• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Non Penal Dalam Upaya Pencegahan Dan Perlindungan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafiking) (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Non Penal Dalam Upaya Pencegahan Dan Perlindungan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafiking) (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul : Kebijakan Non Penal Dalam Upaya Pencegahan & Perlindungan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafiking) (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara). Dasar pemilihan judul yaitu : 1) Frekuensi jumlah korban yang meningkat dalam 5 tahun terakhir, 2) Meskipun berbagai kebijakan hukum kriminal sebagai wujud komitmen negara secara tegas telah mengatur baik dari pendekatan penal dan non penal 3) Salah satunya acuan kebijakan sebagai payung hukum UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Pokok permasalahan sebagai bahasan untuk memperkuat penelitian yaitu : 1) Bagaimana dasar kebijakan non penal dalam regulasi nasional dan lokal kususnya Sumatera Utara, 2) Bagaimana upaya penguatan kebijakan non penal dalam upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang di Sumatera Utara 3) Apa kelemahan & kendala implementasi kebijakan non penal dalam upaya pencegahan dan melindungi korban tindak pidana perdagangan orang (trafiking).

Metode Penelitian dalam tesis ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris, yang bersifat deskriptif analitis. Dengan acuan sumber data yakni sekunder dikumpulkan dengan tehknik pengumpulan studi kepustakaan dan studi dokumen untuk menganalisis tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, azas-azas hukum, konsep-konsep hukum dan norma hukum, studi lapangan bertujuan mengukur efektifitas kebijakan non penal sebagai komitmen yang telah disahkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tersimpulkan kebijakan non penal dalam regulasi secara nasional dan lokal khususnya Sumatera Utara konteks pencegahan dan perlindungan korban perdagangan orang dilakukan dengan 2 pendekatan yakni : 1) sebelum terjadinya kasus dengan penguatan pencegahan dimasing-masing institusi sebagai pemangku tekhnis melalui mekanisme sistem organisasi Gugus Tugas antar institusi/SKPD yakni Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang serta Pepres No. 69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas Nasional Pencegahan dan Penangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kebijakan Nasional) dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 54 Tahun 2010 mempermudah pola koordinasi dan komunikasi antar institusi lokal guna penyusunan program kerja yang tertuang dalam Peraturan Gubernur No. 53 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Provinsi Sumatera Utara. 2) upaya perlindungan korban setelah terjadinya kasus melalui pemulihan pisik dan fhisikis (pasca trauma) di unit-unit layanan terpadu atau DIC (Drop In Center) rumah aman (P2TP2A).

(2)

sehingga tujuan kebijakan non penal belum bersinergi dengan tujuan dan fungsi hukum.

Kelemahan dan Kendala implementasi kebijakan non penal dalam upaya pencegahan dan melindungi korban tindak pidana perdagangan orang (trafiking) di Sumatera Utara dikarenakan dua faktor yakni internal (kemauan intitusi penanggung jawab) yang kurang memahami fungsi dan tanggung jawab serta eksternal (Kebijakan hukum atau UU) tidak mampu difungsikan atau dimamanfaatkan dalam mensinergikan peluang dalam peningkatan pencegahan dan melindungi korban tindak pidana perdagangan orang.

Kata Kunci : Kebijakan Non Penal, Pencegahan & Perlindungan Korban

(3)

ABSTRACT

The title of this thesis is Non Penal Policy in Prevention and Protection Victims of Human Trafficking (A case study in North Sumatera Province). The basis for choosing this title, namely: 1) the frequency of victim’s number increased in the last five years, 2) A variety of criminal law policy as a state’s commitment explicitly has set both the penal and non-penal approach, 3) One of the policies reference is to make the Law Number 21 of 2007 on Eradication of Trafficking in Persons as an umbrella act.

The main problems that become to study, namely: 1) How non-penal policies basic in the national and local regulations, especially North Sumatera, 2) How do efforts to strengthen the non penal policy in the prevention of Human Trafficking in North Sumatra, 3) What are the disadvantages and constraints in the implementation of non penal policy to prevent and protect victims of human trafficking.

Research methodologies which are used in this research are method of juridical normative and empirical juridical approach and analytical descriptive. Secondary data was collected through the study of literature and documents studies to analyze legal purposes, the values of justice, principles of the law, legal concepts and legal norms. While the field study aims to measure the effectiveness of non penal policy as a commitment that has been passed.

Based on the results of this study concluded that non penal policy in the national and local regulations, especially North Sumatra, the context of the prevention and protection of victims of trafficking is done by two approaches: 1) prior to the case, namely by strengthening prevention by each institution as a technical holders through the mechanism of inter-organizational system task force institution / SKPDs Government Ordinance No. 9 of 2008 on Procedures Mechanism Integrated Services For Witnesses and / or Victims of Crime of Trafficking in Persons and Presidential Regulation Number 69 of 2008 on the National Task Force on Crime Prevention and Trafficking in Persons (National Policy) and Governor Decree Number 54 of 2010 facilitate coordination and communication patterns between local institutions to the preparation of the work program set out in Governor Decree No. 53 of 2010 Governor on of North Sumatra Province Action Plan. 2) Victim protection efforts in the aftermath of the case through the physical and psychological recovery (post-traumatic) in the integrated services unit or DIC (Drop In Center) home safety (P2TP2A).

(4)

Weaknesses and Constraints of non penal policy implementation in efforts to prevent and protect victims of Trafficking in Persons (trafficking) in North Sumatra due to two factors namely internal (willingness institution in charge) who lack an understanding of the functions and responsibilities and external factors (policy or statute law etc.) are unable to function or be used in synergy opportunities in improving the prevention and protection of victims of Trafficking in Persons

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The optimal conditions for transport of Scylla serrata megalopae were determined. Loading densities of 50, 100 and 150 ind l y1 of hatchery-reared megalopae were studied over a

The objective is to combine the benefits of case study method of teaching with online discussion forum to enhance the quality of learning while making this an assessment component

[r]

[r]

Adobe Premiere 6.5 memberikan keleluasaan pengguna untuk berkreasi tanpa dibatasi oleh aturan dimana kita dapat menempatkan banyak klip-klip, efek, memotong dan menyambung, bahkan

[r]

Berdasarkan kasus di atas, masalah keperawatan utama pada Tn... H, 23 tahun masuk ICU sejak tanggal 27 Oktober 2010 dengan diagnosa medis