• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL KARYA KREATIVITAS PAKET PEMBELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL KARYA KREATIVITAS PAKET PEMBELA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KARYA KREATIVITAS

PAKET PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA LABIRIN

DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

DISUSUN OLEH : Dewi Syarifatul Isnaeni

Muhammad Ali Zema Maksalmina

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

PEKAJANGAN - PEKALONGAN

(2)

KARYA KREATIVITAS

PAKET PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA LABIRIN

1. Abstrak

Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karEna itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak.

Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 1999).

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang diberikan.

(3)

akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

2. Tujuan

a. Tujuan umum:

Tujuan umum dari karya kreatifitas ini adalah untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler yang dirawat di rumah sakit.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari karya kreatifitas kelompok ini adalah:

1 Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan proses keperawatan.

2 Anak akan menunjukkan berkurang rasa takut dan cemas.

3 Anak dapat merespon permainan dalam rangka perkembangan sensori-motor, intelektual, dan kreativitas.

3. Dasar Pembuatan Paket Pembelajaran

(4)

dan kasar pada anak. Pada anak pra sekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah baik (Soetjiningsih, 1995). Pada tahap ini mereka berminat untuk mendapatkan pengetahuan dan mulai mengalami peningkatan kompetensi.

Dengan melihat kompetensi-kompetensi dalam tahap perkembangan tersebut kami tertarik untuk membuat paket pembelajaran berupa bola labirin dan mengenal warna dengan tetap memperhatikan prinsip bermain di rumah sakit, yaitu energi yang dikeluarkan harus seminimal mungkin, waktunya singkat, sederhana, tidak bertentangan dengan pengobatan yang diberikan kepada anak, dan menjaga keamanan dan kenyamanan anak. Kelebihan dari alat permainan ini adalah aman, sederhana, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu. Permainan ini juga mampu mengembangkan kemampuan anak, memberikan stimulasi, mengembangkan kognitif anak, meningkatkan kreativitas anak. Permainan ini dapat melatih klien dalam melakukan hubungan sosial dengan teman-teman.

4. Alasan pemilihan paket pembelajaran

Bola labirin dapat melatih anak pra sekolah dalam mengembangkan kreatifitas dan sosialisasi anak. Dengan bermain bola labirin anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide baru dalam bermain dan anak dapat mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak. Permainan bola labirin dimainkan dengan cara meniup bola agar bisa mencapai finis melalui jalan labirin, dengan demikian permainan ini juga baik untuk meningkatkan kontrol pernapasan dan juga kemampuan spasial. Permainan bola labirin juga aman digunakan karena menggunakan bahan yang aman untuk anak-anak.

5. Overview paket

1. Permainan bola labirin dimainkan oleh dua sampai tiga anak.

2. Dalam permainan ini dibutuhkan sedotan , bola dari kapas, papan labirin.

3. Sebelumnya perawat telah membuat papan labirin dari kardus bekas dan stik es, dan bola dari kapas.

4. Anak diizinkan untuk memulai permainan dengan meletakkan bola di start.

(5)

6. Permainan bola labirin ini mampu mengembangkan kemampuan anak, memberikan stimulasi, mengembangkan kognitif anak, meningkatkan kreativitas anak.

7. Permainan bola labirin ini juga diharapkan dapat menumbuhkan hubungan sosial anak dengan teman-temannya yang sama-sama mengalami hospitalisasi.

6. Sasaran Audience

Anak usia pra sekolah (3-6 tahun) yang dirawat di ruang anak, dengan kriteria: a. Kesadaran compos mentis

b. Kooperatif

c. Keadaan umum baik

d. Tidak dalam kondisi kritis, panas, keterbatasan gerak, atau lemah.

7. Teori belajar menurut kelompok umur

Anak usia prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat. Oleh kerena itu jenis permainan yang sesuai adalah “associative play, dramatic play dan skill play”. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tua tertentu yang diidentifikasinya, seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak usia prasekolah. Untuk itu, jenis alat permainan yang tepat diberikan pada anak misalnya, sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar, maupun permainan puzzle, bola tiup.

8. Petunjuk Penggunaan

(6)

b. Anak meniup bola agar bisa melewati jalan labirin hingga finish.

c. Bola yang sampai finish terlebih dahulu adalah pemenangnya.

d. Beri reinforcement kepada anak yang berhasil memainkan bola labirin tersebut.

e. Jika anak melakukan kesalahan dalam melakukan permainan bola labirin, maka terapis memberikan arahan agar anak mampu memainkan permainan bola labirin tersebut.

f. Kemudian beri kesempatan anak mengulangi permainan.

(7)

A. KONTRAK AWAL

Kontrak awal dengan keluarga klien yaitu ibu klien dilakukan pada hari kamis tanggal 10 April 2014 pukul 08.30 WIB. Kontrak yang dilakukan secara lisan meliputi waktu pelaksanaan kegiatan, materi kegiatan dan persiapan lainnya yaitu keikutsertaan keluarga dalam kegiatan kreativitas. Kontrak juga dilakukan dengan pembimbing klinik ruang Dahlia untuk mendapatkan persetujuan dan bimbingan selama pelaksanaan kegiatan kreativitas.

B. TAHAP ORIENTASI

Waktu pelaksanaan kegiatan terapi dengan karya kreativitas dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati yaitu pada pukul 11.00 WIB di ruang bermain yang diikuti oleh satu anak yang sesuai dengan sasaran terapi bermain yang melatih proses pernafasan.

Persiapan yang dilakukan yaitu menyiapkan tempat kegiatan yaitu di ruang bermain. Ibu klien, klien dan petugas kesehatan duduk bersama di lantai yang telah dibersihkan. Petugas kesehatan mengawali dengan memperkenalkan diri kembali pada keluarga, mengulang kontrak yang telah disepakati hari itu juga. Tahap orientasi dilakukan selama 5 menit yang meliputi mengucapkan salam, perkenalan, menjelaskan tujuan, meminta persetujuan dilakukan tindakan, dan mengingatkan kontrak yang sudah disepakati.

C. TAHAP KERJA

Petugas kesehatan memulai tahap kerja dengan menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan dan meminta ibu mendampingi anaknya. Berikutnya petugas kesehatan memberikan alat/mainan yang akan digunakan yaitu sebuah bidang labirin, bola, dan sedotan. Selanjutnya petugas kesehatan memulai kegiatan kreativitas bersama klien yang didampingi ibu. Selama tahap kerja klien juga dilibatkan dalam komunikasi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti klien sehingga menunjukkan penerimaan terhadap penjelasan dari tenaga kesehatan. Fase kerja berlangsung ± 30 menit sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

(8)

Pada Tahap terminasi petugas kesehatan mengakhiri kegiatan terapi bermain dengan menyampaikan terima kasih atas partisipasinya dalam pelaksanaan terpai bermain dan menutup dengan salam. Kegiatan terapi bermain selesai pukul. 11.30 WIB.

BAB IV PENUTUP

(9)
(10)
(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam pelaksanaannya, efektivitas kebijakan moneter tersebut tergantung pada hubungan antara uang beredar dengan variabel ekonomi utama seperti output dan

Tujuan dengan durasi waktu lima tahun adalah tujuan yang tertera dalam rencana strategis (Renstra) UGM. Renstra disusun setiap lima tahun sekali oleh Rektor UGM

Pengangkatannya sebagai Manajer Logistik di UPJP Priok tidak mem- butuhkan waktu lebih dari 10 tahun, tepatnya hanya delapan tahun sejak awal karirnya di UP Semarang tahun

Penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana pengaruh E-CRM dan kualitas pelayanan elektronik pada Hotel Aryaduta Jakarta terhadap kepuasan pelanggan dan memiliki dampak

Saat ini yang umum digunakan adalah PLTS dengan menggunakan Accu (AKI) baik yang basah maupun yang kering/gel sebagai sumber daya dan sebuah Unit

Proses pengepakan dilakukan dengan penimbangan bobot semen pada setiap sak semen  seuai takaran dan memerlukan sistem otomasi untuk memudahkan proses produksi sesuai

Recovery Cu (II) dengan Teknik Ekstraksi Fasa Padat Menggunakan Adsorben Silika dari Abu Sekam Padi – Kitosan.. Nanang Tri Widodo 1)* , Ani Mulyasuryani 1) , Akhmad