• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transportasi Darat di Kota Pematang Siantar (Studi Etnografi Transportasi Umum Roda Tiga Becak Motor Birmingham Small Arm’s )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transportasi Darat di Kota Pematang Siantar (Studi Etnografi Transportasi Umum Roda Tiga Becak Motor Birmingham Small Arm’s )"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Awal mula dari terciptanya alat transportasi terjadi sejak zaman prasejarah. Manusia pada zaman dahulu bepergian hanya dengan berjalan kaki ataupun menggunakan hewan. Dalam sebuah artikel yang menjelaskan tentang perkembangan sejarah dan awal mula Terciptanya transportasi, dimana manusia perlahan-lahan mulai menciptakan roda untuk mengangkut beban-beban berat yang kemudian disatukan dengan kuda ataupun unta. Roda dapat dikatakan sebagai salah satu bagian terpenting dalam bagian transportasi dan juga merupakan awal dari cikal bakal terciptanya transportasi atau kendaraan saat ini. Negara yang pertama kali menggunakan roda adalah Syria dan Sumeria kira-kira 4000 dan 3500 Sebelum Masehi (SM). Sekitar tahun 3000 SM di Mesopotamia pedati beroda sudah menjadi barang umum, dan sampai di Indus kira-kira 2500 SM. Sementara di negara Mesir pedati beroda digunakan pada sekitar 2500 SM. (Sutrisno: 2000 : 2)

Transportasi sangatlah penting untuk kehidupan semua sosial manusia. Bentuk paling sederhana dari trasportasi secara teoritis adalah semua hal dipengaruhi penggunaan tangan manusia, punggung, dan kaki tanpa menggunakan perangkat budaya. Penggunaan tali dan keranjang hanyalah untuk meningkatkan daya dukung manusia. (Ralph, Harry :1959)

(2)

jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan bahan mentah, pemrosesan bahan bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, pakaian, tempat tinggal, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda meterial.

Memasuki abad ke 20 seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan industri, transportasi berubah menjadi salah satu aspek yang paling dibutuhkan manusia. Perkembangan transportasi di setiap negara di dunia tentulah berbeda-beda, mengikuti kemajuan teknologi di negara masing-masing. Secara umum transportasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu transportasi darat, laut, dan udara.

Keberadaan transportasi dapat membantu roda pergerakan perekonomian suatu daerah, baik di tingkat nasional maupun lokal. Kegunaan transportasi berperan vital dalam membantu penyaluran barang dan jasa jika kita lihat di era modernisasi1 saat ini, dimana segala sesuatu hal haruslah cepat dan juga tepat sasaran.Transportasi umum atau transportasi publik merupakan kendaraan yang mengangkut manusia dengan daya angkut yang relatif banyak serta dengan tujuan yang sama. Moda transportasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : darat, udara,

dan laut

Di setiap kota-kota yang ada di Indonesia tentu mempunyai jenis-jenis transportasi tersendiri dengan kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda. Seperti kendaraan roda tiga yang dapat ditemui di kota Pematang Siantar.

1

(3)

Kota Pematang Siantar merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah kota Medan. Kota Pematang Siantar di kategorikansebagai Kotamadya tingkat II dengan letak geografis pada titik 3,01˚-2,54,40˚ LU dan 99,06,23˚-99,01,10˚ BT dengan ketinggian 400 Mdpl2. Kota Pematang Siantar memiliki topografi3 daerah yang berbukit-bukit rendah. Hal ini menyebabkan sebagian jalan di kota ini berkarakter naik turun. Keadaan topografi ini yang membuat becak-becak di kota Siantar menggunakan mesin berkapasitas besar. Selain itu juga terdapat beberapa sungai yang digunakan sebagai saluran air. Sungai-sungai ini juga digunakan sebagai batas-batas wilayah kelurahan maupun

kecamatan.(http://co.id/

Sebagai kota yang memenuhi kebutuhan kawasannya sendiriPematang Siantar mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Hal ini dipicu masuknya urbanisasi4

Berdasarkan data dari Badan Statistik Kotamadya Pematang Siantar, dimana pertambahan penduduk pada tahun 1960 dengan luas wilayah 1.248 km persegi jumlah penduduk yaitu 114.900 jiwa hampir mengalami peningkatan 50% pada tahun 2006 yang mencapai 247.837 jiwa dengan luas wilayah 7.997 km persegi. Meningkatnya pertumbuhan inilah yang melatarbelakangi pemerintah pusat

penduduk dari kabupaten Simalungun menuju kota Pematang Siantar. Selain itu faktor perluasan wilayah dan peningkatan pelayanan publik juga memperngaruhi peningkatan jumlah penduduk di kota ini.

2

Mdpl adalah Meter diatas permukaan laut 3

Topografi adalah keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau daerah 4

(4)

memperluas wilayah administratif5 Pematang Siantar di tahun 1986 dari 1.248 Km persegi menjadi 7.997 km persegi6

Sepeda motor dari becak Siantar merupakan buatan pabrikan dari Inggris yang diberi namaBirmingham Small Arms (BSA). Kendaraan ini dibuat di negara Inggris dimana lokasi pembuatannya adalah di kota Birmingham. Produk BSA awal mulanya merupakan pembuat senjata api untuk memenuhi kebutuhan perang pada masa perang dunia I dan II. Namun dengan seiring perkembangan kebutuhan untuk moda transportasi perang, maka BSA meluncurkan kendaraan yang bertujuan untuk memudahkan pergerakan para tentara menuju titik lokasi perang. Motor BSA di produksi pada tahun 1937 sampai 1965dengan kapasitas mesin 500

.

Kota Pematang Siantar memiliki bentuk kendaraan yang berbeda dengan kendaraan lain, hal ini dapat kita lihat pada salah satu kendaraan roda tiganya yaitu becak. Becak Siantar begitu panggilan akrab yang sering disebut oleh masyarakat pada umumnya. Becak di kota Pematang Siantar berbentuk sepeda motor tua yang telah digandengkan dengan bak. Bak digunakan untuk mengangkut barang dan penumpang. Untuk ukurannya, becak siantar mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan becak motor di kota Medan.

Awal mulanya becak Siantar merupakan kendaraan perang yang digunakan oleh para tentara Belanda sebagai transportasi perang. Setelah kemerdekaan Indonesia yang kemudian disusul dengan mundurnya para tentara Belanda dari Indonesia, maka kendaraan ini di tinggal dan banyak terdapat dibeberapa daerah di Indonesia.

5

Administratif adalah yang bersangkut paut dengan administrasi, administrasi merupakan usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.

6

(5)

cc dan memiliki 4 transmisi gigi. Selama perang berlangsung sekitar 126.000 unit motor jenis BSA M20 SV paling banyak digunakan oleh tentara Inggris. Sepeda motor ini di desain oleh Valentine Page (1892-1978) yang terlibat juga dalam pengembangan sepeda motor Ariel dan Triumph. Valantine Page mulai mendesain M20 pada tahun 1937 menggunakan mesin 500cc. BSA M20 SV 500 merupakan sepeda motor yang tangguh. Dengan biaya perawatan dan mesin yang sederhana pada masa tersebut7

Pada tahun 1960 becak mulai beroprasi dan merupakan sarana transportasi yang banyak diminati masyarakat pada saat itu. Hal ini di karena pada masa itu sarana transportasi umum yang ada di kota Pematang Siantar sangatlah minim. Hanya ada sado sebagai transportasi umum di Pematang Siantar. Pada perkembangan selanjutnya jumlah becak kian meningkat dimana pada tahun

.

Banyak negara-negara yang menggunakan kendaraan ini pada zaman perang dahulu, salah satu negaranya yaitu Belanda. Masuknya kendaraan ini ke Indonesia sangat berkaitan erat dengan masa kolonial Belanda yang sempat menjajah Indonesia. Seiring perkembangan Kota Pematang Siantar, kendaraan BSA yang awal mulanya sebagai transportasi untuk perang mulai diubah fungsinya menjadi transportasi umum roda tiga dan menjadikannya moda transportasi yang sangat populer pada masa itu. Becak Siantar ini memiliki nilai historis yang cukup panjang dan juga menjadi saksi bisu akan zaman peperangan dahulu ketika negara Belanda mencoba merebut kembali Indonesia dari negara Jepang dengan bantuan tentara Inggris.

(6)

1974-1978 diperkirakan jumlah sepeda motor BSA di kota Pematang Siantar mencapai lebih kurang sekitar 3000 unit. Pada tahun ini sepeda motor BSA mengalami masa keemasan. Bukan hanya peningkatan jumlahnya saja, namun keunikannya yang menggunakan motor BSA sebagai penariknya. Jika pada tahun 1973 pabrik Brimingham Small Arms (BSA) di Inggris tutup, namun di Pematang Siantar jenis motor ini tetap bisa bertahan dan menjadi sarana transportasi yang diminati oleh masyarakat. Tidak hanya sebagai transportasi saja, keunikan dari kendaraan ini menjadikannya sebagai salah satu ciri khas yang dimiliki kota Pematang Siantar. Namun pada tahun 2006 jumlah becak Siantar menurun secara drastis, hal ini ditunjukkan dengan jumlahnya yang kian berkurang menjadi sekitar 500 unit8

Di tahun 2012 jumlah becak Siantar sekitar ± 200 unit saja, dalam jangka waktu 7 tahun saja jumlah becak ini berkurang lebih dari 500 unit. Sebelumnya jumlah kendaraan ini terbilang cukup banyak bahkan hampir mencapai sekitar 800 unit yang ada di kota Pematang Siantar. (http:

.

unik-pematang-siantar).

Jalur yang dilalui kendaraan ini adalah seluruh daerah Kotamadya Pematang Siantar, namun ada beberapa yang mencakup jalur hingga perbatasan antara kota dengan Kabupaten Simalungun. Daerah-daerah perbatasan tersebut seperti ; rambung merah, beringin, perumnas,dan beberapa wiayah yang terdapat di Kabupaten Simalungun. Untuk tarif kendaraan ini dibanderol dengan harga Rp.15.000 hingga Rp.30.000 untuk sekali pengangkutan dan harga tersebut tergantung dengan jarak tempuh yang diinginkan para penumpang becak. Bahkan

8

(7)

jika ada wisatawan yang hanya ingin sekedar berkeliling Kota Pematang Siantar menggunakan becak, maka para penarik becak mengenakan tarif Rp 30.000 sampai Rp. 50.000 dalam sekali angkut.

Dalam setiap transportasi umum tentu memiliki tempat dimana transportasi tersebut menaikan dan menurunkan penumpang atau sering disebut dengan tempat mangkal. Untuk becak Siantar sendiri biasanya banyak ditemui di sekitar simpang Jln. Sutomo dan juga Jln. Merdeka. Lokasi tersebut diantaranya, Pajak Horas, Jln.Surabaya, Jln.Bandung, pajak parluasan, jln.Diponegoro, Makam Pahlawan, Lapangan H.Adam Malik, dan Stasiun Kereta Api kota Pematang Siantar.

Kondisi lalu lintas di Kota Pematang Siantar sendiri tergolong ramai dikarenakan dengan adanya kemajuan teknologi dan jenis-jenis kendaraan yang baru setiap tahunnya, tentu hal ini berdampak buruk bagi lalu lintas di kota ini. Titik-titik yang sering terjadinya kemacetan adalah Jln.Merdeka dan Jln.Sutomo di sekitaran Pajak Horas serta daerah Jln.kartini. Kendaraan seperti angkutan kota adalah kendaraan yang paling sering menyebabkan macet, mulai dari menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat, hingga berhenti tidak sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.

(8)

motor BSA saat ini semua adalah barang-barang yang sudah rusak dan dibentuk kembali dengan cara di bubut ulang hingga menyerupai bentuk aslinya.

Becak Siantar sendiri sudah dapat dikatakan sebagai salah satu cagar budaya lokal yang ada di Sumatera Utara. Mengapa dikatakan sebagai benda cagar budaya, hal tersebut dikarenakan kendaraan ini sudah masuk didalam kategori benda cagar budaya jika ditinjau dari Undang-undang mengenai cagar budaya dalam konteks kriteria cagar budaya. Seperti dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya pada pasal 5 Bab III tentang kriteria cagar budaya yang menjelaskan bahwa :

Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, atau struktur cagar budaya apabila memenuhi kriteria :

1. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;

2. Mewakili masa gaya paling singkat 50 (lima puluh) tahun;

3. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan

4. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya).

(9)

Penulis melihat dalam bagian ini dimana posisi motor BSA yang diganti dengan motor pabrikan jepang merupakan suatu langkah untuk menyediakan sarana transportasi massal yang memadai baik untuk para konsumen dan juga para pengendara atau pemilik becak Siantar sendiri. Namun di satu sisi juga, jika dilihat dari segi identitas kota Pematang Siantar, secara tidak langsung pergantian jenis motor tersebut lamban laun akan dapat menyebabkan hilangkan ciri khas transportasi yang di miliki kota Pematang Siantar dalam hal ini becak Siantar sebagai salah satu ikon kota tersebut. Tetapi pergantian ini merupakan langkah untuk mempermudah para pemilik atau para pengendara becak untuk mencari sumber pendapatan dengan cara menggunakan motor yang minim akan biaya perawatan dan biaya suku cadang juga.

Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan becak motor Birmingham Small Arms (BSA) sebagai alat transportasi umum yang unik di kota Pematang Siantar.

Serta melihat penyebab-penyebab berkurangnya becak motor BSA di kota Pematang Siantar.

Pembahasan tentang kendaraan becak motor BSA ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kota Pematang Siantar dan juga organisasi BOMS (BSA Owner Motorcycle’s Siantar) sebagai wadah untuk para penarik becak Siantar. Langkah ini diambil guna untuk tetap menjaga kelestarian/keberadaan dari becak motor BSA yang dimiliki kota Siantar serta membuat suatu perubahan ataupun inovasi dalam dunia transportasi umum roda tiga.

(10)

berkapasitas besar ini. salah satu faktor yang menyebabkannya yaitu motor BSA yang digunakan sebagai becak siantar adalah termasuk kedalam kategori barang antik ataupun tua. Sehingga kendaraan ini banyak dilirik oleh para kolektor-kolektor atau penikmat kendaraan tua, baik dari dalam maupun luar negeri. Motor–motor ini pun kemudian dikirim ke berbagai kota-kota di luar Pematang Siantar dalam hal ini motor tersebut sudah diperjual belikan antara pemilik motor dengan sang kolektor motor tua. Permintaan pasar yang tinggi akan motor BSA ini menyebabkan berkurangnya jumlah dari kendaraan tersebut. kebanyakan motor tua ini dikirim ke pulau Jawa dikarenakan banyaknya peminat akan motor antik di pulau Jawa. namun ada juga sebagian pemilik kendaraan ini yang tidak memperjual belikan kendaraan tersebut disebabkan kendaraan ini mempunyai nilai sejarah ataupun historis tersendiri.

1.2Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya becak siantar (motor BSA) merupakan kendaraan yang dibuat untuk membantu para pasukan bangsa Eropa (Inggris) untuk berperang. Ketika kendaraan ini masuk ke Indonesia perlahan lahan kegunaannya mulai beralih, yang semula digunakan untuk perang beralih ke kendaraan transportasi umum roda tiga.

(11)

produk yang digerakkan atau dipindahkan ke lokasi yang dibutuhkan atau diinginkan.

Transportasi adalah transportasi memiliki arti sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, dan mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Karena dalam pengertian di atas terdapat kata-kata usaha, berarti transportasi merupakan sebuah proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana prose ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan (Fidel, 2005: 4). Pada prinsipnya dalam transportasi secara garis besar dibedakan atas transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara (Djoko, Russ: 2003)

Ada tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1979: 186-187). Pertama wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan,nilai atau norma. Kedua wujud kebudayaan sebagai aktivitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat. Ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

(12)

tahun 1941, baru setelah itu memnyebar ke kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Saat ini becak hampir beroprasi di seluruh provinsi di Indonesia, kecuali di Bali, NTB, dan NTT. Di DKI Jakarta dihilangkan (dilarang beroprasi) namun dengan adanya krisis ternyata kembali beroprasi seperti semula.

Dahulunya suku Indian menggunakan tenaga hewan (kuda) sebagai alat transportasi untuk bepergian dan juga orang-orang Eskimo yang tinggal di bagian kutub utara juga menggunakan tenaga hewan (anjing) sebagai alat transportasi sebagai dasar tenaga untuk kereta luncur di daratan salju. Hewan sapi, keledai, dan unta digunakan untuk mengangkut barang dalam ruang lingkup yang cukup luas/jauh, sementara hewan rusa dan gajah hanya memiliki ruang lingkup sangat terbatas. Di ujung utara wilayah Eropa dan Asia rusa digunakan sebagai hewan untuk mengangkut barang dan juga di wilayah Scandinavia orang-orang Siberia menggunakan rusa hanya pada saat di musim panas (Ralph, Harry : 1959).

Sebuah jurnal yang berjudul Tinjauan Ekonomis Alih Fungsi Kapal Feri Penyebrangan Suarabaya – Madura Sebagai Kapal pariwisata, didalam jurnal ini

(13)

Namun kapal feri yang datang dari Madura ke Tanjung Perak Surabaya terlihat masih dipenuhi penumpang (Agung, dkk : 2010).

Dalam Jurnal ini yang bertuliskan tentang pengalihan fungsi kapal feri penyebarangan Surabaya-Madura yang dasarnya digunakan untuk mengangkut penumpang dan juga kendaraan bermotor diubah menjadi kapal wisata di sekitar perairan Suarabaya dan Madura. Di dalam tulisan ini juga di terangkan penyebab-penyebab mengapa kapal feri tersebut di alih fungsikan menjadi kapal wisata.

Menurut (Morlok, 1981 dalam Djoko, Russ: 2003) skomponen utama dalam transportasi adalah sebagai berikut :

1. Manusia dan barang (yang diangkut) 2. Kendaraan (alat pengangkut)

3. Jalan (tempat pergerakan)

4. Terminal (simpul sistem transportasi)

5. Sistem pengoprasian (mengatur 4 komponen lainnya)

Dalam buku yang berjudul Ekonomi Wilayah Dan Perkotaan mengemukakan bahwa transportasi perkotaan merupakan tulang punggung kegiatan ekonomi dan sosial sebuah kota. Karena itu pengembangan transportasi daerah perkotaan merupakan kebiakan pokok yang sangat strategis untuk peningkatan kegiatan pembangunan kota. Unsur-unsur pokok transportasi daerah perkotaan ini meliputi aspek-aspek :

1. Sistem angkutan kota 2. Karakteristik angkutan kota

(14)

Dalam tulisan ini mengemukakan tentang transportasi sebagai salah satu faktor pendorong kemajuan perekonomian suatu wilayah atau daerah. Di kota Pematang Siantar sendiri kegunaan becak (motor BSA) merupakan salah satu jenis kendaraan publik yang ikut berperan penting dalam menggerakkan perekonomian kota Siantar.

Dalam skripsi Angeline Tambunan mengenai Kemajemukan Hukum Dalam Pengoperasian Angkutan Kota (Studi Deskriptif Tentang Pengoperasian Angkutan Kota di Medan) mengemukakan bahwa angkot merupakan sarana transportasi yang dapat membantu pembangunan, seperti yang tertulis dalam GBHN 1993 mengamanatkan bahwa dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam (Repita ke VI) pembangunan transportasi lebih diarahkan pada peningkatan peranannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan antara lain dengan meningkatkan saran dan prasarana transportasi serta menyempurnakan pengaturan yang harus selalu didasarkan pada kepentingan nasional.

(15)

kereta roda tidak mampu bergerak dikarenakan tekstur tanah yang terlalu lembek atau datar, maka penggunaan kereta luncur sebagai alternatif merupakan hal yang lebih efisien untuk mengangkut beban. (Ralph, Harry: 1959)

1.3Rumusan Masalah

Berubahnya fungsi sepeda motor BSA yang semula digunakan sebagai kendaraan perang menjadi transportasi umum roda tiga di kota Pematang Siantar merupakan suatu bentuk inovasi9

1. Bagaimana keberadaan becak motor BSA sebagai alat transportasi umum yang unik dalam sistem transportasi darat di kota Pematang Siantar ?

. Namun seiring perkembangan teknologi dalam dunia transportasi, keberadaan dari becak motor BSA saat ini semakin berkurang setiap tahunnya. Maka dilakukan suatu penelitian untuk memahami hal tersebut dengan pertanyaan:

2. Bagaimana pengaruh becak motor BSA terhadap pendapatan para penarik becak motor BSA ?

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan di kota Pematang Siantar ini bertujuan untuk melihat, menuliskan dan menggambarkan transportasi umum roda tiga di Kota Pematang Siantar. Mulai dari becak Siantar yang digunakan sebagai kendaraan perang, kemudian menjadi kendaraan penumpang, penyebab berkurangnya becak motor BSA, pengaruhnya terhadap perekonomian para penarik becak motor BSA, hingga perencanaan motor BSA sebagai cagar budaya dan kendaraan pariwisata di Pematang Siantar.

9

(16)

Manfaat dari penelitian ini sendiri adalah menambah wawasan keilmuan dalam ilmu antropologi dan juga kebijakan-kebijakan tentang transportasi. Mempertahankan keberadaan becak Siantar sebagai benda cagar budaya lokal . Keberadaan dari becak siantar ini sendiri adalah salah satu wujud/hasil dari kebudayaan yang ada di kota Pematang Siantar. Namun dari perkembangan setiap tahunnya keberadaan kendaraan ini mulai perlahan-lahan menghilang.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pelestarian becak motor BSA yang nantinya akan dijadikan sebagai benda cagar budaya yang dimiliki kota Pematang Siantar. Serta dapat memberikan masukan bagi pemerintah bahwa dengan adanya kebijakan khusus yang mengatur tentang Becak motor BSA maka diharapkan keberadaan dari kendaraan unik ini mampu menjadi icon atau ciri khas dari kota Pematang Siantar.

1.5Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Pematang Siantar dimana hanya kota ini yang memiliki kendaraan becak yang menggunakan motor BSA sebagai penarik becak. Kota Pematang Siantar saat ini masih menggunakan motor BSA sebagai transportasi umum roda tiga yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat etnografi10

Metode atau pendekatan kualitatif ini sendiri dipilih penulis sebagai metode untuk mengumpulkan data dan juga sebagai modal awal untuk memahami secara

.

10

(17)

mudah mengenai kelompok ataupun informan penarik becak di kota Pematang Siantar. Penelitian ini bukan hanya sekedar memperoleh data dengan cara penelitian mendalam, namun juga haruslah bersifat menyeluruh.Untuk menghasilkan data yang akurat maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara :

1.5.1 Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti di lokasi penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Observasi dilakukan sebelum memulai penelitian dengan cara mengamati subjek11 yang dilihat peneliti. Obervasi yang sudah dilakukan adalah mengamati titik lokasi terminal atau tempat para penarik becak menunggu penumpang. Selanjutnya mengamati berapa banyak penarik becak yang saat ini masih menggunakan motor BSA sebagai mesin penarik becak dan juga membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada para informan12

1.5.2 Wawancara

.

Selain dari pada itu peneliti juga melakukan observasi pada bengkel-bengkel yang khusus menangani permasalahan pada becak motor BSA yang ada di kota Pematang Siantar. Diharapkan dengan melakukan observasi ini dapat membantu menemukan data-data yang lainnya. Observasi ini dilakukan sebagai modal awal peneliti sebelum melakukan penelitian.

11

Subjek adalah pokok pembahasan, pokok pembicaraan, dan pokok penelitian. 12

(18)

Wawancara adalah tahap yang di lakukan setelah melakukan observasi, hal ini dilakukan untuk membangun hubungan antar peneliti dengan informan. Perencaan wawancara dimulai dengan para penarik becak, baik yang masih menggunakan motor BSA atau yang menggunakan motor buatan Jepang. Masyarakat umum yang menggunakan jasa angkutan becak, Kepala Dinas Perhubungan kota Pematang Siantar bagian Angkutan Umum, kepala Dinas Budaya dan Pariwisata kota Pematang Siantar, bengkel-bengkel yang menangani permasalahan Becak BSA, dan organisasi BOM’S Pematang Siantar.

Dalam wawancara yang akan dilakukan nantinya, peneliti juga memerlukan alat bantu untuk mempermudah pengumpulan data di lapangan. Alat bantu tersebut berupa : kamera untuk dokumentasi dan alat rekam untuk merekam percakapan anatara informan dan juga penulis.

1.6 Pengalaman Penelitian

Fokus pembahasan penelitian penulis mengenai keberadaan becak motor Birmingham Small Arms (BSA) di kota Pematang Siantar dan pengaruhnya terhadap pendapatan/perekonomian bagi para penarik becak. lokasi dari penelitian sendiri terletak di kota Pematang Siantar, dan merupakan daerah tempat tinggal penulis sendiri. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari pihak departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada tanggal 23 januari 2015 lalu, peneliti langsung menuju kota asalnya yaitu Pematang Siantar untuk mengambil data sebagai bahan awal dalam penulisan skripsi nantinya.

(19)

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan berkembang kembali menjadi pertanyaan lainnya. tak lupa pula mempersiapkan alat rekam suara dan juga kamera untuk menunjang keberhasilan memperoleh data nantinya. Ada perasaan sedikit ragu dalam diri saya sebelum melakukan penelitian, apakah nantinya penelitian ini akan berhasil atau malah sebaliknya. Hal itu yang menjadi penghambat saya sebelum melakukan penelitian. Namun saya membulatkan tekat untuk melakukan penelitian walaupun ada beberapa hal yang tidak diinginkan nantinya.

Pada tanggal 2 februari 2015, merupakan hari pertama bagi saya untuk melakukan penelitian. Targetan utama penelitian saya adalah para abang becak yang masih menggunakan becak motor BSA sebagai kendaraan untuk mencari nafkah. Setelah berbincang-bincang, saya bertemu dengan salah satu informan yaitu Bapak Yatmianto, Bapak Slamet, dan Bapak Hutagaol. Mereka menceritakan secara umum tentang becak BSA mulai dari pertama masuk ke Siantar hingga bertahan sampai saat ini. selain itu mereka juga bercerita awal mulanyanya ia berprofesi sebagai abang becak, suka duka menjadi abang becak, hingga berhasil menafkahi keluarga mereka.

Ketiga penarik becak tersebut merekomendasikan saya untuk bertemu dengan bapak Kusma Erizal Ginting selaku presiden BOM’S dan juga orang yang lebih memahami mengenai becak BSA di Siantar..

(20)

bahwa Ibu Kepala Dinas sedang tidak berada dilokasi, dan Ia menyarankan saya untuk datang keesokan harinya pada pukul 09:00.

Keesokan harinya saya kembali datang ke kantor Dinas Budaya dan Pariwisata, saya langsung bertemu dengan Bapak Sekretaris, sambil menunjukkan surat pengantar dari FISIP USU. Beliau merekomendasikan untuk bertemu dengan bapak Ermand dibagian Cagar Budaya untuk melakukan wawancara berkaitan dengan becak motor BSA. Saya kemudian bergegas menemui Bapak Ermand, dan disambut hangat oleh beliau. Setelah berbincang cukup lama dengan Beliau, Ia kembali merekomendasikan saya untuk pergi ke Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan kota Pematang Siantar untuk mengeluarkan surat izin penelitian. Saya langsung menuju ke lokasi yang dituju.

Sesampainya di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan saya langsung masuk dan kembali lagi memperkenal diri ke pada pegawai yang bertugas. Salah satu pegawai menyuruh saya untuk membawa foto copy KTM, KTP, materai 6000 3 buah, surat rekomendasi dari FISIP USU untuk mengeluarkan surat izin penelitian di kota Pematang Siantar. keesokan harinya lagi, saya kembali ke kantor tersebut dan membawa berkas yang telah di katakan pada hari sebelumnya. Setelah itu saya memberikan berkas-berkas tersebut, pegawai tersebut menyuruh saya untuk kembali lagi tiga hari kemudian untuk mengambil surat izin penelitian dengan alasan “prosesnya memakan waktu yang cukup lama”.

(21)

saya mendapatkan surat penelitian tersebut. Surat penelitian tersebut merupakan salah satu perantara yang akan sangat membantu saya melakukan wawancara dengan Dinas-Dinas terkait.

Pada tanggal 9 februari saya mendatangi Dinas Perhubungan kota Pematang Siantar untuk mendapatkan data mengenai jumlah transportasi yg ada di kota Pematang Siantar.

“Kalau kamu dari mahasiswa USU coba pergi ke ruangan skeretaris dek (sambil menunjukkan tangan ke arah ruangan yang dituju), nanti di sana bisa diproses. Kalau mau jumpa sama Kadis hari ini tidak bisa, karena Bapak mau rapat ke luar kota”.

Sesampainya diruangan kadis terlihat ruangan tersebut kosong dan tidak ditemukan satu orang pun di dalam ruangan tersebut. Saya bertanya ke pegawai lainnya, dan mereka menjawab kalau bapak Serketaris sedang keluar sebentar. Dengan perasaan sedikit kecewa saya berpamitan dan kembali menuju rumah.

Saya di telpon dari Dinas Perhubungan untuk bertemu dengan salah satu kepala bidang transportasi. Namun beliau juga menolak untuk dilakukan wawancara. Dengan alasan tidak tahu menahu tentang becak motor BSA.

“Kalau masalah itu Saya tidak tahu menau dek, salah tempat kau ini. mestinya jangan sama saya, kalau kau tanya itu saya mana tau. Coba kau pergi ke bagian Angkutan Umum di Jalan Asahan. Mereka lebih tau masalah itu. Kalau kau nanya saya, saya pun gak ngerti”.

(22)

masyarakat. Dibagian Dinas Perhubungan Saya sangat banyak membutuhkan waktu untuk bertemu dengan salah satu kepala Bidang.

Tanggal 16 februari 2016, saya mendatangi kantor Dishub bagian Angkutan Umum, dan lagi-lagi saya harus kecewa karena Kepala Bidang sedang tidak berad dilokasi. Keesokan harinya saya kembali lagi ke kantor tersebut. setelah menunggu hampir satu jam saya bertemu dengan Bapak Ferdinand Pasaribu selaku kepala bidang Angkutan Umum. Tidak kurang dari satu jam saya berbincang-bincang dengan beliau. Kemudian saya berpamitan untuk kembali. Setelah itu saya menuju pusat kota Pematang Siantar untuk mengambil beberapa foto lokasi pangkalan becak yang ada di kota Pematang Siantar. ada beberapa titik lokasi yang tersebar di seputaran Jalan Merdeka dan Jalan Sutomo.

Selama dua hari tidak turun kelapangan karena kondisi fisik saya sedang tidak bagus. Selang beberapa hari tepatnya pada tanggal 18 Februari 2016, saya mendatangi salah satu bengkel BSA yaitu bengkel Leo yang terletak di simpang Rame lorong dua puluh. Saya langsung bertemu dengan Bapak Syafi’i selaku pemilik bengkel Leo, namun beliau sedikit menolak disaat saya ingin melakukan wawancara dikarenakan jam tersebut beliau sedang melakukan pengerjaan pembuatan motor BSA berjenis Sespan (gandeng). Beliau menyarankan saya untuk bertemu dengannya pada hari minggu ketika hari libur bengkel.

(23)

becak BSA dimulai dari pembuatan ulang, ongkos/tarif pengerjaan BSA, hingga harga jual motor BSA per unit.

“Kalau paling sering ngulah ya ininya, pengapian sama porsnellingnya. Kalau pengapian sering ngulah, kadang apinya kecil kadang gede, payah nyetelnya karena barang tua itu. Kalau di bagian porsnelling sering cepat haus (gundul) dekat giginya, mesti dibubut ulang lah”.

Seperti perkataan dari Bapak Syafi’i mengenai harga jual motor BSA per unit : “Untuk harga nya beragam, kalau dia jual becak itu harga bisa 45 juta sampai 50 juta per unit. Kalao motor BSA nya bentuk single tergantung bentuk dan kondisi bisa mencapai harga 70 juta smpai 120 juta. Ini aja BSA yang lagi uwak kerjai (sambil menunjuk ke arah BSA jenis sespan) biayanya udah lebih ratusan juta. Mesti banyak uang kalau mau buat yang kayak gini”.

Sekitar hampir dua jam lebih kamu berbincang-bincang mengenai BSA, saya kemudian berpamitan untuk kembali pulang ke rumah sambil berjabat tangan dengan beliau. Beliau juga merekomendasikan saya untuk bertemu dengan Bapak Kusma Erizal Ginting jika ingin mendapatkan data yang lebih akurat mengenai motor BSA.

Untuk menambah data yang semakin akurat, saya kembali melakukan wawancara dengan Bapak Selamet yang berprofesi sebagai penarik becak di Jalan Surabaya. Kami berbincang mengenai pendapatan yang dihasilkan ketika menarik becak dalam perhari hingga perminggu. Bagaimana becak motor BSA tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dan segala kebutuhan lainnya.

(24)

luput saya untuk dimintai data. Saya ingin melihat respon masyrakat dengan kehadiran becak motor BSA di Pematang Siantar saat ini.

Dari semua data yang telah terkumpul dimulai dari penarik becak, Bapak Syafi’i pemilik bengkel Leo, pihak Dinas Budaya dan pariwisata, dan Pihak Dishub bidang Angkutan Umum saya merasa ada kekurangan data mengenai becak BSA yang berkaitan dengan cagar budaya. beberapa hari kemudian saya mencoba untuk menemui Bapak Erizal Ginting yang merupakan persiden BOM’S dan sebagai orang yang mengerti akan sepeda motor BSA. saat ingin melakukan pertemuan dengan beliau di penginapan Humanitas, beliau sedang tidak ada di lokasi karena sedang pergi ke Kepulauan Riau menghadiri acara perkumpulan motor tua se Indonesia.

Seminggu kemudian saya mencoba menghubungi beliau melalui via telpon seluler. Beliau menyarankan saya untuk bertemu di sore hari di penginapan Humanitas miliknya. Sore harinya saya menuju ke lokasi yang telah dijanjikan dengan beliau. Beliau tamapk sangat ramah menyambut kedatangan saya.

Dari hasil pertemuan dengan Bapak Kusma Erizal Ginting saya banyak mendapatkan data tambahan yang dibutuhkan sebelum melakukan penulisan. Pertama-tama beliau menerangkan asal mula motor BSA darimana, selanjutnya masuknya motor BSA ke Indonesia beserta penyebab-penyebabnya dan kemudian proses dari becak motor BSA yang digadang-gadang sebagai benda cagar budaya dan transportasi wisata resmi di kota Pematang Siantar. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Erizal Ginting :

(25)

kita alami sampai saat ini. kita lagi nunggu perturan daerah yang khusus membahas tentang keberadaan becak motor BSA di Siantar”.

Tidak hanya disitu saja, beliau juga memaparkan mengapa becak motor BSA berkurang jumlahnya, berubah menjadi becak buatan Jepang. Rencana dari pemerintah ingin menghapuskan becak motor BSA dan berdirinya BOM’S juga beliau paparkan dengan sangat lugas.

Perbincangan kami sore itu berlangsung santai sembari ditemani dengan secangkir kopi yang merupakan minuman favorit Pak Rizal. Ketika malam hari beliau meminta izin kepada saya, bahwa ia ingin bertemu dengan salah satu temannya di tempat lain. Langsung saja saya mengiyakan perkataan beliau. Sebelum berpamitan beliau menanyakan akun sosial media milik saya berupa facebook.

Setelah data semua data terkumpul, saya mencoba menuliskan kembali hasil percakapan dengan beberapa informan yang telah saya rekam sebelumnya. Butuh waktu hingga empat hari untuk menuliskan hasil percakapan tersebut. hal ini saya lakukan untuk memudahkan dalam melakukan penulisan dan juga memilah data.

Referensi

Dokumen terkait