuah arus lewat pada suatu konduktor dan

menimbulkan medan magnet di sekitar konduktor, maka motor tersebut akan

(37)

Gambar 2.15 Medan Magnet Yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor

Jika sebatang kawat terdapat diantara kutub U – S dengan garis – garis

gaya yang homogen sedangkan didalam kawat ini mengalir arus listrik yang

arahnya menjauhi, maka di sebelah kanan kawat garis gaya kutub magnet dan

garis gaya arus listrik sama arahnya dan di sebelah kiri kawat arahnya berlawanan

sehingga bentuk medan magnet akan berubah. Gambar motor DC ditunjukan pada

gambar 2.16 di bawah ini.

Gambar 2.16 Motor DC

2.2.2 Motor DC Ser vo

Motor DC (Direct Current) adalah peralatan elektromagnetik dasar yang

berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang desain

awalnya diperkenalkan oleh Michael faraday lebih dari seabad yang lalu (E.

Pitowarno, 2006). Motor DC dikendalikan dengan menentukan arah dan

kecepatan putarnya. Arah putaran motor DC adalah searah dengan arah putaran

jarum jam (Clock Wise/CW) atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam

(Counter Clock Wise/CCW), yang bergantung dari hubungan kutub yang

(38)

yang diberikan. Dan suatu mesin listrik akan berfungsi sebagai motor listrik

apabila di dalamya terjadi proses konversi energi listrik menjadi energi mekanik (

Sularso, Dasar Perencanaan. Dan Pemilihan Elemen Mesin,1997 ).

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW)

dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan

memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

Jenis-jenis motor servo :

a. Motor Servo Standard 180o

Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah(CW dan

CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total

defleksi sudut dari kanan–tengah–kiri adalah 180°.

b. Motor Servo Continous

Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)

gambar.2.17. menjelaskan tentang diagram pengkabelan motor servo

tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

(39)

Gambar 2.17 Motor Servo Dan Diagram Pengkabelannya

Gambar 2.18 Pensinyalan Motor Servo

c. Motor servo akan bekerja secara baik jika pada bagia pin kntrolnya

diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50Hz.

d. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50Hz tersebut dicapai pada

kondisi Ton Duty Cycle 1.5ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat

(40)

e. Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5ms,

maka rotor akan berputar kearah kiri dengan membentuk sudut yang

besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan

diposisi tersebut.

f. Dan sebaliknya, jika Ton Duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari

1.5ms, maka rotor akan berputar kearah kanan dengan membentuk sudut

yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi

tersebut.

Sedangkan motor bertugas melayani kebutuhan beban agar seluruh sistem

dapat beroprasi sesuai dengan rencana. Motor DC servo merupakan salah satu

jenis motor yang di gunakan dalam industri. Salah satu jenis motor DC servo

adalah motor DC servo magnet permanent. Kumparan yang terdapat dalam

konstruksi dari motor DC servo adalah stator dan rotor. Stator merupakan bagian

yang tetap artinya medan stator diperoleh dari magnet permanent. Sedangkan

bagian yang berputar dari motor yang terdiri atas armature dan sebuah koil yang

dialiri arus disebut rotor.

Prinsip kerja dari motor DC servo hampir sama dengan prinsip kerja

motor DC umumnya yaitu pada saat arus mengalir melalui kumparan maka akan

menimbulkan medan magnet ( medan magnet jangkar ) yang berlawanan dengan

medan yang dibangkitkan oleh magnet permanen sehingga menghasilkan torsi

pada rotor. Saat rotor berputar sikat dan komutator mengalirkan arus ke armature

sehinga sisa medan magnet melawan medan lainnya. Di bawah ini adalah gambar

(41)

Gambar 2.19 Kontruksi Motor DC Servo

Keterangan: A,C,E,F,K = Bearing

B,D,G,L = Shaft

Rangkaian ekivalen dari motor DC servo magnet permanen termasuk

motor DC penguat terpisah. Jika kecepatan motor bertambah maka tegangan

induksi akan naik, karena di pengaruhi oleh arus armature jika tegangan motor

dari supply dinyatakan dalam Vin dan resistansi armature dalam Ra maka arus

yang melalui armature adalah Vin/Ra.

Kecepatan putaran motor dapat dilakukan dengan cara mengatur besar

tegangan input (Vin) yang lebih kecil dari tegangan maksimalnya, maka

(42)

Perubahan putaran akan mempengaruhi besarnya torsi yang dihasilkan oleh motor

DC servo. Di bawah ini adalah grafik karakteristik motor DC yang ditunjukan

pada gambar 2.20 .

Gambar 2.20 Grafik Karakteristik Motor DC Servo

Motor DC servo mungkin juga digerakan oleh control penggerak

elektronik, yang seringkali dinamakan servo driver disebut kombinasi motor

pengerak. Servo driver mengatur gerakan motor DC servo dan beroperasi dalam

berbagai macam mode. Beberapa cirinya adalah penggerakan posisi titik ke titik

profil kecepatan dan percepatan yang dapat diprogram.

2.3 Sensor Ultr asonik

Sensor ultrasonik merupakan sensor pendeteksi halangan yang mana cara

kerjanya memancarkan bunyi yang tidak dapat didengar dengan frekuensi

Ultrasonic lalu suara tersebut dipantulkan oleh halangan sehingga reciever

(43)

Gambar 2.22 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonic

Dengan menghitung waktu yang dipancarkan dengan waktu setelah

diterima maka jarak dapat diketahui. Dengan mengetahui jarak robot dapat

memperkirakan badan robot dengan dinding agar tidak menabrak halangan atau

dinding.dalam pembuatan sensor ultrasonic robot memerlukan sensor tersebut

sebanyak 6 buah agar semakin kecil kemungkinan untuk tidak menabarak dengan

dinding.

Gambar 2.23 Sensor Ultrasonik Ping Parallax

Ping ini adalah sebuah modul Ultrasonik, yang biasanya digunakan untuk

mendeteksi jarak yang didesain khusus untuk teknologi robotika. Dengan

ukurannya yang cukup kecil (2,1cm x 4,5cm), sensor ini dapat mengukur jarak

antara 3 cm sampai 300 cm Pada dasanya, Ping terdiri dari sebuah chip

(44)

ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara

mikropon ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya.

2.4 Sensor Uvtr on R2868 Hamamatsu

Uvtron merupakan sensor yang mendeteksi keberadaan sumber api

terhadap susunan cahaya yaitu berupa cahaya Ultraviolet yang disaringnya. Cara

kerja Uvtron adalah penggandaan metal photoelectric dan efek penggandaan gas.

Spektrum cahaya yang difilter yaitu 185 sampai 260 nm dalam spektrum tersebut

terdapat cahaya berupa ultraviolet. Tabung Uvtron membutuhkan tegangan kerja

sekitar 350 v sehingga tidak mungkin bila pada robot diberi sumber sebesar 350v.

Jadi tabung Uvtron membutuhkan driver agar tabung tersebut dapat bekerja

antara 24v sampai 5v .driver tersebut yaitu C7304 sebagai boardnya.

Gambar 2.23 Bentuk Fisik Tabung Uvtron Dengan Board

Pada gambar 2.23 adalah bentuk fisik tabung Uvtron yang telah dipasang

pada PCB driver Uvtron, karena fisik Uvtron tabung sehingga tidak memiliki

(45)

diperlukan agar posisi tabung Uvtron focus terhadap sumber cahaya.Dan untuk

kepekaan sensor Uvtron ini adalah mencapai jarak 4 samapai 5 meter berikut

adalah gambar 2.24 sudut kepekaan sensor uvtron :

Gambar 2.24 Sudut Kepekaan Terhadap Obyek

2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak

digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat

ini ialah LCD M1632 refurbish karena harganya cukup murah. LCD M1632

merupakan modul LCD dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan

konsumsi daya rendah. LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40

karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur

tempat penyimpanan karakter tersebut.

(46)

Pada LCD tersebut telah dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain

khusus untuk sebagai driver LCD. Di dalamnya telah terdapat beberapa memory

dan berbagai sarana penunjang lainnya, yaitu DDRAM (Display Data Random

Access Memory), CGRAM\ (Character Generator Random Access Memory), dan

CGROM (Character Generator Read Only Memory), BF (Busy Flag), Address

Counter (AC), dan berbagai register yang ada didalamnya, terlihat pada gambar

2.26.

Gambar 2.26 Blok Diagram LCD dan Driver

Gambar 2.27 berikut menampilkan hubungan antara LCD dengan port

mikrokontroler, biasa terdapat potensiometer untuk mengatur kontras/kecerahan

dari LCD tersebut. Pada input LED, dipasang transistor sebagai penguat arus,

(47)
(48)

Pada Bab ini membahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana

dalam pembuatan perancangan robot mulai komponen – komponen apa saja yang

dibutuhkan dalam perancangan robot ini, pembuatan Flowchart Robot, Blok

Diagram Hardware Robot dan Analisa setelah robot tersebut dibuat.

3.1 Per ancangan Robot

Dalam pembuatan robot ini penulis memperhatikan beberapa aspek yang

dibutuhkan, yaitu :

1. Robot ini dirancang untuk dapat berjalan secara otomatis dengan kemampuan

program yang telah diinputkan didalam robot tersebut serta robot dapat

mendekteksi cahaya yang terdapat suatu ruang.

2. Robot ini bergerak dalam sebuah jalur yang telah dibuat dan mencari sebuah

cahaya dalam sebuah ruang.

3. Robot ini dirancang dengan kemampuan hanya dapat bergerak dan memberi

peringatan apabila ada sebuah cahaya dalam suatu ruang.

4. Robot ini dirancang dengan menggunakan sensor UVTron R2868 sebagai

pendeteksi cahaya dengan Mikrokontroler AVR ATMega 16 dan

Mikrokontroler AVR ATMega 8 sebagai pengendali utama pada robot.

5. Robot ini menggunakan Motor DC 12 volt 185 rpm sebagai roda kanan dan

(49)

3.2 Flowchar t

Berdasarkan Algoritma yang telah di buat pada sub bab sebelumnya maka

selanjutnya di buat Flowchart dari robot pendeteksi ruang bercahaya

ultraviolet. Flowchart ini akan menunjukan arah dan tujuan terhadap

program yang dibuat untuk robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet dan

akan memudahkan dalam pembuatan program pada bab berikutnya karena

alur program sudah ada dan siap di terapkan dalam code program, flowchart

juga berguna bagi pembaca untuk mengetahui alur dari program yang akan di

buat. Flowchart robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet ada dua yaitu

flowchart sistem secara keseluruhan dan flowchart secara sistem pada

mikrokontroller adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Flowchart Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultraviolet

(50)

Pada gambar 3.1 menjelaskan tentang flowchart robot pendeteksi ruang

bercahaya ultraviolet pada saat robot bergerak secara otomatis dengan semua

sensornya yang terdiri dari sensor dinding (sensor ping) dan Sensor cahaya

(sensor UVTron R2868), jadi pada saat pertama robot dihidupkan maka sensor

dinding dan sensor uvtron akan bekerja apabila terdapat penghalang atau dinding

maka robot akan mencari sebuah jalan yang tidak terdapat sebuah penghalang dan

ketika terdapat sebuah sumber cahaya maka sensor uvtron akan mencari sumber

cahaya yang terdapat pada ruangan dan langsung lampu LED warna merah yang

akan berkedip dan memberi sebuah warning ke LCD.

Gambar 3.2 Flowchart Robot Pendeteksi Ruang BercahayaUltraviolet Pada

(51)

Flowchart di atas merupakan rancangan sistem robot pendeteksi ruang

bercahaya ultraviolet yang ada pada mikrokontroler dan akan mempermudah

untuk membuat program karena di sini dapat terlihat jelas gambaran atau alur

sistem yang akan di buat nanti. Pada rancangan sistem ini di harapkan dengan

pembuatan flowchart sistem ini akan mempermudah pembuatan program pada

bab selanjutnya dan mempermudah para pembaca untuk mengetahui alur sistem

ini.

3.3 Blok diagr am

Gambar 3.3 Blok Diagram Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya

Pada gambar 3.3 menjelaskan tentang perencanaan perangkat keras pada

proyek akhir ini menggunakan mikrokontroler AVR ATMega16 dan AVR

ATMega 8 sebagai sistem kontrol utama pada robot pendeteksi ruang bercahaya

ultraviolet. Dimana mikrokontroler AVR ATMega 8 yang berfungsi sebagai

(52)

mendeteksi terhadap suatu dinding atau penghalang yang ada, sedangkan

mikrokontroler AVR ATMega 16 berfungsi untuk memerintah uvtron untuk

mendeteksi cahaya yang terdapat pada dalam suatu ruangan. Mikrokontroller

AVR ATMega 16 Juga akan memerintah driver motor dan LCD untuk berjalan

mencari sumber cahaya dan memberi sebuah warning ke LCD apabila

ditemukannya sebuah cahaya.

3.4 Kebutuhan Per ancangan Har dwar e Robot

Dalam pembuatan robot ini komponen-komponen yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut :

1. Sensor UVTron R2868

2. Dinamo DC

3. Transistor

4. Resistor

5. Bridge Sisir (Dioda Kuprok/Dioda Bridge)

(53)

15.Push Button dan LCD 2X16

3.5 Car a mer ancang Robot

Merancang robot bukanlah suatu hal yang mudah dan tidak dapat

dilakukan oleh banyak kalangan. Dalam menjalani Tugas Akhir ini penulis ingin

memaparkan bagaimana cara merancang robot ini.

Pertama, membeli semua komponen-komponen yang diperlukan dalam

pembuatan robot ini. Setelah membeli semua komponennya, kemudian mendesign

robotnya sesuai dengan keperluan dan kebutuhan user.

Kedua, setelah medesign robot, kemudian merakit komponen-komponen

yang sudah ada ke PCB (Printed Circuit Board). Setelah itu untuk menyatukan

rangkaian komponen dan motor diperlukan sebuah mika sebagai rangka dari robot

serta beberapa sensor yang perlu untuk mendeteksi sumber cahaya (cahaya

ultraviolet) yaitu sensor Uvtron R2868.

Ketiga, dalam menggerakan robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet ini

menggunakan sebuah aki 12 volt 1,3 A digunakan untuk menjalankan motor Dc

dan komponen – komponen yang terdapat di PCB.

Keempat, untuk mengupload program ke robot maka di gunakan downloader

untuk mengirim program dari CPU ke mikrokontroler.

3.6 Analisis Per ancangan Motor DC

Motor DC merupakan salah satu bagian terpenting dalam merancang

sebuah robot penjelajah. Motor DC ini mempunyai peran yang sangat penting

(54)

robot tersebut maju ke depan maka kedua motor kanan dan kiri berputar bersama

ke arah depan dan jika robot tersebut belok kanan maka motor bagian kanan

berputar ke belakang dan motor bagian kiri berputar ke depan. Begitu pula

sebaliknya jika robot belok kiri maka motor bagian kiri berputar ke belakang dan

motor bagian kanan berputar ke depan. Serta jika robot itu mundur ke belakang,

maka motor kanan dan kiri berputar ke belakang.

Tabel 3.1 Rancangan Rangkaian Driver Motor

Motor Kanan Motor Kiri

Dalam membuat sebuah robot memperlukan rancangan dan analisis yang

mana rancangan tersebut digunakan untuk mengetahui tata letak perangkat –

perangkat yang akan digunakan pada robot dan berguna juga untuk merancang

seberapa besar atau ukuran robot yang akan dibuat agar berjalan dengan baik.

Berikut ini adalah cara kerja mekanik yang terdapat pada robot pendeteksi ruang

(55)

3.7.1 Rancangan Motor Saat Maju k e Depan

Posisi robot pada saat maju, dinamo kiri beputar ke arah kanan atau searah

jarum jam sedangkan untuk dinamo kanan berputar ke kiri atau berlawanan searah

jarum jam.

Gambar 3.4 Robot Saat Maju

3.7.2 Rancangan Motor Saat Belok ke Kanan

Posisi pada saat belok kanan, dinamo kiri dan dinamo kanan berputar ke

arah kanan atau searah jarum jam.

(56)

3.7.3 Rancangan Motor Saat Belok ke Kir i

Posisi pada belok kiri, dinamo kiri berputar ke arah kanan atau searah

jarum jam sedangkan untuk dinamo kanan berputar ke kiri.

Gambar 3.6 Robot Saat Berputar Ke Kiri

3.7.4 Rancangan Motor Saat Mundur

Posisi pada saat mundur, dinamo kiri berputar ke arah kanan atau searah

jarum jam sedangkan untuk dinamo kanan berputar ke kiri.

(57)

3.8 Rancangan pada Robot

Rancangan perangkat keras pada proyek akhir ini mempergunakan

mikrokontroler AVR ATMega16 dan ATMega8 sebagai sistem kontrol utama

pada robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet. Sedangkan rangkaian driver

digunakan untuk menjalankan motor DC.

Gambar 3.8 Skematis PCB Pada Mikro

Pada gambar 3.7 di atas menjelaskan tentang arus rancangan pada komponen

– komponen PCB. Dimana sensor UVTron R2868 (sensor cahaya) sebagai

(58)

sebuah peringatan atau output ke LCD bahwa terdapat sebuah cahaya yang

terdeteksi.

Gambar 3.9 Skematis PCB Pada Driver

Pada gambar 3.8 di atas menjelaskan tentang arus rancangan dan komponen

yang ada di PCB driver. Dimana PCB driver ini digunakan sebagai jalur

penggerak robot atau motor dari robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet

dapat berjalan dengan baik dan motor DC sebagai komponen utama sebagai

penggerak robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet saat mencari sebuah

(59)

Gambar 3.10 Rancangan Robot Pendeteksi ruang bercahaya Ultraviolet

Pada gambar 3.9 menjelaskan tentang rancangan robot yang tampak pada

bagian atas robot, dan bagian bawah robot. Dimana rancangan robot ini

mempunyai panjang 25 cm dan lebar 25 cm. Robot juga memiliki 3 sebuah sensor

ultrasonik sebagai sensor dinding dan 1 sensor UVTron R2868 (sensor cahaya)

(60)

Gambar di bawah ini adalah rangkain PCB pada robot pendeteksi ruang

bercahaya ultraviolet yang menjelaskan bagian - bagian komponen PCB.

(61)

1. Mikrokontroler ATmega 16 dan ATmega 8

Mikrokontroler itu sendiri merupakan sebuah chip yang berfungsi sebagai

control utama pada robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet.

2. Transistor

Transistor adalah komponen yang digunakan sebagai penguat arus pada robot

pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet.

3. Resistor

Resistor adalah komponen yang digunakan sebagai penghambat arus ke

transistor robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet.

4. Dioda

Dioda adalah komponen yang berfungsi penyearah arus yang terdapat pada

robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet.

5. Elco adalah komponen yang digunakan sebagai penyimpan arus cadangan

yang ada pada robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet.

6. LED

LED adalah lampu yang digunakan untuk petunjuk pada robot pendeteksi

ruang bercahaya ultraviolet.

7. Kapasitor C33 PF

Kapasitor C33 PF adalah suatu komponen yang memiliki peran penting yaitu

sebagai penyimpan arus listrik yang terdapat pada robot pendeteksi ruang

bercahaya ultraviolet.

8. Trimpot 10K

Trimpot merupakan suatu komponen elektronik yang berfungsi sebagai

(62)

keinginan atau kebutuhan pada robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet

tersebut.

9. Crystal Oscilator

Crystal Oscilator 8Mhz suatu komponen pendukung mikrokontroler dan

fungsi cystal ini adalah sebagai clock bagi mikrokontroler.

10.Bridge Sisir(Dioda Kuprok/Dioda Bridge)

Bridge Sisir adalah sejenis komponen seperti dioda semi konduktor yang

berfungsi sebagai penyearah arus.

11.Push Button

Push Button Adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, berfungsi

untuk menutup dan membuka sirkuit atau on off bila ditekan.

12.Screw terminals

Screw terminals adalah penghubung antara komponen rangkaian yang ada

pada PCB.

13.Header

Header adalah suatu komponen konektor yang berfungsi sebagai penghubung

antara satu board ke board yang lain atau kmponen-komponen yang lain.

14.PC817

PC817 adalah komponen optocoupler yang mengontrol arus yang terdapat

pada robot pendeteksi ruang bercahaya dan sifatnya seperti komponen aktif.

Selain perangkat keras (hardware) dalam pembuatan robot pendeteksi

ruang bercahaya ini juga menggunakan sebuah perangkat lunak (software)

(63)

mikrokontroler yaitu CodeVision AVR C compiler dan AVRDude GUI v.13.

Gambar 3.13 CodeVision AVR dan AVRDude GUI v.13

3.9 Rancangan Pada Ar ena Robot.

Sesudah membuat rancangan robot maka selanjutnya adalah membuat

perancangan arena robot. Pada gambar 3.14 terdapat ruang 1, 2, dan 3 dimana

salah satu ruang tersebut berguna sebagai tempat sumber cahaya dan arena robot

ini memiliki tinggi 160 cm dan lebar 35 cm.

(64)

4.1 Kebutuhan Sistem

Ada beberapa hal dalam pengembangan sistem yang harus diperhatikan

sebelum akhirnya sampai pada langkah menjalankan program, antara lain

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) serta bagaimana akhirnya

sistem dapat berjalan sesuai dengan program yang telah dibuat.

4.1.1 Per a ngkat Sistem

Perangkat yang dibutuhkan dam pembuatan robot pendeteksi ruang

bercahaya dengan menggunakan sensor ping (sensor dinding) dan sensor uvtron

(sensor cahaya) ini termasuk dalam pembuatan laporan adalah perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software).

Adapun perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan sistem ini

adalah :

a. Komputer intel(R) core(TM)2 duo CPU

b. RAM 2Gb

c. Hard disk 200 Gb

d. Downloader

e. CD-ROM

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah :

a. Code Vision AVR

(65)

4.2 Pr osedur pemasangan

Ada beberapa cara yang harus dilakukan sebelum program dibuat dan

dimasukkan kedalam chips robot yaitu:

1. Instal terlebih dahulu aplikasi Code Vision AVR pada komputer.

2. Langkah selanjutnya adalah membuat file yaitu sebagai berikut:

File New

Gambar 4.1 Tampilan Awal Membuat File Baru

3. Kemudian muncul tab create new file. Pilih project dan klik ok

Gambar 4.2 Tampilan Create New File

4. Setelah muncul tab pemilihan penggunaan CodeWizardAVR untuk

(66)

pemprogamman lalu klik yes .

Gambar 4.3 Tampilan Konfirmasi Code Wizard AVR

Selanjutnya muncul tab CodeWizardAVR yang berisi tab-tab fasilitas atau

menu yang dimiliki setiap seri pada AVR seperti pada gambar 4.4.Pilih Chip

dengan IC yang Anda gunakan. Sebagai contoh memilih Chip Atmega16 dengan

crystal 8 MHz pada clock. Karena clock digunakan untuk menghitung delay agar

diperoleh perhitungan yang cukup akurat.

Gambar 4.4 Tampilan Tab Code Wizard AVR

5. Untuk menggunakan fungsi USART (Universal Synchronus Asynchronus

(67)

Gambar 4.5 Tampilan tab USART

Pada gambar 4.5 menjelaskan dengan mencentang Transmitter dan

Reciever maka fasilitas pengiriman data dan penerimaan data secara serial

diaktifkan. Dengan kondisi default yaitu Baudrate 9600 bps dan parameter

komunikasinya 8 Data, 1 Stop, No Parity

6. Selanjtunya untuk menggunakan fungsi LCD (Liquid Crystal Display) maka

akan muncul tab sebagai berikut :

(68)

Interface ke LCD membutuhkan 7 pin mikrokontroller. Missalnya

PORTC yang perlu digunakan maka konfigurasi pin antara LCD dengan

mikrokontroller yaitu seperti gambar 4.6.

7. Selanjutnya mensetting setiap kaki pin AVR klik Ports maka akan muncul

Tab sebagai berikut :

Gambar 4.7 Tampilan Setting PORT

8. Setelah menyetting sesuai kebutuhan selanjutnya adalah generate dan

(69)

9. Maka setelah generate dan file disimpan maka pada Project Navigator akan

muncul nama project beserta file C-nya. Secara bersamaan isi file C akan

dibuka pada jendela editor seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.9.

Gambar 4.9 File C Pada Jendela Editor

9. Setelah menambahkan program maka click compile program dengan cara

memilih menu yang terdapat pada aplikasi CodeVisionAVR C Compiler

seperti gambar 4.10.

(70)

Gambar 4.11 Hasil Compile

10.Jika dalam tahap compiling tidak terjadi masalah maka tahap selanjutya

adalah proses download program yang telah kita buat ke dalam

mikrokotroller menggunakan software AVRDUDE GUI v.13.

(71)

Pada gambar 4.13 adalah proses download progam jika tidak ada

kesalahan dalam setting maupun perangkat mikrokontroler ataupun

downloader.

Gambar 4.13 Pesan Error Dalam Proses Download Program

Jika tidak muncul pesan error seperti di atas code ada di dalam

mikrokontroler sudah terjalin dengan baik.

4.3 Algor itma Wall Following.

Pengendalian motor DC bertujuan untuk menentukan seberapa cepat robot

(72)

memutar dan sebagainya. Yang terpenting dalam pengendalian motor DC disini

adalah bagaimana caranya robot tidak menabrak dinding ataupun halangan yang

ada disekitarnya cara yang dapat digunakan agar robot tidak menabrak dinding

kiri atau kanan yaitu dengan tetap menjaga jarak antara robot dengan dinding kiri

atau kanan pada nilai tertentu. Pada metoda ini robot menggunakan sensor jarak

kiri untuk mendeteksi jarak robot ke dinding kiri dan sensor jarak kanan untuk

mendeteksi jarak robot ke dinding kanan. Metoda yang dapat digunakan yaitu left

wall following (mengikuti dinding kiri) dan Right wall following (Mengikuti

dinding Kanan).

4.3.1 Left Wall Following

Diagram pengontrolan motor kanan pada metode left wall following

ditunjukkan pada gambar 4.14. Diagram pengontrolan untuk motor kiri adalah

sama dengan gambar 4.14 kecuali bahwa output Kpw dijumlahkan dengan Sd.

Gambar4.14 Diagram Blok Pengendalian Motor Kanan Pada Metode Left Wall Following

Dari gambar 4.14 diperoleh persamaan untuk duty cycle yang diberikan ke

(73)

Ket :

Sd : Kecepatan yang diinginkan

Dd : Jarak yang diinginkan antara robot dengan dinding

Kpw : Konstanta proporsional yang menyatakan seberapa cepat sistem

menanggapi error jarak

D : Jarak antara robot dengan dinding kiri

Kdc : konstanta duty cycle

Dari persamaan tersebut, pada saat D < Dd maka motor kiri akan

dipercepat dan motor kanan diperlambat sehingga motor akan menjauhi dinding

kiri sedangkan apabila D > Dd maka motor kiri akan diperlambat dan motor

kanan dipercepat sehingga robot berjalan mendekati dinding kiri. Setelah D = Dd

maka robot akan berjalan konstan dengan kecepatan Sd.

4.3.2 Right Wall Following

Diagram pengontrolan motor kanan dan kiri dan kiri pada metoda ini sama

dengan diagram pengontrolan pada metoda left wall following. Yang

membedakan adalah nilai D, disini D merupakan jarak robot terhadap dinding

kanan. Dari gambar tersebut diperoleh persamaan untuk mencari duty cycle untuk

(74)

robot terlalu ke kanan (D < Dd ) maka motor kanan akan dipercepat

sedangkan motor kiri diperlambat sehingga robot akan berjalan menjauhi dinding

kanan dan sebaliknya jika D > Dd maka motor kanan akan diperlambat sedangkan

motor kiri dipercepat sehingga robot akan berjalan mendekati dinding. Setelah D

= Dd maka robot akan berjalan lurus konstan dengan kecepatan Sd. Sedangkan

pengontrolan Motor DC terhadap dinding yang ada di depannya dilakukan dengan

cara mengecek jarak robot terhadap dinding depannya. selama jarak robot dengan

dinding depan masih dalam posisi aman maka kontrol motor menggunakan

metoda left wall following (mengikuti dinding kiri) dan Right wall following

(Mengikuti dinding Kanan). Dan apabila jarak berada pada jarak minimum maka

robot akan mengurangi besarnya Dutycycle yang diberikan pada motor atau

melakukan tindakan lain seperti berhenti, belok kanan atau kiri.

4.4 Implementasi coding

Pada tahapan ini akan dibahas mengenai implementasi program yang telah

dibuat untuk robot, dari perancangan robot yang telah dibahas sebelumnya.

Langkah pertama yang harus di lakukan dalam pembuatan program adalah

mendeklarasikan semua fungsi, dan semua port pada mikrokontroler yang

digunakan sebagai input dan output dari program yang akan disusun. Berikut

(75)

Setelah proses deklarasi port yang di tentukan ke dalam mikrokontroler

selesai, langkah kedua adalah membuat program untuk menjalankan sensor

ultrasonik dimana apabila sensor ultrasonik jauh dari dinding nilai maka bernilai

254. Berikut adalah potongan program untuk sensor ultrasonik yang digunakan

(76)

Apabila selesai membuat sebuah program untuk sensor ultrasonik maka

langkah ketiga adalah membuat program untuk sensor uvtron. Di bawah ini

(77)

Setelah membuat program untuk mendeteksi sumber cahaya maka

selanjutnya atau tahap keempat ada membuat program untuk jalannya robot saat

berjalan menuju sumber cahaya dan di bawah ini adalah potongan code untuk

robot saat berjalan.

4.5 Implementasi Robot

Pada tahapan ini akan dibahas mengenai implementasi sistem dari

perancangan robot yang telah dibahas sebelumnya.

Berikut adalah gambar komponen-komponen yang telah di rakit PCB pada

(78)

Gambar 4.15 Rangkaian PCB Mikro

(79)

Setelah merangkai komponen-komponen pada PCB, tahap implementasi

yang terakhir adalah menghubungkan rangkaian PCB dengan motor DC dan juga

mika berbentuk segi empat sebagai rangka dari robot itu sendiri. Maka dari itu

robot ini membutuhkan beberapa perangkat tambahan agar robot pendeteksi ruang

bercahaya ultraviolet dapat bergerak dan berjalan dengan baik. Perangkat

tambahan yang dibutuhkan antara lain aki, mika, motor DC, kabel dan roda.

Berikut ini adalah gambar robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet yang telah

dirangkai dengan komponen-komponen yang sudah dipersiapkan.

Gambar 4.17 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultaviolet Tampak Dari

(80)

Gambar 4.18 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultaviolet Tampak Dari

Samping Kanan

Gambar 4.19 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultaviolet

(81)

Gambar 4.20 Robot Pendeteksi Ruang Bercahaya Ultaviolet

(82)

Pada Bab Pengujian penulis akan menguji robot mulai pengujian driver

motor, pengujian sensor ultrasonik, pengujian sensor uvtron dan terakhir

pengujian robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet Serta analisa dari

perangkat keras, perangkat lunak dan analisa dari pengujian.

5.1 Pengujian

Pada bagian pengujian akan dilakukan pengujian dari pengujian driver

motor, pengujian sensor ultrasonik dan juga pengujian sensor uvtron.

5.1.1 Pengujian Dr iver Motor

Untuk Pengujian driver motor yang berfungsi untuk menggerakkan robot.

Dan untuk melakukan pengujian terhadap motor driver ini penulis menyiapkan

sebuah aki yang mempunyai tegangan 12 volt jika kurang dari 12 volt makan

motor dc tidak akan bergerak karena supply tegangan yang kurang.

(83)

5.1.2 Pengujian Sensor Ultrasonik

Pada bahasan ini akan menguji sensor ultrasonik dengan 2 cara yaitu

manual dan menguji sensor ultrasonik pada robot dengan menggunakan arena.

A. Pengujian Sensor Ultrasonik Manual

Dalam pengujian sensor ultrasonik manual ini akan menguji sensor tanpa

robot yang berjalan dan hanya menguji sensor ultrasonik dengan penggaris atau

alat ukur dengan halangan tangan atau yang lainnya.

Gambar 5.2 Pengujian Sensor Ultrasonik Manual

Pada gambar diatas sensor ultrasonik diuji dengan cara manual dengan

menggunakan alat ukur berupa penggaris dan kardus sepatu sebagai penghalang.

(84)

B. Pengujian Ultr asonik Pada Robot Menggunakan Ar ena

Pada pengujian kali ini sensor ultrasonik diuji dengan menggunakan arena

yang telah dibuat.

Gambar 5.3 Pengujian Sensor Ultrasonik Pada Robot Menggunakan Arena

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa sensor ultrasonik yang ada pada

robot pendeteksi ruang bercahaya ultraviolet diuji menggunakan arena dan

hasilnya robot berhasil menghindari dan tidak membentur halangan arena yang

ada dalam arena tersebut.

5.1.3 Pengujian Sensor Uvtr on

Pada pengujian sensor uvtron penulis akan menguji dengan 2 cara yaitu

menggunakan arena dan manual atau menggunakan penggaris sebagai pengukur

Gambar

Gambar 2.24 Sudut Kepekaan Terhadap Obyek
Gambar 3.7 Robot Saat Mundur
Gambar 3.8 Skematis PCB Pada Mikro
Gambar 3.9 Skematis PCB Pada Driver
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan sebagai media promosi kesehatan terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) gizi seimbang dan

Penghapusan Alat Kesehatan Bermerkuri dan Penarikan Alat Kesehatan Bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Penghapusan dan

Menurut Fahmi (2011:135) rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh

bahwa untuk itu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Pencemaran Perairan;.. Mengingat

Jumlah dan Proporsi Penduduk Kabupaten Buleleng Tahun 2013.. menurut Kecamatan dan

Perkembangan arti diplomasi yang berasal dari kata “menggandakan” menjadi pekerjaan seorang archivaris dan kemudian menjadi yang berhubungan dengan pelaksanaan

Dalam penelitian ini metoda analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan uji statistik regresi dan korelasi untuk melihat ada tidaknya pengaruh signifikansi terhadap

Hasil penelitian menunjukkan : ( 1) Pandangan guru mengenai pengembangan profesional guru TK bersertifikasi yaitu upaya untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang