• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Fuzzy Analytical Network Process (FANP) Dengan Pendekatan Chang dan Metode Copras G untuk Menentukan Prioritas Pemasok Di PT. Budi Raya Perkasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Integrasi Fuzzy Analytical Network Process (FANP) Dengan Pendekatan Chang dan Metode Copras G untuk Menentukan Prioritas Pemasok Di PT. Budi Raya Perkasa"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan ekonomi pada era pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini menuntut perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing pada pasar domestik maupun internasional (Aldi, 2008). Dalam suasana persaingan yang ketat, kepuasan konsumen merupakan kunci untuk perusahaan memenangkan persaingan, sebab konsumen yang puas akan kembali ke perusahaan tersebut, setia pada produk perusahaan dan menyebarkan citra baik produk perusahaan ke pelanggan lainnya (Hoyer, 2001). Salah satu kekuatan untuk kepuasan konsumen yang menentukan intensitas persaingan pada industri adalah daya tawar supplier. (Porter, 1998).

PT Budi Raya Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi springbed. PT Budi Raya Perkasa bekerjasama dengan beberapa supplier lokal yang berbeda dalam memasok bahan baku busa dan kawat (Tabel 1.1.) untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan kelancaran produksi agar pemenuhan order dapat dipenuhi tepat waktu. Selain telah menjalin kerja sama dalam waktu yang lama, faktor harga yang ditawarkan juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam menjalin kerja sama dengan supplier-supplier

(2)

Tabel 1.1. Daftar Supplier Bahan Baku PT. Budi Raya Perkasa

No Bahan Baku Supplier Impor/ Lokal

1 Busa

PT. Hanaria Indah Lokal

PT. Pacific Foam Lokal

PT. Dunia Chemical Industries PT. Maju Foam

Lokal Lokal

2 Kawat

PT. Gunung Gahapi Sakti Lokal PT. Baja Utama Wiraswasta Inti Lokal

PT. Abadi Jaya Lokal

Sumber: Bagian Purchasing PT. Budi Raya Perkasa

Pada prakteknya, perusahaan selalu melakukan pemesanan lebih awal dalam mengantisipasi keterlambatan pengiriman yang mungkin terjadi. Namun, kekurangan atau ketidaktersediaan bahan baku tetap terjadi disebabkan waktu pengiriman bahan baku yang tidak tepat oleh supplier yang ditampilkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015

(3)

Tabel 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015

Sumber: Bagian Logistik PT. Budi Raya Perkasa

Tabel 1.2. menunjukkan data keterlambatan pengiriman bahan baku pada bulan Oktober-Desember 2015, dari tabel tersebut dapat diperoleh informasi bahwa frekuensi keterlambatan pengiriman bahan baku dari supplier mencapai 66% dari total pengiriman bahan baku yang dilakukan dari bulan Oktober-Desember 2015.

(4)

Masalah keterlambatan pengiriman bahan baku oleh supplier menjadi penting untuk dibahas sebab mempengaruhi delivery yang merupakan fungsi dalam pemenuhan kepuasan konsumen. Akumulasi dari ketidakmampuan pemenuhan kepuasan konsumen akan berdampak pada kehilangan kepercayaan konsumen yang mengakibatkan kehilangan konsumen bagi PT. Budi Raya Perkasa. Oleh karena itu, evaluasi supplier harus dilakukan untuk mendapatkan penilaian supplier dengan kinerja yang baik dan kurang baik. Penilaian tersebut akan dijadikan dasar oleh PT. Budi Raya Perkasa untuk mempertimbangkan prioritas supplier, manakah supplier yang harus didahulukan atau apakah perlu dilakukan penambahan atau pengurangan supplier.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang dihadapi PT Budi Raya Perkasa adalah keterlambatan pengiriman bahan baku dari supplier mencapai 66% dari total pengiriman bahan baku dari bulan Oktober-Desember 2015 yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman order ke konsumen sehingga perlu dilakukan pemilihan supplier agar perusahaan dapat mengambil keputusan secara tepat dalam mengevaluasi supplier berdasarkan hasil prioritas supplier.

1.3. Tujuan Penelitian

(5)

tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendapatkan subkriteria yang diutamakan perusahaan berdasarkan bobot masing-masing subkriteria

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku yang diteliti dalam penelitian ini adalah bahan baku utama yaitu busa dan kawat.

2. Data order yang digunakan untuk produk springbed 6 kaki.

3. Data yang digunakan pada penelitian adalah data supplier pada periode Oktober-Desember tahun 2015.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perilaku supplier tidak mengalami perubahan dari kondisi saat penelitian dilakukan.

Gambar

Tabel 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015
Tabel 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015

Referensi

Dokumen terkait

[r]

meninggalkan dunia dan hidup kebendaan. Atau zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya. Serta zuhud adalah tidak menyukai sesuatu

Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan percaya diri melalui bercerita pada anak usia 5-6 tahun di RA

6.Menjauhkan barang yang berbahaya, tidak bermain menggunakan pisau, tidak memainkan kompor, tidak bermain dengan benda-benda keras dan tajam, tidak bermain-main dengan aliran

penelitian ini adalah sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan pembelajaran remedial yang dilaksanakan oleh guru belum dilakukan dengan terampil seperti dalam

Contoh sumber energi alternatif adalah air, cahaya matahari, angin, gelombang laut, dan panas

First, we developed a case data file for each case, listing the characteristics of the data sources, a case study description that covers general cluster characteristics as well

Dampak akibat hutan gundul tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar hutan gundul saja,namun dampak buruk dari hutan gundul bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat