• Tidak ada hasil yang ditemukan

TASAWUF DAN PROBLEMA EKONOMI pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TASAWUF DAN PROBLEMA EKONOMI pada"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TASAWUF DAN PROBLEMA EKONOMI

Makalah Revisi

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tasawuf Sosial

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. M. Amin Syukur, M.A

Oleh :

Yuniar Rahmawati 1504046022

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SEMARANG

2016

(2)

A. Latar Belakang

Permasalahan ekonomi selalu menjadi daya tarik tersendiri di berbagai lapisan masyarakat, baik dalam lingkungan kelompok maupun individu. Ekonomi menjadi hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan. Banyak permasalahan yang muncul yang disebabkan karena masalah ekonomi. Islam sendiri, menganggap ekonomi sebagai suatu rangsangan bagi jiwa dan sarana berhubungan dengan Allah. Begitu banyak permasalahan karena ekonomi.

Dalam dunia Islam ada pembahasan tentang ilmu Tasawuf, tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah. Pada umumnya tasawuf dikenal dengan menempuh kehidupan zuhud. Zuhud yaitu menghindari gemerlap kehidupan duniawi, rela hidup dalam keprihatinan, melakukan berbagai jenis amalan ibadah, melaparkan diri, mengerjakan shalat malam, dan melantunkan berbagai jenis wirid sampai fisik atau dimensi jasmani seseorang menjadi lemah dan dimensi jiwa atau ruhani menjadi kuat, tentu perekonomian dalam kehidupan muslim harus ditinggalkan.

Namun yang kita lihat sekarang ini, banyak masyarakat yang tidak mengamalkan zuhud, banyak sekali masalah – masalah perekonomian yang terjadi dalam kehidupa. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tasawuf dalam menyelesaikan problema ekonomi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian Tasawuf?

2. Bagaimana pengertian ekonomi dan problemanya ?

3. Apakah Tasawuf dapat menyelesaikan problema ekonomi ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Tasawuf.

2. Untuk mengetahui pengertian dan problema ekonomi. 3. Untuk mengetahui Tasawuf dan problema ekonomi.

(3)

A. Pengertian Tasawuf Tasawuf.

Tasawuf dalam etimologi berasal dari kata shafa’ yang artinya suci bersih, hati seorang sufi diibaratkan suci bersih ibarat kilat kaca, ada juga yang mengatakan shuf yang artinya bulu binatang, karena para sufi ini tak lagi mau menggenakan pakaian keduniawian, lantaran ke-zuhudan, dan ada juga yang mengatakan shuffah, yang artinya segolongan sahabat pada zaman nabi yang hidup di serambi masjid Nabi, tetapi ada juga yang mengatakan menurut ahli bahasa, sufi diambil dari bahasa yunani yang diadopsi oleh bangsa arab, yaitu theoshopie dari dua kata yang berarti theo artinya tuhan dan shopos yang artinya cinta1

Secara terminologi tasawuf diartikan secara variatif oleh para Sufi. al – Jurairi mengatakan, bahwa tasawuf adalah memasuki ke dalam segala budi (akhlak) yang bersifat sunni, dan keluar dari budi pekerti yang renda.2 Menurut Syekh Muhammad al - Kurdi, tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal (perbuatan) kebaikan dan kebaikan jiwa, cara membersihkannya dari (sifat- sifat yang buruk) dan mengisinya dengan sifat – sifat terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridhaan Alllah dan meninggalkan larangan-Nya.3

Sedangkan menurut Abu Bakar Al-Kitani berkata: “Tasawuf adalah Akhlak. Barangsiapa yang beratambah akhlaknya, maka bertambahlah pula keteguhan hatinya.4

Tasawuf juga berarti kesadaran seorang hamba, adanya dialog dan komunikasi dengan Tuhan. Dengan adanya kesadaran secara terus –menerus, maka secara otomatis seseorang akan berlaku baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, dan terhadap alam semesta. Artinya orang itu akan melakukan kesalehan secara individual dan sosial.5 Dapat disimpulkan berarti tasawuf adalah perilaku terpuji yang mendekatkan seorang hamba terhadap Tuhannya.

Tasawuf pada umunya dikenal dengan menempuh kehidupan zuhud. Zuhud yaitu menghindari gemerlap kehidupan duniawi. Dalam Tasawuf terdapat banyak

1 Hamka, Tasauf Moderen (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1987 ), hlm. 12.

2 Anwar Rosihon, Akhlak Tasawyf, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 145.

3 http://www.masuk-islam.com/pembahasan-tasawwuf-lengkap-pengertian-tasawuf-dasar-dasar-tasawauf-tujuan-tasawuf-perkembangan-tasawauf-dll.html, diakses pada 6 November 2016.

4 ‘Abdul Halim Mahmud, Membebaskaskan Manusia Dari Kesesatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 246.

(4)

ajaran – ajaran yang membuat seseorang yang bertasawuf atau Sufi akan merasakan kedekatannya dengan Tuhan. Ajaran tasawuf diantaranya adalah Zuhud, Wara’ Sabar, Syukur, Qanaah, Muraqabah dan masih banyak lagi.

B. Pengertian Ekonomi dan Problema Ekonomi

Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber – sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang – barang dan jasa – jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi.6 Ekonomi adalah segala aspek yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak atau segala tuntutan kebutuhan hidup yang menuntut orang untuk berusaha, berkerja dan sebagainya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, bidang ekonomi dalam perilaku manusia berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Allah berfirman dalam Q.S Al – Muthaffifin : 1 – 6

Kecelakaan bagi orang-orang yang curang, (yaitu) mereka yang apabila menerima takaran atas orang lain, mereka meminta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi, tidakkah mereka menduga bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, hari manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?

dan Allah berfirman dalam Q.S Ar – Rum : 39

(5)

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Ayat – ayat ini mengutuk perilaku ekonomi yang ada dan menyimpang, serta ayat – ayat ini mengaitkan perilaku ekonomi dengan ajaran tentang pertanggung jawaban di hadapan Allah di hari Kiamat kelak.

Menurut Al-Ghazali, kegiatan ekonomi merupakan kebajikan yang dianjurkan oleh islam. Al-Ghazali membagi manusia dalam tiga kategori, yaitu 7:

a. orang yang mementingkan kehidupan duniawi golongan ini akan celaka. b. orang yang mementingkan tujuan akhirat daripada tujuan duniawi golongan

ini kan beruntung.

c. golongan yang kegiatan duniawinya sejalan dengan tujuan-tujuan akhirat. Al-Ghazali juga mengatakan bahwa aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien karena merupakan bagian dari pemenuhan tugas keagamaan seseorang. Ia mengidentifikasi tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu8 :

a. untuk mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan. b. untuk mensejahterakan keluarga.

c. untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas ekonomi memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat sekarang cenderung menghalalkan cara apapun untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, yang menimbulkan problem – problem ekonomi. Salah satu problem ekonomi terbesar di Indonesia adalah kemiskinan.

Masalah kemiskinan sebenarnya tidak diinginkan oleh siapapun, namun, dalam realitas kehidupan manusia hal itu tetap ada. Islam sebenarnya melarang praktek transaksi ekonomi yang dapat menganggu keserasian atau keharmonisan hubungan antar anggota masyarakat9.

Allah berfirman dalam Q.S al – Hasyr : 7

7 P3EI (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam), Ekonomi Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 2008) hlm 110.

8 Adiwarman Azwar, Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 2012) hlm 63.

(6)

Apa saja harta rampasan (fay’) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan; supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kalian saja. Apa saja yang Rasul berikan kepada kalian, terimalah. Apa saja yang Dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebenarnya Al-Quran memegang prinsip keadilan distributif (distributive justice), dimana sekelompok masyarakat tidak diperkenankan menjadi terlalu kaya sementara kelompok lainnya menderita kemiskinan, ini bertentangan dengan harkat kemanusiaan.10 Namun kenyataan sekarang ini memang begitu adanya, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Ini dikarenakan maraknya korupsi yang dilakukan oleh oknum – oknum tidak bertanggung jawab.

Dari sini jelas, bahwa kekayaan di Indonesia berjalan seperti kaum kapitalisme yang dalam prinsipnya berpendapat “siapa yang kuat merekalah yang menang, dan siapa yang banyak modalnya dialah yang berkuasa. Adanya prinsip diatas akhirnya akan membuat jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin, si kaya menjadi semakin kaya dan si miskin menjadi semakin miskin dan tertindas.11

Dari Badan Pusat Statistik diperoleh data, pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,01 juta orang (10,86 persen).12 Indonesia

sekarang ini tercatat sebagai negara termiskin di Dunia dengan urutan ke-68 yang torehan pertahunya adalah $3,900. Menurut pakar ekonomi, Rahman Herry B Koestanto, S.E menyebutkan masuknya Indonesia kedalam negara termiskin di Dunia terjadi karena kurangnya pemanfaatann yang maksimal dalam pengolahan

10Adnan, Islam Sosialis : Pemikiran Sistem Ekonomi Sosialis Religius Sjafruddin Prawiranegara, (Jogjakarta : Pustaka Rasail, 2004), hlm. 131.

11Adnan, Islam Sosialis..., hlm. 127.

(7)

keuangan di Indonesia13. Kemiskinan terjadi karena pengolahan keuangan yang

tidak sesuai amanah dan penyelewengan – penyelewangan yang dilakukan oleh oknum – oknum yang tidak petanggung jawab, yang tidak lain adalah korupsi.

Dari data yang diperoleh dari website KPK, dijelaskan bahwa rekapitulasi tindak pidana korupsi, per 31 Agustus 2016, di tahun 2016 KPK melakukan penanganan tindak pidana korupsi dengan rincian : penyelidikan 61 perkara, penyidikan 58 perkara, penuntutan 46 perkara, inkracht 41 perkara, dan eksekusi 53 perkara. Dan total penanganan perkara tindak pidana korupsi dari tahun 2004-2016 adalah penyelidikan 813 perkara, penyidikan 526 perkara, penuntutan 435 perkara, inkracht 361 perkara, dan eksekusi 386 perkara.14

Sangat disayangkan, korupsi yang dilakukan di Indonesia sangat menjijikkan, mereka para pelaku korupsi hanya mementingkan dirinya sendiri, mereka tidak peduli dengan kemiskinan di negaranya yang semakin menjadi, yang mereka tahu hanya mengkayakan diri mereka sendiri, dan mereka sungguh telah digilakan oleh kenikmatan duniawi.

Korupsi yang semakin menjadi menimbulkan masalah kemiskinan, dan kemiskinan dapat menimbulkan tindakan kejahatan dan gangguan sosial lainnya.15

Masyarakat miskin yang tidak memegang iman dan tidak memiliki pendirian yang teguh cenderung akan melakukan hal – hal negatif, seperti melakukan pencurian, perampasan, penipuan, kekerasan, dan perilaku – perilaku negatif lainnya.

C. Penyelesaian Problema Ekonomi dengan Tasawuf

Problem ekonomi terbesar di Indonesia sekarang ini adalah kemiskinan. Salah satu penyebab kemiskinan adalah korupsi. Orang yang korupsi adalah orang yang gila harta. Mereka sangat senang akan indahnya gemerlap duniawi. Orang yang korupsi dalam diri mereka terdapat sifat al- hirsh.

13 https://id.crowdvoice.com/posts/indonesia-masuk-urutan-ke-68-negara-termiskin-2gMx, diakes pada 1 November 2016.

14http://acch.kpk.go.id/statistik, diakses pada 2 November 2016.

(8)

al- hirsh yaitu keinginan yang berlebih – lebihan terhadap materi.16 Cara untuk menghilangkan sifat ini, muhasabah atau introspeksi diri. Muhasabah dilakukan dengan mengadakan penghayatan atas keimanan dan ibadahnya, mengadakan latihan dan berusaha secara bersungguh – sungguh untuk merubah sifat tercela yang ada pada dirinya. Perilaku tercela, muncul dalam waktu yang tidak pernah kita sadari, maka dari itu kita harus selalu introspeksi diri atau muhasabah.17

Selain muhasabah, setiap manusia harus memiliki sikap zuhud. Zuhud adalah memalingkan aktivitas ruhani dari hal – hal yang bersifat keduniawian.18 Tujuan Zuhud adalah ketauhidan, artinya menjauhkan diri dari segala hal yang bersifat dunia sama halnya dengan menjauhkan diri dari segala sesuatu selain Allah. Seseorang yang zuhud atau disebut zahid, akan menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Seorang zahid tidak boleh melakukan perbuatan dosa dan harus menjauhkan diri dari sifat wara’.19

Wara’ adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas atau belum jelas hukumnya (subhat).20 Wara’ juga mempunyai pengertian suatu maqam yang

memiliki kedudukan bagi seorang sufi dalam kaitannya dengan urusan mencari rizki yang halal maupun haramnya sesuatu. Ibrahim bin Adam berkata “Wara’ artinya meninggalkan sesuatu yang subhat, sedangkan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat berarti meninggalkan hal – hal yang berlebihan.21

Zuhud dan Wara’ merupakan maqam yang beriringan. Seorang penguasa diharapkan memiliki sikap zuhud dan wara’, tidak berlebih – lebihan dalam keduniawian dan meninggalkan hal yang subhat agar terhindar dari korupsi. Selain itu seorang penguasa hendaknya memiliki sikap itsar, yaitu mendahulukan dan mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.22

Gemerlapnya duniawi selalu mendorong nafsu manusia untuk mendapatkan kenikmatan dunia. Untuk menghindari nafsu keduniawian seharusnya umat Islam

16 Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 114.

17Amin Syukur, Menggugat...,hlm. 115.

18 Hasyim Muhammad, Psikologi Qur’ani, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 43.

19 Hasyim Muhammad, Psikologi..., hlm. 45. 20 Hasyim Muhammad, Psikologi..., hlm. 35. 21 Hasyim Muhammad, Psikologi..., hlm. 36.

(9)

menanamkan sikap Qana’ah dalam dirinyayaitu rasa merasa cukup, artinya merasa cukup dengan rizki yang diperoleh. Walaupun penghasilan kecil harus diterima dengan sabar dan ikhlas, sehingga tidak terdorong untuk melakukan korupsi.23Sebenarnya, Islam tidak melarang umatnya untuk hidup kaya, namun Islam melarang umatnya untuk berlebih –lebihan. Islam mengharapkan umatnya menggunakan harta yang dimilikinya sebagai sarana untuk bekal di akhirat bukan hanya sekedar pemuas nafsu saja.

Sebuah hadits menyebutkan bahwa Allah Swt. mewahyukan kepada salah seorang nabi-Nya, “Aku hanya mengambil orang yang tidak lari dari mengingat-Ku. Ia tidak memiliki selain Aku. Ia tidak berhajat kepada sesuatu pun dari makhluk-Ku. Jika ia dibakar api, ia tidak merasakan sakit. Jika ia dipotong dengan menggunakan gergaji, ia tidak merasakan sakit apapun. Barangsiapa yang cintanya tidak menyampaikannya kepada batasan ini, maka dari mana ia mengetahui apa yang ada di balik cinta ituberupa karamah dan mukasyaf. Semua itu berada di balik cinta dan cinta berada di balik iman”.24

Sebagai Umat Islam seharusnya selalu mencintai dan mengingat Allah, bukan mencintai kehidupan duniawi, karena sejatinya kehidupan di dunia ini tidaklah kekal, dan hidup di dunia ini harus selalu muraqabah, yaitu meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi kita. Tuhan mengetahui seluruh gerak-gerik kita dan bahkan segala yang terlintas dalam hati diketahui Allah.25 Maka

dengan menerapkan sikap muraqabah kita akan terhindar dari perilaku buruk yang merugikan diri sendiri, orang lain maupun alam semesta.

III KESIMPULAN

Problem ekonomi terbesar yang dialami Indonesia saat ini adalah kemiskinan. Kemiskinan ini terjadi karena banyaknya korupsi yang merajalela. Tasawuf yang didasarkan pada Al- Quran dan Hadist bisa dijadikan solusi untuk mengatasi persoalan tersbut, yakni pemberantasan korupsi harus dilakukan dari diri sendiri.

23 Sudirman Tebba, Tasawuf..., hlm 13.

24 Al-Ghazali, Mutiara Ihya’ ‘Ulumuddin, terjemahan Ismail Yaqub, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008), hlm.402

(10)

setiap manusia harus menanamkan ajaran – ajaran tasawuf agar terhindar dari nafsu duniawi.

Dengan zuhud dan wara’ seorang penguasa tidak akan korupsi karena di dalam dirinya terdapat sifat yang mulia, yakni tidak mendewakan harta serta menghindari hal yang shubhat. Mereka tidak akan mau menerima penghasilan yang tidak jelas asal – usulnya, dan mereka harus memiliki sifat itsar,sifat itsar sangat dioerlukan oleh penguasa karena mereka seharusnya memikirkan kepentingan orang lain bukan hanya kepentingan dirinya. Hidup di dunia haruslah merasa diawasi karena setiap yang kita lakukan, Allah selalu mengetahuinya.

IV PENUTUP

Demikianlah makalah ini Kami selesaikan. Penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Penulis sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca dengan harapan bisa menjadi motovasi Kami agar dapat menciptakan karya tulis yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

2. Al – Ghazali, ‘Ihya ‘Ulumuddin jilid VII, terjemahan Ismail Yakub, C.V. Faizan, Jakarta, 1989.

3. Anwar Rosihon, Akhlak Tasawuf, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010.

4. Azwar, Adiwarman, Karim, Ekonomi Mikro Islami, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.

5. Halim Mahmud, ‘Abdul, Membebaskaskan Manusia Dari Kesesatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.

6. Hamka, Tasauf Moderen, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1987.

7. Kahf, Monzer , Ekonomi Islam : Telaah Analitik terhadap Fungsii Sistem Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.

8.

Muhammad, Hasyim, Psikologi Qur’ani, CV. Karya Abadi Jaya, Semarang, 2015.

9. P3EI (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam), Ekonomi Islam, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

10.Sebayang, Lesta Karolina, Keterkaitan Desentralisasi Fiskal Sebagai Political Prosess Dengan Tingkat Kemiskinan Di Indonesia, Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan, Volume 1, Nomor 1, September, 2008. pdf.

11.

Syukur, Amin, Tasawuf Kontekstual : Solusi Problem Manusia Modern, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2003.

12. --- , Menggugat Tasawuf, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,1999.

13. Tebba, Sudirman, Tasawuf Positif, Kencana, Jakarta, 2003.

(12)

15.http://acch.kpk.go.id/statistik.

16. https://id.crowdvoice.com/posts/indonesia-masuk-urutan-ke-68-negara-termiskin-2gMx.

17.http://www.bps.go.id/brs/view/id/1229.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis toko seperti ini menjual serangkaian luas produk dengan mark-up yang tinggi merek ternama pada harga diskon. Ruang pamer katalog memperoleh uang dengan memotong biaya

Perancangan sistem informasi menggunakan Data Flow Diagram (DFD) yang digunakan untuk mendesaian sistem informasi musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)

Kompentensi Dasar : Menjelaskan Hakikat Menyimak dan Bebagai Keterampilan Bahasa.. menjelaskan

Walaupun PT Toko Rekso memiliki pengendalian internal yang buruk, Marjono, Rachmadi, & Rekan memilih 50 sample untuk mengkonfirmasi beberapa ribu pemasok yang

Waliyullah Syaich Abu Bakar bin Salim lahir di kota Tarim pada tahun 919 H, dikaruniai 13 anak lelaki dan yang menurunkan keturunannya 9 orang anak, bernama:

Untuk kondisi di Provinsi Kalimantan Barat, penyusutan luasan lahan gambut diakibatkan dari kebakaran hutan dan konversi menjadi lahan terbuka, semak belukar, ladang

Akulturasi arsitektur tradisional Makassar dalam perpaduan unsur budaya local dan asing dapat menyatu tetapi makna dan symbol budaya local masih dipertahankan,