• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang di tunjuk dan atau di tetapkan oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu di tetapkan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah di tunjuk sebagai kawasan hutan menjadi hutan tetap. Kawasan hutan juga di tunjuk untuk menjaga dan mengamankan keberadaan dan keutuhan kawasan hutan kehidupan lokal, regional, nasional dan global (Departemen Kehutanan, 2011).

Kemampuan hutan tanaman dalam menyimpan karbon lebih rendah dibandingkan hutan alam. Pada hutan tanaman didominasi oleh tanaman yang cenderung monokultur dan tanaman berumur muda. Apabila dilihat dari produktivitasnya menyimpan karbon (persatuan luas dan persatuan waktu) maka ada kemungkinan hutan tanaman akan memiliki kemampuan menyimpan karbon pada tegakan dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan di hutan alam karena daurnya lebih pendek (Hairiah et al, 2001).

(2)

Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam industri. Karet (Hevea brasiliensis Arg) berasal dari benua amerika dan saat ini menyebar ke seluruh dunia. Karet di kenal di indonesia dan merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan sumbangan besar bagi perekonomian indonesia, sumatera dan kalimantan adalah penghasil terbesar di indonesia dengan sentral produksi terbesar di Sumatera Selatan 668.000 ha, Sumatera Utara 465.000 ha, Jambi 444.000 ha, dan Kalimantan Barat 388.000 ha (ICRAF, 2013).

Di perkirakan ada lebih 3,4 jt Ha perkebuna karet di indonesia, 85% di antaranya 2,9jt Ha merupakan perkebunan karet yang di kelola oleh rakyat atau petani sekala kecil dan sisanya dikelola oleh perkebunan besar milik swasta atau negara. Perkebunan karert rakyat biasanya dikelola dengan teknik budidaya sederhana berupa pemupukan sesuai kemampuan petani (Hadi,2007) pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan.

(3)

Jika lahan di konversi dan dan di kelola dengan benar,maka kapasitas resapan karbon nya dapat meningkat. Dengan demikian ketika hutan di konversi menjadi bentuk penggunaan lain dan mengalami gangguan akan berubah menjadi sumber emisi. Sejumlah hutan tropika mengalami degradasi hebat di antaranya di sebabkan konversi hutan. Pencemaran udara di sertai dengan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di udara akan mengakibatkan lingkungan yang kurang sehat dan dapat mengakibatkan penyakit bagi manusia, oleh karena itu konsentrasi gas CO2 di udara harus terus di upayakan tidak bertambah naik. Berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan kualitas hutan yang luasnya semakin menurun sehingga tetap mampu mempertahankan fungsi ekologi hutan sebagai penyangga sistem kehidupan (Hadi, 2007).

Pada tahun 1968, luas areal karet hanya 2,208 juta ha dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 3,309 juta ha atau meningkat sekitar 50%. Dari luasan 3,309 juta ha, produksi yang dihasilkan mencapai sebesar 2,637 juta ton. Status pengusahaan umumnya dikelola melalui Perkebunan Rakyat/PR (85%) dengan melibatkan sekitar 2,1 juta KK petani. Selebihnya diusahakan oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 8% dan Perkebunan. Besar Negara (PBN) sebesar 7% (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007).

(4)

energi cahaya dan menggunakannya untuk memecah molekul air dan melepaskan karbondioksida untuk dijadikan karbohidrat (Muhdi, 2008).

Syarat Tumbuh Tanaman Karet

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya. Iklim Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 Ha/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang. Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C sampai 350C (Suheriyanto, D 2010).

(5)

Karet merupakan salah satu komoditas pertanian di Indonesia. Komoditas ini di budidayakan relatif lebih lama daripada komoditas perkebunan lainnya. Dalam kurun waktu sekitar 150 tahun sejak dikembangkan pertama kalinya, luas areal perkebunan karet di Indonesia telah men-capai 3.262.291 hektar. Dari total area perkebunan di Indonesia tersebut 84,5% milik perkebunan rakyat, 8,4% milik swasta, dan hanya 7,1% merupakan milik negara (Heru dan Andoko, 2008). Pengertian Biomassa

Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area atau volume tertentu Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas. Dalam suatu penelitian biomassa terdapat banyak istilah yang terkait dengan penelitian tersebut. Beberapa istilah tersebut diantaranya disebutkan dalam sebagai berikut:

Biomassa hutan (Forest biomass ) adalah keseluruhan volume makhluk hidup dari semua species pada suatu waktu tertentu dan dapat dibagi ke dalam 3 kelompok utama yaitu pohon, semak dan vegetasi yang lain. Pohon secara lengkap (Complete tree) berisikan keseluruhan komponen dari suatu pohon termasuk akar, tunggul /tunggak, batang, cabang dan daun-daun. Tunggul dan akar (Stump and roots) mengacu kepada tunggul, dengan ketinggian tertentu yang ditetapkan oleh praktek-praktek setempat dan keseluruhan akar.

Batang di atas tunggul (Tree above stump) merupakan seluruh komponen pohon kecuali akar dan tunggul. Pada kegiatan forest biomass inventories,

(6)

atas tunggul hingga ke pucuk dengan mengecualikan cabang dan daun. Batang komersial adalah komponen pohon di atas tunggul dengen diameter

minimal tertentu (Sutaryo, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Rajah 4: Manfaat PS oleh pentadbir, guru, ibu bapa dan murid Pentadbir • mengetahui perkembangan murid secara keseluruhan • mengetahui keberkesanan proses pengajaran dan

Jakarta, 27 May 2010: PT Indosat Tbk (“Indosat” or the “Company”) (Ticker: ISAT: IDX, IIT: NYSE) announced today that it is postponing the release of its Q1 2010

Pola laju pertumbuhan daun lamun secara umum sangat terkait dengan pola dasar perairan yang terpapar pada saat surut rendah.. Pertumbuhan dan Produksi Lamun

Adapun permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini adalah system pengadaan barang, system penyimpanan minuman, pengendalian pengadaan dan penyimpanan minuman,

Metode pembelajaran partisipatif atau dikenal dengan nama students centered learning akan lebih efektif jika didukung dengan sistem digital learning terintegrasi.. Sistem

Penghasilan Panduan Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS) ini ialah usaha Lembaga Peperiksaan untuk memastikan pelaksanaan Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS) yang

2.1 Semua murid terlibat dan mengambil bahagian dalam pertandingan membuat kad ucapan Hari Raya Aidilfitri yang mengandungi nilai-nilai Pendidikan Moral.. Hadiah disediakan untuk

Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi