• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN SEBAGAI MEDIA PROMOSI TERHADAP PERILAKU GIZI SEIMBANG PADA SISWA SMA NEGERI 1 BAGAN SINEMBAH KECAMATAN BAGAN

SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR RIAU TAHUN 2012

(The influence of games as health promotion media on the balanced nutrition behavior among the student’s of Senior High School 1 of Bagan Sinembah, Subdistrict Bagan Sinembah, Regency of Rokan Hilir Riau in 2012)

Khoirani1, Albiner Siagian2,Fitri Ardiani2

1

Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 2

Staf pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT

Nutrition is a human basic need starting from the embryo in the womb until elderly. The problem of nutrition occurs because of a person’s behavior in nutrition is wrong, that is, the imbalance between the consumption of nutrition and the sufficiency in nutrition. The aim of the study was to know the influence of game as health promotion media on the balanced nutrition behavior among the student’s of Senior High School 1 of Bagan Sinembah, Bagan Sinembah subdistrict, Rokan Hilir District Riau in 2012. The type of the study was quasi experiment with one pre-test and post-test group design. The treatment was by games in the classroom. The measurement was done after four weeks.The samples comprised 52 student’s. A paired t-test was used to know the effectiveness of media. The result of the study showed that there of knowledge before and after treatment with t value = -5,131 and p = 0.000. The student’s attitude and practice about balanced nutrition also increase (t value = -7.392, p = 0.000 and t value = -12.460, p = 0.000) after treatment among four weeks. The result of reseach indicate that there was no increase in the nutritional status. The conclusion of the study showed that game media could increase teenager behavior on balanced nutrition although it did not influence nutritional status. It is recommended that the management of the school to use games as one of the alternatives in teaching such as history and biology for the senior high school student.

Keywords: Behavior of Balanced Nutrition, Nutritional Status, Game, Senior High School Student PENDAHULUAN

Dalam daur kehidupan kebutuhan akan gizi secara terus menerus akan bertambah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kelompok umur. Hubungan antara makanan dan kesehatan sudah dikenal sejak jaman dahulu. Perlunya mengkonsumsi makanan yang bergizi dimulai saat ibu mengandung, sampai bayi lahir dan tumbuh berkembang menjadi bayi, anak, remaja, dan dewasa. Makanan yang sehat dan bergizi seimbang akan menghasilkan kualitas kesehatan yang baik (Eva, 2010).

Pada usia remaja dimana terjadi pertumbuhan yang pesat dengan berbagai macam aktifitas sehingga kebutuhan asupan makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan. Menurut Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 1998. Masalah gizi timbul akibat perilaku gizi seseorang yang salah yaitu ketidak seimbangan antara konsumsi gizi

dengan kecukupan gizinya. Bila konsumsi selalu kurang gizinya maka seseorang akan menderita gizi kurang, sebaliknya melebihi kecukupan gizinya maka yang bersangkutan akan menderita gizi lebih. Akibat dari masalah gizi ganda ini penyakitpun dapat timbul menyertai penderita gizi lebih atau kurang. Masalah gizi ganda tidak hanya terdapat di beberapa negara maju tetapi gejalanya malah tampak juga di negara berkembang termasuk Indosesia.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010. Menunjukkan status gizi kategori kurus terjadi pada 13,3% anak balita, 12,2% anak sekolah (6-12 tahun) dan 10,1% pada remaja (13-15 tahun) dan 8,9% (16-18 tahun) selain itu kegemukan terjadi 14% pada anak balita, 9,2% anak sekolah (6-12 tahun), 2,5% pada remaja (13-15 tahun) dan 1,4% (16-18), 12,7% (> 18 tahun). Sementara itu menurut

(2)

Freitag (2010) pada anak remaja kudapan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium yang dapat menimbulkan resiko kegemuka, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kegemukan pada masa remaja akan berlanjut sampai dewasa, dan remaja yang mengalami kegemukan mempunyai resiko yang jauh lebih tinggi untuk menderita penyakit kardiovaskuler. Disisi lain, masih banyak remaja yang mengalami kekurangan zat besi, temasuk anak sekolah. Pada anak sekolah selain faktor diatas, gizi kurang juga bisa disebabkan karena aktivitas yang banyak tidak dimulai dengan gizi yang cukup dan sarana utama dari segi gizi yaitu sarapan pagi, dengan berbagai macam alasan seperti waktu yang terbatas, jarak sekolah yang cukup jauh, terlambat bangun pagi, atau tidak ada selara untuk sarapan (Yusup, dkk, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rismiana (2005) tentang hubungan perilaku gizi seimbang dengan kejadian anemia disalah satu SMU di Kota Medan, menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan gizi remaja umumnya masih tergolong sedang, sedangkan sikap gizi remaja sebagian besar tergolong baik. Pada umumnya remaja belum mengetahui atau belum mengerti apa itu sebenarnya gizi seimbang sehingga perilaku konsumsi pangan remaja putri belum mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah gizi kurang dan gizi lebih. Jadi untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap perilaku makan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi kesehatan kepada siswa.

Berbagai bentuk promosi kesehatan telah dilakukan selama ini khususnya berkaitan dengan gizi seimbang. terbanyak dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Namun dari pengalaman menunjukkan masih ada bahkan makin banyak jumlah remaja yang mengalami kegemukan dan gizi kurang dari tahun sebelumnya. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan media yang diseseuaikan dengan sasaran. Media permainan sebagai alat belajar dan mengajar dapat dipakai dalam promosi kesehatan.

Permainan sebagai media promosi kesehatan karena merupakan media belajar

yang menyenangkan dan kembali pada manfaat permainan, permainan mampu menghadirkan sesuatu kegembiraan dalam belajar bagi siswa dan tanpa sadar menstimulus otak, dan dapat meningkatkan IQ, serta meningkatkan rasa percaya diri. Suasana yang tercipta dapat mengabrabkan hubungan antara peneliti dan siswa. Dan nilai penting dari setiap permainan, apa yang diperlukan untuk mempersiapkannya (alat, bahan, dan bentuk peran serta peneliti) serta bagaimana permainan itu dilakukan yang kemudian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk pemecahan suatu masalah, dan akhirnya peserta memberikan penilaian terhadap apa yang disampaikan dan dilihatnya (Prasojo, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Fely Yan Barbara dan Retno Tri Hariastuti (2010) tentang meningkatkan partisipasi siswa mengikuti layanan informasi melalui penggunaan media permainan lebih bermakna dibandingkan dengan metode lain.

SMA Negeri 1 Bagan Sinembah memiliki siswa terbanyak dibandingkan dengan sekolah menengah atas lainnya. Namun berdasarkan pengamatan secara fisik masih banyak siswa yang mengalami kegemukan, selain itu jarak sekolah yang cukup jauh membuat siswa tidak sempat sarapan karena takut telat dan masih banyak siswa yang mengeluh tingkat konsentrasi menurun ketika belajar. Bertitik tolak kepada hal tersebut dinilai perlu dilakukan suatu upaya untuk memberikan promosi kesehatan kepada para pelajar mengenai gizi seimbang dalam bentuk media permainan yang diharapkan akan lebih berhasil.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh permainan sebagai media promosi kesehatan terhadap perilaku gizi seimbang pada siswa SMA Negeri 1 Bagan Sinembah Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Riau Tahun 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan sebagai media promosi kesehatan terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) gizi seimbang dan status gizi sebelum dan sesudah perlakuan pada siswa SMA Negeri 1 Bagan Sinembah Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Riau Tahun 2012.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan

(3)

bagi penyelenggara pendidikan tentang pentingnya makanan yang sehat dan seimbang serta kaitannya dengan kesehatan dan pentingnya pendidikan gizi dalam upaya peningkatan prestasi belajar khususnya SMA Negeri 1 Bagan Sinembah. Dan juga sebagai bahan informasi dan metode alternatif penanganan masalah perilaku mengenai gizi seimbang pada anak sekolah dalam meningkatkan status gizi dan kesehatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan kelompok perlakuan berperan sebagai kontrol atas dirinya sendiri. (Siagian, 2010)

01 tx 02 (X) (Y) Keterangan: - 01 adalah pre-test.

- tx adalah intervensi yang dilakukan yaitu tentang gizi

seimbang menggunakan media permainan dengan tema menemukan yang hilang dan temukan aku - X adalah nilai pengamatan sebelum perlakuan - Y adalah nilai pengamatan sesudah perlakuan - 02 adalah post-test.

Popolasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Bagan Sinembah. Besarnya sampel diambil secara stratified random sampling yang diambil menggunakan rumus bahan ajar biostatistik di mana jumlah responden yang diteliti sebanyak 52 orang.

Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk data primer terdiri dari karakteristik responden, pengetahuan, sikap, tindakan siswa diperoleh melalui angket dengan menggunakan kuesioner, untuk status gizi, diperoleh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan microtoise dan weight scale. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah data gambaran umum SMA Negeri 1 Bagan Sinembah yang diperoleh dari sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun karakteristik siswa pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Distribusi Frekwensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kelas Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

n % n %

1 X 6 11,5 15 28,8

2 XI 13 25,0 18 34,6

Jumlah 19 36,5 33 63,5 Dari tabel 1 menunjukkan bahwa ditinjau dari jenis kelamin bahwa jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih besar yaitu sebesar 63,5% sedangkan laki-laki sebesar 36,5%.

Tabel 2. Distribusi Frekwensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Umur

No Umur Kelas Jumlah %

X XI (Orang) n n 1 15 4 0 4 7,69 2 16 16 1 17 32,69 3 17 1 20 21 40,39 4 18 0 10 10 19,23 Jumlah 52 100,00

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa, ditinjau dari segi umur kelompok terbesar berada pada umur 17 tahun, yaitu sebanyak 40,39% dan terendah pada umur 15 tahun yaitu sebanyak 7,69%.

Tabel 3. Distribusi Frekwensi Pengetahuan Siswa Tentang Gizi Seimbang Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Tingkat Pre-test Post-test

Pengetahuan n % n %

Baik 42 80,77 52 100,00 Sedang 9 17,31 0 0 Kurang 1 1,92 0 0 Jumlah 52 100,00 52 100,00

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa, Pengetahuan pelajar sebelum dilakukan promosi kesehatan terbanyak umumnya berada pada kategori baik yaitu sebesar 80,77%, pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 17,31% dan pengetahuan dengan kategori kurang sebanyak 1,92%. Sesudah dilakukan promosi kesehatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan menjadi kategori baik sebanyak 100%.

(4)

Pengetahuan siswa tentang gizi seimbang sudah baik, namun dilihat dari 13 pesan dasar dalam pedoman umum gizi seimbang siswa kurang memahami pesan ke 4, 5, 6 dan 9, yaitu 17,3% siswa tidak mengetahui manfaat lemak dan minyak dalam makanan, 7,7% siswa tidak mengetahui akibat kekurangan yodium. 32,7% siswa kurang mengetahui akibat kekurangan zat besi. Dan 26,9% siswa yang kurang mengetahui fungsi air dalam tubuh. Tingkat pengetahuan sebagian siswa yang kurang disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya gizi seimbang dan juga kurangnya keingintahuan siswa akan manfaat gizi yang baik, sehingga ada sebagian siswa yang memiliki pengetahuan sedang dan kurang. Menurut Notoatmodjo (2003) salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut.

Tabel 4. Distribusi Frekwensi Sikap Siswa Tentang Gizi Seimbang Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Tingkat Pre-test Post-test

Sikap n % n %

Baik 45 86,54 52 100,00 Sedang 6 11,54 0 0 Kurang 1 1,92 0 0 Jumlah 52 100,00 52 100,00

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat sikap pelajar sebelum dilakukan promosi kesehatan terbanyak umumnya berada pada kategori baik yaitu sebesar 86,54%, sikap dengan kategori sedang sebanyak 11,54% dan sikap dengan kategori kurang sebanyak 1,92%. Sikap siswa tentang gizi seimbang sudah baik, namun masih didapat sikap yang kurang baik, terbukti dari pernyataan yang diberikan, sebanyak 30,8% siswa kurang setuju mengkonsumsi 1 jenis makanan dapat mengganggu kesehatan, 23,1% pelajar kurang setuju anemia dapat diderita semua golongan umur, dan 21,1% kurang setuju sarapan pagi dapat meningkatkan kemampuan belajar.

Sesudah dilakukan promosi kesehatan menunjukkan adanya peningkatan sikap menjadi kategori baik sebanyak 100%. Hal ini

sesuai dengan penelitian Sarwono (1997) sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. dalam hal ini pengetahuan yang berada dalam kategori baik juga memiliki sikap yang baik, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan siswa dapat membentuk sikap siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Azwar (2007) dalam Hasanah (2012) yang menyatakan sikap sejalan dengan pengetahuan, jika pengetahuan baik maka sikap juga baik. Tabel 5. Distribusi Frekwensi Tindakan Siswa Tentang Gizi Seimbang Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Tingkat Pre-test Post-test

Tindakan n % n %

Baik 21 40,38 40 77,00 Sedang 22 42,31 12 23,00 Kurang 9 17,31 0 0 Jumlah 52 100,00 52 100,00

Dari tabel 5 dapat dilihat tindakan pelajar sebelum dilakukan promosi kesehatan terbanyak umumnya berada pada kategori sedang yaitu sebesar 42,31%, tindakan dengan kategori baik sebanyak 40,38% dan tindakan dengan kategori kurang sebanyak 17,31%. Tindakan siswa pada kategori sedang hal ini dapat terlihat dari salah satu tindakan yaitu sebanyak 48,1% siswa tidak memperhatikan makanan kadaluarsa, dan sebanyak 40,4% siswa tidak mengkonsumsi buah setiap hari. Dalam teori, perubahan perilaku baru itu melalui proses perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Beberapa penelitian telah membuktikan hal tersebut, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses ini tidak selalu seperti teori tersebut. Bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi sebaliknya, seperti halnya dalam penelitian ini walaupun sebelum perlakuan pengetahuan dan sikap responden diperoleh baik, namun tindakan kurang. Notoadmojo (2003) juga menyatakan bahwa sikap seseorang belum tentu terwujud dalam tindakan tetapi suatu tindakan dibentuk oleh pengalaman interaksi individu dengan lingkungan khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikapnya terhadap suatu objek.

Sesudah dilakukan promosi kesehatan menggunakan media permainan menunjukkan

(5)

adanya peningkatan tindakan menjadi kategori baik sebesar 77%, dan kategori sedang sebesar 23%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada dua tema permainan yang dilakukan yaitu menemukan yang hilang dan temukan aku yang diambil dari 99 games anak dan remaja muslim (Jamil, 2010).

Tabel 6. Distribusi Frekwensi Status Gizi Siswa Sebelum Dan Sesudah Perlakuan

Kategori Pre-test Post-test

Status Gizi n % n % KEK Berat 6 11,5 4 7,7 KEK Ringan 6 11,5 4 7,7 Normal Obes Ringan Obes Berat 22 5 13 42,3 9,6 25,0 27 6 11 51,9 11,5 21,2 Jumlah 52 100,00 52 100,00

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada perubahan status gizi menjadi lebih baik, namun tidak ada perubahan yang bermakna. Hal ini terjadi karena pendidikan kesehatan (promosi kesehatan) itu tidak segera dan jelas memberikan hasil, dengan kata lain, pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi siswa. Hasil dari pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian, dalam jangka waktu pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan (status gizi) (Notoadmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bakara (2008) tentang gizi seimbang, perilaku makan dan status gizi guru SMA Negeri 8 tingkat pengetahuan gizi seimbangnya baik ternyata masih terdapat 73,1% yang tingkat konsumsi energinya defisit. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan gizi seimbang yang baik tidak menjadi jaminan seseorang memiliki status gizi normal jika tidak menerapkan pengetahuan gizi seimbangnya dalam hidangan makanan setiap hari.

Tabel 7. Perbandingan Rerata Nilai Pre-test dan Post-test Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Gizi Seimbang

Variabel Rerata nilai t p Pengetahuan SP1 42,05 -5,131 0,000 SP2 52,00 Sikap SP1 44,60 -7,392 0,000 SP2 52,00 Tindakan SP1 20,85 -12,460 0,000 SP2 39,80 Keterangan:

SP1 adalah sebelum promosi kesehatan SP2 adalah sesudah promosi kesehatan

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan paired sample t-test diperoleh rata-rata pengetahuan siswa sebelum dilakukan promosi kesehatan sebesar 42,05 dan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media permainan sebesar 52 selain itu, t hitung adalah -5,131 dengan nilai probabilitas (p=0,000), oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemberian promosi kesehatan dengan menggunakan permainan terhadap pengetahuan siswa tentang gizi seimbang sesudah dilakukan promosi kesehatan.

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan paired sample t-test diperoleh rata-rata sikap siswa sebelum dilakukan promosi kesehatan sebesar 44,60 dan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media permainan sebesar 52,00 selain itu, t hitung adalah -7,392 dengan nilai probabilitas (p=0,000), oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemberian promosi kesehatan dengan menggunakan permainan terhadap sikap siswa SMA Negeri 1 Bagan Sinembah sesudah dilakukan promosi kesehatan.

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan paired sample t-test diperoleh rata-rata tindakan siswa sebelum dilakukan promosi kesehatan sebesar 20,85 dan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media permainan sebesar 39,80 selain itu, t hitung adalah -12,460 dengan nilai probabilitas (p=0,000), oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

(6)

tindakan antara sebelum dan sesudah perlakuan sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemberian promosi kesehatan dengan menggunakan permainan terhadap tindakan siswa SMA Negeri 1 Bagan Sinembah sesudah dilakukan promosi kesehatan.

KESIMPULAN

1. Intervensi berupa permainan mampu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa tentang gizi seimbang namun tidak meningkatkan status gizi siswa.

2. Penggabungan antara media visual, audio, dan audiovisual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan.

SARAN

1. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa, perlu dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan media permainan.

2. Media permainan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam penyampaian mata pelajaran untuk anak SMA seperti sejarah dan biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Bakara, S. 2008. Pengetahuan Gizi Seimbang Perilaku Makan Dan Status Gizi Guru SMA Negeri 8 Pandau Hulu II Kecamatan Medan Area Tahun 2008. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Depkes RI. 1998. 13 Pesan Dasar Gizi

Seimbang, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.

Ellya, Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. CV. Trans Info Media: Jakarta Timur

Freitag, H & Oktaviani, P. 2010. Diet Seru Ala Remaja. Penerbit Jogja Great Publisher: Jogyakarta.

Hasanah, A, N. 2012. Gambaran Perilaku Ibu Dalam Penyediaan Sayur Keluarga di Kelurahan Pasir Rindang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Jamil, S. 2010. 99 Game Anak Dan Remaja

Muslim. Penerbit Republika: Jakarta

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikna Dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Promosi Kesehatan : Teori Dan Aplikasi. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Prasojo, S. 2010. Super Brain Game. Penerbit Gelar Semesta Aksara: Yogyakarta.

Rismiana, 2008. Hubungan Perilaku Gizi Remaja Dengan Kejadian Anemia Di SMU Medan Tahun 2005. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Sarwono, S. 1997. Psikolog Remaja. Raja

Grapindo Persada : Jakarta.

Siagian, A. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga.

Yusuf, L. Dkk. 2008. Teknik Perencanaan Gizi Makanan : JILID 3 Untuk Anak SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekwensi  Karakteristik  Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel  4.  Distribusi  Frekwensi  Sikap  Siswa  Tentang  Gizi  Seimbang  Sebelum  dan  Sesudah Perlakuan
Tabel  6.  Distribusi  Frekwensi  Status  Gizi  Siswa Sebelum Dan Sesudah Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca

Selain itu, mereka pun diarahkan untuk memahami tujuan penguasaan gramatikal, leksikal, ragam bahasa, pengetahuan terhadap jenis teks, pengetahuan budaya masyarakat

Pada perlakuan kedua, peneliti mengamati para mahasiswa mulai memahami cara menggunakan strategi PQ4R dalam membaca pemahaman, namun masih mengalami kesulitan

Untuk menemukan apakah ada perbedaan penggunaan media baru yaitu website, facebook, twitter, dan email, google, dan yahoo yang bersifat terjadwal dan tidak terjadwal pada

Tabel 3.6 Data Pandangan Responden Terhadap Tingkat Kepentingan Karakteristik Ruang Parkir Solo Grand Mall .... commit to

Dengan belum diterapkanya sistem komputerisasi pada di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup, memungkinkan terjadinya kesalahan pencatatan dalam rekapitulasi data penjualan,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek dalam novel Tan karya Hendri Teja yang sesuai dengan empat konsep realisme sosialis Georg Lukacs

Dalam konteks keindonesiaan dan kebhinekaan, kelima pendekatan tersebut haruslah diselaraskan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Masyarakat adalah kumpulan manusia