MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAKE AND GIVE
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Lulu Hendarsyah
0810358
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAKE AND GIVE
Oleh Lulu Hendarsyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Lulu Hendarsyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAKE AND GIVE
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)
Oleh
LULU HENDARSYAH NIM : 0810358
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I,
Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 19640606 199003 1 003
Pembimbing II,
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828200312 002
Diketahui
Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana untu mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian
diri ,kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya masyarakat bangsa dan Negara (UU No.20 tahun 2003). Tujuan
pendidikan Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mampu mencetak dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan yang berfungsi mempersiapkan peserta dirinya
menjadi manusia yang berilmu bermoral dan berketerampilan.
Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas berat dalam
mencetak peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik ke jenjang berikutnya.
Oleh sebab itu dalam proses belajar dan mengajar, kreatifitas dalam pembelajaran
merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan guru dan peserta
didik. Peranan kreatifitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar
dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup
apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Guru dalam mengelola
dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun
perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses
pembelajaran yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreatifitas guru dalam
manajemen kelas diarahkan untuk membantu siswa di kelas dapat belajar secara
kolaboratif dan kooperatif, menciptakan lingkungan akademik yang kondusif
dalam proses belajar. (Sudjana,1989:109)
Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik
pula. Jika proses belajar tidak optimal sehingga sulit sekali dicapai hasil belajar
yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2006:36) yang menyatakan
bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan
Pada struktur dan muatan kurikulum sekolah dasar,mata pelajaran IPA
merupakan salah satu mata pelajaran pelajaran yang harus dikuasai siswa
disamping mata pelajaran lain. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran
yang memperlajari dan menelaah gejala dan perubahan yang terjadi di alam yang
sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut
tampak bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar menekankan peserta didik
untuk mengalami langsung dalam proses pembelajaran. Seperti yang tercantum
dalam tujuan pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Depdiknas,2006)secara terperinci adalah : (1) memperoleh keyakinan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya. (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari – hari. (3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (6)
memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran IPA
belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dibuktikan pada perolehan hasil belajar siswa
yang masih rendah sehingga perlu di tingkatkan. Hasil belajar siswa yang masih
rendah boleh jadi dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksankan oleh guru
menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran dan dapat berakibat siswa mudah jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Seperti hal nya yang terjadi di sekolah SDN Sindangsari Kecamatan
Cipanas Kabupaten Cianjur, dalam pembelajaran IPA perilaku siswa cenderung
hanya mendengar dan mencatat materi yang diberikan guru karena pembelajaran
pembelajaran berlangsung sehingga aktifitas siswa sangat rendah. Pembelajaran
menjadi kurang menarik minat siswa, sehingga tidak memicu siswa untuk
bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan.
Ditemukan pula banyak siswa yang diam,mengantuk,berbincang dengan teman
sebangkunya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan pada manusia melalui
proses pembelajaran klasikal yang selama ini dilakukan pada kegiatan pra siklus
diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 54,5 dengan capaian ketuntasan belajar
minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 60 hanya mencapai 34,25% dari 26
siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Demikian pula berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA ditemukan bahwa keingintahuan,
daya kritis, dan motivasi untuk aktif terlibat dalam pembelajaran dari siswa masih
dirasa perlu untuk di tingkatkan.
Melihat dari latar belakang diatas maka guru harus menentukan atau menemukan
metode yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang
diinginkan. Menghadapi kondisi seperti ini, penulis sebagai guru yang telah
mengajar dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran IPA merasa tidak puas
terhadap penapaian hasil belajar siswa. Keberhasilan dan kegagalan dalam sebuah
pembelajaran baik itu secara langsung maupun tidak langsung akan banyak di
tentukan oleh bagaimana seorang guru mengelola pembelajaran di kelas. Senada
dengan hal ini Wina Sanjaya (2008) menegaskan bahwa guru bertanggung jawab
atas tercapainya hasil belajar siswa dan memiliki peran sebagai sumber belajar,
pemimpin (organisator) dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi
yang baik bagi siswa dalam belajar.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi seperti diatas, penulis menyadari
bahwa kinerja yang dilakukan dalam pembelajara IPA masih memiliki kelemahan,
sehingga penulis berupaya merekontruksi kembali sistem pembelajaran IPA yang
selama ini di kembangkan.Rendahnya kualitas dan produktivitas pembelajaran
yang telah dilakukan pada hakekatnya berakar dari cara mengajar guru, yaitu ara
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan situasi pembelajaran. Hal ini
berakibat terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe take and give. Penerapan model pembelajaran ini
dipandang dapat meningkatkan hasil hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Pembelajaran kooperatif tipe take and give memiliki kelebihan sebagai berikut:
Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.
Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.
Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe take and give menurut
Taufik (2011:94) meliputi 6 tahapan pembelajaran, yaitu tahap: 1) penjelasan
materi, 2) pembagian kelompok, 3) pembagian kartu, 4) mempelajari sub materi,
5) diskusi kelompok, dan 6) pengevaluasian. Penjelasan untuk masing – masing
tahap pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1: penjelasan materi
Pada tahap ini guru menjelaskan materi tentang alat pencernaan.
2. Tahap 2 : pembagian kelompok
Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok berdasarkan
sub materi.
3. Tahap 3 : pembagian kartu
Pada tahap ini siswa dibagi kartu yang berisi sub materi yang dipelajari dan
siswa yang di beri informasi.
4. Tahap 4 : mempelajari sub materi
Pada tahap ini siswa di minta mengulas kembali materi sesuai dengan sub
materi masing-masing.
5. Tahap 5 : diskusi kelompok
Pada tahap ini siswa saling menginformasikan materi yang telah dipelajari.
6. Tahap 6 : pengevaluasian
Pada tahap ini siswa mengerjakan soal tentang alat pencernaan pada manusia.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan
judul “
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Alat
Pencernaan pada Manusia Menggunakan Model Pembelajaran
kooperatif Tipe Take and Give
”B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give
pada pembelajaran IPA tentang alat pencernaan pada manusia?
2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada
pembelajaran IPA tentang alat pencernaan pada manusia?
3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe take and give tentang alat pencernaan pada manusia?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif
menggunakan tipe take and give tentang alat pencernaan pada manusia.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe take and give.
3. mengetahui hasil belajar siswa setelah di terapkannya model pembelajaran
kooperatif tipe take and give.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Dengan dilaksanakanya penelitian tindakan kelas ini pendidik memperoleh
wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran agar
pembelajaran menjadi variatif, aktif dan kreatif sehingga dapat memperbaiki
2. Siswa
Memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai
alat pencernaan pada manusia, sehingga tercipta pembelajaran yang
menyenangkan dan hasil belajar dapat lebih baik.
3. Sekolah
Penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dalam rangka mencari
alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan sesuai dengan Tujuan Pendidian Nasional
E. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan dalam pencapaian kompetensi kognitif, peserta didik dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai
yang di dapat dari hasil tes.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengkondisikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok kecil yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa. Pembelajaran yang dilakukan
melalui sekelompok siswa yang saling berinteraksi.
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Take and give
Model pembelajaran kooperatif Take and give yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran dimana siswa mengambil dan memberi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai
penelitian (Action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
kualitas proses dan hasil belajar siswa.PTK merupakan salah satu upaya guru
dalam bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran di kelasnya (Mulyasa,2009:10).
Guru harus terus mengupayakan berbagai strategi baru dalam
pembelajaran dalam upaya perbaikan. Berbagai faktor seperti materi, cara
penyampaian materi,penataan kelas,alat peraga, metode, sumber belajar, sarana
penunjang dan lain-lain, perlu diperhatikan agar terjadi peningkatan dalam proses
pembelajaran. Kreatifitas dan cara berkomunikasi guru dalam penyampaian
pembelajaran juga kreatifitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran
menjadi hal yang perlu di perhatikan pula supaya tujuan dari pembelajaran
tersebut tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Berbagai masalah dalam proses pembelajaran yang saat ini berlangsung
memicu guru untuk melakukan penelitian. Kepedulian guru terhadap kualitas
pembelajaran yang dikelolanya merupakan awal munculnya masalah yang perlu di
selesaikan dan di cari pemecahannya. Melihat hal tersebut perlu dilakukanya suatu
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus
menerus,selama kegiatan penelitian berlangsung. Oleh karena itu dalam PTK
terdapat tahapan-tahapan pelaksanaan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengkajian
berdaur,yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap:1) tahap perencanaan, 2) tahap
tindakan, 3) tahap pengamatan, dan 4) tahap refleksi. Penjelasan untuk masing-
1) Tahap perencanaan
Pada tahap ini guru merancang materi dan metode yang akan di gunakan.
2) Tahap tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu
pada perencanaan.
3) Tahap pengamatan
Pada tahap ini guru mengamati proses pembelajaran yang tengah berlangsung.
4) Tahap refleksi
Pada tahap ini guru memperbaiki dan melengkapi setiap kekurangan dalam
proses pembelajaran dari hasil pengamatan.
B. Model Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dan bertujuan untuk
memperbaiki, memahami pembelajaran serta situasi di mana pembelajaran itu
dilakukan. Selanjutnya mereka menegaskan bahwa penelitian tindakan juga
digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis, dengan keempat aspek, yaitu :
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai
langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih
merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Model Kemmis dan Mc. Taggart merupakan pengembangan dari konsep
dasar yang diperkenalkan kurt lewin, hanya saja komponen tindakan dan
pengamatan dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang
tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama (Kusumah, 2010:27)
Model yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah model Kemmis
dan Mc. Taggart dalam Kasbolah ( 1998 / 1999 ), dengan menggunakan sistem
spiral yang sesuai dengan tahapan penelitian tindakan. Model ini mencakup 4 fase
dalam setiap siklusnya, yaitu setelah melaksanakan observasi awal, dibuat rencana
tindakan, dilakukan pelaksanaan tindakan dengan pengamatan selama proses
refleksi tindakan.Setiap refleksi tindakan pada tiap siklus dijadikan acuan untuk
membuat rencana pada siklus berikutnya. Model penelitian tindakan kelas tersebut
dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Bagan 2.0 alur proses pelaksanaan tindakan
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Sindangsari, yang terletak di
Jalan Perkebunan Teh CiseureuhDesa Batulawang Kecamatan Cipanas Kabupaten
Cianjur.
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sindangsari
Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Pelaksanaan siklus I pada tanggal 16
Oktober 2013dan siklus II pada tanggal 17 Oktober 2013pada semester ganjil
tahun ajaran 2013-2014.Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sindangsari dengan subjek penelitian 26 siswa terdiri dari siswa laki-laki
16 orang dan siswa perempuan 10 orang.
E. Intrumen Penelitian
1. Tes
Intrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe take and give.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama
proses belajar mengajar sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam perencanaan
refleksi pengamatan
RPP. Observasi terhadap aktifitas siswa dan guru dilakukan oleh observer
berdasarkan aspek-aspek keterlaksanaan pembelajaran.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dan bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2
siklus.Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri
dari 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
dalam setiap siklus.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahapan yang paling penting karena
tahapan ini akan mempengaruhi hasil penelitian. Pada tahapan ini yang hendak
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah diawali dengan menentukan
lokasi yang akan dijadikan subjek penelitian kemudian memilih subjek yang
akan diteliti. Setelah tahapan pertama selesai,untuk selanjutnya dilakukan
persiapan untuk proses pembelajaran. Tahapan tersebut di uraikan sebagai
berikut :
a. Menyusun perangkat pembelajaran
Pada tahapan ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP
dan juga LKS. Selain itu, peneliti juga menyiapkan media pembelajaran
berupa gambar alat-alat pencernaan pada manusia,mendesain kelas,dengan
melakukan penataan kelas,menyiapkandisplay yang sesuai dengan materi
yang akan disampaikan. merupakan salah satu langkah yang penting dalam
menyusun perangkat pembelajaran sehingga dapat menunjang aktivitas dan
mendorong siswa untuk lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti mempersiapkan sarana dan fasilitas belajar sebagai pendukung
dalam penelitian ini.
b. Menyusun intrumen pembelajaran
Salah satu hal penting sebelum proses pembelajaran berlangsung adalah
guru, serta segala keperluan yang diperlukan untuk persiapan sebelum
memulai proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang berupa suatu kegiatan
yang sudah terstruktur.merupakan suatu yang menitik beratkan pada konsep
dari awal sampai akhir.
Pelaksanaan meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai siklus.
b. Mengembangkan perangkat pembelajaran.
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.
d. Melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran.
e. Pengumpulan data penelitian.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran.
melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pengamatan terhadap
penelitian tindakan kelas ketika pembelajaran berlangsung.Observasi ini
meliputi kegiatan memantau setiap aktivitas siswa untuk bahan kajian refleksi.
Sehingga dapat diambil suatu keputusan mengenai tindakan yang akan
dilakukan pada pembelajaran berikutnya,yang meliputi perbaikan-perbaikan
dan juga penyempurnaan serta langkah-langkah yang akan di lakukan.
Pengamatan ini penting dilakukan sebagai suatu tolak ukur proses
pembelajaran yang dilakukan.
4. Refleksi
Pada refleksi ini peneliti menganalis permasalahan yang ditemukan. Dari
hasil refleksi selanjutnya guru merencanakan siklus selanjutnya untuk
memperbaiki kekurangan pada pembelajaran siklus sebelumnya.Hasil tindakan
ini, peneliti dapat melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian tujuan
tindakan yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal ini
lakukan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan dan belum di
G. Pengolahan Data Dan Analisis Data
1. Pengolahan Data Hasil Belajar
Hasil belajar dijaring melalui tes tertulis.Tes ini disusun berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa pada materiorgan pencernaan pada manusia. Tes diberikan setiap akhir
siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda sebanyak 10 soal dan
bentuk isian sebanyak 5 soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Data hasil belajar
dioloh dengan ara menghitung jumlah jawaban yang dijawab benar oleh siswa
sehingga diperoleh skor tes hasil belajar.
Data diolah melalui analisis data statistik, selanjutnya dihitung nilai
rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
̅ = ∑
Keterangan :
̅ = Nilai rata-rata
∑ x = Jumlah skor yang di peroleh n = Jumlah siswa
Berdasarkan rumus tersebut akan di peroleh nilai rata-rata siswa sebagai suatu
gambaran tingkat keberhasilan dari setiap siklus. Sedangkan untuk mengetahui
persentasi peningkatan kriteria ketuntasan minimal siswa dapat dihitung melalui
rumus berikut :
% �� � � = �ℎ �ℎ � � � � c��� � ���� � ℎ � %
2. Lembar Aktivitas Belajar Siswa dan Aktivitas Guru
Lembar observasi digunakan sebagai upaya mengamati setiap kegiatan
pembelajaran di saat proses belajar berlangsung.
1) Menentukan tujuan pembuatan lembar observasi,yaitu untuk merekam
data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar dan bagaimana
kualitas aktivitas belajar siswa-siswa tersebut.
2) Mengumpulkan referensi tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang
sedang aktif belajar
3) Menyusun poin-poin kunci tentang karakteristik atau ciri- cirri siswa
yang sedang aktif belajar.
4) Menentukan desain atau layout lembar observasi penelitian yang
diinginkan.
5) Merumuskan elemen-elemen lembar observasi penelitian,dalam hal ini
judul,identitas,tujuan.
6) Menulis draft lembar observasi penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selamaduasiklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe take and give mencakup pembuatan RPP yang diawali pemilihan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Selanjutnya di kembangan menjadi
indikator. Selanjutnya perancangan intrumen pembelajaran berupa lembar
kerjasiswa (LKS). Pada kegiatan inti pembelajaran mengcakup data
tahap-tahap pembelajaran berdasarkan model pembelajaran tipe take and give. Pada
akhir pembelajaran guru dan siswa mengambil kesimpulan dan siswa
mengerjakan tes akhir.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe take and give membuat suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan
dan siswadapat berperan aktif dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi
kelas.
3. Hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan pada manusia melalui proses
pembelajaran klasikal yang selama ini dilakukan pada kegiatan prasiklus
diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 54,5 dengan capaian ketuntasan belajar
minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 60 hanya mencapai 34,25 % dari 26
siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Setelah dilakukannya penelitian
maka diperoleh nilai rata-rata 67,5 pada siklus I sedangkan tingkat ketuntasan
siswa mencapai 61,53% dan pada siklus II nilai rata-rata 74,1 sedangkan
B. Saran
Berdasarkan pengamatan selama melakukan penelitian tindakan kelas di kelas V
SD Negeri Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, maka perlu
adanya beberapa hal yang perlu menjadi rekomendasi dari hasil pembelajaran
diantaranya :
1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran kooperatif tipe take and give
memberikan pengalaman baru dalam belajar IPA dan sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan membuat skenario pembelajaran
yang kreatif. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas
sehingga model pembelajaran yang digunakan menjadi efektif yaitu dengan
cara memberikan intruksi yang jelas kepada siswa terhadap tahap-tahap
pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik juga dapat meminimalisir
kegaduhan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Bagi guru, dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take
and give dalam beberapa materi pembelajaran, agar adanya variasi dalam
mengajar, sehingga pada proses KBM tidak monoton.
3. Bagi sekolah, sebagai sumbangan yang baik dan berguna bagi sekolah itu
sendiri dalam upaya meningkatkan pembelajaran IPA di sekolah.
4. Bagi peneliti berikutnya, model pembelajaran kooperatif tipe take and
give dapat juga diterapkan atau digunakan pada penelitian lainnya yang
berbeda untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, perlu di perhatian
pula syarat penggunaan pembelajaran kooperatif tipe take and give hanya
berlaku pada materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan
padat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada
unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan