• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perilaku Akhlak Terpuji Dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Perilaku Akhlak Terpuji Dan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Makalah Perilaku Akhlak Terpuji

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

“AKHLAK TERPUJI”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam pergaulan sehari – hari antara kita sesama

Manusia, agar hubungan ini berjalan dengan baik tentu

ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam

tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an

dan sunnah Rasulllah SAW yang sering kita sebut dengan

Sifat terpuji atau akhlak terpuji.

Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada

makalah ini, bahwa kami akan mengemukakan diantara

bentuk – bentuk dari akhlak terpuji tersebut mulai dari

pengertian, macam – macam sampai kepada bentuk –

bentuk atau contoh dari akhlak terpuji tersebut.

Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah,

disamping untuk menambah wawasan kami sebagai

pemakalah mengenai pembahasan akhlak terpuji ini, dan

juga dengan pembahasan ini agar kami dan segenap

pembaca lainnya mampu menjadikan ilmu ini sebagai

salah satu rujukan dalam melakukan pergaulan dalam

kehidupan sehari – hari. Kemudian juga pembahasan ini

kami buat sebagai bentuk tugas dari mata kuliah materi

aqidah akhlak dan pembelajarannya di STAI Yayasan

Nurul Islam Muara Bungo dalam tugas kelompok yang

disajikan dalam bentuk makalah.

(3)

a. Apa pengertian sifat-sifat

terpuji (akhlakul mahmudah) ?

b. Apa saja macam-macam

akhlak terpuji ?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Agar dapat menjelaskan

pengertian sifat-sifat terpuji

(akhlakul mahmudah).

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sifat-Sifat Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaq” yang merupakan

bentuk jamak dari “khuluq”, atau akhlak juga berarti budi

pekerti, tabia’at, watak.

Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa

ahli sebagai berikut:

a. Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati

yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.

b. Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam

dalam jiwa sehingga seseorang dapat menilai perbuatan baik atau

buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan

perbuatan tersebut.

2.2. Macam-Macam Akhlak Terpuji

Banyak sikap atau prbuatan yang trmasuk kategori sifat terpuji,

berikut ini kami uraikan beberapa di antaranya:

a. Zuhud

Kata zuhud, secara etimologi, berarti yang menunjukkan atas sedikitnya sesuatu. Kata ديهزلا, berarti sesuatu yang sedikit. Sedang kata دهزم, berarti sedikitnya harta. Kata دهز juga dapat diartikan dengan berpaling dan meninggalkan atau menyendiri, misalnya ايندلا يف دهز, artinya ةدابعلل اهنع ىلخت, artinya menyendiri dari dunia untuk beribadah. Sementara kata ةداهزلا ودهزلا

yang juga akar kata zuhud, berarti meninggalkan untuk mengharap kepada dunia, atau meninggalkan sesuatu karena suatu kehinaan baginya, kata دهازلا, berarti orang yang berpaling dari dunia karena cinta kepada akhirat. دهزلا juga dapat diartikan sebagai tidak mengharap dan rakus terhadap dunia.

Secara terminologi, Zuhud dapat diartikan dengan suatu keadaan

meninggalkan dunia dan hidup kebendaan. Atau zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya. Serta zuhud adalah tidak menyukai sesuatu dan menyerahkannya kepada yang lain. Barang siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan membencinya, lalu mencintai akhirat, maka dia adalah orang zuhud di dunia. Lebih lanjut dikatakan bahwa zuhud yang tertinggi adalah tidak menyukai segala sesuatu selain Allah swt, bahkan terhadap akhirat.

(5)

adalah dunia dan sesuatu yang besar adalah akhirat serta yang terbesar adalah Allah SWT.

b. Tawaqal

1. Penertian Tawaqal

.

Menurut bahasa, lafal tawakal berasal dari bahasa arab yg artinya bersandar. Menurut istilah , tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah

melakukan usaha secara maksimal. Seseorang yg berusaha secara maksimal untuk mencapai suatu keinginan atau cita-cita ,setelah itu dia menerima dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah atas hasil yg akan dia dapatkan, orang ini disebut bertawakal.Orang yg bertawakal ,maka ia termasuk orang yg berakhlak mulia

Pengertian Tawakkal menurut para ahli dan ulama yaitu : Ø Imam al-Ghazâli

Tawakkal adalah menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tentram.

Ø Hamka

Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan atau perkara ikhtiar dan usaha kepada Allah swt karena kita lemah dan tak berdaya.

Ø Hamzah Ya’qub

Tawakkal adalah mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri kepada-Nya pada waktu menghadapi kesukaran. Ø Menurut Imam Ahmad bin Hambal

Tawakkal merupakan aktivitas hati, artinya tawakkal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi:2004. Hal 337)

Ø Ibnu Qoyim al-Jauzi

Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala

(6)

Adapun menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah menyerahkan diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dan berikhtiar serta bekerja sesuai dengan kemampuan dan mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.Jadi dapat di simpulkan pengertian tawakkal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha keras, dan menunggu hasilnya.

2. Ciri-ciri Tawaqal

Ø Mujahadah ( semangat yang kuat )

Sebagai seorang mukmin dan muslim dianjurkan untuk memiliki akhlak yang baik. Salah satunya tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang

tentram,tenang,dan damai.

Tawakkal bukan hanya sekedar merasakan segala perkara kepada Allah, tetapi diawali dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Diantara ciri orang yang bertawakkal ialah memiliki semangat yang kuat. Mempunyai semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang dianjurkan oleh Islam.

Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang lebih bagus dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang lemah

semangatnya, tidak mau bekerja keras dan mengerjakan atau mencari pekerjaan yang berfaedah. Sepantasnyalah setiap orang untuk

meningkatkan ilmu,budi pekerti, serta kemasyarakatan dan perekonomiannya.

Ø Bersyukur

Ciri lain orang yang bertawakkal ialah ia senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Apabila ia sukses ataupun berhasil dalam segala urusan ataupun ia mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan ia tak luput untuk senantiasa bersyukur kepada Allah, karena ia menyadari dan meyakini bahwa semua yang ia dapatkan itu adalah takdir Allah dan kehendak-Nya. Dengan bersyukur pula ia akan selalu merasa puas, senang dan bahagia. Seperti dalam frman Allah :

“ Bersyukurlah kepada-Ku niscaya akan aku tambah nikmatnya, tapi jika tidak bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih “

Ø Bersabar

(7)

“ Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari ftnah-ftnah dan orang yang terkena ujian dan cobaan dia bersabar.” ( HR. Ahmad dan Abu dawud)

Ø Intropeksi Diri (Muhasabah)

(8)

3. Keutamaan Tawaqal

Adapun keutamaan bagi seorang muslim yang memiliki sifat bertawakal diantaranya adalah sebagai berikut :

Ø Mendapatkan Cinta dari Allah SWT, Allah berfrman dalam Al-Quran: Artnya: “(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada

seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, Karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan[240], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Ali-Imran 3:153)

Ø Tawakal dapat mencegah adzab Allah SWT.

Ø Dicukupkan rizkinya dan merasakan ketenangan, sesuai frman Allah SWT berikut :

Artinya: “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

Ø Dikuatkan iman dan dijauhkan dari setan.

Ø Jiwa,harta,anak,dan keluarga senantiasa terjaga. c. Ikhlas

Ikhlas merupakan amalan hati yang paling utama dan paling tinggi dan paling pokok, Ikhlas merupakan hakikat dan kunci dakwah para rasul sejak dahulu kala. Ikhlas merupakan istilah tauhid , orang- orang yang ikhlas adalah mereka yang mengesankan Allah dan merupakan hamba Nya yang terpilih. Fungsi Ikhlas dalam amal perbuatan sama dengan kedudukan ruh pada jasad kasarnya, oleh karena itu mustahil suatu amal dan ibadah dapat diterima yang dilakukan tanpa keikhlasan sebab kedudukannya sama dengan orang yang melakukan amal dan ibadah tersebut bagai tubuh yang tidak bernyawa.

Lafaz ikhlas menunjukkan pengertian jernih, bersih dan suci dari campuran dan pencemaran. Sesuatu yang murni artinya bersihtanpa ada campuran, baik yang bersifat materi maupun nonmateri. Adapun pengertian ikhlas menurut syara’ adalah seperti yang diungkapkan oleh ibnu qayyim berikut: Mengesankan Allah dalam berniat baf yang melakukan ketaatan, bertujuan hanya kepada Nya tanpa mempersekutukan Nya dengan sesuatupun. Dan menurut Al- Fairuzabi :” Ikhlas karena Allah , artinya meninggalkan riya’ dan tidak pamer.

Orang yang ikhlas adalah seseorang yang tidak peduli meskipun semua penghargaan atas dirinya hilang demi meraih kebaikan hubungan kalbunya dengan Allah, dan orang tersebut tidak ingin apa yang ia lakukan

(9)

Sebagaimana Firman Allah SWT:

Artinya: Katakanlah: "Hanya Allah saja yang Aku sembah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". (QS. Az-Zumar: 14)

Dikisahkan oleh Umamah ra, ada seorang laki-laki yang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pendapat Engkau tentang seseorang yang berperang dengan tujuan mencari pahala dan popularitas diri. Kelak, apa yang akan ia dapat di akherat?” Rasulullah SAW menjawab, “Dia tidak mendapatkan apa-apa. Orang itu mengulangi lagi pertanyaannya sampai tiga kali. Tetapi Rasulullah SAW tetap menjawabnya, “Ia tidak menerima apa-apa!” Kemudian Beliau SAW

bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan, kecuali yang murni dan yang mengharapkan ridha-Nya”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

Keterangan itu menjelaskan kepada kita agar meluruskan niat dalam

beramal. Amal perbuatan sangat tergantung pada niat. Niat yang baik akan mendapatkan pahala, walaupun amalan itu sangat kecil. Tetapi niat yang buruk akan mendapatkan dosa walaupun amalan itu sangat besar menurut syariat. Berjihad merupakan amalan yang sangat besar dan memerlukan pengorbanan yang sangat besar pula, baik harta maupun tenaga, bahkan bisa mempertaruhkan nyawa. Pahalanya pun luar bisa. Mati syahid

merupakan mati yang paling mulia. Tetapi, jika niatnya buruk, umpamanya karena niat ingin disebut sebagai pejuang yang hebat, maka hasil yang didapatkan adalah kehinaan dan kesengsaraan di akherat nanti.

Demikian pula ikhlas merupakan dasar dari amalan hati, sedangkan

pekerjaan anggota tubuh lainnya mengikut padanya dan menjadi pelengkap baginya. Ikhlas dapat membesarkan amal yang kecil hingga menjadi seperti gunung.

d. Jihad

Jihad di jalan Allah SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk memerangi orang-orang kafr dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan meninggikan kalimat-Nya.

Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syari’atkan dan menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang shohih :

ْنَع

Dari Ibnu Umar beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian telah berjual beli ‘inah,

(10)

Sedangkan Pengertian jihad menurut para ulama seperti Ibnu Qadama Al Maqdisi, Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Aabideen: “Perjuangan dengan segenap usaha hanya karena Alloh, dengan jiwa, didukung dengan harta, perkataan, mengumpulkan bantuan para Mujahidin atau dengan cara yang lain untuk membantu perjuangan” (seperti halnya melatih orang). Mereka mengambil dari ayat, “...Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu…..” (QS. 9:41), sebagai keterangan dari pengertian tersebut.

Di samping juga jihad bukanlah perkara mudah bagi jiwa dan memiliki

hubungan dengan pertumpahan darah, jiwa dan harta yang menjadi perkara agung dalam Islam sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

انِإَف

“Sesungguhnya darah, kehormatan dan harta kalian diharamkan atas kalian (saling menzholiminya) seperti kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negri kalian ini sampai kalian menjumpai Robb kalian. Ketahuilah apakah aku telah menyampaikan ?” Mereka menjawab, “Ya”. Maka beliau pun bersabda, “Ya Allah persaksikanlah, hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena terkadang yang disampaikan lebih mengerti dari yang mendengar langsung. Maka janganlah kalian kembali kufur

sepeninggalku, sebagian kalian saling membunuh sebagian lainnya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

e. Amanah

Kata amanah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Defnisi amanah tersebut memberikan pengertian bahwa setiap amanah selalu melibatkan 2 pihak yaitu si pemberi amanah dan si penerima amanah. Lebih jelasnya, hubungan keduanya dapat dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya manusia secara individu diberi amanah berupa umur oleh Allah. Pertanyaannya adalah digunakan untuk apa umur tersebut? Apakah umur itu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti bekerja, melaksanakan ibadah puasa, membaca Al Qur’an, dan yang lainnya. Bila kita sebagai individu sudah melaksanakan amanah tersebut sesuai tuntunan-Nya, maka kita pantas disebut orang yang dapat dipercaya alias bisa menjalankan amanah dari-Nya. Sebaliknya bila kita salah menggunakan amanah tersebut misalnya bermalas-malasan, tidak mau bekerja, hanya berdiam saja di

rumah, maka kita oleh Allah dianggap orang yang tidak dapat dipercaya alias tidak beramanah seperti dalam frman Allah, yaitu:

(11)

Selain itu, contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam

berorganisasi. Adakah amanah di dalamnya? Tentu ada. Amanah apa yang dipikul seorang pemimpin atas anggota yang dipimpinnya. Tidak lain adalah mengajak, membimbing, dan mengarahkan anggotanya untuk berperilaku sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka tidak hanya sejahtera di dunia juga di akhirat. Oleh karena itu, menjadi pemimpin umat beragama tidaklah mudah karena setiap kata dan tindakannya akan dimintai

pertanggungjawaban baik di dunia apalagi di akhirat kelak. Seperti lazimnya dilakukan oleh organisasi, hal tersebut direalisasikan dalam bentuk Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). LPJ itu lah yang merupakan wujud amanah yang diemban oleh sang pemimpin dan jajarannya. Jadi, amanah tidaknya

seseorang pemimpin bukan dilihat dari penampilan fsik, materi atau keturunan, tetapi lebih ditentukan oleh kinerja. Misalnya bagaimana sang pemimpin mampu memobilisasi (menggerakkan) anggota serta

mengorganisir sedemikian rupa sehingga mampu memberdayakan potensi anggota untuk kemaslahatan bersama sehingga yang menjadi tujuan utama adalah untuk kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanah bisa diperlihatkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti kehidupan individu, keluarga, masyarakat, hingga negara. Dan setiap amanah yang diemban oleh individu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun di akhirat. Jika tidak melaksanakan amanah dengan baik maka ia tidak memiliki iman yang kuat.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan kesimpulan akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan yang tertatanam dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi dalam kehidupannya sehari – hari.

Adapun bentuk dari akhlak terpuji tersebut ada beberapa bagian,

diantaranya sebagai berikut; zuhud, tawaqal, ikhlas, jihad dan amanah. Semuanya itu memiliki sisi positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik dalam melakukan hubungan yang bersifat horizontal atau dalam melakukan hubungan dengan Allah SWT atau dalam melakukan hubungan secara

vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul antar sesama Manusia.

3.2. Saran

(12)

manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi mari kita sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai pembahasan akhlak terpuji

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Syeikh Ibrahim Jalhum. 2003. Pelita As-Sunnah

Petunjuk Jalan Bagi Kaum Muslimin. Bandung.

Pustaka Setia

Mustofa H. 1997. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka

Setia

(14)

Kelompok

4

Nama

1

2

3

(15)

Pertanyaan yang di ajukan peserta

1

2

3

4

Referensi

Dokumen terkait

1) Hidup itu tetap memiliki makna dalam setiap situasi. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga, dan didambakan serta memberi nilai khusus bagi

Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan  kegiatan atau aktivitas atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap

Setiap umat harus mampu menggali dan mengembangkan diri dengan baik sehingga hidup di dunia yang hanya satu kali ini tidak menjadi beban bagi orang lain,

18 Tujuan Zuhud adalah ketauhidan, artinya menjauhkan diri dari segala hal yang bersifat dunia sama halnya dengan menjauhkan diri dari segala sesuatu selain

b. wajib ditampilkan sebagai perilaku dan gaya hidup yang negatif dan/ atau melanggar hukum, serta tidak digambarkan sebagai sesuatu yang hebat dan menarik. Reportase Investigasi

 Negara berkembang adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan mengkategorikan 7egara-negara di dunia yang memiliki standar hidup 7egara7i rendah, 7egara

Orang yang bertakwa pasti akan sibuk mempersiapkan bekal kehidupannya di akhirat dengan beribadah sebaik mungkin dan memperbanyak amalan shalih, sebagaimana dalam firman Allah pada

Ini adalah apa yang dinamakan sesuai antara konsep keinginan yang tumbuh diatas kepentingan dirinya sendiri dan keutamaan particularity, sebagaimana dicontohkan tentang sesuatu