• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pengunaan kuis kecil terhadap a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pengaruh pengunaan kuis kecil terhadap a"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut dukungan dari

berbagai faktor, salah satunya adalah factor pendidikan, yaitu pendidikan yang

berkualitas dan bermutu. Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan

bermutu perlu dilakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan dalam segala

aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Aspek – aspek tersebut

meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, serta metode pembelajaran

yang digunakan.

Tujuan pendidikan merupakan komponen penting yang berperan untuk

menentukan arah proses kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan ini disusun

secara berjenjang yaitu mulai dari tujuan pendidikan nasional, instutisional,

kurikuler dan instruksional.

Berdasarkan urutan tersebut pendidikan sangat berkaitan dengan proses

pembelajaran, sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran

faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya harus diperhatikan. Secara umum masalah

yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, aktivitas siswa merupakan sesuatu yang

sangat penting. Siswa yang memiliki aktivitas positif akan memperoleh hasil

(2)

Proses pembelajaran di kelas para siswa pada umumnya diarahkan untuk

mengingat, menghafal, dan menimbun informasi dimana para siswa lebih

menguasai teori -teori materi pelajaran dibandingkan dengan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari – hari (Wina Sanjaya, 2007:1).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA N 1 Ampek Angkek di

kelas XI MIA, terdengar banyak diantara siswa yang berpendapat bahwa mata

pelajaran Biologi merupakan pelajaran yang tak menarik, membosankan dan lebih

terfokus kepada penghafalan terutama istilah-istilah dalam bahasa latin dari pada

proses berfikir, sehingga mengakibatkan rendahnya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

Pengalaman penulis ketika proses pembelajaran Biologi berlangsung,

diperkirakan siswa yang memperhatikan guru dalam menerangkan pelajaran dan

yang aktif mengikuti proses pembelajaran sekitar 55%, kegiatan siswa

kebanyakan, Main HP, Keluar masuk ruangan, Membuat tugas mata pelajaran

lain, Mengobrol dengan teman sebangku, Membuat coretan-coretan yang tidak

perlu, Bercanda dan lain sebagainya.

Jika penulis menanyakan materi pelajaran yang baru saja diterangkan,

hanya sedikit sekali siswa yang mau dan mampu menjawab dengan benar. Bahkan

siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru juga sedikit.

Kemudian bila diberi tugas rumah, sebagian besar siswa menyontek tugas

temannya di sekolah, hanya sebagian kecil yang mampu mengerjakan dengan

benar. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan, akan mengakibatkan pelajran biologi

semakin terasa sulit untuk dipahami siswa dan bisa menimbulkan kejenuhan bagi

(3)

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis berupaya memberikan motivasi

kepada seluruh siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari, memperhatikan

guru menerangkan pelajaran dan mengikuti kuis (tes) setelah proses pembelajaran

berlangsung. Tes merupakan salah satu bentuk evaluasi yang sering digunakan

dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Dengan memahami materi yang telah

dipelajari selama proses pembelajaran, diharapkan dapat mengukur sampai

dimana pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi yang telah

dipelajarinya. Oleh maka karena itulah penulis ingin melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa Melalui Pemberian Tes Kecil (Kuis) Di Akhir Proses Pembelajaran Biologi Di Kelas XI MIA 2 SMAN 1 Ampek Angkek.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka indentifikasi masalahnya adalah 1. Rendahnya aktivitas dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran

biologi.

2. Kurangnya minat siswa untuk menghafal materi biologi. 3. Banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM.

4. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan mengunakan tes kecil

(kuis) di akhir proses pembelajaran. C. Batasan Masalah

Untuk menimbang waktu,biaya dan kemampuan yang ada, serta untuk

memusatkan pelaksanaan penelitian, maka batasaan masalah pada penelitian ini

adalah

1. Kurangnya aktivitas siswa untuk membaca materi pembelajaran,

mengajukan pertanyaan/ menanyakan materi yang tidak di

(4)

keterangan guru, bersemangat dan berani mengemukakan

pendapat, kemandirian mengerjakan soal tes kecil,

mendemonstrasikan media dengan baik di depan kelas dan

melengkapi gambar-gambar yang ada pada LKS

2. Penilaian pada penelitian ini fokus pada penilaian ranah kognitif

dan psikomotor.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam laporan ini adalah: “Apakah upaya pemberian tes kecil di akhir proses

pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran Biologi di kelas XI MIA 2 SMA N 1 AMPEK ANGKEK ?”

E. Hipotesis

Dari pengalaman yang penulis alami selama ini maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang

signifikan terhadap pemberian tes kecil ( kuis) diakhir proses pembelajaran

biologi.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah dengan pemberian tes kecil pada

akhir pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa

kelas XI MIA 2 SMA N 1 AMPEK ANGKEK

G. Manfaat Penelitian

(5)

1. Guru Biologi, untuk menyusun perangkat pembelajaran dan menentukan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk

lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Program Pengalaman Lapangan Kependidikan.

3. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran biologi dan meningkatkan hasil belajar.

BAB II

(6)

1. Kajian Teori

A. Aktivitas Belajar Siswa.

sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada

pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Nasution (2000:86), dari semua asas didaktik boleh

dikatakan aktivitaslah asas yang terpenting, oleh sebab itu belajar sendiri

merupakan suatu kegiatan, tanpa kegiatan tak mungkin seorang belajar.

Menurut Paul D. Dierich ( dalam Nasution, 2000: 91 ), jenis-jenis

aktivitas dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities (kegiatan visual), seperti membaca, memperhatikan

gambar, demonstrasi, mengamati percobaan.

b. Oral activities (kegiatan lisan), seperti menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan

wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. Listening activities (kegiatan mendengarkan), seperti mendengarkan

uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi, dan

mendengarkan pidato.

d. Writing activities (kegiatan menulis), seperti menulis, membuat

laporan, mengisi angket, dan menyalin.

e. Drawing activities (kegiatan menggambar), seperti menggambar,

membuat grafik, membuat peta dan diagram.

f. Motor activities (kegiatan motorik), seperti melakukan percobaan,

(7)

g. Mental activities (kegiatan mental), seperti menganggap, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil

keputusan.

h. Emotional activities (kegiatan emosional), seperti menaruh minat,

merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan

gugup.

Aktivitas merupakan hal penting dalam pembelajaran. Karena, belajar

pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku. Menurut Sardiman.A.M

(1996:194) “Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”.

Aktivitas – aktivitas yang dimaksud disini terdiri atas: 1) Aktivitas

verbal yaitu kegiatan yang mengeluarkan ujaran atau suara, 2) Aktivitas non

verbal yaitu kegiatan yang tidak mengutamakan ujaran dan 3) Aktivitas

mental yaitu kegiatan yang memperlihatkan perubahan pikiran dan perasaan

siswa.

Aktivitas belajar siswa akan meningkatkan dan lebih bergairah dalam

belajar jika ada yang diharapkan, yaitu pengetahuan serta nilai yang baik. Hal

ini sesuai dengan Prayitno (1989:123) bahwa “ Siswa akan meningkatkan

kegairahan belajarnya karena ingin mendapatkan nilai yang baik untuk tes

yang akan dihadapinya”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan tes akan

memotivasi siswa untuk aktif belajar, sehingga kegairahan dalam belajar akan

meningkatkan dan hasil belajar siswa juga akan lebih baik.

B. Tes Kecil

Untuk melihat penguasaan siswa terhadap materi yang telah

(8)

Dengan tes akan terlihat sejauh mana siswa menyerap atau memahami materi

yang telah diajarkan oleh guru.

Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang

direncanakan untuk memperoleh informasi yang setiap butir pertanyaan

mempunyai jawaban dan memberikan implikasi bahwa setiap butir tes

menuntut jawaban dari orang yang dites (Hamzah, 2001:6).

Menurut Ahmad (1990:166) “ Tes yang sering diadakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sebab tes akan mendorong dan

mengharuskan mereka belajar lebih teratur, lebih rajin dan lebih tekun”. Oleh karena itu Tes kecil yang diberikan dapat meningkatkan prestasi

belajar, sebab pada umumnya siswa akan berusaha aktif dan belajar lebih

tekun untuk mendapatkan nilai yang baik.

Siswa akan lebih giat lagi belajar kalau tahu akan diadakan kuis,

sesuai dengan pendapat Sardiman (1996:93) bahwa “para siswa akan lebih

giat belajar kalau mengetahui akan ada kuis”. Oleh karena itu memberikan

kuis akan merupakan suatu sarana memotivasi belajar siswa. Dengan adanya

kuis, guru dapat mengetahui keputusan apa yang diambil tentang berhasil

atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

sedangkan bagi siswa dapat mengukur kemampuannya sendiri. Selanjutnya

Arikunto (2004:30) mengemukakan bahwa “Tes (kuis) mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur kemampuan siswa dan untuk mengukur

keberhasilan program pembelajaran”.

Menurut (Davies, 1991:299), tes kecil dapat digolongkan ke dalam

dua bentuk yaitu:

a. Tes di awal pembelajaran

Tes ini dimaksud untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang

(9)

pekerjaan rumah dan untuk menimbulkan motivasi belajar siswa.

Pemberian tes di awal pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1)

dapat menunjukkan kepada guru tujuan-tujuan mana yang sudah dicapai,

sehingga guru dapat menentukan dimana ia harus memulai pelajaran

tersebut, 2) dapat memberikan suatu efek motivasi kepada siswa.

b. Tes di akhir pembelajaran

Dengan melakukan tes setiap proses belajar mengajar

diharapkan siswa dapat berpacu dan sungguh-sungguh dalam mengikuti

pelajaran. Fungsi utama pemberian tes di akhir pembelajaran adalah untuk

menentukan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya tercapai

atau tidak.

Dari penjelasan di atas diartikan bahwa dengan diadakan kuis,

maka akan diketahui bagaimana sebenarnya kemampuan siswa setelah

proses pembelajaran dilaksanakan. Dari hasil kuis tersebut seseorang guru

dapat melihat sejauh mana program yang telah direncanakan tercapai,

sehingga guru dengan mudah memperbaiki atau meningkatkan program

selanjutnya.

Supaya hasil kuis lebih objektif dan bukan faktor kebetulan, artinya

hasil kuis tidak dipengaruhi oleh faktor pribadi, baik siswa sendiri ataupun

dari guru sebagai penilai maka kuis perlu dilakukan secara kontiniu.

Arikunto (2004:60) mengemukakan bahwa

(10)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin sering

kuis diadakan maka semakin sering pula siswa belajar dan makin banyak

konsep yang akan diketahui siswa. Mantapnya konsep pelajaran akan

menyebabkan siswa akan merasa puas menyelesaikan tugas dan ulangan

harian yang diberikan oleh guru dengan baik.

C. Belajar dan Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses. Oleh karena itu belajar berlangsung

secara aktif dan interaktif dengan menggunakan berbagai bentuk perlakuan

untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Proses belajar mengajar

merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Dalam peristiwa

tersebut terjadi komunikasi timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa

dan antara siswa dengan siswa.

Setiap individu bila melaksanakan kegiatan belajar akan mengalami

perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan terjadi akibat latihan dan

pengalaman seperti dikemukakan Slameto (1992:2) sebagai berikut:

“Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam integrasi dengan lingkungannya”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh suatu hasil. Hasil belajar

dapat dipandang sebagai nilai–nilai yang diperoleh siswa. Jadi hasil belajar

menunjukkan seberapa besarnya penguasaan yang dicapai siswa dalam proses

pembelajaran.

2. Kerangka Konseptual

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) merupakan bentuk penelitian yang dilaksanakan secara langsung

oleh guru dalam praktek pembelajaran, dimana guru (peneliti) mengadakan

tindakan tertentu berdasarkan masalah – masalah penting di lapangan yang

harus segera diatasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 AMPEK ANGKEK, Waktu

penelitiannya pada semester 1 bulan September-desember tahun ajaran 2014-Penerapan Hasil Tes

Kecil diakhir pembelajaran

1. Menyusun RPP

2. Membuat soal-soal kuis

3. Tindakan

(12)

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA N 1

AMPEK ANGKEK yang berjumlah 31 orang. Kelas XI MIA 2 merupakan

kelas yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan prestasinya karena sebagian

siswanya kurang aktif dalam proses pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Teggart yang terdiri dari dua siklus.

Maka kegiatan penelitian dapat disusun sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap perencanaan (Plan)

Agar penelitian ini berjalan maksimal, perlu adanya rencana

tindakan/kegiatan yang maksimal pula. Adapun rencana kegiatan yang

diprogramkan adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan rencana penelitian

 Menyiapkan rencana pembelajaran

 Mempersiapkan soal-soal tes kecil

b. Tahap pelaksanaan tindakan (Action)

 Pada awal pertemuan yaitu sepuluh menit pertama untuk pembukaan

yang terdiri motivasi dan apersepsi. Disamping itu juga diberitahukan bahwa diakhir jam pelajaran akan diadakan tes kecil/ kuis.

(13)

 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya  Menyimpulkan materi bersama siswa

 Pada akhir jam pelajaran diadakan tes kecil dengan waktu lebih kurang

15 menit

 Siswa mengumpulkan lembaran jawaban yang sudah dikerjakan  Meminta siswa untuk mengulang pelajarannya dirumah

c. Pengamatan (Observation)

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengenali dan mengamati semua indikator, perubahan-perubahan yang terjadi dan hasil akhir yang dicapai sebagai dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan atau proses belajar mengajar berlangsung.

Hal – hal yang diamati adalah:

a. Visual activities (kegiatan visual), seperti membaca materi

pembelajaran yang akan dipelajari.

b. Oral activities (kegiatan lisan), seperti mengajukan pertanyaan pada

guru atas materi pelajaran yang sedang berlangsung, dan menjawab

pertanyaan dari guru atau teman sekelas.

c. Listening activities (kegiatan mendengarkan), seperti mendengarkan

keterangan dari guru.

d. Writing activities (kegiatan menulis), seperti menulis atau mencatat

materi pelajaran atau keterangan yang diberikan oleh guru.

e. Drawing activities (kegiatan menggambar), seperti melengkapi

gambar-gambar yang ada pada LKS

f. Motor activities (kegiatan motorik), seperti dapat mendemonstrasi

torso/ vidio mekanisme kerja otot dengan baik di depan kelas.

g. Mental activities (kegiatan mental), seperti keseriusan siswa mengikuti

pelajaran dan kejujuran dalam mengikuti tes.

h. Emotional activities (kegiatan emosional), seperti bersemangat dan

(14)

d. Refleksi (Reflection)

Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan

refleksi/ perenungan.

Melalui refleksi dapat ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan

pelaksanaan tindakan pada siklus I yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar

untuk perencanaan tindakan pada siklus ke II.

Kegiatan yang dilaksanakan selama refleksi adalah:

 Mengevaluasi proses dan hasil yang dicapai

 Mengulas kembali rencana dan pelaksanaan tindakan

 Menyimpulkan data yang diperoleh dan melihat apakah tujuan yang

ditetapkan tercapai atau tidak.

Siklus II

a. Tahap perencanaan (Plan)

Pada siklus ini dilakukan identifikasi masalah dan mencari solusi

pemecahan masalah berdasarkan permasalahan yang terjadi pada siklus I.

Setelah mencari solusi permasalahan, langkah selanjutnya penelitian

pengembangan program untuk sislus ke II.

b. Tahap pelaksanaan tindakan (Action)

Pelaksanaan program siklus II sama dengan tindakan pada siklus I

(15)

Permasalah

an Perencanaan Tindakan I

Refleksi I SIKLUS I

ditekankan untuk perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang terjadi

pada siklus I.

c. Pengamatan (Observation)

Tahapan pelaksanaan observasi pada siklus II sama dengan pelaksanaan

observasi pada siklus I.

d. Refleksi (Reflection)

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan obsevasi maka selanjutnya

dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan juga dengan proses perenungan dan

berdiskusi dengan teman sejawat. Pada tahap ini dilihat lagi apakah tujuan

penelitian sudah tercapai atau masih ada kekurangan – kekurangan yang

mana perlu dijadikan sebagai dasar perencanaan tindakan pada siklus

berikutnya.

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai

berikut:

(16)

Suharsimi Arikunto, (2006:16) E. Alat Pengumpul Data

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi petunjuk bagi siswa dalam belajar.

b. Lembar observasi

c. Hasil tes kecil (kuis)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri atas dua macam yaitu

analisis aktivitas dan rata – rata kelas setiap tes kecil. Untuk melihat aktivitas

siswa dalam proses belajar mengajar, maka hasil observasi dianalisis dengan

cara menentukan persentase setiap aktivitas yang diamati dengan teknik

persentase seperti dikemukakan oleh Warnelis (2001:15) yaitu dengan

menggunakan rumus:

P=F

N×100

keterangan:

P = persentase aktivitas siswa tiap pertemuan

(17)

N = jumlah siswa yang hadir

Untuk melihat peningkatan aktivitas satu pertemuan ke pertemuan

berikutnya diperlukan suatu standar penelitian. Data yang diperoleh dari setiap

tes kecil, dicari rata – ratanya, sehingga diperoleh konsep:

1. Bila nilai rata-rata tes kecil tetap berarti hasil belajar tidak meningkat. 2. Bila nilai rata-rata tes kecil menurun dari nilai rata-rata tes kecil sebelumnya

hasil belajar dikatakan menurun.

Untuk mengukur penilaian hasil belajar dari tes kecil dilakukan analisis

dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar yang dicantumkan dalam

petunjuk teknis GBPP 1994 halaman 34, yaitu:

a. Siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut telah menguasai 65%

dari materi yang diuji.

b. Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 85% dari seluruh

(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka

untuk mengamati aktivitas belajar siswa peneliti menggunakan indikator aktivitas

belajar. Adapun indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1: Indikator Aktivitas Belajar Siswa

No Indikator Aktivitas

1 Membaca materi pembelajaran

2 Mengajukan pertanyaan/ menanyakan materi yang tidak di

mengerti

3 Mendengarkan keterangan guru

4 Mencatat materi dan keterangan dari guru 5 Melengkapi gambar-gambar yang ada pada LKS

6 Mendemonstrasikan media pembelajaran dengan baik di depan

kelas

7 Kemandirian mengerjakan soal tes kecil

8 Bersemangat dan berani mengemukakan pendapat

1. Refleksi awal

Sebelum penulis melaksanankan penelitian didapatkan data refleksi awal

yaitu :

(19)

No Aktivitas siswa yang diamati

1 Membaca materi pembelajaran 10 32,25 %

2 Mengajukan pertanyaan/ menanyakan

materi yang tidak di mengerti

2 6 ,45 %

3 Mendengarkan keterangan guru 15 48,38 %

4 Mencatat materi dan keterangan dari guru 10 32,25 %

5 Melengkapi gambar-gambar yang ada

pada LKS

18 58,06 %

6 Mendemonstrasikan media pembelajaran

dengan baik dengan baik di depan kelas

1 3,22 %

7 Kemandirian mengerjakan soal tes kecil 15 48,38 %

8 Bersemangat dan berani mengemukakan

pendapat

5 16,12 %

Berdasarkan data refleksi awal diatas di dapatkan hasil observasi

penelitian yang dilakukan pada kelas XI SMA N 1 Ampek Angkek pada tiap-tiap

siklus.

2. Siklus I

Tabel 3: Data hasil observasi aktivitas siswa ketika guru menyajikan materi di kelas XI SMA N 1 Ampek Angkek.

No Aktivitas siswa yang diamati

Jumlah siswa yang aktif Jumlah

(orang)

Persentase

(20)

2 Mengajukan pertanyaan/ menanyakan

materi yang tidak di mengerti

5 16 %

3 Mendengarkan keterangan guru 23 74 %

4 Mencatat materi dan keterangan dari guru 15 48 %

5 Melengkapi gambar-gambar yang ada

pada LKS

28 90,33 %

6 Mendemonstrasikan Torso dengan baik di

depan kelas

4 12 %

7 Kemandirian mengerjakan soal tes kecil 20 64,5 %

8 Bersemangat dan berani mengemukakan

pendapat

10 32,25 %

3. Siklus II

Tabel 4: Data hasil observasi aktivitas siswa ketika guru menyajikan materi di kelas XI SMA N 1 Ampek Angkek.

No Aktivitas siswa yang diamati

Jumlah siswa yang aktif Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Membaca materi pembelajaran 27 87,1 %

2 Mengajukan pertanyaan/ menanyakan

materi yang tidak di mengerti

15 48,38 %

3 Mendengarkan keterangan guru 30 96,7 %

(21)

5 Melengkapi gambar-gambar yang ada

pada LKS

31 100 %

6 Mendemonstrasikan vidio mekanisme

kerja otot dengan baik di depan kelas

10 32,25 %

7 Kemandirian mengerjakan soal tes kecil 28 90,33 %

8 Bersemangat dan berani mengemukakan

pendapat

20 64,5 %

B. Pembahasan

Sesuai dengan analisis data observasi penelitian yang dilakukan pada kelas

XI MIA 2 tiap-tiap siklus, ternyata terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar

yang signifikan terhadap pemberian tes kecil ( kuis) diakhir proses pembelajaran

biologi. Dengan adanya pemberitahuan tentang pelaksanaan tes kecil pada setiap

akhir proses pembelajaran yang membuat siswa termotivasi sehingga aktivitasnya

dalam belajar meningkat.

Dalam pelaksanaan penelitian ini ditemukan beberapa hambatan

khususnya berhubungan dengan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar

mengajar pada siklus I yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti tidak adanya

keberanian siswa untuk bertanya, belum menguasai materi yang telah diajarkan

dan takut kalau kesimpulannya salah.

Namun setelah dilakukan beberapa perubahan dalam proses belajar

mengajar serta memberikan motivasi yang lebih kepada siswa dengan pemberian

tes kecil pada akhir proses pembelajaran diikuti dengan pembahasannya, maka

(22)

Ini dapat dilihat pada siklus II dimana aktivitas belajar siswa dalam proses

belajar mengajar lebih baik dibandingkan pada siklus I. Dengan pemberian tes

kecil tentang materi yang baru diajarkan kepada siswa merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan mendorong semangat belajar

siswa sehingga terjadilah peningkatan belajar yang diinginkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan peningkatan aktivitas

belajar siswa yang telah dicapai tiap siklus pada tabel dibawah ini

Tabel 5: Perbandingan peningkatan aktivitas belajar siswa pada refleksi awal dengan siklus II.

5 Melengkapi gambar-gambar yang ada pada LKS

(23)

6 Mendemonstrasikan

8 Bersemangat dan berani

mengemukakan pendapat

16,12 % 32,25 % 64,5 % 48,38

Tabel 6 : perbandingan peingkatan hasil belajar.

(24)

17 70 90

18 85 100

19 80 100

20 80 100

21 75 95

22 85 100

23 80 95

24 85 100

25 75 100

26 75 95

27 80 95

28 75 90

29 75 95

30 80 95

31 75 100

Rata-Rata

(25)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang signifikan terhadap pemberian

tes kecil ( kuis) diakhir proses pembelajaran biologi di kelas XI MIA 2

SMA N 1 Ampek Angkek..

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya guru-guru, khususnya guru yang mengajar di SMA Negeri

1Ampek Angkek agar dapat menggunakan tes kecil setiap akhir proses

pembelajaran sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses belajar

mengajar.

2. Bagi peneliti lain agar melakukan penelitian pada materi lain pada

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Abu. 1990. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

_________________. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Davies, K. I. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali

Nasution S, 2000. Didaktik asas-asas mengajar. Jakarta.bumi aksara Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sadirman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Prayitno, Elida. 1989. Motivasi dalam Belajar. Padang: IKIP Padang .

Sanjaya, Wina . (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan .Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Gambar

Tabel 1: Indikator Aktivitas Belajar Siswa
Tabel  3: Data hasil observasi  aktivitas  siswa ketika  guru menyajikan
Tabel  4: Data hasil observasi  aktivitas  siswa ketika  guru menyajikanmateri di kelas XI SMA N 1 Ampek Angkek.
gambar  yang  ada
+2

Referensi

Dokumen terkait

- 16041930 Ikan lainnya utuh atau dalam potongan, tetapi tidak dicincang diolah atau diawetkan, dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran Diasapi 0305490000 - Ikan

Inggris termasuk salah satu negara yang cukup bagus perkembangan Islamnya. Hal ini didukung dengan pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris. Sejak itu

Spesifikasi produk suku cadang industri tekstil, yaitu : Picker, Buffer, Bumper leather, Swell leather, Box front leather, Stick Bumper dan Tension brake

Stres atau trauma yang terjadi selama proses perkembangan dapat mengakibatkan tiga kondisi, yaitu perubahan persepsi diri, perubahan hubungan dengan orang lain,

Artinya, jika seluruh guru SMK Mambaul Ulum Cirebon dites mengenai kreativitas guru dan kedisiplinan guru secara simultan dengan disiplin kerjanya, maka

Kelainan berupa paralisis nervus troklearis menyebabkan bola mata tidak bisa bergerak kebawah dan kemedial. Ketika pasien melihat lurus kedepan atas, sumbu dari mata yang

PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KOTA BANJARMASIN TAHUN ANGGARAN 2015.. Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan media animasi lebih efektif dibandingkan