• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Parkir Kendaraan Pada Badan Jalan Terhadap Hubungan Arus, Kecepatan dan Kerapatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Parkir Kendaraan Pada Badan Jalan Terhadap Hubungan Arus, Kecepatan dan Kerapatan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Karakteristik Arus Lalu Lintas

Karakteristik lalu lintas terjadi karena adanya interaksi antara pengendara dan

kendaraan dengan jalan dan lingkungannya. Pada saat ini pembahasan tentang arus

lalu lintas dikonsentasikan pada variable-variabel arus (flow), kecepatan (speed), dan

kepadatan (density). Ketiga komponen itu termasuk pembahasan arus lalu lintas

dalam skala makroskopik, yakni karakteristik secara keseluruhan.(Mustafa, 2004).

Akibat persepsi dan kemampuan individu pengemudi mempunyai sifat yang berbeda

maka perilaku kenderaan arus lalu lintas tidak dapat diseragamkan lebih lanjut, arus

lalu lintas akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari perilaku pengemudi

yang berbeda.

II.1.1.Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik

tertentu dalam suatu ruas jalan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu.(Tamin,

2003)

Data (informasi) volume lalu lintas dapat dimanfaatkan untuk:

• Nilai kepentingan relatif suatu rute

• Fluktuasi dalam arus

• Distribusi lalu lintas dalam sebuah sistem jalan

(2)

Data volume dapat berupa:

1. Volume berdasarkan arah arus:

• Dua arah

• Satu arah

• Arus lurus

• Arus belok baik belok kiri ataupun belok kanan

2. Volume berdasarkan jenis kendaraan, seperti antara lain:

• Mobil penumpang atau kendaraan ringan.

• Kendaraan berat (truk besar, bus)

• Sepeda motor

Volume lalu lintas lebih praktis jika dinyatakan dalam jenis kendaraan

standart yaitu mobil penumpang, yang dikenal dengan satuan mobil penumpang

(smp). Untuk mendapatkan volume dalam smp, maka diperlukan faktor konversi dari

berbagai macam kendaraan menjadi mobil penumpang, yaitu faktor equivalen mobil

penumpang (emp).

3. Volume berdasarkan waktu pengamatan survei lalu lintas, seperti 5 menit, 15

menit, 1 jam

Istilah khusus dalam volume lalu lintas berdasarkan bagaimana data tersebut

diperoleh yaitu:

a. ADT (average dayli traffic) atau dikenal juga sebagai LHR (lalu lintas harian

(3)

selama χ hari, dengan ketentuan 1 < X < 365. sehingga ADT dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

ADT = ��

...(2.1)

Dengan : Qx = Volume lalu lintas yang diamati selama lebih dari 1 hari dan kurang

dari 365 hari (1 tahun).

Χ = Jumlah hari pengamatan.

b. AADT (average annual daily traffic) atau dikenal juga sebagai LHRT (lalu lintas

harian rata-rata tahunan), yaitu total volume rata-rata harian (seperti ADT), akan

tetapi pengumpulan datanya harus > 365 hari (X > 365 hari).

c. AAWT (average annual weekday traffic) yaitu volume rata-rata harian selama hari

kerja berdasarkan pengumpulan data > 365 hari. Sehingga AAWT dapat dihitung

sebagai jumlah volume pengamatan selama hari kerja dibagi dengan jumlah hari

kerja selama pengumpulan data.

d.Maximum annual hourly volume adalah volume tiap jam yang terbesar untuk suatu

tahun tertentu.

e. 30 HV (30th highest annual hourly volume) atau disebut juga sebagai DHV

(design hourly volume), yaitu volume lalu lintas tiap jam yang dipakai sebagai

volume desain. Dalam setahun besarnya volume ini dilampaui oleh 29 data.

f. Rate of flow atau flow rate adalah volume yang diperoleh dari pengamatan yang

lebih kecil dari satu jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi volume 1 jam

(4)

g. Peak hour factor (PHF) adalah perbandingan volume satu jam penuh dengan

puncak dari flow rate pada jam tersebut, sehingga PHF dapat dihitung dengan rumus

berikut:

PHF = ������ ���� ���

�������� ���� ���� ………....(2.2)

II.1.2. Kecepatan

Kecepatan adalah jarak yang dapat ditempuh dalam satu satuan waktu

tertentu. Kecepatan menentukan jarak yang akan dijalani pengemudi kendaraan

dalam waktu tertentu.. Nilai perubahan kecepatan adalah mendasar tidak hanya untuk

berangkat dan berhenti tetapi untuk seluruh arus lalu lintas yang dilalui.

Secara umum kecepatan diklasifikasikan menjadi tiga tahap :

1. Spot speed (kecepatan setempat) : kecepatan seketika kendaraan di suatu titik

pada ruas jalan tertentu.

2. Running speed : kecepatan rata – rata kendaraan selama bergerak.

3. Journey speed : kecepatan rata – rata kendaraan yang dihitung dari jarak

yang ditempuh dibagi dengan waktu yang dibutuhkan, termasuk waktu

berhenti pada saat melewati lampu lalu lintas.

Kecepatan adalah sebagai perbandingan jarak yang dijalani dan waktu

perjalanan dapat dirumuskan sebagai berikut:

S =�

(5)

Keterangan:

S = Kecepatan (km/jam; m/dt)

d = Jarak tempuh kendaraan (km; m)

t = Waktu tempuh kendaraan (jam; detik)

Pada penelitian ini kecepatan yang ditinjau adalah kecepatan rata-rata ruang

(Space Mean Speed (SMS) yakni kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan yang

menempati suatu ruas pada jalur gerak dalam waktu tertentu.

Vs = �� ∑�=1��

……….(2.4)

Dengan

Vs = Kecepatan tempuh rata-rata (km/jam;m/det)

L = Panjang panggal jalan (km;m)

Ti = Waktu tempuh dari kendaraan ke i untuk melalui

n = Jumlah waktu tempuh yang diamati

II.1.3. Kepadatan

Kepadatan didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati panjang

ruas jalan atau lajur tertentu, yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan

per kilometer atau satuan mobil penumpang per kilometer (smp/km).. Adapun rumus

(6)

D = �

� ..……….(2.5)

Dimana:

V = Arus (smp/jam)

D = Kepadatan (kend/km)

S = Kecepatan (Km/Jam)

II.2. Hubungan antara arus, kecepatan dan kepadatan

Hubungan matematis antara kecepatan – kepadatan yang menyatakan bahwa

apabila kepadatan lalu lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun. Volume lalu

lintas akan menjadi nol apabila kepadatan sangat tinggi sehingga tidak

memungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi. Kondisi seperti ini dikenal dengan

kondisi macet total.

Hubungan matematis antara kecepatan, arus, dan kepadatan dapat dinyatakan

dengan persamaan (1.4) berikut:

V = D . S ..……….(2.6)

Dimana:

V = Arus (smp/jam)

D = Kepadatan (kend/km)

(7)

Hubungan antar parameter dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar

2.1. yang memperlihatkan hubungan matematis antar kecepatan-kepadatan (S-D),

arus-kepadatan (V-D), dan Arus-Kecepatan (V-S).

Hubungan antara kecepatan-kepadatan adalah monoton ke bawah yang

menyatakan bahwa apabila lalu lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun.

Arus lalu lintas akan menjadi nol apabila kepadatan sangat tinggi sedemikian rupa

sehingga tidak memungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi, dan dikenal dengan

kondisi macet total.

Pada kondisi kepadatan nol tidak terdapat kendaraan di ruas jalan, sehingga

arus lalu lintas juga nol.

Apabila kepadatan meningkat dari nol, maka kecepatan akan menurun

sedangkan arus lalu lintas meningkat. Apabila kepadatan terus meningkat, maka

dicapai suatu kondisi dimana peningkatan kepadatan tidak akan meningkatkan arus

lalu lintas, malah sebaliknya akan menurunkan arus lalu lintas, titik maksimum arus

(8)

Sumber:Tamin 2003

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Arus Kecepatan dan Kepadatan

Keterangan:

VM = Kapasitas atau arus maksimum (smp/jam)

SM = Kecepatan pada kondisi arus lalu lintas maksimum (km/jam)

DM = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas maksimum (smp/km)

Dj = Kepadatan pada kondidi arus lalu lintas macet total (smp/km)

Sff = Kecepatan pada kondisi arus lalu lintas sangat rendah atau pada kondisi

kepadatan mendekati nol atau kecepatan arus bebas (km/jam)

Ada tiga jenis model yang dapat digunakan untuk mempresentasikan

hubungan matematis antara volume, kecepatan, dan kepadatan lalu lintas tersebut,

(9)

II.2.1. Model Linear Greenshields

Menurut Greenshields hubungan matematis antara Kecepatan–Kepadatan

diasumsikan linear (Tamin, 2003), seperti yang dinyatakan dalam persamaan (2.7).

S = Sff− Sff

Dj . D ……….………...(2.7)

Dimana:

S = Kecepatan (km/jam)

Sff = Kecepatan pada saat kondisi lalu lintas sangat rendah atau pada kondisi

kepadatan mendekati nol atau kecepatan mendekati nol atau kecepatan arus

bebas (km/jam)

Dj = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas macet total (kend/km)

Menurut Greenshields hubungan matematis antara Arus - Kepadatan seperti

yang dinyatakan dalam persamaan (2.8)

V = D . Sff− Sff

Dj . D …...………..….………(2.8)

Kondisi arus maksimum/ Kapasitas (VM) didapat dengan persamaan:

V

M

=

Dj x Sff

4 ….…...…….……..….………(2.9)

Kondisi kepadatan maksimum (DM) didapat dengan persamaan:

D

M

=

Dj

(10)

Menurut Greenshields hubungan matematis antara Arus – Kecepatan seperti

yang dinyatakan dalam persamaan (2.11).

V = Dj . S

Dj

Sff

. S

²

…………..………….. (2.11)

Kondisi arus maksimum/ Kapasitas (VM) didapat dengan persamaan:

V

M

=

Dj x Sff

4 ………..……….(2.12)

Kondisi kecepatan pada saat arus maksimum (SM) didapat dengan persamaan:

S

M

=

Sff

2 ………..……(2.13)

Tabel 2.3 Rangkuman persamaan yang dihasilkan model Greenshields

Hubungan

(11)

II.2.2. Model Exponensial Greenberg

Menurut Greenberg diasumsikan bahwa hubungan matematis antara

Kecepatan–Kepadatan bukan merupakan fungsi linear melainkan fungsi logaritmik

(Tamin, 2003). Persamaan dasar model Greenberg dapat dinyatakan dalam

persamaan (2.14).

D = C. ebS………...…(2.14)

Dimana C dan b merupakan konstanta.

Jika persamaan (2.14) dinyatakan dalam bentuk logaritma natural, maka

persamaan (2.14) dapat dinyatakan kembali sebagai persamaan (2.15), sehingga

hubungan matematis antara Kecepatan – Kepadatan selanjutnya dinyatakan dalam

persamaan (2.15).

S =

Ln D

b

Ln C

b ………..…..……(2.15)

Menurut Greenberg diasumsikan bahwa hubungan matematis antara Arus –

Kepadatan dapat dinyatakan dalam persamaan:

V =

D Ln D

b

.

���

� ……….…..(2.16)

Kondisi kepadatan pada saat arus maksimum (DM) didapat dengan persamaan:

D

M

= e

LnC−1……….……….…..(2.17)

Menurut Greenberg diasumsikan bahwa hubungan matematis antara Arus –

(12)

V

= S. C. e

bS……….……….……...…..(2.18)

Kondisi kecepatan pada saat arus maksimum (SM) didapat dengan persamaan:

S

M

=

1

b

……….…………..……..….…..(2.19)

Model Greenberg tidak valid untuk kepadatan yang kecil, untuk D = ∞

(mendetaki nol), S = ∞.

Tabel 2.4 Rangkuman persamaan yang dihasilkan model Greenberg

Hubungan

Sumber : Tamin (2003)

II.2.3. Model Logaritmik Underwood

Menurut Underwood diasumsikan bahwa hubungan matematis antara

Kecepatan – Kepadatan bukan merupakan fungsi linear melainkan fungsi logaritmik

(Tamin,2003). Persamaan dasar model Underwood dapat dinyatakan melalui

persamaan (2.20).

S = S

ff

. e

D

(13)

Dimana:

Sff = Kecepatan arus bebas

DM = Kepadatan pada kondisi arus maksimum

Jika persamaan (2.20) dinyatakan dalam bentuk logaritma natural, maka

persamaan (2.20) dapat dinyatakan kembali sebagai persamaan (2.21) sehingga

hubungan matematis antara Kecepatan – Kepadatan, selanjutnya dapat juga

dinyatakan dalam persamaan (2.21).

Ln S = Ln Sff

D

DM..….………(2.21)

Menurut Underwood diasumsikan bahwa hubungan matematis antara antara

Arus – Kepadatan dapat dinyatakan dalam persamaan:

V = D. S

ff

. e

D

D M ………..….……(2.22)

Menurut Underwood diasumsikan bahwa hubungan matematis antara antara

Arus – Kecepatan dapat dinyatakan dalam persamaan

V = S. DM (Ln Sff−Ln S) …….….………(.2.23)

Model Underwood tidak valid untuk kepadatan yang tinggi, karena kecepatan

tidak pernah mencapai nol pada saat kepadatan yang tinggi.

Kondisi kecepatan pada saat arus maksimum (SM) didapat dengan persamaan:

(14)

Tabel 2.5 Rangkuman persamaan yang dihasilkan model Underwood

Sumber: Tamin (2003)

II.3. Kapasitas Jalan

Menurut Oglesby kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang

memiliki kemungkinan yangcukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu

maupun kedua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan

lalu lintas yang umum.

Kapasitas suatu ruas jalan dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum

kendaraan yang dapat melintasi suatu ruas jalan yang uniform per jam, dalam satu

arah untuk jalan dua jalur dua arah dengan median atau total dua arah untuk jalan dua

jalur tanpa median, selama satuan waktu tertentu pada kondisi jalan dan lalu lintas

yang tertentu.

Nilai kapasitas dapat diperolehdari penyesuaian kapasitas dasar/ideal dengan

(15)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan antara lain:

1. Faktor jalan, seperti lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada median atau

tidak, kondisi permukaan jalan, alinyemen, kelandaian jalan, trotoar dan lain-lain.

2. Faktor lalu lintas, seperti komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, dan

gangguan lalu lintas, adanya kendaraan tidak bermotor, gangguan samping, dan

lain-lain.

3. Faktor lingkungan, seperti misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda, binatang

yang menyeberang, dan lain-lain.

Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), perhitungan kapasitas jalan

perkotaan menggunakan rumus berikut.

C = Co x Fw x Fsp x Fsf x Fcs ………(2.25)

Keterangan :

C = kapasitas jalan

Co = kapasitas dasar

Fw = faktor penyesuaian lebar jalan

Fsp = faktor penyesuaian arah lalu lintas

Fsf = faktor penyesuaian hambatan samping

(16)

Tabel 2.6 Kapasitas Dasar (CO)

Tipe jalan Kapasitas dasar (smp/jam) Catatan Empat-lajur terbagi atau

jalan satu-arah

1650 Per lajur

Empat-lajur tak-terbagi 1500 Per lajur

Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah

Sumber : MKJI(1997)

Tabel 2.7 Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCW)

Tipe jalan Lebar jalur lalu lintas efektif (WC) (m) FCW

Empat-lajur terbagi atau Jalan satu arah

Per lajur Empat lajur tak terbagi Per lajur

3,00

Total dua arah 5 6

(17)

7

Sumber : MKJI(1997)

Tabel 2.8 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota(FCCS)

Ukuran kota (juta penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran kota < 0,1

Sumber : MKJI(1997)

Tabel 2.9 Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dan jarak kereb

penghalang (FCSF)

Tipe jalan Kelas hambatan

samping

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan jarak kereb-penghalang FCSF

Jarak : kereb penghalang WK

(18)

M

Sumber : MKJI(1997)

II.4. Analisa Regresi Linear

Analisa regresi linier adalah metode statistik yang digunakan untuk

mempelajari hubungan antar sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model

analisa regresi linier dapat memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih.

Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (y) yang mempunyai hubungan

fungsional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi), hubungan secara umum dapat

dinyatakan dalam persamaan berikut berikut:

(19)

Dimana: Y = Peubah tidak bebas

X = Peubah bebas

A = Konstanta regresi

B = Koefisien Regresi

Parameter A dan B dapat diperkirakan dengan menggunakan metode

kuadrat terkecil yang meminimumkan total kuadratis residual antara hasil model

dengan hasil pengamatan. Nilai Parameter A dan B bisa didapatkan dari persamaan

(2.27) dan (2.28) berikut (Tamin, 2003).

=

� ∑�(����)−∑�(��).∑�(��)

� ∑(�2)−(∑(�))2 …….(2.27)

=

� − ��

…………..……….(2.28)

II.5. Analisa Korelasi

Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan Indeks

Korelasi, yang disebut sebagai koefisien korelasi dan ditulis dengan symbol R.

Apabila nilai koefisien korelasi tersebut dikuadratkan (R2), maka disebut sebagai

koefisien determinasi yang berfungsi untuk melihat sejauh mana ketepatan fungsi

regresi.

Nilai koefisien korelasi dapat dihitung dengan memakai rumus :

R= �∑(����)−(∑(��)∑(��))

(20)

Nilai koefisien korelasi r berkisar dari –1 sampai dengan +1. Nilai negative

menunjukkan suatu korelasi negatif sedangkan nilai positif menunjukkan suatu

korelasi positif. Nilai nol menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antara satu

perubah dengan perubah lainnya.

II.5. Kajian Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Manuver Kendaraan Parkir Badan Jalan terhadap Karakteristik

lalu lintas di Jalan Diponegoro Yogyakarta Tesis Program Pasca Sarjana Teknik Sipil

Universitas Diponegoro Semarang

Disusun oleh : Andung Yunianta

Kapasitas Jalan Diponegoro Yogyakarta mengalami penurunan akibat adanya

kegiatan parkir, untuk lajur arah ke barat dengan posisi parkir sejajar dengan ruas

jalan, kapasitasnya adalah 2594 smp/jam turun menjadi 2010 smp/jam atau

penurunannya sebesar 23%, dengan pengurangan lebar effektif lajur tepi sebesar 2

meter dari lebar 4 meter.

Dari hasil analisa untuk pengaruh adanya manuver kendaraan parkir pada

badan jalan, diperoleh bahwa secara umum kecepatan kendaraan cenderung lambat

akibat adanya manuver kendaraan parkir. Kecepatan kendaraan pada hari Minggu

untuk lajur arah ke barat tidak ada manuver sebesar 21,24 km/jam sedangkan ketika

ada manuver 16,34 km/jam atau turun sebesar 23%, sedang untuk lajur arah ke timur

tidak ada manuver sebesar 18,37 km/jam dan ada manuver 14,62 km/jam atau turun

(21)

manuver sebesar 19,85 km/jam, ada manuver 15,94 km/jam atau turun sebesar 20%,

untuk lajur arah ke timur tidak ada manuver sebesar 19,06 km/jam, ada manuver

15,88 km/jam atau turun sebesar 17%. Dan secara keseluruhan untuk lajur arah ke

barat kecepatan rata-rata kendaraan lebih besar dibandingkan dengan untuk lajur arah

ke timur, baik untuk hari Minggu maupun hari Senin

Dari Analisa volume-Delay Function menunjukkan bahwa waktu tempuh

kendaraan dengan adanya manuver parkir akan lebih lambat dibanding jika tidak ada

manuver parkir. Dan terjadi tundaan waktu rata-rata yang diakibatkan oleh adanya

manuver parkir yaitu untuk hari Minggu arah ke barat 10,04 detik sedangkan untuk

arah ke timur 33,1 detik. Untuk hari Senin arah barat tundaan rata-rata sebesar 11,55

detik, sedang untuk lajur arah ke timur 31,35 detik. Jadi untuk arah ketimur dengan

sudut parkir 60° terjadi waktu tundaan ± 31 detik, sedang untuk arah ke barat dengan

posisi parkir sejajar waktu tundaanya ± 10 detik.

Untuk nilai waktu yang diakibatkan oleh pengaruh manuver kendaraan parkir

adalah:

Pada lalu lintas hari Minggu arah ke barat: Kondisi tidak ada manuver selisih

biaya yang dikeluarkan adalah Rp 13.861,00

Pada lalu lintas hari Minggu arah ke timur: Kondisi tidak ada manuver selisih

biaya yang dikeluarkan adalah Rp 50.418,00.

Pada lalu lintas hari Senin arah ke barat: Kondisi tidak ada manuver selisih

biaya yang dikeluarkan adalah Rp 25.451,00

Pada lalu lintas hari Senin arah ke timur: Kondisi tidak ada manuver selisih

(22)

2. Pengaruh Parkir Kendaraan Roda Empat Terhadap Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Raya Tuntang – Batas Kota Salatiga.

Disusun Oleh: Rahman Dwihari Budisusetyo

Tesis Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil

Universitas Diponegoro Semarang

Tujuan penelitian, menganalisa besarnya pengaruh parkir dibahu jalan dan

atau kendaraan manuver pada ruas jalan 2 arah 2 lajur terhadap karakteristik arus lalu

lintas ruas jalan tuntang-batas Kota Salatiga. Penelitian meliputi, analisa pengaruh

parkir pada tepi (bahu) jalan terhadap karakteristik lalu lintas seperti arus, kepadatan,

dan kecepatan. Hubungan kecepatan dengan kepadatan, arus dengan kecepatan, dan

arus dengan kepadatan menggunakan pendekatan metode linier Greenshileds,

eksponensial Greenberg, logaritmik Underwood.

Berdasarkan perbandingan terhadap besarnya nilai koefisien determinasi (R2)

pada masing-masing kondisi khususnya pada model terpilih (Underwood), bahwa

pada saat kondisi ada satu ataupun beberapa kendaraan yang melakukan kegiatan

parkir pada bahu jalan dan ataupun manuver, maupun tidak ada parkir dan tidak ada

manuver, akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap karakteristik

lalu lintas yang ada. Berdasarkan hasil penelitian , karena pada setiap kondisi

tersebut memiliki situasi yang berbeda antara kondisi satu dengan kondisi yang lain.

Hal ini ditunjukkan dengan kecepatan optimum kendaraan serta kerapatan

arus lalu lintas yang berbeda pada setiap kondisi yang ada, dimana masing-masing

kondisi berpotensi dapat menimbulkan terjadinya kelambatan bahkan hingga

Gambar

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Arus Kecepatan dan Kepadatan
Tabel 2.3 Rangkuman persamaan yang dihasilkan model Greenshields
Tabel 2.4 Rangkuman persamaan yang dihasilkan model Greenberg
Tabel 2.5 Rangkuman persamaan yang dihasilkan model Underwood
+3

Referensi

Dokumen terkait

Teachers need appropriate technique which can let both teacher and students avoid mispronounce the English words.. Khan (2007) mentioned that some cases of EFL teachers in

example, the teacher has goal to make the students to improve their pronunciation ability and also understand the narrative text.. The teacher has to provide the narrative text,

Metode transportasi Northwest Corner sebagai salah satu metode yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari sumber ke tujuan guna mendapatkan biaya seminimal mungkin

Penulisan ilmiah ini membahas tentang cara pembuatan aplikasi mengenai pengolahan data rumah sakit pada saat pendaftaran pasien periksa. Pembuatan aplikasi ini terdiri dari

They feel confident because the nature of reading aloud required the reader to speak loudly and also there is practicing time for them, so they know how to pronounce the

(2014).The use of reading aloud technique to improve the VIII-A grade students’ pronunciation achievement in reading narrative texts at SMPN 1 Situbondo.. Developing speaking skill

Berdasarkan hasil pengolahan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh kualitas produk, harga, promosi dan kualitas pelayanan

Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan ( input ) yang diolah