• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Alokasi Kanal Dinamik Pada Komunikasi Seluler Dengan Algoritma Neural Network

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Alokasi Kanal Dinamik Pada Komunikasi Seluler Dengan Algoritma Neural Network"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Komunikasi Seluler

Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi

bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua buah terminal dengan salah satu atau

kedua terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem

komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai

Sistem komunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna pada cakupan

area geografis yang cukup luas dalam frekuensi yang terbatas. Sistem ini juga

menawarkan kualitas yang cukup tinggi dan tidak kalah jika dibandingkan dengan

telepon tetap (PSTN). Untuk menambah kapasitas, daerah jangkauannya dibatasi

dengan adanya pembagian area menjadi sel-sel. Dengan adanya sel-sel ini, kanal

radio dapat dipergunakan kembali oleh base station pada jarak yang berjauhan.

Ketika pengguna jasa seluer berpindah dari satu sel ke sel lain, panggilan dijaga

agar tidak terinterupsi dengan menggunakan salah satu teknik switching, yaitu

handoff. Berikut ini adalah gambaran umum sistem komunikasi seluler dapat

(2)

Gambar 2.1 Arsitektur Komunikasi Seluler

Dari gambar, dapat dilihat bahwa sistem komunikasi seluler terdiri dari

komponen berikut :

1. PSTN, tersusun atas local networks, exchange area networks, dan long-haul

network. PSTN menginterkoneksikan antara telepon dengan peralatan

komunikasi lain.

2. Mobile Switching Center (MSC) atau Mobile Telephone Switching Office

(MTSO). Dalam sistem komunikasi seluler, MSC berfungsi untuk

menghubungkan antara telepon seluler dengan PSTN. Dalam sistem seluler

analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi. Suatu

MSC dapat menangani 100.000 pelanggan seluler dan 5.000 panggilan dalam

waktu yang bersamaan.

3. Base Station, sering disebut juga sebagai Base Transceiver Station (BTS) pada

sistem GSM, cell site (site). Pada base station, terdapat beberapa pemancar

(seringkali disebut sebagai transmitter atau TX) dan penerima (receiver atau

RX). TX dan RX akan megangani komunikasi full duplex secara serempak.

Biasanya, TX dan RX dikombinasikan menjadi transceiver (TRX) yang

(3)

juga mempunyai menara untuk membantu proses pemancaran atau

penerimaan sinyal pada antena.

4. Mobile Station (MS). MS merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh

pelanggan jasa komunikasi seluler untuk memperoleh layanan. Beberapa

komponen yang ada pada MS adalah transceiver, antena, rangkaian

pengontrol, dan sebagainya. Selain itu, MS juga dilengkapi dengan kartu

Subscriber Identity Module (SIM) yang berisi nomor identitas pelanggan.

5. Visitor Location Register (VLR), penyimpan data-data temporer yang masuk

dari MSC lain dan sifatnya resident.

6. Home Location Register (HLR), penyimpan data-data tetap dari pelanggan

dalam MSC itu sendiri.

Komunikasi selular juga dibedakan antara sistem komunikasi

konvensional dan sistem komunikasi modern. Sistem konvensional memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1. Daerah jangkauan luas

2. Daya yang digunakan besar

3. Kapasitas sistem masih rendah

4. Modulasi analog berupa frequency modulation (FM) sehingga memerlukan

bandwidth yang besar

5. Belum menggunakan handoff

6. Belum terhubung ke jaringan public service telephone network (PSTN)

(4)

Komunikasi seluler modern memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Alokasi bandwith kecil

2. Efisiensi pemakaian frekuensi tinggi, karena penggunaan frequency refuse.

3. Modulasi digital

4. Daerah pelayanan dibagi atas daerah - daerah kecil yang disebut sel, sering

disebut sebagai sistem seluler.

5. Kapasitas besar

6. Daya yang dipergunakan kecil

7. Memiliki handoff

8. Efisiensi kanal tinggi karena menggunakan mode akses jamak (multiply

access) seperti frequency division multiple access (FDMA), time divisin

multiple access (TDMA), dan code division multiple access (CDMA).

2.2 Konsep Seluler

Konsep seluler hingga saat ini dapat dikatakan sebagai penyelesaian yang

terbaik untuk mengatasi masalah terbatasnya spektrum frekuensi dan kapasitas

pelanggan. Pada konsep ini ditawarkan kapasitas yang sangat tinggi dalam alokasi

spektrum yang terbatas tanpa perubahan teknologi yang amat besar. Konsep

dasarnya adalah mengganti pengirim tunggal berdaya tinggi dengan beberapa

pengirim berdaya lebih rendah yang masing-masing melayani daerah cakupan

yang lebih kecil. Daerah pelayanan yang lebih kecil ini disebut sel. Pada tiap-tiap

sel ini dialokasikan sejumlah kecil kanal dari keseluruhan kanal yang ada,

sehingga keseluruhan kanal yang dimiliki sistem tersebut terbagi-bagi dalam

(5)

Dalam banyak literatur tentang seluler, digambarkan bentuk dari coverage

area sebuah sell adalah berbentuk hexagon, walau dalam kenyataan bentuk

tersebut tidak bisa diterima. Dengan pertimbangan, bentuk hexagon adalah bentuk

yang gampang untuk membuat layout coverage area sebuah sell dan bentuknya

paling mendekati bentuk ideal dari sebuah coverage antena (lingkaran). Pola

penggambaran dari kanal dapat dilihat pada Gambar 2.2[2].

(a) (b) (d)

Gambar 2.2 Pola Sel (a) Sel Ideal, (b) Sel Real, (c) Sel Model

Sebagai pengguna ponsel yang bergerak dari sel ke sel, percakapan

dilakukan dengan teknik hand off antara sel-sel untuk mempertahankan layanan

komunikasi agar berjalan lancar (tidak terputus). Saluran frekuensi yang

digunakan dalam satu sel dapat digunakan kembali di sel lain yang letaknya agak

jauh. Sel dapat ditambahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan pelanggan,

menciptakan sel-sel baru di daerah yang belum terlayani atau overlay sel di daerah

yang telah terlayani.

Satu sel akan dilayani oleh site. Dalam satu site bisa memiliki lebih dari

satu sel. Setiap site biasanya terdiri atas sebuah menara (tower) antena dan shelter.

Ada juga yang hanya menjadi pengulang (repeater) untuk minilink saja.

Penempatan site biasanya dilakukan di atas tanah, namun untuk daerah yang padat

(6)

Dalam selular pola-pola untuk penyusunan kanal frekuensi dalam satu

cluster, yaitu dengan aturan bahwa satu cluster tidak boleh menggunakan kanal

frekuensi yang sama.

2.2.1 Frekuensi Reuse

Frekuensi Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi yang sama

pada daerah yang berbeda tetapi diluar dari jangkauan interferensinya. Sehingga

frekensi yang sama dapat digunakan kembali pada daerah yang berbeda tetapi

dengan syarat daerah yang menggunakan frekuensi yang sama saling berjauhan

sehingga tidak menimbulkan interferensi. Interferensi antar stasiun basis dapat

diminimalkan jika stasiun basis yang berdekatan menggunakan grup kanal yang

berbeda. Dengan memisahkan stasiun-stasiun basis dan grup-grup kanal dengan

cara yang sistematis, kanal-kanal didistribusikan dan digunakan berulang kali[3].

Frekuensi reuse dilakukan untuk meningkatkan efisiensi alokasi

frekuensi dan meningkatkan kapasitas sistem. Adapun latar belakang

frekuensi re-use antara lain :

1. Keterbatasan alokasi frekuensi

2. Keterbatasan area cakupan cell (coverage area).

3. Menaikkan jumlah kanal.

4. Membentuk cluster yang berisi beberapa cell.

5. Co-channel interference

Dalam penggunaan kembali kanal frekuensi diusahakan agar daya

pemancar masing-masing BS tidak terlalu besar, hal ini untuk menghindari

(7)

Intreference. Jarak minimum frekuensi reuse yang diperbolehkan, ditentukan oleh

beberapa faktor, yaitu jumlah sel yang melakukan frekuensi reuse, bentuk

geografi suatu wilayah, tinggi antena dan besarnya daya pemancar masing-masing

base station. Jarak pengulangan frekuensi ditentukan dengan menggunakan

persamaan dibawah ini[4]:

(D/R)2 = 3K (2.1)

Dimana : D = Jarak pengulangan (reuse distance)

R = Jari-jari terjauh sel hexagonal (jarak terjauh dari pusat sel ke

ujung sel)

K = cluster

Untuk melihat lebih jelas konsep dari frekukensi reuse dapat dilihat pada

Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Konsep Frekuensi Reuse

Pelayanan seluler dicakup oleh beberapa kelompok sel yang disebut

cluster. Satu cluster terdiri dari beberapa sel (K sel). K bisa berharga 3, 4,7, 9, 12.

Cara menentukan sel-sel co-channel dengan menggunakan rumus[4]:

K = i2+j2+ij (2.2) Dimana : i = arah pergerakan awal

j = arah awal diputar 60o

Pola frekuensi reuse pada sistem selular diperlihatkan pada Gambar

(8)

menghindari interferensi akibat adanya penggunaan kanal yang berdekatan

(Interference Adjacent Channel) dan Co-Channel Intereference.

i,j = 0,1,2,3, ...

Gambar 2.4 Aturan Pemakaian i dan j pada Alokasi Prekuensi

2.2.2 Handoff

Pengertian handoff adalah suatu peristiwa perpindahan kanal/channel dari

MS (mobile station) tanpa terjadi pemutusan hubungan dan tanpa campur tangan

pemakai. Handoff umumnya terjadi karena pergerakan MS sehingga keluar dari

jangkauan sel awal sehingga masuk ke sel baru.

Pada komunikasi bergerak, setiap user memiliki tingkat mobilitas yang

tinggi. Ada kemungkinan user bergerak dari satu sel menuju sel lain yang

memakai pasangan frekuensi yang berbeda ketika sedang terjadi percakapan.

Untuk menjamin bahwa pembicaraan akan terus tersambung diperlukan fasilitas

handoff yaitu proses otomatis pergantian frekuensi ketika mobile station bergerak

ke dalam daerah atau sel yang mempunyai kanal dengan frekuensi berbeda dengan

sel sebelumnya, sehingga pembicaraan dijamin akan terus tersambung tanpa perlu

melakukan pemanggilan kembali atau inisialisasi ulang.

Ketika MS mulai melakukan panggilan di dalam sel 1 yang berfrekuensi

(9)

yang melakukan pemindahan frekuensi yang dipakai dari F1 ke F2 tanpa campur

tangan pemakai agar panggilan dapat terus tersambung, begitu seterusnya jika

mobile station bergerak ke sel yang berbeda.

2.3 Interferensi

Interferensi adalah gangguan yang terjadi disebabkan adanya sinyal lain

yang frekuensinya sama dan daya sinyal pengganggu tersebut cukup besar.

Ukuran yang digunakan untuk menilai kualitas sinyal terhadap gangguan

interferensi dinyatakan dengan C/I (dB) = Carrier to Noise Ratio. Unjuk kerja

komunikasi seluler sangat dibatasi oleh kehadiran interferensi. Sumber-sumber

yang dapat menyebabkan interferensi adalah:

a. MS lain dalam satu sel

b. Panggilan dalam proses dari sel sebelah

c. BS lain yang beroperasi pada frekuensi yang sama

d. Peralatan lain

Interferensi pada kanal suara dapat menyebabkan cross-talk (cakap silang),

sedang pada control dapat menyebabkan call-blocking. Ada dua macam

interferensi yaitu interferensi antar kanal atau co-channel interference (CCI) dan

interferensi kanal atau adjacent channel interference.

2.3.1 Interferensi Kanal Yang Sama (Co-Channel Interference)

Interferensi ko-kanal atau Co – Channel Iintreference (CCI) disebabkan

oleh sel yang menggunakan frekuensi yang sama, dimana sel ini disebut sebagai

(10)

pembawa di pemancar. Hal dikarenakan, bila daya dinaikkan maka akan

menaikkan daya interferensi yang berasal dari sel co-channel. Untuk

menghilangkan pengaruh interferensi, maka jarak sel co-channel harus dipisahkan

sedemikian sehingga secara fisik tidak terpengaruh oleh propagasi gelombang.

Parameter co-channel reuse, Q didefinisikan sebagai perbandingan D/R,

yang dinyatakan sebagai[5]:

Q =

(2.3)

Dimana : D = adalah jarak antar sel yang menggunakan jarak yang sama

R = fungsi jari – jari sel

Semakin besar Q, maka semakin besar jarak sel co-channel yang akan

mengurangi pengaruh interferensi. Nilai Q yang besar juga akan meningkatkan

kualitas transmisi disebabkan dengan mengecilnya level co-channel interferensi.

Nilai Q yang kecil menyebabkan kapasitas sistem meningkat karena ukuran

cluster menjadi kecil.

2.3.2 Interferensi Kanal Yang Berdekatan (Adjacent Channel Interference)

Interferensi kanal bersebelahan atau Adjacent Channel Interference

disebabkan oleh interferensi sinyal yang berasal dari sel sebelah. Penyebab

adjacent channel interference adalah dikarenakan tidak sempurnanya frekuensi

operasi dari filter pada receiver. Penggunaan filter ini mengakibatkan frekuensi

yang berdekatan dapat lolos dari filter. Interferensi ini akan menjadi masalah yang

serius bila kanal yang bersebelahanan dari pengguna tersebut mentransmisikan

(11)

Fenomena ini disebut sebagai efek near-far dimana daya dari transmitter

yang terdekat mengganggu kerja dari receiver ketika menerima sinyal dari

transmitter yang jauh. Efek dari adjacent channel interference dapat diperkecil

dengan proses filterisasi yang baik dan pembagian kanal (channel assignment)

yang baik. Channel assignment dilakukan dengan memberikan jarak frekuensi

pemisah yang cukup besar antara satu kanal dengan kanal yang lainnya.

Untuk mengatasi hal ini maka digunakan filter yang tajam untuk meredam

sinyal dengan frekuensi seperti yang digunakan pada kanal sebelahnya. Cara lain

yang sering digunakan adalah dengan mengatur penempatan kanal frekuensi pada

masing-masing sel, dengan menempatkan kanal frekuensi yang bersebelahan pada

sel yang berbeda.

2.4 Penugasan Kanal (Channel Assigment Problem)

Channel assignment merupakan pengalokasian kanal frekuensi ke setiap

sel berdasarkan atas beban trafik yang diketahui. Pengalokasian kanal frekuensi

ini bergantung pada kemampuan reuse pada kelompok sel dan trafik yang ada.

Secara umum strategi penempatan kanal adalah untuk peningkatan

kapasitas kanal dari setiap sel dan meminimalkan interferensi sesuai dengan yang

diinginkan. Strategi penempatan kanal yang telah dikembangkan untuk memenuhi

tujuan diatas, dapat dikelompokkan menjadi fixed atau dinamic. Pemilihan strategi

penempatan kanal dapat mempengaruhi kinerja dari sistem, terutama pengaturan

panggilan saat sebuah pengguna berpindah dari satu sel ke sel yang lain.

Channel assignment dapat dibagi menjadi Fixed Channel Allocation

(12)

2.4.1 Fixed Channel Allocation ( FCA )

Merupakan teknik pengalokasisn kanal secara tetap, pada setiap sel

dialokasikan kanal secara tetap. Karena setiap sel dialokasikan secara tetap maka

dalam sistem ini diperlukan management kanal yang tetap. Bila seluruh kanal

terduduki maka sel akan diblok dan kadang digunakan strategi peminjaman kanal

dari sel tetangga [2].

Syarat-syarat fixed channel allocation yaitu:

1. Setiap sel memiliki kelompok kanal yang tetap

2. Bila seluruh kanal terduduki, maka sel akan “block”.

3. Kadang digunakan strategi “peminjaman” kanal dari sel tetangga.

Kelebihan FCA dibandingkan dengan DCA adalah relatif lebih cepat

untuk menangani panggilan yang terjadi dalam sel, lebih murah untuk instalasi

dan investasi awal karena tidak dibutuhkan komputer switching yang super cepat

untuk pengambilan keputusan saat adanya alokasi kanal baru. Kelemahan dari

FCA adalah:

1. Butuh perencanaan alokasi kanal yang sangat matang saat instalasi

2. Butuh pengecekan berkala untuk melihat optimasi pembagian kanal dalam

satu cluster atau dalam satu sistem keseluruhan.

3. Operator harus sering memeriksa perkembangan pelanggan dalam tiap area,

perkembangan pelanggan harus diikuti tersedianya kanal di area tersebut,

sehingga harus memetakan ulang pola kanal frekuensi.

Operator harus mencek keadaan di lapangan apakah ada perkembangan

beban trafik atau ada daerah yang banyak pelanggannya tapi tidak terlayani

(13)

2.4.2 Dynamic Channel Allocation ( DCA )

Dynamic Channel Allocation (DCA) merupakan salah satu strategi untuk

mengatasi penambahan beban trafik dalam sistem seluler. Konsep dasar dari

strategi DCA adalah bila beban trafik tidak merata dalam tiap sel maka pemberian

kanal frekuensi pada tiap sel akan sering tidak terpakai dalam sel yang kurang

padat, dan terjadi bloking pada sel dengan beban trafik padat. Teknik DCA dapat

mengalokasi kanal frekuensi bila hanya beban trafik meningkat dan melepaskan

kanal frekuensi bila beban trafik menurun. Beberapa teknik DCA tersebut adalah

sebagai berikut [2]:

1. First Avaible (FA)

2. Nearest Neighbour (NN)

3. Hybrid Assigment Strategi

4. Borrowing with Channel Ordering Strategi (BCO)

5. Borrowing with Directional Channel Locking

Strategi DCA inilah yang diangkat dalam Tugas Akhir ini, dimana trafik

pada setiap sel berubah-ubah dalam kurun waktu tertentu.

2.4.3 Perumusan Channel Assignment Problem

Channel Assignmnet Problem (CAP) muncul dalam jaringan telepon

seluler yakni rentang frekuensi diskrit dengan spektrum frekuensi radio tersedia

yang disebut sebagai kanal, diperlukan untuk dialokasikan ke daerah lain guna

meminimumkan bentangan frekuensi total, tergantung pada permintaan (demand)

(14)

Batasan electromagnetic compatibility (EMC) ditentukan melalui jarak

minimum dimana dua kanal harus dipisahkan agar rasio S/I diterima kuat dapat

dijamin dalam wilayah yang salurannya telah ditugaskan, dapat ditunjukkan

melalui matrik N x N yang disebut matriks compatibility C.

Ada tiga jenis batasan kanal dalam penugasan kanal, yaitu [3] :

1. Cochannel Constraint (CCC) – cij dengan nilai = 0 atau 1

Dimana frekuensi yang sama tidak dapat dialokasikan pada satu kanal

dengan pasangan frekuensi lain secara bersamaan.

2. Adjacent Channel Constraint (ACC) - cij dengan nilai ≥ 2

Dimana frekuensi yang berdekatan tidak dapat dialokasikan untuk sel

radio yang berdekatan secara bersamaan.

3. Cosite Constraint (CSC) - cii dengan nilai = α

Dimana setiap pasangan frekuensi yang ditetapkan dalam sel yang sama

harus memiliki jarak frekuensi minimum α. Nilai α merupakan nilai positif

mulai dari 0 ditugaskan ke sel i. Nilainya tergantung pada standar

komunikasi yang digunakan. Pada umumnya nilai α dimulai dengan 5

untuk menyatakan jarak antar kanal dalam satu sel.

Dari ketiga hal tersebut dapat dihitung jumlah kanal minimun yang dapat

disediakan untuk penugasan kanal, dengan rumus [3]:

Kanal minimum yang dibutuhkan = (cii (di - 1) + 1) (2.4)

Dimana : cii = nilai maksimum CSC pada matrik C

(15)

Ilustrasi pada Gambar 2.5 menunjukan strategi Channel Assignment

Problem (CAP).

Matrik Bentuk Layout Sel

Gambar 2.5 Matrik dan Bentuk Layout Sel

Dari ilustrasi di atas dapat diperoleh jumlah kanal/frekuensi minimum

yang dibutuhkan dengan melihat matrik demand dimana cii = 5, di = 3. Maka

dapat dihitung jumlah kanal minimum, 5 (3-1) + 1 = 11 kanal. Gambar 2.6

menunjukkan cara penentuan letak kanal pada tiap-tiap sel.

Gambar 2.6 Strategi Fequency Exhaustive Assignment

Untuk menugaskan kanal pada Gambar 2.6 langkah pertama adalah

terlebih dahulu perlu dilihat pola layout sel bersamaan dengan memperhatikan

kendala Electromagnetic Compabily (EMC) yaitu CCC, ACC, dan CSC.

(16)

demand D terbesar adalah 3 yaitu pada sel ke 4 dengan jarak antara cosite (CCC)

adalah 5 yaitu menempati kanal (f1, f6, dan f11). Kemudian tempatkan demand D

berikutnya yaitu 1 pada sel ke 3 yang menempati kanal (f4). Selanjutnya pada

demand yang sama yaitu 1 untuk sel 2 dan demand 1 untuk sel 1 yang menempati

kanal (f3) untuk sel 2 dan kanal (f6) untuk sel 1[2].

2.5 Algoritma Neural Network

Jaringan saraf tiruan atau neural network muncul setelah pengenalan

neuron disederhanakan oleh McCulloch dan Pitts pada 1943. Sebuah sel neuron

(sel saraf) tertentu mengumpulkan sinyal berupa rangsangan dari neuron lain

melalui dendrit. Sinyal yang datang dan diterima oleh dendrit akan dijumlahkan

(summation) dan dikirim melalui axon ke dendrit akhir yang bersentuhan dengan

dendrit dari neuron yang lain. Sinyal ini akan diterima oleh neuron lain jika

memenuhi nilai threshold tertentu[7]. Komponen dari neuron dapat dilihat pada

Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Komponen Neuron

Jaringan saraf tiruan, seperti manusia, belajar dari suatu contoh karena

mempunyai karakteristik yang adaptif, yaitu dapat belajar dari data-data

sebelumnya dan mengenal pola data yang selalu berubah. Selain itu, jaringan saraf

(17)

kesimpulan yang ditarik oleh jaringan didasarkan pada pengalamannya selama

mengikuti proses pembelajaran/pelatihan.

Jaringan saraf tiruan ditentukan oleh tiga hal :

1. Pola hubungan antar neuron (disebut arsitektur jaringan).

2. Metode untuk menentukan bobot penghubung (disebut metode

training/learning).

3. Fungsi aktivasi, yaitu fungsi yang digunakan untuk menentukan keluaran

suatu neuron.

2.5.1. Model Neuron

Satu sel saraf terdiri dari tiga bagian, yaitu: fungsi penjumlah (summing

function), fungsi aktivasi (activation function), dan keluaran (output). Model

neuron dapat dilihat Gambar 2.8[8].

Gambar 2.8 Model Neuron

Jika dilihat, neuron buatan diatas mirip dengan sel neuron biologis.

Informasi (input) akan dikirim ke neuron dengan bobot tertentu. Input ini akan

diproses oleh suatu fungsi yang akan menjumlahkan nilai-nilai bobot yang ada.

Hasil penjumlahan kemudian akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang

(18)

melewati suatu nilai ambang tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, jika

tidak, maka neuron tidak akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut diaktifkan,

maka neuron tersebut akan mengirimkan output melalui bobot-bobot keluarannya

ke semua neuron yang berhubungan dengannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa neuron terdiri dari 3 elemen

pembentuk, yaitu:

1. Himpunan unit-unit yang dihubungkan dengan jalur koneksi. Jalur-jalur

tersebut memiliki bobot yang berbeda-beda. Bobot yang bernilai positif akan

memperkuat sinyal dan yang bernilai negatif akan memperlemah sinyal yang

dibawa. Jumlah, struktur, dan pola hubungan antar unit-unit tersebut akan

menentukan arsitektur jaringan.

2. Suatu unit penjumlah yang akan menjumlahkan input-input sinyal yang sudah

dikalikan dengan bobotnya.

3. Fungsi aktivasi yang akan menentukan apakah sinyal dari input neuron akan

diteruskan ke neuron lain atau tidak.

2.5.2. Konsep Dasar Jaringan Saraf Tiruan

Setiap pola-pola informasi input dan output yang diberikan kedalam

jaringan saraf tiruan diproses dalam neuron. Neuron-neuron tersebut terkumpul di

dalam lapisan lapisan yang disebut neuron layers. Lapisan-lapisan penyusun

jaringan saraf tiruan tersebut dapat dibagi menjadi 3, yaitu[8]:

1. Lapisan input

Unit-unit di dalam lapisan input disebut unit-unit input. Unit-unit input

tersebut menerima pola masukannya data dari luar yang menggambarkan

(19)

2. Lapisan tersembunyi

Unit-unit di dalam lapisan tersembunyi disebut unit-unit tersembunyi. Dimana

keluarannya tidak dapat secara langsung diamati.

3. Lapisan output

Unit-unit di dalam lapisan output disebut unit-unit output. Output dari lapisan

ini merupakan solusi jaringan saraf tiruan terhadap suatu permasalahan.

2.5.3. Arsitektur Jaringan Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan saraf tiruan memiliki beberapa arsitektur jaringan yang sering

digunakan dalam berbagai aplikasi. Arsitektur jaringan saraf tiruan tersebut,

antara lain[8]:

a. Jaringan layar tunggal (single layer network)

Jaringan dengan lapisan tunggal terdiri dari 1 layer input dan 1 layer output.

Setiap neuron/unit yang terdapat di dalam lapisan/layer input selalu terhubung

dengan setiap neuron yang terdapat pada layer output. Jaringan ini hanya

menerima input kemudian secara langsung akan mengolahnya menjadi output

tanpa harus melalui lapisan tersembunyi. Contoh algoritma jaringan saraf

tiruan yang menggunakan metode ini yaitu: ADALINE, Hopfield, Perceptron.

(20)

Gambar 2.9 Arsitektur lapisan tunggal

b. Jaringan layar jamak (multi layer network)

Jaringan dengan lapisan jamak memiliki ciri khas tertentu yaitu memiliki 3

jenis layer yakni layer input, layer output, dan juga layer tersembunyi.

Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang

lebih kompleks dibandingkan jaringan dengan lapisan tunggal. Namun, proses

pelatihan sering membutuhkan waktu yang cenderung lama. Contoh algoritma

jaringan saraf tiruan yang menggunakan metode ini yaitu: MADALINE,

backpropagation, Neocognitron. Arsitekstur dari jaringan layar jamak dapat

dilihat pada Gambar 2.10.

(21)

c. Jaringan dengan lapisan kompetitif (competitive layer network)

Pada jaringan ini sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak

menjadi aktif. Contoh algoritma yang menggunakan metode ini adalah LVQ.

Arsitekstur dari jaringan lapisan kompetitif dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Arsitektur lapisan kompetitif

2.5.4. Kelebihan dan Kelemahan Neural Network

Neural network mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk

mendapatkan informasi dari data yang rumit atau tidak tepat. Berikut adalah

kelebihan – kelebihan yang diberikan dari neural network[7]:

1. Belajar Adaptive : Kemampuan untuk mempelajari bagaimana melakukan

pekerjaan berdasarkan data yang diberikan untuk pelatihan atau pengalaman

awal.

2. Self-Organisation : Sebuah neural network dapat membuat organisasi sendiri

atau representasi dari informasi yang diterimanya selama waktu belajar.

3. Real Time Operation : Perhitungan neural netrwork dapat dilakukan secara

paralel sehingga perangkat keras dirancang dan diproduksi secara khusus

(22)

Selain mempunyai kelebihan – kelebihan tersebut, neural network juga

mempunyai kelemamhan – kelemahan sebagai berikut[7]:

1. Tidak efektif jika digunakan untuk melakukan operasi – operasi numerik

dengan presisi tinggi.

2. Tidak efisien jika digunakan untuk melakukan operasi algoritma aritmatik,

operasi logika dan simbolis.

3. Untuk beroperasi neural network butuh pelatihan sehingga bila jumlah datanya

besar, waktu yang digunakan untuk proses pelatihan sangat lama.

2.5.5 Algoritma Neural Network pada Channel Assignment

Setiap elemen pengolahan (neuron) sepenuhnya saling berhubungan dalam

jaringan neural network. Neuron i digambarkan oleh state, yang dilambangkan

dengan Vi. Setiap neuron memiliki dua kemungkinan. Nilai dari setiap state

ditentukan oleh total masukan dari neuron lain diikuti oleh operasi thresholding.

Input dari neuron i berasal dari dua sumber : output dari neuron lain dengan skala

oleh bobot koneksi dan eksternal yang sesuai masukan . Total input ke neuron # i

dinotasikan dengan Ui [6].

�� =∑ ��� ��+�� (2.5)

Dimana Wij adalah berat koneksi dari neuron j ke neuron i dan Ii adalah

input eksternal . Update setiap neuron state sendiri sesuai dengan aturan

thresholding dengan ambang THD seperti ditunjukkan oleh [6].

�� =� 1, ������< ���

0, ������� (2.6)

Aturan thresholding dapat diterapkan asynchronously (secara seri) atau

(23)

secara berurutan untuk setiap neuron, dan keadaan setiap neuron diperbarui secara

individual. Dalam modus sinkron, operasi thresholding secara bersamaan

diterapkan pada setiap neuron, dan state dari semua neuron diperbarui pada saat

yang sama. Operasi memperbarui dihentikan ketika state tidak berubah atau

energi telah mencapai nilai minimum. Menurut Kim et al . ( 1997) , Energi fungsi

E didefinisikan sebagai [6].

� =−1

2∑ ∑ ���� � ���� − ∑ ��� �� (2.7)

Fungsi energi ini diminimalkan dengan prosedur update jaringan neural

network. Penerapan berturut prosedur update akan memaksa jaringan untuk

berkumpul sedemikian rupa sehingga energi jaringan menjadi lebih kecil selama

prosedur update. Ketika jaringan mencapai keadaan stabil maka energi dalam

keadaan minimum. Wij dan Ii harus ditetapkan dengan tepat untuk aplikasi

sehingga E merupakan fungsi yang diminimalkan untuk memecahkan masalah

optimasi kombinatorial. Untuk penugasan kanal jaringan neural network

diimplementasikan, dimana energi di update sampai sama dengan nol atau nomor

iterasi maksimum yang telah ditetapkan telah tercapai.

Untuk itu pada pengalokasian kanal, nilai energi diartikan dengan

panggilan yang ditolak. Permintaan panggilan atau call demand yang masuk harus

sesuai dengan jumlah panggilan yang sudah teralokasi pada kanal. Panggilan yang

sudah teralokasi ini harus memenuhi kendala matriks C atau panggilan tidak

ditolak atau tidak terjadi blocking. Apabila jumlah permintaan panggilan atau call

demand tidak sama dengan jumlah panggilan yang sudah teralokasi maka terdapat

(24)

nilai bobot pada sel yang terblocking harus diubah untuk dapat mencapai nilai

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur Komunikasi Seluler
Gambar 2.2 Pola Sel (a) Sel Ideal, (b) Sel Real, (c) Sel Model
Gambar 2.3.
Gambar 2.4 Aturan Pemakaian i dan j pada Alokasi Prekuensi
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tugas Akhir dengan judul ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH dibuat untuk memenuhi syarat kesarjanaan di Jurusan Teknik

Dari hasil pemodelan yang dilakukan dengan nilai kriteria aspirasi yang berbeda maka didapatkan tingkat utilisasi kanal dan panggilan blocking.. Dengan nilai kriteria aspriasi

pengalokasian kanal pada sistem komunikasi seluler dengan algoritma tabu.. search pada pengalokasian

Blok diagram optimasi alokasi kanal Pada blok diagram dapat dilihat, sebelum melakukan optimasi menggunakan algoritma tabu search harus terlebih dahulu melihat layout

Salah satu tugas yang paling penting pada perancangan jaringan selular adalah untuk menentukan alokasi kanal yang efisien dan bebas dari interferensi kanal antara

Dari hasil pemodelan yang dilakukan diperoleh besarnya jumlah kanal yang dapat dialoaksikan sebesar 124 kanal dengan nilai call demand tertinggi 26 panggilan yang terletak pada

Konsep dasar dari strategi DCA adalah bila beban trafik tidak merata dalam tiap sel maka pemberian kanal frekuensi pada tiap sel akan sering tidak terpakai dalam sel yang