• Tidak ada hasil yang ditemukan

Radio Diantara Fungsi Media dan Audio Pl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Radio Diantara Fungsi Media dan Audio Pl"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Radio Diantara Fungsi Media dan Audio Player

Oleh :

I Nengah Muliarta (HP. 081338576547) Praktisi Penyiaran Bali dan

Konsultan Bali Broadcast Academia (BBA)

Salah satu alasan orang mendengarkan radio adalah untuk mendapatkan hiburan. Namun hiburan yang dimaksud rata-rata adalah lagu-lagu yang disiarkan oleh stasiun radio. Dengan mendengarkan lagu-lagu favorit menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi pendengar radio. Hingga tidak jarang untuk menarik minat pendengar, stasiun radio menyiarkan lagu-lagu pilihan. Maka tidak jarang juga siaran radio hampir 80 persen didominasi oleh siaran lagu. Persepsi yang muncul di pengelola radio juga menempatkan lagu sebagai satu-satunya hiburan dalam siaran radio. Pada akhirnya isi siaran radio didominasi oleh siaran lagu dan akhirnya radio tidak ada bedanya dengan sebuah audio Player.

Pada satu sisi ada pandangan pesimis bahwa radio mulai ditinggalkan pendengarnya ditengah pesatnya perkembangan TV dan media online. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan isi siaran radio yang hanya memutar lagu saja. Bahkan terdapat radio yang siarannya full music

tanpa penyiar. Pandangan pesimis tersebut didasarkan pada kebiasaan yang menempatkan radio sebagai teman nyetir mobil supaya tidak bosan atau ngantuk. Termasuk memposisikan radio sebagai teman bekerja atau menjelang tidur. Pada sisi lain, terdapat pandangan positip yang menyatakan industri radio kembali bangkit di tengah era digitalisasi. Pandangan positif ini didasarkan pada fakta bahwa radio lebih banyak diakses melalui mobile phone. Pendengar radio melalui mobile phone justru didominasi oleh generasi muda.

Berbicara fungsi media radio, salah satunya adalah sebagai media hiburan. Namun sayang batasan hiburan diterjemahkan sebatas menyiarkan lagu-lagu favorit. Padahal fungsi media hiburan yang diharapkan pada radio adalah hiburan yang mendidik dan memberikan nilai pengetahuan kepada pendengarnya. Program musik pada dasarnya hanya salah satu jenis program hiburan, selain program drama, humor, sandiwara radio, cerita tokoh, cerita dokumenter, hingga berita kisah.

Permasalahanya kemudian, mengapa hanya program musik yang muncul? Apa penyebabnya sehingga program hiburan yang lain tidak muncul dalam siaran radio?. Pengakuan dari beberapa pengelola radio memang keterbatasan SDM menjadi salah satu penyebabnya. Kenyataannya memang radio mengalami keterbatasan SDM baik dari segi jumlah maupun kualitas SDM. Bila memang lembaga penyiaran radio mengalami keterbatasan jumlah SDM, tentunya sebagai sebuah perusahaan memiliki modal untuk melakukan perekrutan karyawan. Begitu juga jika memang lembaga penyiaran radio memiliki kualitas SDM yang rendah, sudah barang tentu sebagai sebuah lembaga media harus melakukan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan profesionalisme pekerja.

(2)

Lembaga penyiaran radio yang isi siarannya hanya pemutaran lagu-lagu semata pada dasarnya sudah melanggar format siaran yang diajukan sendiri ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI memiliki hak untuk mencabut rekomendasi kelayakan yang diberikan kepada radio, karena lembaga penyiaran radio telah tidak mematuhi format siaran yang telah disetujui dan disepakati. Apalagi setiap tahun KPI memiliki program melakukan evaluasi dan monitoring siaran baik pada lembaga penyiaran radio dan TV.

Kondisi yang cukup miris adalah radio yang hanya memutar lagu tanpa adanya penyiar dan yang ada hanya petugas operator semata. Celakanya lagi di sela-sela siaran terdapat audio jingle atau promo yang memberikan keleluasaan kepada pendengarnya untuk menentukan lagu yang akan diputarkan. Permasalahanya kemudian, apakah program siaran tersebut sesuai dengan program dan pola siaran yang diajukan ke KPI? Jika tidak, tentu lembaga penyiaran radio telah melanggar format siarannya sendiri. Kasus seperti ini sama halnya dengan menjadikan frekuensi sebagai bahan mainan. Padahal frekuensi sebagai sumber daya alam terbatas harusnya dapat digunakan dengan baik dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat atau public pemilik frekuensi.

Siaran radio yang hanya berisikan lagu-lagu memang pada satu sisi disukai pendengar. Namun kecenderungan kesukaan pendengar lebih pada mendengarkan lagu dan tidak menjadi penting nama radio yang memutar lagu tersebut. Selanjutnya bagaimana radio akan mampu menarik pengiklan atau berebut pasar iklan jika siarannya hanya didominasi lagu? Begitu juga, bagaimana mungkin radio menjalankan fungsinya sebagai media, bila isi siaran hanya lagu? Sudah saatnya pengelola radio kembali pada konsep pemikiran bahwa mengelola radio adalah mengelola sebuah media buka mengelola audio player. Kedepan ditengah persaingan media yang semakin ketat, radio tidak lagi bisa sekedar memutar lagu-lagu favorit, sekedar cuap-cuap penyiar atau sekedar siaran. Pengelolaan radio kedepan dituntut mampu melakukan inovasi untuk menghadirkan informasi yang mendidik dan sebagai sarana mendapatkan berita terkini. Para pekerja radio juga dituntut untuk lebih kreatif dan cerdas dalam menginventarisasi dan memenuhi keinginan pendengar.

Pengelola radio seharusnya sudah mulai memikirkan pengembangan program siaran yang mengedepankan pendidikan, informasi dan tidak hanya sekedar hiburan. Mengingat persaingan kedepan bukanlah pada persaingan untuk mendapatkan hati pendengar dan berebut kue iklan, tetapi pada perebutan posisi dan kualitas siaran. Siaran dikatakan berkualitas jika mampu memberikan nilai tambah informasi, mendidik dan menghibur secara sehat. Guna mencapai tujuan tersebut maka pengelolaan program siaran tidak lagi diserahkan pada seorang penyiar, tetapi pada sebuah tim kreatif.

Referensi

Dokumen terkait

Unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu : Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame), Kabel Primer, Rumah Kabel, Kabel

Faktor penyebab kesulitan belajar adalah terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga tidak merumuskan fungsi tujuan, kurang memahami isi soal sehingga salah dalam menuliskan

Sikap ini dipertegas dengan pernyataan menyukai penggunaan teknologi informasi dalam mendukung kelancaran pekerjaan; bahwa suatu ide yang baik apabila menggunakan

Pendekatan-pendekatan al-Quran yang soft tersebut bukan hanya terkait dengan relasi laki-laki dan perempuan tetapi juga dalam banyak kasus yang lain, seperti masalah

Ini helper dan sitotoksik tanggapan yang kuantitatif lebih kuat dari yang ditemukan pada pasien dengan infeksi kronis, yang bukan ditandai oleh T-sel spesifik virus lemah atau

(3) Penghuni Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah tamu asrama yaitu Pejabat dan/atau Pegawai Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat atau

Pendekatan secara kuratif tidak akan dapat berjalan dengan maksimal apabila tidak ditunjang dengan kesadaran akan potensi risiko terinfeksi cacing, sehingga perlu

Busa yang banyak dan stabil lebih disukai daripada busa yang sedikit dan tidak stabil sehingga pada penelitian ini dilakukan formulasi minyak atsiri jeruk nipis