• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD 91 PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS ... JOURNAL | UNAIR fullpapers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD 91 PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS ... JOURNAL | UNAIR fullpapers"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS TERHADAP KINERJA DI RUMAH SAKIT EFFECT OF STRATEGIC PLANNING ON THE HOSPITAL PERFORMANCE

Nurhapna, Setya Haksama

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya E-mail: nurhapna_oktavia@yahoo.com

ABSTRACT

Strategic planning very important to be performed in order to create and maintain conformity between organizational goals and organizational resources possessed with objective to catch constantly-growing market opportunity. Hospitals be required of strategic planning in order to provide boundary of venture, organizational direction and organizational culture, to maintain flexibility and stability, to facilitate the preparation of the annual working plan and budgeting in aims to achieve the goals of the organization and to improve performance of organization. The purpose of this research was to learn the influence of strategic planning (strategy development and strategy implementation) towards performance hospital. This research was an observational-analytic with cross sectional design. Population for the research was all staffs in Muhammadiyah Hospital Lamongan (which included doctors, nurses, midwives and supporting staffs) in 2014. The number of staffs included was 284 staffs, and samples used for this research were as many as 74 respondents. Based on statistical test using logistic bivariate regression test with α = 0,05, showed that P (0,019) < α (0,05), thus H0 was rejected, which meant there was influence of strategic planning towards performance hospital. Based on the result of the research, it’s concluded that sufficient strategic planning will improve performance hospital.

Keywords: strategic planning, hospital performance

PENDAHULUAN

Indikator cakupan pelayanan sebuah rumah sakit terdiri dari jumlah dan persentase kunjungan rawat inap/rawat jalan, jumlah pelayanan atau jumlah tindakan (Nursalam, 2002). Berdasarkan data kunjungan pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, diperoleh adanya penurunan rata-rata jumlah kunjungan pasien UGD dari tahun 2010 sampai tahun 2013 sejumlah 247 pasien, dan adanya penurunan jumlah kunjungan pasien rawat inap dari tahun 2012 sampai tahun 2013 sejumlah 625 pasien.

Penurunan jumlah kunjungan pasien kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor pesaing (rumah sakit lain). Banyaknya pesaing memungkinkan masyarakat untuk memilih rumah sakit yang terbaik ketika membutuhkan pelayanan kesehatan, sehingga Rumah Sakit Muhammadiyah

Lamongan harus mampu mempertahankan kinerjanya agar rumah sakit ini tetap menjadi pilihan bagi masyarakat. Kinerja rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah perencanaan strategis (Whittaker, 2002).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, perencanaan strategis rumah sakit masih dianggap belum cukup, karena rumah sakit belum melakukan langkah-langkah perencanaan strategis yang sesuai dengan kaidah penyusunan perencanaan strategis.

Perencanaan strategis rumah sakit yang tidak cukup disebabkan karena rumah sakit belum maksimal melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal, rumah sakit juga belum melakukan identifikasi terhadap isu-isu strategis yang berkaitan dengan masalah yang akan dihadapi.

(2)

eksternal rumah sakit hanya meliputi analisis kemitraan seperti: kemitraan dengan dokter mitra, dengan rumah sakit swasta, klinik, balai pengobatan dan perusahaan. Analisis lingkungan internal sebaiknya mengidentifikasi faktor kepemimpinan, petugas kesehatan, sarana prasarana, kebijakan dan lain-lain sedangkan analisis lingkungan eksternal sebaiknya mengidentifikasi faktor politik, ekonomi, sosial, arah perkembangan teknologi dan lain-lain (Bryson, 2002).

Perkembangan strategi sangat penting untuk dilakukan agar perencanaan strategis yang belum cukup dapat disempurnakan untuk tahun berikutnya sehingga peluang pasar dapat dimasuki oleh rumah sakit. Pengembangan strategi yang kurang akan mepengaruhi implementasi strategi rumah sakit karena program, prosedur dan anggaran yang dilakukan rumah sakit tidak sesuai dengan keadaan rumah sakit dan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien/pelanggan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja rumah sakit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan sebagai dasar untuk mengevaluasi perencanaan strategis dan kinerja rumah sakit sebagai upaya dalam peningkatan kinerja bedasarkan perencanaan strategis rumah sakit. PUSTAKA

Perencanaan strategis menurut Supriyanto dan Ernawati (2010) adalah proses manajemen

dalam menciptakan dan memelihara kesesuaian antara tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki guna menangkap peluang pasar yang selalu berkembang. Perencanaan strategis juga menguji bagaimana cara memilih sasaran hasil, tujuan organisasi dan rencana tindakan yang strategis untuk disebarkan dan dirubah jika keadaan berubah, serta bagaimana kemajuan program yang telah ditetapkan.

(3)

pelayanan biaya, pendanaan, maupun rencana organisasi atau manajemen; (5) Mengembangkan strategi, yaitu melaksanakan tindakan-tindakan dari keputusan atas dasar isu-isu strategis yang telah diidentifikasikan pada langkah sebelumnya, untuk mengelola isu strategis dan penetapan visi organisasi yang efektif dan efesien.

Perencanaan strategis menurut Malcolm Baldrige dibagi atas dua item, yaitu: pengembangan strategi dan implementasi strategi (Gaspersz, 2011). Pengembangan strategi menurut Supriyanto dan Ernawati (2010) adalah cara yang dilakukan oleh organisasi dalam menetapkan strateginya dan sasaran hasil yang strategis mencakup bagaimana menunjukkan tantangan strategis, meringkas sasaran hasil strategis dan tujuan. Uraikan tentang pengembangan strategi menurut Gaspersz (2011) adalah: (1) Memahami kebutuhan dari pelanggan, karyawan, masyarakat dan pemerintah sebagai masukan untuk menetapkan arah, sasaran dan tujuan organisasi; (2) Mengidentifikasi titik-titik kelemahan dan kesempatan untuk diperbaiki dan ditingkatkan kinerjanya; (3) Malakukan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats atau kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Analisis ini meliputi analisis keadaan internal organisasi dan analisis keadaan eksternal; (4) Menetapkan sasaran, tujuan strategis indikator kinerja dan batas waktu untuk mencapai sasaran dan tujuan strategis

tersebut, serta mekanisme penilaiannya; (5) Melakukan analisis tentang kemampuan untuk melaksanakan rencana- rencana strategis; (6) Menjamin bahwa program- program peningkatan keunggulan kinerja yang akan dilaksanakan itu terintegrasi atau selaras dengan arah, sasaran dan tujuan strategis organisasi yang telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan dari pelanggan, karyawan masyarakat dan pemerintah.

Implementasi Strategi (strategy implementation) adalah proses di mana manajemen mewujudkan strateginya dalam bentuk program, prosedur dan anggaran. Implementasi strategi juga dapat diartikan sebagai pengembangan strategi dalam bentuk tindakan, implementasi strategi yang sesuai adalah implementasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan strategis dan misi strategis yang telah ditetapkan. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam implementasi strategi: penataan Staf Mengikuti Strategi, perubahan dalam kebutuhan merekrut dan melatih, menyesuaikan manajer dengan strategi, seleksi dan pengembangan manajemen, mengidentifikasi kemampuan dan potensi.

(4)

(5) Menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi; (6) Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan.

Kinerja adalah penacapaian kerja individu atau sekelompok orang di rumah sakit sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, yang dinilai dari kondisi yang sebenarnya terjadi dan dibandingkan dengan perencanaan strategis yang ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja menurut Whittaker dapat dilakukan berdasarkan penilaian pada perencanaan strategis (Whittaker, 2000 dan Simamora, 1995).

Pengukuran kinerja menurut Whittaker terdiri dari beberapa 4 langkah yaitu: (1) Menetapkan sasaran, tujuan dan hasil yang diinginkan pada saat perencanaan strategis, (2) Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja. Menurut Umar (2002), indikator kinerja adalah suatu penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung.

Indikator kinerja menurut Malcolm Baldrige ada 4 yaitu: level/tingkatan, trends/tren,

comparisons/perbandingan dan

integration/intregasi. (3) Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan,

sasaran dan strategi menurut Whittaker (2000), dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang telah dicapai organisasi dengan tujuan yang ditetapkan pada perencanaan strategis organisasi. (4) Mengevaluasi kinerja dan memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan kinerja organisasi dimasa yang akan datang. Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan reward- punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

METOD E

(5)

dengan pilihan jawaban tertutup. Jumlah pernyataan untuk perencanaan strategis adalah 23 pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan tentang pengembangan strategi dan 13 pernyataan tentang implementasi strategi. Kinerja rumah sakit terdiri dari 23 pernyataan. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Uji regresi logistik dilakukan untuk melihat pengaruh perencanaan strategis yang terdiri dari pengembangan strategi dan implementasi strategi terhadap kinerja Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

HASIL DAN

PEMBAHASAN

Pengaruh Pengembangan Strategi Terhadap

Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Hasil pengolahan data untuk pengembangan strategi dalam penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu pengembangan strategi cukup dan pengembangan strategi tidak cukup. Pengembangan strategi cukup adalah suatu perencanaan strategis yang selalu mengalami penyempurnaan dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi. Sedangkan pengembangan strategi yang tidak cukup adalah suatu perencanaan strategis yang jarang sekali mengalami penyempurnaan dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.

Tabel 1 Analisis Pengembangan Strategi Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Pengembangan Strategi Jelek Kinerja Rumah Sakit Baik Total ρ value

n % n % n %

Tidak Cukup 5 20,83 19 79,17 24 32,43 0,037

Cukup 23 46,00 27 54,00 50 67,57

Berdasarkan tabulasi silang untuk analisis pengembangan strategi terhadap kinerja rumah sakit, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan pengembangan strategi rumah sakit cukup sejumlah 50 responden (67,57%).

Pengembangan strategi yang cukup digunakan untuk menyempurnakan perencanaan strategis berikutnya agar perencanaan strategis yang berikutnya mampu menangkap peluang pasar yang terus berkembang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Kurniawan (2005) tentang pengaruh pengembangan strategi terhadap kinerja karyawan, berdasarkan hasil

menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu diatas 2,00, sehingga hipotesis H1 diterima artinya ada pengaruh pengembangan strategi terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh Implementasi Strategi Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

(6)

strateginya dalam bentuk program, prosedur dan anggaran yang sesuai dengan tujuan strategis dan misi strategis yang telah ditetapkan. Sedangkan implementasi strategis yang tidak sesuai adalah suatu proses di mana manajemen mewujudkan strateginya dalam bentuk program, prosedur dan anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan strategis dan misi strategis yangtelah ditetapkan. Analisis implementasi strategis dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan tabulasi silang untuk analisis implementasi strategi terhadap kinerja rumah sakit, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan implementasi strategi tidak sesuai sejumlah 40 responden (54,05%). Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh implementasi strategi terhadap kinerja rumah sakit. Implementasi strategi sangat penting dalam mencapai tujuan dari rumah sakit dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut. Apabila perencanaan strategis yang dibuat telah sesuai dengan langkah-langkah penyusunan perencanaan strategis yang baik maka perencanaan strategis akan dikategorikan cukup. Tetapi perencaan strategis yang dikategorikan cukup tersebut tidak akan mampu mencapai tujuan rumah sakit jika implementasi strategi tidak dilakukan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.

Implementasi strategi yang tidak sesuai adalah tindakan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang didalam

organisasi yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya, baik dari program, prosedur maupun anggaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Soepardi (2009) tentang pengaruh perumusan dan implementasi strategi terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perumusan dan implementasi strategi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengendalian anggaran, baik secara parsial maupun simultan. Variabel implementasi strategi memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan variabel perumusan strategi terhadap pengendalian anggaran masing-masing sebesar 55,77% dan 27,41%.

Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

(7)

Tabel 2 Analisis Implementasi Strategi Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Implementasi Strategi Jelek Kinerja Rumah Sakit Baik Total ρ value

n % n % n %

Tidak Sesuai 11 27,50 29 72,50 40 54,05 0,044

Sesuai 17 50,00 17 50,00 34 45,95

Tabel 3 Analisis Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Perencanaan Strategis Jelek Kinerja Rumah Sakit Baik Total ρ value

n % n % n %

Tidak Cukup 10 27,03 27 72,97 37 50,00 0,019

Cukup 19 51,35 18 48,65 37 50,00

Berdasarkan tabulasi silang untuk perencanaan strategis terhadap kinerja rumah sakit, dapat diketahui bahwa 37 responden (50,00%) menyatakan perencanaan strategis tidak cukup dan 37 responden (50,00%) menyatakan perencanaan strategis cukup. Berdasarkan hasil uji statistik dengan nilai α = 0,05, diperoleh nilai p (p value) = 0,019 sehingga p (0,019) < α (0,05) maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja rumah sakit.

Perencanaan strategis yang cukup dapat memberikan pandangan menyeluruh tentang semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntutan dalam proses pencapaian visi, misi, tujuan dan motto dari rumah sakit. Perencanaan strategis yang cukup juga dapat mempertajam fokus organisasi, agar semua sumber daya organisasi digunakan secara optimal untuk melayani misi rumah sakit. Adanya perencanaan stretegis, memungkinkan para pengambil keputusan/pemimpin dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki secara tepat, berdaya guna dan berhasil guna, sehingga rumah sakit dapat memiliki kinerja yang baik/efektif. Kinerja yang baik/efektif

harus diawali dengan perencanaan yang cukup/efektif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Budiyarto (2004) tentang pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja finansial. Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitain Budiyarto, diperoleh nilai Fhitung sebesar 11,168 dan nilai Ftabel untuk tingkat kepercayaan α = 95% dengan DF = 1-3 adalah 10,13. dengan demikian Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, artinya Terdapat pengaruh perencanaan strategis terhadap peningkatan kinerja finansial.

Penelitian dari Asmarani (2006) tentang analisis pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja perusahaan dalam upaya menciftakan keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh CR = 4,028 dan nilai p (0,000) < α (0,05), dengan demikian H1 yang menyatakan perencanaan strategis berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan diterima.

(8)

terhadap peningkatan kinerja organisasi, hal ini diperoleh berdasarkan hasil analisis dengan criteria Critical ratio yang diidentik dengan uji-t, parameter estimasi menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai CR = 2,130 dan p = 0,033 dengan taraf signifikan sebesar 0,05 (5%), sehingga P (0,033) < α (0,05) maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja organisasi.

Berdasarkan uraian tentang pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja rumah sakit, dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini telah sesuai dengan teori dari Whittaker yang menyatakan bahwa kinerja rumah sakit dapat dinilai melalui perencanaan strategis.

Kinerja rumah sakit dikategorikan baik kemungkinan kerena perencanaan strategisnya yang cukup, sehingga rumah sakit mampu memaksimalkan sumber daya yang ada untuk memcapai visi, misi, tujuan dan motto dari rumah sakit. Keberadaan perencanaan strategis disebuah organisasi juga membantu organisasi tersebut untuk melakukan pembatasan usaha/bisnis, memberikan arah bagi organisasi, mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan, menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai, menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi dan memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan, dengan demikian keberadaan perencanaan strategis sangat penting sekali bagi rumah sakit dalam menetukan batas kerja dari rumah sakit dan memaksimalkan kinerja rumah sakit.

Kinerja rumah sakit yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan menimbulkan loyalitas pelanggan akan produk yang disediakan oleh rumah sakit, karena pelanggan yang puas akan kembali ke rumah sakit jika membutuhkan pelayanan medis, dan pelanggan yang loyal akan merekomendasikan rumah sakit tersebut ke orang yang dia kenal, sehingga jumlah kunjungan pasien akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan terdapat penurunan jumlah kunjungan pasien UGD dan pasien rawat inap. Penurunan kunjungan pasien ini kemungkinan bukan disebabkan karena perencanaan strategis yang ada, tetapi karena faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit, seperti faktor inputs, proses, outputs dan outcomes.

Faktor inputs rumah sakit adalah manusia (pemimpin dan petugas/pekerja), uang, sarana prasarana, material, dan mesin. Pemimpin merupakan orang yang memiliki wewenang untuk membuat kebijakan dalam mengarahkan petugas kesehatan untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan dari rumah sakit dapat tercapai.

(9)

sehingga peran dari petugas kesehatan juga sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kinerja dari rumah sakit. Petugas kesehatan yang mampu meningkatkan kepuasan dan menimbulkan loyalitas pasien adalah petugas kesehatan yang mampu memeberikan pelayan yang dibutuhkan oleh pasien, tidak hanya secara teoritis tetapi juga secara prilaku/sikaf.

Uraian tentang pemimpin dan petugas kesehatan tersebut membuktikan bahwa kinerja rumah sakit tidak hanya dipengaruhi oleh perencanaan strategis saja masih banyak faktor lain salah satunya adalah faktor manusia yaitu pemimpin dan petugas kesehatan. Oleh sebab itu, menurunnya kunjungan pasien bisa saja terjadi karena faktor pemimpin dari rumah sakit atau faktor petugas kesehatan rumah sakit atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi rumah sakit. SIMPULAN

Perencanaan strategis yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan pada tahun 2014 dikategorikan cukup. Perencanaan strategis

yang cukup disebabkan karena pengembangan strategi yang cukup dan implementasi strategi yang sesuai. Perencanaan strategis yang cukup menyebabkan kinerja Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan menjadi baik. Ada pengaruh pengembangan strategi (pengembangan strategi dan implementasi strategi) terhadap kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, artinya perencanaan strategis yang cukup akan meningkatkan kinerja dari rumah sakit. Untuk Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan sebaiknya melakukan pengembangan strategi terhadap perencanaan strategis rumah sakit, sehingga analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal rumah sakit dapat diidentifikasi secara maksimal dan melakukan Identifikasi isu-isu strategis berkaitan dengan yang dihadapi organisasi, sehingga Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan memiliki kinerja yang baik dan tetap menjadi pilihan bagi masyarakat yang akibatnya jumlah kunjungan pasien akan mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmarani, D. E. 2006. Analisis Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja Perusahaan Dalam Upaya Menciftakan Daya Manusia. Jakarta: STIE YKPN. Soepardi, E. M. 2009. Pengaruh Perumusan

(10)

Kualitatif dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widodo. 2011. Peningkatan Kinerja Organisasi Melalui Perencanaan Strategis. Volume 15, Nomor 1:

83-97. http://fecon.uii.ac.id/images/stories/jurnal/

JSB/januari11/9_widodo-revisi%20feb%202012. pdf

Gambar

Tabel 1 Analisis Pengembangan Strategi Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
Tabel 2 Analisis Implementasi Strategi Terhadap Kinerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa definisi loyalitas konsumen diatas dapat disimpulkan bahwa Loyalitas konsumen adalah sikap setia konsumen terhadap suatu barang ataupun jasa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, yang salah satunya menyimpulkan bahwa radioaktivitas alam mempunyai korelasi yang erat dengan

Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor Sepeda Motor. Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor

Istilah pluralisme juga harus dibedakan secara jelas dengan kata toleransi, karena toleransi tidak dalam kerangka mencampuradukkan kebenaran antar agama, akan tetapi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK. 66.6 Jika

Kesalahpahaman sering terjadi karena faktor komunikasi Apabila pelayanan yang diberikan buruk, pasien akan memberikan respon negatif berupa ketidakpuasan sehingga pasien tersebut

Berdasarkan nilai komponen ragam (Tabel 3), diketahui bahwa perbedaan tinggi tanaman dan bobot 100 biji lebih dominan disebabkan oleh faktor genetik, dimana nilai

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam untuk baginda Rasulullah Muhammad