• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Program Eliminasi Filariasis Di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Program Eliminasi Filariasis Di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis. 2013. Kabupaten Bengkalis dalam Angka 2013. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis.

Buse, K. 2009. Making Health Policy: Understanding Public Health. Open University Press Mc Graw Hill Education, London.

Depkes RI. 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

_________. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1582/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah). Jakarta.

_________. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 893/Menkes/SKVIII/2007 tentang Pedoman Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Pengobatan Filariasis. Jakarta.

_________. 2008.Pedoman Program Eliminasi Filariasis di Indonesia. Direktorat Jenderal PPM dan PL, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Bengkalis Tahun 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2007.Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2007 _________________________. 2008. Filariasis (Kaki Gajah). Retrieved from http://yankesriau.wordpress.com/penyakit/filariasis/ (Diakses pada tanggal 24 Februari 2014)

_________________________. 2008.Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2008 _. 2009.Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2009 _. 2010.Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010 _. 2011.Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2011 _. 2012.Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2012 Harahap, Romaito. 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

(2)

Haryani, Fitri. 2013. Pengaruh Koordinasi Terhadap Implementasi Program Keluarga Berencana di Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara.Publika, Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN, Volume 1, Nomor 01 Tahun 1, Januari 2013.

Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen. Dasar, Pengertian, dan Masalah. PT Bumi Aksara, Jakarta.

http://m.riaupos.co/10212-berita-tujuh-kabupaten-endemis-kaki-gajah.html#.Uwqc7-OSw8o (Diakses pada tanggal 24 Februari 2014)

http://riauaksi.com/berita-997-bengkalis-canangkan-program-eliminasi-filariasis.html (Diakses pada tanggal 17 feb 2014)

Ideham, Badriah dan Suhintam Pusarawati. 2004. Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran.Penerbit Airlangga University Press, Surabaya.

Irianto, Koes. 2009. Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia.Penerbit CV. Yrama Widya, Bandung.

Juriastuti, Puji; Maya Kartika; I Made Djaja dan Dewi Susanna. 2010.Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kelurahan Jati Sampurna. Makara, Kesehatan, Vol. 14

Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Pedoman Advokasi Kebijakan. Kadin

Indonesia, Jakarta. Retrieved from

http://www.cipe.org/sites/default/files/publication-docs/ advocacyguidebook_indonesian.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi Filariasis di Indonesia. Volume I, Jakarta.

________________________. 2010. Rencana Nasional Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di Indonesia 2010-2014. Jakarta.

_. 2012. Profil Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan tahun 2011. Jakarta.

________________________. 2013. Pengendalian Filariasis. Retrieved from http://pppl.depkes.go.id/berita?id=1247 (Diakses pada tanggal 17 feb 2014)

Manik, Melda. 2012. Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU) Madani Kota Tanjung Balai Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

McMahon, Rosemary et al. 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.EGC, Jakarta.

(3)

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.

Murti, Bhisma dkk. 2006. Perencanaan dan Penganggaran Untuk Investasi Kesehatan di Tingkat Kabupaten dan Kota. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ompusunggu, Sahat dkk. 2009. Pelaksanaan Pengobatan Massal Filariasis di Beberapa Daerah dengan Frekuensi Pengobatan Berbeda. Jurnal Penyakit Menular Indonesia, Vol. 1

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2012. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Riau.

Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan.Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Soedarto. 2009.Penyakit Menular di Indonesia. Penerbit CV Sagung Seto, Jakarta Subarsono. 2005.Analisis Kebijakan Publik.Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suherni. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Minum Obat Filariasis Pada Kegiatan Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Subang, Jawa Barat Tahun 2007.Skripsi. Universitas Indonesia. Depok Suswita, Feni. 2009. Kerjasama Lintas Sektor Dalam Program Eliminasi

Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Mas Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang Sutisna, Endang. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Tangkilisan. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia, Yogyakarta.

Tuti, Sekar; Armedy Ronny Hasugian dan Ryanti Ekowatiningsi. 2009. Masalah Filariasis di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 37.

_________; S. M Ompusunggu dan Armedy Ronny Hasugian. 2008. Endemisitas Filariasis dengan Lama Pengobatan Berbeda. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 58.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan masyarakat dalam menjalani pengobatan massal Filariasis di Kabupaten Pasaman

Informan dalam penelitian ini terdiri dari satu orang informan anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, satu orang informan Sekretaris Camat Kecamatan Bengkalis, satu orang informan

Berdasarkan Laporan Pengobatan Massal Filariasis Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2008, persentase angka realisasi minum obat Filariasis tertinggi yakni 100% terdapat di Kelurahan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi ekonomi penderita microfilaremia yang patuh minum obat, dengan yang tidak patuh minum obat setelah pengobatan massal filariasis

digunakan adalah data hasil survey Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya yang meliputi data kronis filariasis dan data pelaksanaan pengobatan massal putaran

digunakan adalah data hasil survey Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya yang meliputi data kronis filariasis dan data pelaksanaan pengobatan massal putaran

Hal ini dikarenakan kurang lengkapnya informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan mengenai obat filariasis, masyarakat merasa langsung disuruh minum tanpa ada

Apa saja sumberdaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program eliminasi filariasis di Kabupaten Bengkalis dan bagaimana penggunaannyab. (dana, SDM, logistik,