BAB II
KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1 Birokrasi
Kelompok tani merupakan sebuah organisasi birokrasi modern yang
merupakan bentukan pemerintah dan atas kemauan masyarakat. Ada beberapa hal
yang harus diketahui mengenai organisasi birokrasi, dalam kajian Robert K. Merton
(Sosiologi Kontemporer 2010:32) beberapa hal dalam organisasi birokrasi modern:
1. Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan
formal.
2. Ia meliputi suatu pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.
3. Kegiatan-kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan
organisasi.
4. Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan kedalam keseluruhan struktur
birokratisi.
5. Status-status dalam birokrasi tersusun kedalam susunan yang bersifat
hirerakis.
6. Berbagai kewajiban dan hak-hak di dalam birokrasi dibatasi oleh
aturan-aturan yang terbatas serta terperinci.
7. Otoritas pada jabatan bukan pada orang.
Kelompok wanita tani merupakan bagian dari organisasi birokrasi sebagaimana
yang disebut oleh Merton. Kelompok wanita tani memiliki strukutur sosial yang
dibentuk oleh pemerintah sendiri, memiliki anggota, memiliki anggota, memiliki
anggaran dasar sebagai pondasi dan juga memiliki tujuan dengan berbagai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mewujudkan tujuan utama. Terdapat tiga tujuan
dibentuknya kelompok wanita tani yakni meningkatkan jumlah kelompok,
meningkatkan kemampuan kelompok dalam menjalankan fungsinya dan mendorong
kelompok meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani.
Kelompok wanita tani ini dibentuk pemerintah guna mempermudah pemerintah
mengalokasikan bantuan dan juga lebih mudah untuk melihat perkembangan petani
itu sendiri.
Dalam tulisan Anna Strempel (2011), mengatakan bahwa fokus kelompok
wanita tani adalah pada usaha membentuk dan mendukung kelompok tani
perempuan, atau KWT. Dimana masing-masing KWT terdiri dari 10-25 orang
perempuan yang bekerja bersama-sama untuk menanam aneka sayuran di kebun
bersama dan pekarangan. Pemerintah menyediakan bantuan untuk memulai kelompok
wanita tani baru berupa sarana teknis mengenai tanaman dan budidaya, saran
operasional mengenai struktur dan fungsi kelompok, kesempatan untuk
meningkatkan kapasitas, menghubungkan kelompok dengan petugas penyuluhan
setempat, dan penyediaan bantuan dana terbatas untuk membeli benih dan peralatan.
Kelompok-kelompok tersebut kemudian mengelola kelompoknya sendiri dengan
Dalam pernyataan Merton yang lain juga menyatakan bahwa kepribadian
merupakan produk organisasi struktural. Dimana struktur birokratis memberi tekanan
terhadap individu sehingga mereka menjadi “disiplin, bijaksana dan metodis”.
Meskipun kadang tekanan itu menjurus pada kepatuhan dan cenderung membabi buta
sehingga lupa dengan pertimbangan tujuan dan fungsi-fungsi untuk apa aturan itu
pada awalnya dibuat. Merton menyebutkan bahwa adanya disfungsi dalam organisasi
jika adanya tekanan yang menjurus pada kepatuhan yang membabi buta.
Organisasi akan menanamkan nilai-nilai yang dianut untuk mewujudkan
tujuan yang hendak dicapai. Setiap organisasi birokrasi memiliki nilai-nilai dan cara
mensosialisasikan terhadap penganutnya dengan cara berbeda. Penanaman nilai-nilai
dan dilakukan oleh penganutnya merupakan kepribadian yang dari organisasi
tersebut. Dimana anggota-anggotanya terkadang atau akan membawa kepribadian
organisasi yang ada pada dirinya baik dalam keluarga maupun ketika dia bergaul. Jika
ia melakukannya terlalu berlebihan hal inilah yang sebagaimana disebutkan K.
Merton di atas. Disfungsi juga terjadi pada organisasi birokrasi apabila fungsi-fungsi
yang seharusnya dijalankannya menyimpang.
Organisasi kelompok wanita tani yang tergabung dengan Gapoktan memiliki
nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Berbagai cara yang dilakukan guna
mencapai tujuan tersebut, seperti yang ada pada struktur pengembangan
Bagan 2.1 Paradigma Pengembangan Kelembagaan Petani
Sumber : Peraturan Menteri Pertanian No.82
2.1.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar
Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti pada peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Menurut Slameto (2003:27), belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu peubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, belajar juga memeiliki berbagai
manfaat :
1. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada individu
atau kelompok .
2. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan motivasi pada individu
atau kelompok dan adapat menjadikannya sukses.
3. Melalui proses belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan.
4. Melalui proses belajar, individu atau kelompok dapat dibutuhkan oleh
lingkungan sekitar.
5. Melalui proses belajar, dapat menambah keterampilan dalam diri
individu atau kelompok.
Dalam proses belajar banyak yang harus dilalui dan terdapat berbagai ujian
wadah para petani perempuan untuk belajar karena salah satu fungsi kelompok wanita
tani adalah sebagai kelas belajar. Proses belajar pada kelompok wanita tani
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013 meliputi beberapa hal di
bawah ini :
a. Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar
b. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar
c. Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota kelompok wanita tani
d. Melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan
tertib
e. Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani,
instansi pembina maupun pihak-pihak lain
f. Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai
g. Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangkan dan
berkonsultasi kepada kelembagaan penyuluhan pertanian, sumber-sumber
informasi lainnya.
h. Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah
yang dihadapi anggota kelompok wanita tani
i. Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah
maupun untuk melakukan berbagai kegiatan kelompok wanita tani.
j. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di
Salah satu metode penyuluhan pembangunan pertanian yang sampai saat ini
lebih sering digunakan adalah metode pertemuan kelompok secara langsung dengan
media lisan, cetak, maupun terproyeksi. Metode ini biasanya dilakukan dalam dua
bentuk pertemuan kelompok, yaitu ceramah dan diskusi kelompok. Bentuk pertama
lebih bersifat top-down karena informasi lebih banyak bersumber dari penyuluh,
sedangkan bentuk yang kedua lebih bersifat buttom-up karena penyuluh hanya
berstatus sebagai fasilitator berlangsungnya diskusi kelompok sehingga informasi
lebih banyak bersumber dari peserta. Keefektifan kedua bentuk pertemuan dalam
penyuluhan pembangunan per-tanian tersebut tidak dapat dibandingkan satu dan
lainnya karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi
penyuluhan pembangunan per-tanian akan efektif jika dilakukan dengan metode dan
bentuk yang sesuai dengan karakteristik kelompok sasarannya.
Beberapa langkah di atas yang merupakan fungsi kelompok wanita tani
sebagai kelas belajar saling berkesinambungan. Dimana kelompok wanita tani
menggali dan merumuskan apa yang hendak dipelajari, membuat pertemuan berkala,
mendatangkan konsultan di bidang pertanian dan aktif saling belajar mengajar.
Fungsi sebagai kelas belajar bagi masyarakat perempuan di pertanian tersebut,
merupakan salah satu pola kegiatan dalam memenuhi tujuan kelompok tani itu sendiri
sebagaimana disebutkan Merton. Pada proses pembelajaran telah ditetapkan beberapa
persiapan dan tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Dari proses pembelajaran di
atas, dapat di tangkap maksud dari tujuan dari fungsi kelompok wanita tani sebagai
diperlihatkan dengan adanya penyuluhan dengan mendatangkan konsultan dari
bidang pertanian. Menjadikan anggota kelompok wanita tani menjadi petani yang
sukses, disiplin, dan juga aktif. Beberapa tujuan-tujuan itu dijalankan oleh kelompok
wanita tani melalui fungsinya sebagai kelas belajar.
Melalui belajar dan menambah pengetahuan juga wawasan, individu maupun
kelompok dapat mengubah kebiasaannya. Menurut Yudi L. A (2012), pada hasil
penelitian di Desa Gerem Kota Cilegon Provinsi Banten, menunjukkan bahwa
keputusan petani dalam pemanfaatan lahan pertaniannya dipengaruhi oleh
pemahaman mereka mengenai Sistem Usaha Tani (SUT) Konservasi, hal ini
menunjukkan bahwa besar pengaruh pengetahuan terhadap pengambilan sikap para
petani.
2.1.2 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasama
Berkelompok berarti terdiri lebih dari satu individu, dua, tiga dan selebihnya.
Dalam organisasi yang merupakan kumpulan individu-individu dengan tujuan yang
sama, akan memiliki struktur, aturan- aturan dan hubungan kerja yang pasti, yang
semuanya harus diikuti sepenuhnya oleh seluruh anggota. Organisasi lebih diartikan
sebagai tempat di mana kerjasama berlangsung. Beberapa point yang menunjukkan
kemampuan yang diharapkan melalui fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana
kerjasama adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu
2. Menciptakan keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan
diantara anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
3. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesame anggota
kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama.
4. Mengembangkan kedisiplianan dan rasa tanggung jawab diantara sesame
anggota kelompok.
5. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan
yang bermanfaat bagi anggota kelompok.
6. Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan prasarana jasa pertanian.
7. Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan.
8. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan berssama dalam
kelompok maupun pihak lain.
9. Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana
produksi, pengolahan, pemasaran hasil, atau pemodalan.
10.Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha
anggota kelompok
Fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama bukan hanya membuat
lingkaran kerjasama dalam kelompok itu sendiri meliankan keluar bahkan kerjasama
dengan lingkungan melalui pelestarian lingkungan. Bekerjasama dengan pihak-pihak
lain yang terkait dengan kelompok wanita tani juga dilakukan guna mengembangkan
jaringan juga kemudahan. Kerjasama sangat penting dalam pencapaian rencana kerja
Menurut, Ir. Yan Elfi (2002), kerjasama kelompok dalam kelompok dipengaruhi
dengan kesadaran dan pengertian anggota kelompok akan manfaat kerjasama
melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha tani yang telah direncanakan terlebih dahulu,
atau jika kelompok tidak memilki tingkat kerjasama yang baik maka bahwa
pembinaan yang dilakukan oleh petugas penyuluhan terhadap kelompok belum
terlaksana seperti apa yang diharapkan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya
kerjasama yang pertama sekali dianjurkan oleh para penyuluh yang datang yang
kemudian atas dasar kesadaran akan dilanjutkan oleh anggota kelompok.
Kerjasama juga sangat berpengaruh dalam kinerja. Muhammad Khadafi (2010)
menyatakan bahwa kerjasama tim dan orientasi mempunyai peranan penting terhadap
kinerja paada lembaga keuangan mikro (LKM). Hal ini berarti menentut kerjasama
merupakan suatu keharusan dikarenakan anggota kelompok merupakan actor-aktor
pelaksana dalam kelompok wanita tani. Sebelum ada kerjasama tentunya harus
terdapat kenyamanan yang akan berdampak pada mood anggota kelompok pada
kelompoknya sendiri.
2.1.3. Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi
Fungsi kelompok wanita tani yang terakhir adalah sebagai unit produksi, yang
berarti mengelola sumberdaya menjadi barang atau jasa yang dapat didistribusikan
dan mengasilkan keuntungan. Beberapa kegiatan unit produksi meliputi perencanaan,
berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan
berwirausaha bagi anggota kelompok.
Sebagai unit produksi kelompok diarahkan untuk memilki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang
menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang
tekhnologi, sosial, pemodalan, saran produksi dan sumber daya alam lainnya.
2. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana
kebutuhan kelompok atas dasar pertimbangan efisiensi.
3. Memfasilitasi penerapan teknologi usaha tani oleh para anggota kelompok
sesuai dengan rencana kegiatan.
4. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam
pelaksanakan usaha tani
5. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam
kelompok, maupun kesepakatan dengan pihak lain.
6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok, sebagai
bahan rencana kegiatan yang akan datang.
7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam
dan lingkungan.
2.2 Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan
Keberdayaan dalam masyarakat adalah kemampuan individu yang
bersenyawa dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan (Hakim, 2010:66). Masyarakat yang mampu dikatakan berdaya jika
mereka memiliki kekuatan fisik dan mental yang kuat dan terdidik. Demikian halnya
yang menjadi sumber keberdayaan bagi masyarakat yang lainnya adalah nilai
kekeluargaan dan gotong royong juga menjadi poin didalam membentuk keberdayaan
masyarakat.
Dari proses berpikir diatas, upaya memberdayakan masyarakat dapat
ditempuh melalui tiga cara ( M.Reza, 2013 :15), yaitu :
a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang, adanya dorongan, ada kesadaran. Potensi-potensi yang harus
dikembangkan dengan cara memberi dorongan untuk membangun daya yang
dimiliki masyarakat dan daerah tersebut. Kesadaran akan pentingnya potensi
daerah untuk dikembangkan juga menjadi hal yang wajib dilaksanakan untuk
memberdayakan masyarakat.
b) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Penguatan
yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu pola yang mampu
memperkuat atau membangun daya yang dimiliki masyarakat.
c) Memberdayakan juga mengandung arti melindungi.
berdiri sendiri untuk menciptakan kemandiriannya sendiri. Keberdayaan yang
baru disusun oleh masyarakat itu sendiri harus dilindungi dari adanya pihak
kuat atau faktor eksternal untuk memasuki masyarakat tersebut, sehingga
lambat laun akan menggeser usaha-usaha yang telah disusun oleh masyarakat.
Sosial ekonomi merupakan dua konsep yang sering dibahas secara terpisah.
Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat.
Sedangkan departemen sosial menunjuk pada kegiatan yang ditujukan untuk
mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang
ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat
(KBBI, 1996 :958). Sedangkan pengertian sederhana dari ekonomi adalah yang
berasal dari kata yunani, “oikos” yang berarti keluarga dan “nomos” yaitu peraturan,
aturan dan hukum. Maka dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga atau
manajemen rumah tangga. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sosial ekonomi
adalah seluruh yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain
sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Melly G. Tan
mengatakan kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat berdasarkan pekerjaan,
penghasilan dan pendidikan (Koentjaraningrat, 1981 : 35).
Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat,
sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas
produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi
terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan
ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di
masyarakat kita.
2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian dari Anna Strempel (2011) kelompok Wanita Tani, Penilaian Kebutuhan
Proyek Untuk Perempuan Aceh di Bidang Pertanian. Penelitian ini mengangkat
kelompok wanita tani sebagai bahan penelitian. Terdapat dampak sosial yang
diakibatkan oleh kehadiran kelompok wanita tani. Dampak sosial tersebut
mengangkat kualitas hidup yang mulai membaik, ini merupakan dampak positif yang
sangat diharapkan oleh kelompok wanita tani dalam kehidupan sosial anggotanya.
Manfaat lanjutannya adalah anggota KWT mengahargai kesempatan untuk berbagi
waktu dengan perempuan lain secara rutin.
Kelompok wanita Tani juga dalam penelitian ini, memberdayakan perempuan
secara ekonomi dan sosial. Dimana mereka tidak bergantung pada hasil tani laki-laki
(kemandirian ekonomi) juga mulai membaur dengan laki-laki dalam berbagai
kegiatan. Kelompok Wanita Tani juga memberikan kesempatan pada perempuan
dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kepemilikan dan pengawasan
perempuan terhadap proyek. Pemberdayaan ekonomi dilakuakan melalui tahap-tahap