• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Katarak Senilis Yang Dilakukan Tindakan Pembedahan Katarak Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Katarak Senilis Yang Dilakukan Tindakan Pembedahan Katarak Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2012"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

Katarak umumnya didefinisikan sebagai kekeruhan lensa.

Sembilan puluh lima persen penduduk yang berusia 65 tahun telah mengalami berbagai tingkatan kekeruhan pada lensa. Sejumlah kecil

berhubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik spesifik. Dapat juga terjadi sebagai akibat pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV, dan

peningkatan kadar gula darah.

Katarak sebagian besar timbul pada usia tua. Terkadang hal ini disebut juga

sebagai katarak terkait usia. Apabila terjadi pada usia 40 tahun tanpa disertai kelainan lainnya disebut katarak senilis. (Ilyas S.1983), (Miller SJH. 2006).

Dinegara-negara maju pembedahan katarak dilakukan ketika gejala penglihatan mengganggu kualitas hidup.

(Pavan Debora- Langston. 2005), (Miller SJH. 2006).

A. Anatomi Dan Fisiologi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir transparan seluruhnya. Lensa tidak mempunyai asupan darah

(2)

depan vitreus. Posisinya di topang oleh Zonula Zinni, terdiri dari

serabut-serabut kuat yang melekat ke korpus siliaris. Lensa dapat membiaskan cahaya karena memiliki indeks refraksi, normalnya 1,4 di sentral dan 1,36 di perifer. Dalam keadaan non akomodatif, kekuatannya 15-20 dioptri (D).

(Pavan Debora- Langston. 2005).

Struktur lensa terdiri kapsul yang tipis, transparan, dikelilingi oleh

membran hialin yang lebih tebal pada permukaan anterior dibanding posterior. Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 35% protein (kandungan protein tertinggi di jaringan tubuh), dan sedikit sekali

mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa dari pada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan

glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.

Lensa dibungkus oleh kapsul dan bentuknya bikonveks, dimana

kelengkungan permukaan posterior lebih besar dengan radius kurvatura 10.0 mm (8.0-14.0mm) dibandingkan permukaan anterior dengan radius

kurvatura 6.0 mm (5,4-7,5 mm). Pada orang dewasa diameter lensa sekitar 9 um dengan ketebalan anterior dan posterior 4-5mm. Berat ensa sekitar 125-400mg. Pada katarak senilis rata-rata berat lensa adalah

sekitar 225mg. (Miller SJH. 2006).

(Pavan Debora- Langston. 2005).

Dengan bertambahnya usia ada dua hal yang terjadi. Pertama,

(3)

dari serat lensa. Kedua, penurunan reaksi oksidatif akibat bertambahnya

umur menyebabkan penurunan kadar asam amino sehingga sintesis protein didalam lensa juga akan menurun. Kedua hal ini akan menyebabkan kekeruhan dari serat lensa kortikal akibat denaturasi

protein. (Khurana A K. 2007).

Gambar. 1.1. Anatomi lapisan lensa

B. Klasifikasi Katarak

Ada beberapa jenis klasifikasi yang telah sering digunakan untuk menilai katarak, misalnya berdasarkan usia timbulnya katarak disebut sebagai : (Skuta,GL. et al. 2010).

1. katarak kongenital yaitu katarak yang terjadi pada usia dibawah 1 tahun.

(4)

Ada yang membagi berdasarkan kekeruhan lensa yaitu katarak

imatur atau matur, dan pembagian berdasarkan letak kekeruhan lensa yaitu katarak kortikalis, katarak subkapsularis posterior atau anterior, katarak nuclearis.

Klasifikasi katarak seperti dikemukakan oleh buratto dan kawan-kawan. Buratto membagi densitas kekerasan lensa menjadi 5 jenis ;

dimana grade 1 adalah katarak yang paling lunak dan grade 5 adalah katarak yang sangat keras.

Klasifikasi katarak menurut burrato adalah sebagai berikut : (Soekardi I. et al. 2005).

Grade 1 : Nukleus lunak.

Pada katarak grade 1 biasanya visus masih lebih baik dari 6/12, tampak

sedikit keruh dengan warna agak keputihan. Refleks fundus juga masih dengan mudah diperoleh dan usia penderita juga biasanya kurang dari 50

tahun.

Grade 2 : Nukleus dengan kekerasan ringan.

Pada katarak jenis ini tampak nukleus mulai sedikit berwarna kekuningan,

visus biasanya antara 6/12 sampai 6/30. Reflek fundus juga masih mudah diperoleh dan katarak jenis ini paling sering memberikan gambaran

katarak subkapsularis posterior.

Grade 3 : Nukleus dengan kekerasan medium.

Katarak ini paling sering ditemukan dimana nukleus tampak berwarna

(5)

Visus biasanya antara 3/60 sampai 6/30 dan bergantung juga dari usia

pasien. Semakin tua pasien tersebut maka semakin keras nukleusnya. Grade 4 : Nukleus keras.

Pada katarak ini warna nukleus sudah berwarna kuning kecoklatan,

dimana usia penderita biasanya sudah lebih dari 65 tahun. Visus biasanya antara 3/60 sampai 1/60, dimana reflek fundus maupun keadaan fundus

sudah sulit dinilai.

Grade 5 : Nukleus sangat keras.

Pada katarak ini nukleus sudah berwarna kecoklatan bahkan ada yang

sampai berwarna agak kehitaman. Visus biasanya hanya 1/60 atau lebih jelek dan usia penderita sudah di atas 65 tahun. Katarak ini sangat keras

dan disebut juga brumescent cataract atau black kataract.

C. Gejala Dan Tanda Katarak

Gejala dan tanda umum katarak dapat digambarkan sebagai berikut : - Tajam penglihatan berkurang

- Penglihatan berkabut, berasap - Menyebabkan rasa silau

- Dapat mengubah kelainan refraksi

- Penglihatan ganda

- Halo (warna disekitar sumber cahaya)

(6)

dengan oftalmoskopI direk. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah

nukleus, kortek atau subcapsular.(Pavan Debora- Langston. 2005).

D. Pembedahan Katarak

Adapun indikasi pembedahan terhadap katarak adalah: (Kanski JJ. 2007).

1. Memperbaiki penglihatan.

ini merupakan indikasi yang paling umum dilakukannya operasi katarak, walaupun tingkat kebutuhannya bervariasi pada setiap orang.

Operasi merupakan satu-satunya cara untuk memperbaiki penglihatan jika katarak sudah menyebabkan gangguan dalam melakukan aktifitas

sehari-hari. 2. Indikasi medikal

Dilakukan jika katarak sudah mempengaruhi kesehatan mata,

contohnya : glaukoma fakolitik dan glaukoma fakomorfik. Operasi katarak untuk memperbaiki kejernihan media okular juga di butuhkan

agar dapat mengetahui keadaan patologis melalui funduscopy, seperti

retinopaty diabetic yang membutuhkan monitoring dan pengobatan.

3. Kosmetik

Kosmetik merupakan indikasi yang jarang. Hal ini ditujukan untuk mengembali kan warna pupil menjadi hitam.

(7)

beberapa jenis pembedaahan katarak : (Skuta,GL. 2010), (Timothy

L.Jackson. 2008).

1. Intra CapsularCatarac Extraction (ICCE)

Merupakan tehnik bedah yang digunakan sebelum adanya bedah

katarak ekstracapsular.Seluruh lensa bersama dengan pembungkus atau kapsulnya dikeluarkan. Diperluka sayatan yang

cukup luas dan jahitan yang banyak (14-15 mm). Prosedur tersebut relatif beresiko tinggi disebabkan oleh insisi yang lebar dan tekanan pada badan vitreus. Metode ini sekarang sudah ditinggalkan.

Kerugian dari Ekstraksi Katarak Intra capsular (EKIK); Anggka kejadian cystoid macular edema dan retinal detachmet setelah

operasi lebih tinggi, Insisi yang sangat lebar dan astigmatisma yang tinggi. Resiko kehilangan vitreus selama operasi sangat besar. Lebih sering terjadi kompikasi terhadap iol, khususnya dalam

jangka waktu lama.

2. Ekstra Capsular Catarac Ekstraction (ECCE).

Merupakan tehnik operasi katara dengan melakukan pengangkatan

nucleus lensa dan cortex melalui pembukaan kapsul anterior yang

lebar; 9-10mm, dan meninggalkan kapsul posterior. Tehnik ini

mempunyai kelebihan dibanding EKIK yaitu kapsul posterior akan utuh secara anatomi sehingga baik untuk fiksasi IOL dan

(8)

Ekstra Kapsular (EKEK) ;Membutuhkan mikroskop dengan

penyesuaian, Penebalan kapsul posterior setelah operasi dapat terjadi, Lebih sering terjadi udem kornea, uveitis setelah operasi.

3. Small incision catarac surgery (Sics). Pada Teknik Small Incision

Cataract Surgery insisi dilakukan di skleral sekitar 5.5 mm – 7.0 mm. Keuntungan konstruksi irisan pada sklera kedap air sehingga

membuat katup dan isi bola mata tidak prolaps keluar. Dan karena incisi yang dibuat ukurannya lebih kecil dan lebih posterior, kurvatura kornea hanya sedikit berubah. (Soekardi I. et al. 2005).

16

4. Phacoemulsification.

Merupakan salah satu tehnik ekstraksi katarak ekstrakapsuler yang

berbeda dengan ekstraksi katarak katarak ekstrakapsular standar (dengan ekspresi dan pengangkatan nukleus yang lebar). Sedangkan fakoemulsifikasi menggunakan insis kecil, fragmentasi

nukleus secara ultrasonik dan aspirasi kortek lensa dengan menggunakan alat fakoemulsifikasi. Secara teori operasi katarak

(9)

E. Lensa Intra Okuler (IOL)

Lensa intra okuler merupakan salah satu koreksi penglihatan paska operasi yang sering digunakan. Untuk mendapatkan kekuatan lensa intraokuler yang cukup akurat, beberapa keadaan klinis penderita

harus dinilai untuk menentukan status refraksi setelah operasi dan besarnya kekuatan lensa yang akan dipasang. (Skuta GL. et al. 2010).

Forrmula SRK (Sanders-Retziaff-Kraff) atau formula regresi merupakan metode yang paling populer dan digunakan oleh sebagian besar dokter spesialis mata oleh karena lebih sederhana, lebih mudah

digunakan karena hanya menggunakan pengukuran sumbu bola mata, kurvatura kornea. (Skuta GL. et al. 2010).

F. Komplikasi Pembedahan

Komplikasi pembedahan katarak dapat terjadi pada waktu yang

berbeda, terbagi dari ; pada saat operasi, dan setelah operasi. Oleh karena itu perlu untuk mengevaluasi pasien post operasi katarak selama 1

hari, 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan. (Soekardi I. et al. 2005).

Komplikasi awal pembedahan adalah setiap kejadian klinis yang terjadi baik selama operasi maupun 48 jam setelah operasi. Komplikasi

lanjut adalah setiap kejadian klinis yang terjadi dalam 4-6 minggu setelah operasi. Komplikasi intra operasi ; prlolap korpus vitreus, iridodialisis,

(10)

prolap iris, hifema, glaucoma skunder, iridosiklitis, endophtalmitis, ablasi

retina, astigmatisma. (Skuta GL. et al. 2010).

G. Kualitas Operasi

Ada beberapa faktor yang merupakan panduan untuk dapat melakukan evaluasi kualitas operasi : (Susan L. 2002).

1. Persentase komplikasi selama operasi dengan ruptur kapsul posterior dan prolap badan kaca kurang dari 5 % dari total jumlah operasi.

2. Evaluasi tajam penglihatan hari 1 dengan koreksi yang ada ( available corection) lebih dari 50% termasuk kriteria baik dan

kurang dari 10% termasuk kriteria buruk.

3. Evaluasi tajam penglihatan dengan koreksi yang ada (available corection) pada minggu ke IV atau lebih yaitu lebih dari 80%

termasuk kriteria baik dan kurang dari 5% termasuk kriteria buruk. Atau tajam penglihatan dengan koreksi terbaik lebih dari 90%

termasuk kriteria baik dan kurang dari 5 % termasuk kriteria buruk.

(11)

Tabel 1.1. Kualitas operasi yang memenuhi target WHO

Kriteria tajam penglihatan

Tajam penglihatan dengan koreksi yang ada

(Available corection) dengan IOL atau +10D

Tajam

Mencapai >80% dari total jumlah operasi.

Mencapai < 15% dari total jumlah operasi

Mencapai <5% dari total jumlah operasi

Tabel 1.2.Kriteria Tajam Penglihatan Menurut WHO

Gambar

Gambar. 1.1. Anatomi lapisan lensa
Tabel 1.2.Kriteria Tajam Penglihatan Menurut WHO

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada

Posisi pembelian spot &amp; forward yang masih

Terkait dengan perlindungan yang diberikan kepada saksi dan korban atas kekerasan yang mereka terima, tak hanya diberikan dalam bentuk perlindungan melekat (pendampingan

Aplikasi ini menggunakan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks dan suara kedalam suatu bentuk aplikasi yang diharapkan mudah digunakan oleh siapa saja dan dibuat semenarik

(1) In the case of LPSK accept the petition of Witness and / or Victim referred to in Article 29, the Witness and / or Victim signed a statement of willingness

Dalam membantu pihak staff administrasi rumah bersalin tersebut dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien maupun kepada pihak rumah bersalin itu sendiri dalam memberikan

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, yang selanjutnya disingkat LPSK, adalah lembaga yang bertugas dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada

Dengan menggunakan DFD untuk mengetahui arus data didalam sistem yang dirancang mulai dari pemesanan catering sampai kepada pengiriman pesanan hingga pembuatan laporan, ERD