P E N Y U S U N J U W I N G L I L U M A N A U W 1 0 3 1 1 0 3 5 K E L A S C
MAKALA
JARINGAN
PUBLIC
DAN
PRIVATE
2 JARINGAN PRIVAT DAN JARINGAN PUBLIK
Overview
Pada kondisi riil dilapangan, suatu kelompok, lembaga, perusahaan, institusi atau bahkan seseorang dimungkinkan untuk membangun sebuah jaringan dilingkungan internalnya sendiri (jaringan privat), seperti PBX (Private Branch eXchange), dengan harapan komunikasi internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Disisi lain pemerintah maupun penyedia jasa telekomunikasi dapat menyediakan sebuah jaringan yang sangat luas kepada publik (jaringan publik), seperti PSTN (Public Switch Telephony Network), baik yang berorientasi profit maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam bertukar informasi.
Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep jaringan privat dan publik.
2. Mahasiswa memahami arsitektur dan komponen jaringan PSTN & PBX.
3. Mahasiswa memahami proses numbering, charging, cabling pada jaringan PSTN
2.1 Pengertian Jaringan Privat dan Jaringan Publik
Jaringan Privat merupakan sebuah jaringan yang dibangun oleh suatu kelompok, lembaga, perusahaan, institusi atau bahkan seseorang dilingkungan internalnya sendiri, dengan harapan komunikasi internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Contohnya adalah PBX (Private Branch eXchange), LAN (Local Area Network), dan VPN (Virtual Private Network).
Gambar 2.1 Ilustrasi Jaringan Privat
Sedangkan Jaringan Publik adalah jaringan yang dibangun oleh pemerintah maupun penyedia jasa telekomunikasi kepada publik, baik yang berorientasi profit maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam bertukar informasi. Contohnya adalah PSTN, ISDN, PLMN, Internet, MPLS, dsb
Gambar 2.2 Ilustrasi Jaringan Publik
ISDN (Integrated Services Digital Network) adalah suatu sistem telekomunikasi di mana layanan antara data, suara, dan gambar diintegrasikan ke dalam suatu jaringan, yang menyediakan konektivitas digital ujung ke ujung untuk menunjang suatu ruang lingkup pelayanan yang luas. Para pemakai ISDN diberikan
keuntungan berupa fleksibilitas dan penghematan biaya, karena biaya untuk sistem yang terintegrasi ini akan jauh lebih murah apabila menggunakan sistem yang terpisah.
Para pemakai juga memiliki akses standar melalui satu set interface pemakai jaringan multiguna standar. ISDN merupakan sebuah bentuk evolusi telepon local loop yang memepertimbangkan jaringan telepon sebagai jaringan terbesar di dunia telekomunikasi.
Di dalam ISDN terdapat dua jenis pelayanan, yaitu: 1. Basic Rate Inteface (BRI)
2.2 Sejarah ISDN
Sebelum terciptanya ISDN, ada juga beberapa jaringan konvensional yang digunakan dalam masyarakat, yaitu:
1. Jaringan Telepon (PSTN = Public Switched Telephone Network) 2. Jaringan komunikasi data (PDN = Public Data Network)
3. Jaringan Telex (PSTX)
Jaringan-jaringan konvensional ini digabungkan menjadi jaringan digital yang terintegrasi dengan cara mendigitalisasi jaringan konvensional tersebut, kemudian jaringan-jaringan yang telah
memenuhi konsep Integrated Digital Network diintegrasikan sehingga pada akhirnya kita dapat mengintegrasikan semua jaringan
konvensional ini menjadi sebuah jaringan terpadu yang memiliki konsep digital sampai ke pengguna akhir.
Melihat langkah-langkah penggabungan diatas, dapat disimpulkan bahwa IDN merupakan asal mula terciptanya ISDN. Awalnya, telepon jaringan menggunakan kawat atau kabel untuk sarana koneksinya. Namun pada permulaan tahun 1960-an, sistem telepon ini mulai dikonversi dari sistem analog menggunakan kabel, ke sambungan paket sistem digital. Asal mula munculnya ISDN pita lebar bermula ketika pembuatan trial broadband rampung pada jaringan lokal Bigfon di Berlin pada tahun 1984 hingga kemudian pada tahun yang sama penggunaaan ISDN mulai disosialisasikan ke masyarakat. Sosialisasi ini
dimulai oleh CCITT (sekarang ITU), yaitu sebuah organisasi dibawah naungan PBB yang menangani bidang standardisasi telekomunikasi. 2.2.1 Keuntungan ISDN
1. ISDN menawarkan kecepatan dan kualitas tinggi dalam pengiriman data, bahkan 10 kali lebih cepat disbanding PSTN
2. Efisien. Delam satu saluran saja dapat mengirim berbagai jenis layanan (gambar, suara, video) sehingga efisien dalam pemanfaatan waktu
3. Fleksibel. Single interface untuk terminal bervariasi
4. Hemat biaya. Hanya membutuhan satu terminal tunggal untuk audio dan video
2.2.2 Model Jaringan
1. Model Konvensional. Pada masa ini, masing-masing sistem jaringan terpisah, sehingga pengguna akan mengakses ke masing-masing jaringan untuk tiap keperluan layanan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2. Model awal ISDN. Pada masa ini, masing-masing jaringan
merupakan subnetwork dari ISDN yang dilengkapi dengan sebuah set saluran dan protokol untuk mengakses ke jaringan. Pengguna
terdaftar sebangai pelanggan satu jaringan dengan tetap meminta layanan yang berbeda ke sistem yang juga masih berbeda-beda, tetapi telah menggunakan akses yang sama. Hanya sistemnya saja yang masih berbeda.
3. Model jaringan ISDN penuh. Pengguna bisa mengakses ke satu jaringan lewat satu jalur akses yang sama. Sebab sistem ISDN
menyediakan dan telah dapat melayani segala jenis pelayanan yang berbeda-beda
2.2.3 Komponen ISDN
Sistem ISDN terdiri dari lima buah komponen terminal utama yang bertugas untuk menjalankan proses layanannya, yaitu terminal
Equipment, terminal Adapter, Network Termination, Line Termination,
dan Local Exchange. 2.3 Pelayanan ISDN
Ada beberapa fitur layanan utama yang ditawarkan oleh sistem ISDN. Yaitu:
1. Bearer Service.
Bearer Service merupakan layanan awal dan dasar yang
diperuntukkan bagi pengguna yang baru bergabung dengan jaringan ISDN. Pengguna baru akan mendapatkan layanan dasar ini begitu mendaftar sebagai pelanggan ISDN. Bearer
Service menyediakan layanan transfer mode,transfer rate,
dan transfer capability. Layanan ini menunjukkan dan
menjelaskan karakteristik jaringan transmisi yang ditawarkan oleh operator penyedia jaringan antara terminal pengguna dan jaringan.
2. TeleService
TeleService adalah layanan yang pada dasaranya telah
diberikan dari awal oleh jaringan ISDN, namununtuk menggunakannya harus didukung dari peralatan atau terminal pengguna. Jika pengguna masih menggunakan
peralatan standar, maka layanan TeleService ini tidak dapat digunakan.
3. Supplementary Service
Supplementary Service adalah layanan tambahan yang
disediakan oleh jaringan ISDN ke pengguna, namun dalam mengaksesnya, pengguna dibebankan biaya tambahan ketika mengaktifkan layanan ini. Supplementary Service digunakan bersama dengan layanan dasar jaringan ISDN.
2.3.1 Aplikasi yang didukung oleh ISDN Teledisket
PC Workgroup Inter LAN HiQ Fax
Video Conference Remote Security Control Bank Account Line Teledoctor
Wide Voice Back Up Line Ehonk
2.3.2 Broadcast-ISDN
Akses Broadcast-ISDN muncul akibat dari usaha Jerman melengkapi perumahan dan perkantoran. Ada dua cara untuk memperbesar kapasitas pengiriman data lewat ISDN.
1. SDH, yaitu alat untuk beban 150 Mbps dengan pelayanan yang berbeda dari laju data yang bervariasi
2. ATM, yaitu pengembangan penyambungan paket yang memakai ukuran paket yang sama yang diesebut dengan istilah sel
Pelayanan Broadcast ISDN hampir mirip dengan pelayanan ISDN, yaitu mempunyai:.
Bearer Service, yaitu pemberian kanal informasi melalui pita
lebar tertentu
TeleService, yaitu pengembangan dari jenis layanan yang
pertama, yang bertumpu pada kemampuan switch dan CPE.
TeleService dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
Pelayanan Interaktif (mencakup Conversational, Message, dan Retrieval Service), dan Pelayanan Distributif (mencakup distribusi dengan kemampuan kontrol penerimaan dan tanpa kemampuan kontrol penerimaan)
2.4 ISDN di Indonesia
Aplikasi layanan ISDN di Indonesia disediakan oleh PT Telkom. ISDN merupakan hasil evolusi dari PSTN. Proses evolusi ini dilakukan dengan pelayanan berbasis PSTN, kemudian berubah ke pelayanan SMDS, sampai akhirnya pelayanan ISDN dan Broadcast-ISDN.
2.4.1 Layanan ISDN di Indonesia
Direct Dialling In. teleponyang tersambung ke jaringan
PSTN/ISDN dapat secara langsung memanggil pesawat cabang STLO.
Call Diversion. Pelanggan yang tidak dapat menerima
panggilan dapat mengalihkan panggilannya ke nomor lain atau ke layanan penjawab (answering service)
Do Not Disturb. Pelanggan yang memang sengaja tidak ingin
menerima panggilan untuk suatu periode waktu tertentu dapat mengalihkan panggilannya ke nomor lain.
PBX Line Hunting Service. Seleksi otomatis dari suatu bundel
saluran yang melayani pelanggan ke nomor direktori umum pelanggan tersebut.
Three Party Service. Pelanggan yang sedang melakukan
percakapan telepon dapat menahan percakapannya dan melakukan panggilan dengan pihak ketiga.
Freephone. Sebuah nomor khusus dapat dialokasikan kepada
pelanggan dan beban atas setiap panggilan yang dilakukan kepada nomor ini biayanya dibebankan kepada pelanggan, bukan kepada pihak yang memanggil.
Speed Dialling. Pelanggan dapat melakukan panggilan hanya
dengan memutar suatu kode singkat atas sebuah nomor tertentu yang sudah diset dan tidak perlu memutar seluruh nomor lengkap.
Call Waiting. Pelanggan yang sedang melakukan percakapan
diberikan tanda bahwa ada panggilan masuk lainnya.
Centrex Service. Layanan ini umunya hanya terdpat pada PABX
dengan menggunakan sentral telepon PSTN/IDN yang diperlengkap secara khusus.
Malicious Call Identification. Pelanggan dapat meminta
identifikasi panggilan yang diterimanya.
Multiprotocol Label Switching (MPLS) adalah suatu solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh kecepatan network, rancangan lalu-lintas dan manajemen. MPLS telah muncul sebagai suatu solusi rapi untuk menemui bandwidth-management dan kebutuhan untuk jaringan tulang punggung berasis IP selanjutnya. Pengertian ini memberikan gambaran mendalam pada teknologi MPLS, dengan penekanan pada protokol. Pada masa sekarang, internet meningkatkan layanan kedalam suatu jaringan untuk meningkatkan variasi dari suatu aplikasi bagi komnsumen dan bisnis. Disamping data tradisional yang sekarang disajikan internet, suara baru dan multimedia jasa sedang dikembangkan dan disebarkan.
Salah satu layanan yang mulai banyak digemari adalah layanan yang dapat menghubungkan seseorang dengan orang lain untuk bertransaksi dan menukar data dengan aman. Layanan ini menggunakan teknologi VPN-IP. Komponen-komponen layanan komunikasi itu, menurut Achmad Sugiarto, GM Datakom Divisi Multi Media PT Telkom, antara lain keandalan, jangkauan, dan keamanan penggunaan. Teknologi VPN-IP memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan saluran sewa, frame relay, maupun ATM,
dan juga menawarkan solusi yang lebih murah.
Hasil penelitian InternetWeek Research memperlihatkan bahwa alasan utama para manajer teknologi informasi (TI) memilih teknologi VPN-IP dibandingkan dengan teknologi lainnya adalah untuk mengurangi biaya komunikasi yang cukup tinggi. Alasan ini merupakan dasar yang kuat bagi manajer TI untuk menggunakan layanan VPN-IP karena tidak perlu waktu berlama-lama untuk
mendapat persetujuan dari manajemen.
to any. Di masa lalu, perusahaan yang hendak menghubungkan cabang-cabang kantornya dalam suatu jaringan akan mengunakan saluran sewa secara titik ke titik (point to point) yang tentu saja biayanya sangat besar.
Seiring dengan maraknya penggunaan Internet, banyak perusahaan yang kemudian beralih menggunakan Internet sebagai bagian dari jaringan mereka untuk menghemat biaya. VPN adalah salah satu cara untuk membuat sambungan any to any di atas jaringan publik seperti Internet, tanpa klien yang satu dengan klien yang lain
saling mengetahui.
Dewasa ini ada dua teknik yang dikenal untuk mengembangkan VPN di atas jaringan Internet yaitu Internet protocol security yang disingkat dengan IPSec, dan multiprotocol label switching (MPLS). Dua kelompok kerja di Internet Engineering Task Force (IETF) telah memfokuskan diri pada mekanisme keamanan di Internet, standardisasi label switching dan mutu layanan (quality of services/QoS) yang berhubungan dengan arsitektur VPN. Adapun kelompok kerja MPLS yang berada di bawah area routing, di sisi lain mengembangkan mekanisme untuk mendukung higher layer resource reservation, QoS dan definisi perilaku host. Para penyedia jasa biasanya menawarkan salah satu di antara kedua arsitektur jaringan ini berdasarkan kebutuhan pelanggan dan pasar yang dilayaninya.
MPLS melaksanakan fungsi sebagai berikut:
Menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource Reservation Protocol (RSVP) dan membuka Shortest Path First (OSPF).
Menetapkan mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur, seperti arus antar perangkat keras yang berbeda, mesin, atau untuk arus pada aplikasi yang berbeda.
Digunakan untuk memetakan IP secara sederhana. Mendukung IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol.
Komponen-komponen MPLS
Di dalam MPLS, transmisi data terjadi pada LSPS. LSPS adalah suatu urutan label pada masing-masing ranting jaringan sepanjang alur dari sumber sampai ke tujuan. Kecepatan tinggi menswitch data dimungkinkan oleh perangkat keras ke paket tombol secara cepat antar mata rantai jaringan. Adapun bagian dan komponen MPLS yaitu,
LSRs dan LERs
LSR adalah alat penerus kecepatan tinggi dalam inti dari suatu jaringan MPLS yang menggunakan protokol pemberian isyarat label sesuai dan kecepatan tinggi menswitch data yang didasarkan alur yang telah dibentuk.
LER adalah suatu alat yang beroperasi di jaringan akses dan MPLS. LERs mendukung berbagai port yang dihubungkan ke
network(seperti penyiaran ulang, ATM dan Ethernet). FEC
Sebagai lawan IP konvensional dalam MPLS, tugas dari FEC dilakukan hanya sekali ketika paket masuk jaringan itu. FECs didasarkan pada kebutuhan jasa atau pelayanan yang di tentukan ke dalam satuan paket. Masing-Masing LSR membangun suatu tempat untuk menetapkan suatu Label Information Base (LIB) apakah terdiri atas FEC.
Suatu label dalam format yang paling sederhana berguna untuk mengidentifikasikah alur suatu paket. Label ini memberikan batasan-batasan sebagai berikut,
- tujuan unicast routing - teknik traffic
- multicast
- virtual private network (VPN) - QoS
Format label umum ditunjukkan pada gambar 1. Label dapat ditempelkan di pusat dari data link layer (ATM VCI/VPI di gambar 2 dan frame relay DLCI di gambar 3).
Label Creation
Ada beberapa metode yang digunakan di dalam penciptaan label yaitu :
- metode topology, dengan menggunakan proses normal dari routing protokol seperti OSPF dan BGP
- metode request, dengan menggunakan proses yang berdasarkan
control traffic seperti RSVP
- metode traffic, dengan menggunakan penerimaan paket ke penyaluran trigger dari label
Label Distribution
Protokol yang ada, seperti BGP, digunakan sebagai informasi label dalam protokol itu. IETF juga menggambarkan suatu protokol baru yang dikenel sebagai distribusi label protokol karena pemberian isyarat yang tegas dan manajemen ruang. Suatu ringkasan dari berbagai rencana untuk pertukaran label sebagai berikut:
- LDP, IP ditujukan ke dalam label
- RSVP, CR-LDP digunakan untuk reservasi sumber daya dan teknik traffic.
- PIM (PROTOCOL multicast), digunakan sendiri untuk multicast label negara yang memetakan.
- BGP, eksternal label (VPN)
Label Switched Paths (LSPs)
Di dalam suatu daerah MPLS, suatu alur disediakan paket yang ditentukan untuk bepergian didasarkan pada suatu FEC. LSP disediakan sebelum transmisi data. MPLS menyediakan dua pilihan berikut untuk menyediakan suatu LSP :
- hop-by-hop routing, setiap LSR dengan bebas memilih loncatan
berikutnya untuk FEC ditentukan.
- explicit rouiting, seperti ke sumber routing. Label Spaces
Label yang digunakan oleh suatu LSR untuk FEC-Label binding
digolongkan sebagai berikut:
- per platform, Label-label dialokasikan dari suatu common pool. Tidak ada dua label yang didistribusikan ke antarruang yang berbeda
yang mempunyai harga sama.
per interface, jangkauan label disesuaikan dengan antar ruang. Nilai -Nilai label menyajikan tentang alat penghubung yang berbeda bisa sama.
Label Merging
Arus traffic yang dating dari alat penghubung berbeda dapat digabungkan bersama-sama dan yang diswitch menggunakan suatu label umum jika mereka sedang melintasi jaringan ke arah tujuan akhir sama. Ini dikenal sebagai stream merging.
MPLS menggambarkan label bindings diterima dari LSRS bukanlah loncatan berikutnya untuk FEC yang ditentukan. Dua gaya digambarkan :
- conservative, bindings antar suatu label dan suatu FEC yang yang diterima dari LSRS bukanlah loncatan berikutnya untuk FEC yang dibuang. Gaya ini memerlukan suatu LSR untuk memelihara lebih
sedikit label. Ini direkomendasikan untuk ATM-LSRs.
- liberal, bindings antar suatu label dan suatu FEC yang yang diterima dari LSRS yang bukanlah loncatan berikutnya untuk FEC yang ditahan. Gaya ini mempertimbangkan adaptasi lebih cepat ke perubahan topologi dan mempertimbangkan penyambungan traffic ke LSPs lain dalam hal perubahan.
Label Control
MPLS menggambarkan gaya untuk mendistribusikan label
ke LSRs yang berdekatan.
- independent, suatu LSR mengenali FEC tertentu dan membuat keputusan untuk mengikat suatu label kepada FEC dengan bebas untuk mendistribusikannya. FECs baru dikenali di mana saja rute baru yang kelihatan oleh penerus.
- ordered, suatu LSR mengikat suatu label untuk FEC tertentu dan hanya untuk penerus jalan ke luar atau telah menerima suatu label yang mengikat untuk FEC dari loncatan LSR berikutnya. Gaya ini direkomendasikan untuk ATM-LSRs.
Signaling Mechanism
- label request, menggunakan mekanisme ini, suatu LSR meminta suatu label dari nya ke downstream neighbor sehingga dapat mengikat FEC yang spesifik. Mekanisme ini dapat digunakan selama
rantai LSRs yang atas sampai ke luar LER.
akan mengirimkan suatu label kepada ke pemrakarsa upstream yang menggunakan label yang memetakan mekanisme.
Label Distribution Protocol
LDP adalah suatu protokol baru untuk distribusi label yang mengikat informasi ke LSRs di dalam suatu jaringan MPLS. LDP digunakan untuk peta FECs ke label, pada gilirannya membuatLSPs. Jeni-jenis dari pesan LDP:
- discovery messages, memberitahu dan menjaga kehadiran LSR di
suatu jaringan.
- session messages, menetapkan, menjaga dan mengakhiri sesi antar LDP.
- advertisement messages-membuat, mengubah dan menghapus label yang memetakan untuk FECs.
- notification messages, menyediakan informasi kesalahan isyarat dan informasi.
Label Stack
Mekanisme tumpukan label yang mempertimbangkan operasi hirarkis dalam daerah MPLS. Pada dasarnya memperbolehkan MPLS untuk digunakan secara serempak.
Traffic Engineering
Teknik traffic sebagai proses yang meningkatkan keseluruhan pemanfaatan jaringan dengan mencoba untuk menciptakan suatu kesamaan atau membedakan distribusi traffic sepanjang seluruh jaringan itu. Suatu hasil penting untuk proses ini adalah penghindaran dari kebuntuan pada setiap alur.
Counstrain based Routing mempertimbangkan parameter seperti bandwidth, delay, hop count, QoS, dll.
CR dapat digunakan bersama dengan MPLS untuk menyediakan LSPS. IETF telah menggambarkan suatu komponen CR-LDP untuk memudahkan CR.
Keunggulan MPLS
IPSec adalah prasarana jaringan yang memiliki keamanan tingkat tinggi untuk mengirim data berharga melalui jaringan publik, semisal Internet. Jaringan ini memberikan tingkat privasi dan keamanan data melalui mekanisme tunneling dan pengacakan. Caranya dengan menciptakan lorong (tunnel) antara titik-titik yang hendak dihubungkan.
Karena bisa dibangun di atas jaringan Internet, jaringan ini sangat menarik bagi banyak penyedia jasa Internet (Internet service provider/ISP). Mereka dapat menawarkan banyak pilihan dalam membangun struktur jaringan dan aplikasi layanan.
Pada VPN yng berbasis IPSec, modifikasi terhadap aplikasi tidak dibutuhkan sehingga pengguna tidak perlu membuat sistem keamanan untuk setiap aplikasi atau setiap komputer. IPSec merupakan solusi yang baik bagi remote access atau pengguna yang bergerak (mobile).
Namun, dari segi penyedia jasa, prasarana IPSec memiliki sejumlah kelemahan, terutama dari sisi operasional. Persoalannya, prasarana jaringan yang harus dibangun akan sangat kompleks sehingga tingkat skalabilitasnya rendah.
Arsitektur MPLS hadir untuk mengatasi kompleksitas jaringan IPSec. kebalikan dari jaringan IPSec yang bagus untuk hubungan remote access, keunggulan MPLS justru karena ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa. Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan bandwidth dapat dikendalikan sepenuhnya.
Sesuai namanya, arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi menciptakan lorong antartitik.
MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari keamanan pada jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat mengutamakan keamanan, di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini malah masih dapat ditingkatkan lagi dengan menggabungkan MPLS dengan IPSec.
Dalam kaitan ini MPLS digunakan untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari VPN lain, dan IPSec digunakan untuk mengamankan jaringan pelanggan terhadap akses yang tidak diinginkan dari penyedia layanan MPLS-nya sendiri.
Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS merupakan solusi yang baik karena fleksibel dan skalabel. Fleksibel karena seluruh pelanggan dapat menggunakan perangkat dan konfigurasi perangkat lunak yang sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan premium seperti VoIP, Internet, Intranet, extranet, dan VPN-dial. Semua layanan dapat diaktifkan hanya dengan perubahan parameter di konfigurasi perangkat lunaknya.
Ia skalabel karena perangkat yang ada di sisi pelanggan hanya perlu melakukan peering ke perangkat akses di sisi penyedia jasa. Klien tidak perlu melakukan site-to-site peering meskipun ada penambahan atau pengurangan jumlah site pada VPN pelanggan tadi. Semua penambahan dan pengurangan site VPN akan dideteksi secara otomatis oleh perangkat akses MPLS yang terdekat dan akan disebarluaskan ke member VPN yang lain.
Layanan VPN berbasiskan MPLS mulai populer di banyak negara termasuk Eropa, Asia, dan Amerika. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penyedia jasa yang berencana untuk menjual layanan VPN berbasis MPLS ini.
2.5 PLMN menggunakan circuit atau packet switched? PLMN atau Public Land Mobile Network adalah jaringan
telekomunikasi untuk unit bergerak => mobile station (MS) atau telepon bergerak (mobile Phones).
Pada awal perkembangannya PLMN hanya dilayani oleh satu sel besar dalam satu area tertentu => MS yang meninggalkan atau mendekati perbatasan area cakupan => loss karena tidak mendapatkan sinyal dari pemancar
Kemudian berkembang menjadi sistem seluler => cakupannya diperkecil dan di susun dalam bentuk sel-sel sehingga menyusun menjadi area yang luas.
Fungsi awal (utama) dari PLMN adalah melakukan komunikasi voice dengan menggunakan sistem Circuit Switched. Artinya jika seseorang ingin melakukan komunikasi voice dengan orang lain, dan dia dalam melakukan koneksi tidak mendapat kanal, maka hubungan tersebut langsung diputus, atau (dropped call). Namun, sekarang PLMN memiliki fungsi tambahan yaitu komunikasi data. Komunikasi data ini dilakukan dengan menggunakan Packet Switched.
2.6 Public Switch Telephony Network (PSTN)
PSTN merupakan jaringan publik yang bersifat circuit switch dan pada awalnya disiapkan untuk fasilitas teleponi. PSTN merupakan jaringan telekomunikasi pertama dan terbesar di seluruh dunia.
Hampir 700 juta pelanggan memanfaatkan jaringan tersebut untuk aktifitas teleponi.
Karakteristik utama PSTN:
 Akses analog dengan frekuensi 300-3400 Hz  Bersifat circuit-switched
 Memiliki bandwith 64 kbps
 Bersifat fix sehingga mobilitasnya sangat terbatas  Dapat diintegrasikan dengan jaringan lain, seperti ISDN,
PLMN, PDN
PSTN dapat dibagi menjadi 3 jaringan utama, yaitu : 1) Jaringan Backbone
 Merupakan core network/jaringan inti yang membangun PSTN, yaitu jaringan yang menghubungkan antar sentral. 2) Jaringan Akses
 Merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentral sampai ke pelanggan.
Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu :  Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat)  Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)  Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf)  Hybrid Fiber Coaxial (HFC)
3) Jaringan Interkoneksi 2.6.1 Arsitektur Jaringan PSTN 2.6.1.1 Jarlokat
Jarlokat adalah jaringan local akses yang memanfaatkan media kabel tembaga sebagai media transmisinya.
Ada beberapa unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu :
1. Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame) 2. Kabel Primer
3. Rumah Kabel 4. Kabel Sekunder 5. Kotak Pembagi
6. Kabel / Saluran Penanggal 7. Teminal Batas
8. Kabel Rumah
9. Daerah Catuan Langsung
10. Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT. 11. Terminal Pelanggan.
Untuk lebih jelasnya, konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Infrastruktur Jarlokat terlihat pada Gambar 2.4 berikut ini :
Gambar 2.3 konfigurasi dasar Jarlokat
Kenyataan dilapangan, jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur jaringan, yaitu Jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak langsung.
Jaringan catu langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat pencatuan saluran dari KP ( Kotak Pembagi = DP = Distribution Point) terdekat dan langsung dihubungkan dengan RPU ( Rangka Pembagi Utama = Main Distribution Frame/MDF) tanpa melalui Rumah Kabel (RK).
Gambar 2.5 Jaringan Catu Langsung Pemakaian Jaringan Catu Langsung
 Di daerah dekat sentral, biasanya di kota besar.
 Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga sedikit)
 Daerah dengan demand/pelanggan terpusat  Daerah dengan pelanggan VIP
Keuntungan pemakaian Jaringan Catu Langsung :
 Dari segi ekonomi menguntungkan (biaya rendah) karena pada jaringan ini tidak digunakan RK
 Administrasi kabel menjadi lebih sederhana  Titik rawan gangguan kecil
Kerugian Pemakaian Jaringan Catu Langsung :  Tidak fleksibel
 Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan tepat
B. Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan Catu Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu dengan Rumah Kabel (RK), yang akan diteruskan ke RPU (MDF). Penyambungan saluran dari KP ke RK sama dengan jaringan catu langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke RPU di RK dilakukan tidak tetap (melalui jumper wire).
Pemakaian Jaringan Catu Tidak Langsung :
 Saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar  Daerah yang lokasinya jauh dari sentral
 Daerah yang pelanggannya menyebar Keuntungan Jaringan Catu Tidak Langsung :
 Lebih Fleksibel
 Mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke RK.
Kerugian Jaringan Catu Tidak Langsung :
 Dari segi ekonomi tidak menguntungkan (karena membutuhkan RK yang banyak sehingga biayanya menjadi lebih mahal)
 Sumber gangguan lebih banyak 2.6.1.2 Jarlokar
Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara sebagai media transmisinya, dimana antenna dijadikan sebagai pemancar dan penerima sinyal informasi. Beberapa teknologi yang menggunakan radio diantaranya adalah :
 WLL (Wireless Local Loop)  Seluler
 WiFi  Wimax
Untuk lebih detailnya tentang teknologi tersebut akan dibahas pada bab wireless dan mobile communication.
Gambar 2.7 Jaringan Lokal Akses Radio 2.6.1.3 Jarlokaf
Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media fiber optic sebagai media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan lebih cepat.
Terdapat beberapa metode dalam mengintegrasikan jaringan fiber pada PSTN, yaitu :
 FTTC (Fiber to The Curb)
Telephone office Metallic Cable Remote Terminal
Optical Fiber Cable
Home
Telephone office
Metallic Cable RT
Optical Fiber Cable
 FTTH (Fiber to The Home)
Telephone office
Optical Fiber Cable
Home
2.6.1.4 Perangkat Terminal
Jaringan PSTN dapat melayani beberapa perangkat terminal pelanggan, diantaranya : fixed telephone, cordless telephone, fax, komputer, pay phone, dan PBX. Salah satu perangkat terminal yang banyak digunakan pelanggan adalah telepon. Mungkin Anda bertanya ”Bagaimana sebenernya sebuah sentral dapat mengenali nomor telepon yang kita tekan?”.
Keypad suatu telepon modern dihubungkan untuk suatu generator nada, yaitu suatu sirkit elektronik yang menterjemahkan masukan(tekan tombol) ke kode nada. Masing-masing digit termasuk "bintang"(*) dan "pagar"(#) diwakili oleh suatu kombinasi dua nada (dua frekuensi). Standard tersebut dikenal sebagai dual-tone-multi-frequency (DTMF).
Berikut ini adalah ilustrasi hubungan antara digit nomor dengan frekuensi yang dibangkitkan pada masing-masing nomor tersebut.
Gambar 2.11 Skema keypad telepon dan frekuensi yang dibangkitkan 2.7 Desain Jaringan Publik
2.7.1 Penomoran (Numbering)
Layaknya seperti alamat tujuan pada sebuah surat yang harus ada jika surat tersebut tepat sasaran pada orang yang dimaksud, berlaku juga demikian pada sistem telekomunikasi. Perlu dilakukaan penomoran terminal yang berfungsi dalam identifikasi user/terminal dan penentuan posisi atau alamat sentral/terminal.
Permasalahan pada system penomoran telepon (PSTN dan ISDN) adalah jumlah keypad untuk penomoran yang tersedia hanya 10 (dari 12 keypad standar, dikurangi dan # sebagai tool yang berkaitan dengan fitur), sehingga jumlah user terminal merupakan kombinasi dari 10 digit tersebut.
2.7.1.1 Teknik Penomoran
Terdapat 2 jenis penomoran yang digunakan pada system telekomunikasi, yaitu :
A. Penomoran Terbuka
Penomoran jenis ini membedakan penomoran untuk setiap panggilan.
Teknik dalam penomoran terbuka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Penentuan Awalan (Prefik)
a) Awalan SLJJ (SLDD = Subscriber Long Distance Dialing) Contoh : Indonesia : 0 sekarang 0 X ( X = Operator )
USA : 1 b) Awalan SLI
Contoh : Indonesia : 00X ( X = Operator)
USA : 11
c) Fungsi Utama
 Bagi user : agar ‘ingat’ bukan hubungan local
 Bagi network : penentuan ruting lebih cepat 2) Penentuan Kode Negara
Kode Negara telah diatur oleh ITU sebagai berikut :  1 digit  contoh USA =1, Uni Soviet = 7  2 digit  contoh Indonesia = 62
 3 digiti  untuk Negara-negara kecil
8 9 7 2 1 5 8 6 3/4
Gambar 2.12 Penentuan Kode Negara 3) Penentuan Kode Area
Penentuan kode area dapat dilakukan secara random,
contohnya Australia, maupun sistematis, contohnya
Indonesia.
Untuk penomoran secara sistematis menggunakan aturan sebagai berikut :
a) Penomoran dilakukan secara “significant – geografis “ b) Area code ABC atau AB (6 kota)
 Untuk A digit
Gambar 2.12 Penentuan Kode Area - A digit  Untuk B digit
di tiap A digit terdapat B digit (max 10 digit) Contohnya pada A = 2 seperti berikut ini :
B = 5 B = 1 B = 6 B = 2 B = 3 B = 8 B = 9 B = 7
Gambar 2.13 Penentuan Kode Area - B digit  Untuk C digit
ditiap A dan B digit terdapat C digit (max 10) 4) Penentuan Nomor Pelanggan
 Nomor pada pelanggan terdiri dari dua inforamasi, yaitu : bagian untuk kode sentral dan bagian untuk kode user. Contoh : USA : S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 Kode Sentral Selalu 7 digit Australia (1999) : S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Kode Sentral Selalu 8 digit Indonesia : S1 S2 S3 S4 s/d S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Kode sentral S1 atau S1 S2 atau S1 S2 S3 5) Struktur Penomoran Nasional
0 X X Y Y Y Y
Awalan Jarak jauh (Trunk Prefiks) X + Kode Wilayah (Area Code) + Nomor Pelanggan (Subscriber Number)
Nomor Telepon Nasional (National Number)
Contoh :
Awalan Jarak jauh (Trunk Prefiks) Kode Wilayah (Area Code) Nomor Pelanggan (Subscriber Number) 0 22 75 64108 Office Code (Kode Sentral)
Dapat ditempati nomor khusus : 1. 10X nomor khusus yang terpusat 2. 11X untuk nomor darurat 3. 8X STKB
Maksimum 13 Digit
6) Struktur Penomoran Internasional
0 X Y Y Y Y
Awalan SLI (Trunk Prefiks)
X + + Kode Wilayah(Area Code)
Nomor Pelanggan (Subscriber Number)
Nomor Telepon Internasional (International Number) Office Code (Kode Sentral) x 0 x x x x Kode Negara (Country Code) + + Contoh : 001 62 22 75 64108 Maksimum 15 Digit (Rec. ITU-T E166 (2)
7) Penomoran Darurat
Pemberian nomor darurat memiliki aturan sebagai berikut : a) Maksimum 3 digit
b) Dimulai dengan digit “1” c) Pelayanan khusus local (11x)
Contoh : 113 Pemadam
Kebakaran
117 Pengaduan gangguan
110 Polisi
Contoh : 108 Informasi
103 Waktu
e) Pelayanan bagi operator (19x) 8) Penomoran Sistem Telepon Bergerak
 STB Analog
82 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7
Dimana :
M1 : Wilayah pesawat yang bersangkutan M1 = 1 : Jakarta
M1 = 2 : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta M1 = 3 : Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Timor Timur M1 = 4 : Sulawesi
M1 = 5 : Kalimantan
M1 = 6 : Sumatra Utara, Aceh
M1 = 7 : Sumatra Barat, Riau, Lampung, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu M1 = 9 : Ambon, Jayapura
M2 : Home MSC dalam area M1
M1M2 : Area dimana pesawat STB berada
M3 – M7 : Pesawat pelanggan STB yang berinduk pada MSC
M1M2(M3)  STB Digital
81 N M1 M2 M3 M4 M5 M6 Dimana : N adalah Operator STBS digital penyelenggara Contoh :
811 : Telkomsel 816 : Satelindoindo 818 : Excelcomindo B. Penomoran Tertutup
Suatu nomor yang diberikan untuk semua jenis panggilan Misalnya : E-mail
nama @ telematika . ee . itb . ac . id Netw ork code
"posisi" server Profesional Code Country Code User Identification 2.7.2 Pentarifan (Charging)
Charging/pentarifan adalah pembebanan yang dikenakan pada pelanggan sebagai biaya penyewaan jasa telekomunikasi berdasarkan tipe dan layanan yang digunakan. Ruang lingkup-nya adalah untuk pembicaraan lokal, jarak pendek, jarak jauh, nasional jarak jauh, tapal batas, internasional.
Alasan dari penyelenggaraan pentarifan adalah : karena penyelenggaraan telepon memerlukan biaya untuk pemasangan peralatan dan biaya operational. Biaya-biaya tersebut supaya perusahaan tidak rugi, maka harus sesuai dengan pendapatan yang masuk (dari biaya telepon yang dibayar oleh pelanggan).
2.7.2.1 Metode Pentarifan
a) Fixed-periode Charging Metode  Periode waktu tetap
 Call rate berubah-ubah terhadap jarak  Spesifikasi metode waktu yang umum :
Tiga menit pertama sebagai periode awal panggilan dan pertambahan satu menit berikutnya.
b) Periodic Pulse Metering Methode  Call rate tetap
 Periode waktu berubah-ubah terhadap jarak
 Meskipun kelas berdasarkan jarak terus meningkat, pembebanan dapat berdasarkan periode waktu “pulsa metering”
2.7.2.2 Komponen Tarif
Terdapat beberapa metode dalam pentarifan, yaitu : a) Komponen dasar
Beban penggunaan jaringan, yaitu dasar untuk menutup biaya pelayanan dan bergantung pada penggunaan sarana jaringan penyambungan
b) Komponen Khusus
Beban untuk pemasangan dan penggunaan jaringan. Bergantung pada jenis dan fasilitas dan/atau daerah, meliputi :
 Biaya pemasangan awal, hanya dikenai satu kali  Biaya langganan atau biaya sewa bulanan
2.7.2.3 Kriteria Pentarifan
Dalam system pentarifan, digunakan kriteria sebagai berikut : a) Sambungan yang berhasil.
b) Waktu pembicaraan (pagi, siang, malem, diskon) c) Jarak komunikasi (zone metering)
Berdasarkan jarak (dan tingkat sentral) dimana setiap zoning ada perbedaan perhiutungan pulsa, misalnya :
 Zone I > 30 - 200 (km) Rp. 950 / menit.  Zone II > 200 - 500 (km) Rp. 1320 / menit.  Zone III > 500 (km) Rp. 1650 / menit. d) Lama pembicaraan (duration call metering).
2.7.3 Pengkabelan (Cabling)
Untuk memudahkan dalam pengelolaan kabel dan troubleshooting apabila terjadi kerusakan dikemudian hari, maka PT. Telkom telah menetapkan standarisasi pengaturan urat kabel, sebagai berikut :
1) Susunan urat kabelnya berpasangan (pair). Dua buah yang digabung jadi satu disebut quad.
2) Kode warna dari isolasi penghantar untuk tiap satuan dasar harus memenuhi ketentuan seperti dalam tabel berikut :
3) Sejumlah satuan dasar (10 pair) dipilin membentuk unit yang simetris dan utuh, bergantung pada kapasitas kabelnya.
Permulaan perhitungan dari inti kelapisan luar seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.14 Susunan urat kabel
4) Setiap satu satuan dasar (10 pair) pada kabel yang berkapasitas lebih dari 10 pair, diikat dengan pita warna yang dililitkan pada tiap-tiap satu satuan tersebut. Warna pita pengikat satu satuan dasar awal pada setiap lapisan dimulai dengan pita berwarna merah, lalu satu satuan dasar berikutnya berwarna putih dan kuning secara bergantian. Misal kabel pita 50 pair, mempunyai aturan sebagai berikut :
a) 10 pair yang pertama (urat 1-10) dililit pita merah b) 10 pair yang kedua (urat 11-20) dililit pita putih c) 10 pair yang ketiga (urat 21-30) dililit pita kuning d) 10 pair yang keempat (urat 31-40) dililit pita putih e) 10 pair yang kelima (urat 41-50) dililit pita kuning
2.8 Private Branch eXchange (PBX) 2.8.1 Latar Belakang PBX
Biasanya sebuah perusahaan besar memiliki banyak ruangan dan karyawan yang hampir dipastikan membutuhkan telepon dalam mempermudah bertukar informasi dengan karyawan lain diruangan tertentu. Setiap kali menelpon perusahaan tersebut akan dikenakan charging oleh penyedia jasa telekomunikasi setara dengan telepon lokal. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan kenyataan bahwa intensitas telepon internal kantor sangat tinggi dan tidak bisa dicegak karena menyangkut operasional perusahaan.
Dari kenyataan ini, didapatkan ide pembangunan sebuah sentral privat yang memungkinkan komunikasi internal perusahaan dapat dilakukan secara gratis. Maka keluarlah perangkat yang disebut PBX (Private Branch eXchange), yaitu sebuah sentral privat dengan feature seperti sentral publik yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani komunikasi internal perusahaan tersebut.
Gambar 2.15 Arsitektur Umum PBX
Sebuah sentral PBX memiliki komponen utama sebagai berikut :  LINE CARDS : merupakan terminasi/interface antara saluran
extension dengan sentral PBX. Berfungsi melakukan fungsi BORSCHT (Battery, Overloaded, Ringing, Signaling, Coding, Hybrid dan Testing).
 TRUNK CARDS : sebagai terminasi/interface antara saluran/trunk ke PSTN dengan sentral PBX. Berfungsi : melakukan konversi sinyal saluran dengan sinyal internal sentral PBX, mengawasi kondisi saluran/trunk, interface/terminasi signaling dengan PSTN.  SWITCH CARDS : Melakukan fungsi penyambungan (switching) antara port extension (Line Cards) dengan port extension (Line Cards) lain dalam panggilan internal dan antara port extension (Line Cards) dengan port Trunk Cards dalam panggilan eksternal (incoming atau outgoing call).
 SIGNALING CARDS : penerima/pengirim pensinyalan dengan extension (DTMF/decadic pulses) dan pensinyalan dengan sentral publik (DTMF/MFC/decadic pulses).
 PROCESSOR CARDS : sebagai pusat kontrol yang mengendalikan seluruh aktivitas sentral baik dalam hal call processing, operation & maintenance, safe guarding dan billing.
 SWITCH BOARD/IVR (Interactive Voice Response) : untuk layanan penyambungan panggilan masuk (incoming call) : dapat menggunakan tenaga manusia (operator) atau mesin otomat (auto attendant).
A. Hunting Group
Gambar 2.16 Arsitektur PBX-Hunting Group Prosesnya adalah sebagai berikut :
 I/C CALL :
Tekan call number (contoh : 7564108)
Operator menjawab, minta sambung (misal ke extension 2330)
Catatan : operator dpt diganti mesin (Auto Attendant atau Interactive Voice Response/IVR)
 O/G CALL :
Tekan kode akses (biasanya “0”) Dapat nada pilih dari Local eXchange
Selanjutnya tekan nomor tujuan seperti dari rumah (lokal, SLJJ, HP, dll)
Gambar 2.17 Arsitektur PBX-DID  Mengikuti pola penomoran wilayah lokal setempat
2.8.3 IP-PBX
Trend teknologi kedepan adalah berbasis IP, dikarenakan ke globalannya, kemudahannya, dan keefisienanya. Teknologi PBX diharuskan juga mengarah ke IP, dengan alasan akan memudahkan
perusahaan dalam memigrasikan sistemnya suatu saat nanti. Berikut ini adalah ilustrasi jaringan yang menggunakan IP-PBX.
Rangkuman
1. Jaringan Privat merupakan sebuah jaringan yang dibangun oleh suatu kelompok, lembaga, perusahaan, institusi atau bahkan seseorang dilingkungan internalnya sendiri, dengan harapan komunikasi internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Contohnya adalah PBX (Private Branch eXchange), LAN (Local Area Network), dan VPN (Virtual Private Network). 2. Jaringan Publik adalah jaringan yang dibangun oleh pemerintah
maupun penyedia jasa telekomunikasi kepada publik, baik yang berorientasi profit maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam bertukar informasi. Contohnya adalah PSTN, ISDN, PLMN, Internet, MPLS, dsb
3. PSTN dapat dibagi menjadi 3 jaringan utama, yaitu jaringan backbone, jaringan akses, dan jaringan interkoneksi. Dan jaringan akses dikelompokan menjadi jarlokat, jarlokaf, jarlokar, dan HFC.
4. Unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu : Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame), Kabel Primer, Rumah Kabel, Kabel Sekunder, Kotak Pembagi, Kabel / Saluran Penanggal, Teminal Batas, Kabel Rumah, Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT, dan Terminal Pelanggan.
5. Jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur jaringan, yaitu jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak langsung.
6. Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media fiber optic sebagai media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan lebih cepat. Terdapat tiga tipe jarlokaf, yaitu FFTZ, FTTC, FTTB, dan FTTH.
7. Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara sebagai media transmisinya, dimana antenna dijadikan sebagai pemancar dan penerima sinyal informasi. Contoh jarlokar adalah WLL, Seluler, WiFi, WiMAX.
8. Terdapat 2 jenis penomoran yang digunakan pada system telekomunikasi, yaitu : penomoran terbuka dan tertutup.
9. Teknik dalam penomoran terbuka meliputi : penentuan prefik, kode negara, kode area, nomor pelanggan, penomoran nasional, penomoran internasional, dan penomoran darurat
10. Charging/pentarifan adalah pembebanan yang dikenakan pada pelanggan sebagai biaya penyewaan jasa telekomunikasi
berdasarkan tipe dan layanan yang digunakan. Metode dalam pentarifan adalah Fixed-periode Charging Metode dan Periodic Pulse Metering Metode.
11. Untuk memudahkan dalam pengelolaan kabel dan
troubleshooting apabila terjadi kerusakan diperlukan standarisasi pengaturan urat kabel atau pengkabelan.
12. PBX (Private Branch eXchange), yaitu sebuah sentral privat dengan feature seperti sentral publik yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani komunikasi internal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/ISDN http://wahyudinbuiltenzorg.wordpress.com/2009/11/08/tentang-isdn/ http://belajartelekomunikasi.wordpress.com/2009/07/20/teknologi-mpls/ http://pvc-semanggi.blogspot.com/2011/12/pengertian-mpls.html TGL 20 MAY 2012